Selasa, 28 Oktober 2008

Kegiatan Baru Shasa



Hari ini Shasa punya kegiatan baru. Setelah dalam minggu kemarin dia bekerja keras untuk mempersiapkan diri menghadapi UTS dan lomba komputer serta speech contest, maka malam ini dia menyibukkan diri dengan kegiatan yang menyenangkan.


Setelah selesai mengerjakan PR sekolah dan belajar, Shasa mulai membuat gelang dari manik-manik yang dibelikan ayahnya. Rencananya Shasa akan mencoba untuk menawarkan gelang-gelang itu pada teman-teman sekolahnya. Tentu saja Shasa tidak akan menawarkan dengan harga tinggi karena niatnya hanya untuk belajar mencari uang sendiri. Gelang-gelang itu akan ditawarkan dengan harga mulai dari Rp. 1.500 s/d Rp. 2.500.

Tekun sekali dia membuat gelang-gelang itu, sampai-sampai jam tidur malamnya jadi molor. Malam ini ada kurang lebih 15 buah gelang yang akan dibawa ke sekolah besok. Semoga saja Shasa akan mendapat banyak manfaat dari kegiatannnya ini. Yang jelas dia sudah mulai memahami bahwa untuk mendapatkan uang tidak mudah, butuh usaha dan perjuangan. Tinggal besok Shasa akan mendapatkan wawasan baru bagaimana cara menarik minat teman-temannya untuk mau membeli gelang-gelangnya itu.

Sebetulnya saat Shasa kelas 2 tahun lalu, dia sudah pernah mencoba "bisnis" pertamanya lho. Saat itu Shasa menjual pembatas buku yang terbuat dari kertas kecil-kecil yang diberi gambar dan tulisan-tulisan motivasi plus hiasan pita kecil di atasnya. Untuk pembatas buku Shasa hanya menjualnya Rp. 500/lembar. Tapi untuk kegiatan itu, yang lebih banyak mengerjakan aku karena Shasa belum bisa mengerjakannya sendiri. Yang bisa dia lakukan untuk membantuku hanyalah memasang pita-pita kecil di ujung pembatas buku itu. Saat itu aku sempat kerepotan melayani pesanan teman-teman Shasa.

Kupikir setelah itu Shasa tidak punya ide lain untuk berbisnis, ternyata di kelas 3 ini Shasa punya bisnis baru hehehe... Semoga saja apa yang dilakukannya saat ini bisa menjadikan Shasa seorang entrepreneur sejati kelak. Amien...

Kegiatan Baru Shasa



Hari ini Shasa punya kegiatan baru. Setelah dalam minggu kemarin dia bekerja keras untuk mempersiapkan diri menghadapi UTS dan lomba komputer serta speech contest, maka malam ini dia menyibukkan diri dengan kegiatan yang menyenangkan.


Setelah selesai mengerjakan PR sekolah dan belajar, Shasa mulai membuat gelang dari manik-manik yang dibelikan ayahnya. Rencananya Shasa akan mencoba untuk menawarkan gelang-gelang itu pada teman-teman sekolahnya. Tentu saja Shasa tidak akan menawarkan dengan harga tinggi karena niatnya hanya untuk belajar mencari uang sendiri. Gelang-gelang itu akan ditawarkan dengan harga mulai dari Rp. 1.500 s/d Rp. 2.500.

Tekun sekali dia membuat gelang-gelang itu, sampai-sampai jam tidur malamnya jadi molor. Malam ini ada kurang lebih 15 buah gelang yang akan dibawa ke sekolah besok. Semoga saja Shasa akan mendapat banyak manfaat dari kegiatannnya ini. Yang jelas dia sudah mulai memahami bahwa untuk mendapatkan uang tidak mudah, butuh usaha dan perjuangan. Tinggal besok Shasa akan mendapatkan wawasan baru bagaimana cara menarik minat teman-temannya untuk mau membeli gelang-gelangnya itu.

Sebetulnya saat Shasa kelas 2 tahun lalu, dia sudah pernah mencoba "bisnis" pertamanya lho. Saat itu Shasa menjual pembatas buku yang terbuat dari kertas kecil-kecil yang diberi gambar dan tulisan-tulisan motivasi plus hiasan pita kecil di atasnya. Untuk pembatas buku Shasa hanya menjualnya Rp. 500/lembar. Tapi untuk kegiatan itu, yang lebih banyak mengerjakan aku karena Shasa belum bisa mengerjakannya sendiri. Yang bisa dia lakukan untuk membantuku hanyalah memasang pita-pita kecil di ujung pembatas buku itu. Saat itu aku sempat kerepotan melayani pesanan teman-teman Shasa.

Kupikir setelah itu Shasa tidak punya ide lain untuk berbisnis, ternyata di kelas 3 ini Shasa punya bisnis baru hehehe... Semoga saja apa yang dilakukannya saat ini bisa menjadikan Shasa seorang entrepreneur sejati kelak. Amien...

Pengalaman Baru untuk Shasa

Hari Minggu, 26 Oktober, aku dan suami sibuk menemani Shasa, buah hatiku yang kini berusia 9 tahun, yang mengikuti 3 lomba sekaligus, yaitu : (1) Coloring Competition, (2) Speech Competition serta (3) Lomba Komputer. Untuk Speech Competition maupun Lomba Komputer memang Shasa sudah melakukan persiapan walaupun tidak maksimal. Maklum dalam minggu ini di sekolah ada Ujian Tengah Semester. Jadi di sela-sela persiapan Ujian Tengah Semester, Shasa terus berlatih komputer dan speech.

Sedangkan untuk Coloring Competition, memang tidak direncanakan untuk mengikuti. Kebetulan sewaktu sampai di lokasi Speech Competition ternyata ada juga Coloring Competition dan Shasa secara spontan minta untuk mengikutinya juga. Akhirnya suamiku harus rela untuk kembali pulang guna mengambil semua peralatan yang diperlukan untuk Coloring Competition.

Akhirnya tibalah saat perlombaan. Yang pertama kali adalah Coloring Competition. Kompetisi kali ini unik dan berbeda karena ada instruksi dalam Bahasa Inggris yang harus diikuti untuk mewarnai gambar. Jadi kalau dalam mewarnai gambar tidak sesuai dengan petunjuk yang sudah diberikan maka nilainya juga akan kecil.
Selanjutnya adalah Speech Competition. Shasa (dengan nomor dada 19) berhasil menyampaikan pidatonya dengan baik dan lancar. Alhamdulillah... Ini kali pertama Shasa ikut Speech Competition. Walau Shasa pemalu tetapi Shasa berhasil tampil di panggung dengan baik dan tidak lupa apa yang harus diucapkan. So pasti aku bangga sekali.
Tak lama setelah Shasa menyelesaikan pidatonya, kemudian kami meluncur ke tempat Lomba Komputer. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya nama Shasa dipanggil untuk maju dengan nomor dada 15. Walaupun Shasa tidak pernah mengikuti kursus komputer, ternyata hasil yang diperoleh (nilai total = 858) tidak mengecewakan. Tentu saja nilai itu tidak seberapa dibandingkan dengan murid-murid sebuah lembaga pendidikan komputer yang kebetulan pada hari ini bertindak selaku penyelenggara lomba. Hasilnya bisa ditebak bahwa murid lembaga pendidikan komputer tersebut yang menjuarai Lomba Komputer untuk semua kategori. Maklum anak-anak yang telah mengikuti kursus komputer mampu mengetik dengan menggunakan 10 jari sementara Shasa-ku mengetik dengan menggunakan 11 jari. Hehe...

Kemudian kami kembali meluncur ke tempat pelaksanaan Coloring Competition dan Speech Competition. Ternyata Shasa berhasil mendapatkan juara ke-2 untuk Coloring Competition kategori A. Sayang sekali untuk Speech Competition Shasa belum berhasil mendapatkan kejuaraan.

Rupanya Shasa kecewa sekali karena gagal membawa salah satu piala kejuaraan Speech Competition. Sesampai di rumah dia nangis dan ngambek karena merasa juri tidak adil. Menurutnya ada pemenang yang penampilannya saat pelaksanaan Speech Competition kurang bagus tetapi bisa masuk sebagai salah satu pemenang.

Walaupun aku berkali-kali bilang pada Shasa bahwa aku sangat bangga dengan penampilannya tadi dan tidak menyesal bahwa Shasa tidak jadi salah satu pemenang, tetap saja belum mampu menghapus kekecewaannya. Mengingat betapa keras usahanya untuk mampu tampil dengan baik, aku bisa memahami betapa besar keinginannya untuk menang dan betapa kecewa hatinya ketika harapannya tidak terwujud. Butuh waktu cukup lama untuk menyadarkan Shasa bahwa dalam setiap perlombaan ada yang menang dan ada yang kalah.

Sebelumnya Shasa telah belajar bahwa untuk meraih sesuatu butuh usaha dan kerja keras. Dan pada hari Minggu tersebut Shasa mendapatkan pengalaman baru untuk mengelola rasa kecewa dengan baik agar tidak membuat patah semangat untuk terus maju.
Senin siang tanggal 27 Oktober, sewaktu aku di kantor, ada sms masuk dari temanku yang memberiku kabar tentang nilai Speech Competition yang diikuti Shasa kemarin. Kebetulan temanku itu kenal dengan dengan panitia penyelenggara Speech Contest dan dia berinisiatif untuk menanyakan nilai yang diperoleh Shasa sewaktu Speech Competition kemarin. Hasilnya adalah :
- Pronounciation = 80
- Intonation = 80
- Performance = 85
Jadi total nilai yang diperoleh Shasa adalah 245. Nilai yang tinggi buatku apalagi ini adalah kali pertama Shasa mengikuti Speech Competition.

Bagiku kemenangan terbesar Shasa adalah keberhasilannya mengalahkan rasa malunya dan keberaniannya untuk tampil dan bicara di depan banyak orang.... tanpa salah sedikitpun. Mungkin bagi anak lain yang pemberani, tampil dan bicara di depan umum adalah perkara mudah. Tapi karena Shasa-ku sangat pemalu..., maka keberaniannya mengikuti lomba dan berani tampil di depan orang lain sungguh suatu prestasi hebat dan luar biasa bagiku.

Masih akan banyak kesempatan lain bagi Shasa untuk mengembangkan diri. Semoga di masa yang akan datang Shasa akan semakin mampu mengembangkan diri dan menggali potensi yang ada pada dirinya. Amien.
Shasa.... I really proud of you, and I love you so much.

Pengalaman Baru untuk Shasa

Hari Minggu, 26 Oktober, aku dan suami sibuk menemani Shasa, buah hatiku yang kini berusia 9 tahun, yang mengikuti 3 lomba sekaligus, yaitu : (1) Coloring Competition, (2) Speech Competition serta (3) Lomba Komputer. Untuk Speech Competition maupun Lomba Komputer memang Shasa sudah melakukan persiapan walaupun tidak maksimal. Maklum dalam minggu ini di sekolah ada Ujian Tengah Semester. Jadi di sela-sela persiapan Ujian Tengah Semester, Shasa terus berlatih komputer dan speech.

Sedangkan untuk Coloring Competition, memang tidak direncanakan untuk mengikuti. Kebetulan sewaktu sampai di lokasi Speech Competition ternyata ada juga Coloring Competition dan Shasa secara spontan minta untuk mengikutinya juga. Akhirnya suamiku harus rela untuk kembali pulang guna mengambil semua peralatan yang diperlukan untuk Coloring Competition.

Akhirnya tibalah saat perlombaan. Yang pertama kali adalah Coloring Competition. Kompetisi kali ini unik dan berbeda karena ada instruksi dalam Bahasa Inggris yang harus diikuti untuk mewarnai gambar. Jadi kalau dalam mewarnai gambar tidak sesuai dengan petunjuk yang sudah diberikan maka nilainya juga akan kecil.
Selanjutnya adalah Speech Competition. Shasa (dengan nomor dada 19) berhasil menyampaikan pidatonya dengan baik dan lancar. Alhamdulillah... Ini kali pertama Shasa ikut Speech Competition. Walau Shasa pemalu tetapi Shasa berhasil tampil di panggung dengan baik dan tidak lupa apa yang harus diucapkan. So pasti aku bangga sekali.
Tak lama setelah Shasa menyelesaikan pidatonya, kemudian kami meluncur ke tempat Lomba Komputer. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya nama Shasa dipanggil untuk maju dengan nomor dada 15. Walaupun Shasa tidak pernah mengikuti kursus komputer, ternyata hasil yang diperoleh (nilai total = 858) tidak mengecewakan. Tentu saja nilai itu tidak seberapa dibandingkan dengan murid-murid sebuah lembaga pendidikan komputer yang kebetulan pada hari ini bertindak selaku penyelenggara lomba. Hasilnya bisa ditebak bahwa murid lembaga pendidikan komputer tersebut yang menjuarai Lomba Komputer untuk semua kategori. Maklum anak-anak yang telah mengikuti kursus komputer mampu mengetik dengan menggunakan 10 jari sementara Shasa-ku mengetik dengan menggunakan 11 jari. Hehe...

Kemudian kami kembali meluncur ke tempat pelaksanaan Coloring Competition dan Speech Competition. Ternyata Shasa berhasil mendapatkan juara ke-2 untuk Coloring Competition kategori A. Sayang sekali untuk Speech Competition Shasa belum berhasil mendapatkan kejuaraan.

Rupanya Shasa kecewa sekali karena gagal membawa salah satu piala kejuaraan Speech Competition. Sesampai di rumah dia nangis dan ngambek karena merasa juri tidak adil. Menurutnya ada pemenang yang penampilannya saat pelaksanaan Speech Competition kurang bagus tetapi bisa masuk sebagai salah satu pemenang.

Walaupun aku berkali-kali bilang pada Shasa bahwa aku sangat bangga dengan penampilannya tadi dan tidak menyesal bahwa Shasa tidak jadi salah satu pemenang, tetap saja belum mampu menghapus kekecewaannya. Mengingat betapa keras usahanya untuk mampu tampil dengan baik, aku bisa memahami betapa besar keinginannya untuk menang dan betapa kecewa hatinya ketika harapannya tidak terwujud. Butuh waktu cukup lama untuk menyadarkan Shasa bahwa dalam setiap perlombaan ada yang menang dan ada yang kalah.

Sebelumnya Shasa telah belajar bahwa untuk meraih sesuatu butuh usaha dan kerja keras. Dan pada hari Minggu tersebut Shasa mendapatkan pengalaman baru untuk mengelola rasa kecewa dengan baik agar tidak membuat patah semangat untuk terus maju.
Senin siang tanggal 27 Oktober, sewaktu aku di kantor, ada sms masuk dari temanku yang memberiku kabar tentang nilai Speech Competition yang diikuti Shasa kemarin. Kebetulan temanku itu kenal dengan dengan panitia penyelenggara Speech Contest dan dia berinisiatif untuk menanyakan nilai yang diperoleh Shasa sewaktu Speech Competition kemarin. Hasilnya adalah :
- Pronounciation = 80
- Intonation = 80
- Performance = 85
Jadi total nilai yang diperoleh Shasa adalah 245. Nilai yang tinggi buatku apalagi ini adalah kali pertama Shasa mengikuti Speech Competition.

Bagiku kemenangan terbesar Shasa adalah keberhasilannya mengalahkan rasa malunya dan keberaniannya untuk tampil dan bicara di depan banyak orang.... tanpa salah sedikitpun. Mungkin bagi anak lain yang pemberani, tampil dan bicara di depan umum adalah perkara mudah. Tapi karena Shasa-ku sangat pemalu..., maka keberaniannya mengikuti lomba dan berani tampil di depan orang lain sungguh suatu prestasi hebat dan luar biasa bagiku.

Masih akan banyak kesempatan lain bagi Shasa untuk mengembangkan diri. Semoga di masa yang akan datang Shasa akan semakin mampu mengembangkan diri dan menggali potensi yang ada pada dirinya. Amien.
Shasa.... I really proud of you, and I love you so much.

Catatan Pertamaku

Hari Jumat 24 Oktober, aku belajar untuk membuat blog pertamaku. Rencana buat blog sudah lama, tapi baru kesampaian sekarang. Selama ini niat itu cuma tersimpan aja dalam hati. Hingga kemudian tanggal 21 Oktober kemarin aku kirim sms ulang tahun untuk Afifah Inayati, salah satu sahabat tercintaku, yang berulang tahun.

Dia dulu teman kuliahku dan kini menetap di Jakarta dengan suami dan ketiga buah hati mereka. Jarak yang jauh membuat persahabatan kami hanya berlanjut lewat sms, itupun hanya 3-4 kali dalam setahun karena faktor kesibukan. Setelah "berbincang" cukup lama akhirnya tercetus juga ajakan untuk membuat blog. So..., kami bisa mengikuti perkembangan masing-masing walaupun jarang berkomunikasi lewat sms.

Akhirnya..., sekarang jadilah blog ini. Sebetulnya, niat buat blog sih bukan untuk apa-apa, yang jelas aku hanya ingin punya tempat untuk sewaktu-waktu aku pengen menuangkan uneg-unegku. Itu aja. Sungguh gak ada maksud laen apalagi yang aneh-aneh. Syukur-syukur lewat blog ini aku bisa ketemu lagi dengan teman-teman lamaku yang dah lama gak ketemu. Apa salahnya..., sekali mendayung 2 atau 3 pulau terlampaui kan ?!

Gambar di atas diambil dari sini.

Catatan Pertamaku

Hari Jumat 24 Oktober, aku belajar untuk membuat blog pertamaku. Rencana buat blog sudah lama, tapi baru kesampaian sekarang. Selama ini niat itu cuma tersimpan aja dalam hati. Hingga kemudian tanggal 21 Oktober kemarin aku kirim sms ulang tahun untuk Afifah Inayati, salah satu sahabat tercintaku, yang berulang tahun.

Dia dulu teman kuliahku dan kini menetap di Jakarta dengan suami dan ketiga buah hati mereka. Jarak yang jauh membuat persahabatan kami hanya berlanjut lewat sms, itupun hanya 3-4 kali dalam setahun karena faktor kesibukan. Setelah "berbincang" cukup lama akhirnya tercetus juga ajakan untuk membuat blog. So..., kami bisa mengikuti perkembangan masing-masing walaupun jarang berkomunikasi lewat sms.

Akhirnya..., sekarang jadilah blog ini. Sebetulnya, niat buat blog sih bukan untuk apa-apa, yang jelas aku hanya ingin punya tempat untuk sewaktu-waktu aku pengen menuangkan uneg-unegku. Itu aja. Sungguh gak ada maksud laen apalagi yang aneh-aneh. Syukur-syukur lewat blog ini aku bisa ketemu lagi dengan teman-teman lamaku yang dah lama gak ketemu. Apa salahnya..., sekali mendayung 2 atau 3 pulau terlampaui kan ?!

Gambar di atas diambil dari sini.