Senin, 29 Desember 2008

My Father In Law's Birthday....

Hari ini giliran bapak mertuaku yang berulang tahun yang ke-69 tahun. Semoga panjang umur, sehat selalu dan masih dapat menemani anak cucu meraih mimpi dan harapan. Amien.

Di hari tuanya, bapak hanya tinggal berdua dengan ibu di rumah. Sedangkan ketiga putra-putrinya tidak ada yang tinggal satu rumah dengannya.
Mbak Ririn, kakak tertua suamiku kini tinggal di Bandung bersama suami dan putri semata wayangnya. Adik suamiku, Dik Yudhi, kini tinggal di Sragen bersama istri dan (juga) putri semata wayangnya. Sementara suamiku (anak nomer 2), walau tinggal satu kota dengan bapak-ibu, tapi kini juga sudah tinggal di rumah sendiri.

Jadi, sehari-hari bapak dan ibu hanya berdua saja di rumah. Praktis rumah bapak-ibu terlihat sepi. Hanya kalau Shasa-ku pulang sekolah langsung ke rumah bapak-ibu (mertuaku), maka rumah bapak-ibu jadi ramai oleh teriakan-teriakan Shasa. Tapi Shasa pulang sekolah ke rumah mertuaku tidak bisa setiap hari, hanya 3 hari dalam 1 minggu : Senin, Rabu dan Jumat. Malah kalau hari Jumat kalau bapak ada waktu, bapak mertuaku yang jemput Shasa pulang dari sekolah. Hari-hari yang lain, pulang sekolah Shasa ke rumah bapak-ibuku yang kebetulan juga tinggal satu kota dengan kami.

Walau di hari tuanya bapak lebih banyak menghabiskan waktu dengan ibu, bukan berarti bapak tidak beraktifitas di luar rumah. Bapak adalah salah satu praktisi Reiki dan Lin Chi. Keterlibatan Bapak dengan Reiki dan Lin Chi sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Sepertinya bapak sangat menyukai kegiatan terbarunya itu. Malah bapak kini merasakan kondisi badannya jauh lebih fit dan bugar.
Semoga di hari tuanya bapak akan terus merasa bahagia dan sehat dalam menjalani hari-hari.

My Father In Law's Birthday....

Hari ini giliran bapak mertuaku yang berulang tahun yang ke-69 tahun. Semoga panjang umur, sehat selalu dan masih dapat menemani anak cucu meraih mimpi dan harapan. Amien.

Di hari tuanya, bapak hanya tinggal berdua dengan ibu di rumah. Sedangkan ketiga putra-putrinya tidak ada yang tinggal satu rumah dengannya.
Mbak Ririn, kakak tertua suamiku kini tinggal di Bandung bersama suami dan putri semata wayangnya. Adik suamiku, Dik Yudhi, kini tinggal di Sragen bersama istri dan (juga) putri semata wayangnya. Sementara suamiku (anak nomer 2), walau tinggal satu kota dengan bapak-ibu, tapi kini juga sudah tinggal di rumah sendiri.

Jadi, sehari-hari bapak dan ibu hanya berdua saja di rumah. Praktis rumah bapak-ibu terlihat sepi. Hanya kalau Shasa-ku pulang sekolah langsung ke rumah bapak-ibu (mertuaku), maka rumah bapak-ibu jadi ramai oleh teriakan-teriakan Shasa. Tapi Shasa pulang sekolah ke rumah mertuaku tidak bisa setiap hari, hanya 3 hari dalam 1 minggu : Senin, Rabu dan Jumat. Malah kalau hari Jumat kalau bapak ada waktu, bapak mertuaku yang jemput Shasa pulang dari sekolah. Hari-hari yang lain, pulang sekolah Shasa ke rumah bapak-ibuku yang kebetulan juga tinggal satu kota dengan kami.

Walau di hari tuanya bapak lebih banyak menghabiskan waktu dengan ibu, bukan berarti bapak tidak beraktifitas di luar rumah. Bapak adalah salah satu praktisi Reiki dan Lin Chi. Keterlibatan Bapak dengan Reiki dan Lin Chi sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Sepertinya bapak sangat menyukai kegiatan terbarunya itu. Malah bapak kini merasakan kondisi badannya jauh lebih fit dan bugar.
Semoga di hari tuanya bapak akan terus merasa bahagia dan sehat dalam menjalani hari-hari.

Rasa syukur

Kehidupan sekarang ini memang terasa sangat sulit, khususnya bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Besarnya tekanan yang dihadapi dalam kehidupan sering membuat kita nyaris putus asa. Kenyataan yang kita hadapi seringkali jauh menyimpang dari harapan kita. Semua itu seakan memberikan jalan bagi kita untuk mengeluh dan mengeluh. Sulit sekali rasanya kita mampu bersyukur dalam situasi yang sangat sulit seperti ini.

Padahal sebenarnya apa yang kita rasakan sangat tergantung pada bagaimana cara pandang kita. Segala hal yang berat kalau kita memandangnya sebagai sesuatu yang mengganggu dan membebani, maka akan terasa semakin berat. Karena pikiran-pikiran itu justru semakin membuat keadaan yang sudah sulit akan menjadi lebih sulit lagi.

Aku sering melihat orang-orang yang begitu menikmati hidupnya. Seakan tanpa beban, walaupun kondisinya tidak bisa dikatakan menyenangkan. Ternyata kuncinya adalah rasa syukur.

Orang-orang yang terus-menerus meratapi kemalangannya dan memikirkan betapa menderita hidupnya telah kehilangan banyak waktu untuk menikmati hidupnya. Orang-orang yang mampu menikmati hidupnya adalah orang yang mampu mensyukuri apapun yang diterimanya. Kesulitan dan cobaan tidak membuat mereka terpuruk karena mereka tidak mau repot untuk terus-meneruskan meratapinya dan memikirkan betapa sengsaranya hidupnya.

Bila ternyata harapan mereka tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, mereka mampu dengan ikhlas untuk menghapus harapan itu. Bila keinginan mereka ternyata terlalu tinggi bila dibandingkan dengan kemampuan mereka, maka mereka dengan ikhlas menurunkan tingkat keinginan mereka. Hidup serasa mudah bagi mereka...

Cara paling mudah untuk mencapai kebahagiaan adalah dengan bersyukur. Kita tidak akan kekurangan bahan untuk bersyukur. Sebenarnya kalau kita mau, kita bisa mencatat betapa banyaknya kenikmatan yang telah kita dapatkan setiap harinya. Kita bisa mencatat bahwa masih banyak orang lain yang kehidupannya lebih sulit daripada kita. Itu salah satu alasan bagi kita untuk bersyukur. Kita telah mendapatkan kesehatan yang sangat layak untuk kita syukuri.

Dari hal-hal kecil, sangat banyak yang patut kita syukuri. Kita dapat leluasa bernafas dan bergerak adalah karunia yang luar biasa. Kita dapat membayangkan betapa gelapnya hidup kita apabila kita tidak mampu melihat. Betapa besar karuniaNya pada kita. Kita bisa mandi tanpa perlu bingung cari air. Betapa nikmatnya...

Bila kita telah mampu menyadari betapa beruntungnya kita, maka kita akan mampu meningkatkan rasa syukur kita. Selanjutnya kita akan melangkah dengan ringan dan bahagia. Orang yang mampu bersyukur akan fokus terhadap hal-hal yang positif. Sehingga mereka akan lebih mudah menerima dan melakukan hal-hal yang positif dalam hidup mereka.

Bila kita mampu terus memelihara rasa syukur atau bahkan meningkatkannya, jangan heran apabila ternyata keajaiban demi keajaiban hidup akan menghampiri hidup kita.

Rasa syukur

Kehidupan sekarang ini memang terasa sangat sulit, khususnya bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Besarnya tekanan yang dihadapi dalam kehidupan sering membuat kita nyaris putus asa. Kenyataan yang kita hadapi seringkali jauh menyimpang dari harapan kita. Semua itu seakan memberikan jalan bagi kita untuk mengeluh dan mengeluh. Sulit sekali rasanya kita mampu bersyukur dalam situasi yang sangat sulit seperti ini.

Padahal sebenarnya apa yang kita rasakan sangat tergantung pada bagaimana cara pandang kita. Segala hal yang berat kalau kita memandangnya sebagai sesuatu yang mengganggu dan membebani, maka akan terasa semakin berat. Karena pikiran-pikiran itu justru semakin membuat keadaan yang sudah sulit akan menjadi lebih sulit lagi.

Aku sering melihat orang-orang yang begitu menikmati hidupnya. Seakan tanpa beban, walaupun kondisinya tidak bisa dikatakan menyenangkan. Ternyata kuncinya adalah rasa syukur.

Orang-orang yang terus-menerus meratapi kemalangannya dan memikirkan betapa menderita hidupnya telah kehilangan banyak waktu untuk menikmati hidupnya. Orang-orang yang mampu menikmati hidupnya adalah orang yang mampu mensyukuri apapun yang diterimanya. Kesulitan dan cobaan tidak membuat mereka terpuruk karena mereka tidak mau repot untuk terus-meneruskan meratapinya dan memikirkan betapa sengsaranya hidupnya.

Bila ternyata harapan mereka tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, mereka mampu dengan ikhlas untuk menghapus harapan itu. Bila keinginan mereka ternyata terlalu tinggi bila dibandingkan dengan kemampuan mereka, maka mereka dengan ikhlas menurunkan tingkat keinginan mereka. Hidup serasa mudah bagi mereka...

Cara paling mudah untuk mencapai kebahagiaan adalah dengan bersyukur. Kita tidak akan kekurangan bahan untuk bersyukur. Sebenarnya kalau kita mau, kita bisa mencatat betapa banyaknya kenikmatan yang telah kita dapatkan setiap harinya. Kita bisa mencatat bahwa masih banyak orang lain yang kehidupannya lebih sulit daripada kita. Itu salah satu alasan bagi kita untuk bersyukur. Kita telah mendapatkan kesehatan yang sangat layak untuk kita syukuri.

Dari hal-hal kecil, sangat banyak yang patut kita syukuri. Kita dapat leluasa bernafas dan bergerak adalah karunia yang luar biasa. Kita dapat membayangkan betapa gelapnya hidup kita apabila kita tidak mampu melihat. Betapa besar karuniaNya pada kita. Kita bisa mandi tanpa perlu bingung cari air. Betapa nikmatnya...

Bila kita telah mampu menyadari betapa beruntungnya kita, maka kita akan mampu meningkatkan rasa syukur kita. Selanjutnya kita akan melangkah dengan ringan dan bahagia. Orang yang mampu bersyukur akan fokus terhadap hal-hal yang positif. Sehingga mereka akan lebih mudah menerima dan melakukan hal-hal yang positif dalam hidup mereka.

Bila kita mampu terus memelihara rasa syukur atau bahkan meningkatkannya, jangan heran apabila ternyata keajaiban demi keajaiban hidup akan menghampiri hidup kita.

Minggu, 28 Desember 2008

Membaca

Salah satu hobby-ku yang sampai kini masih berjalan adalah membaca. Sedangkan hobby lainnya, seperti filateli dan korespondensi, sudah tidak jalan lagi. Yang jadi alasan (baca : kambing hitam) adalah kesibukan hehehe.... Aku suka membaca sejak aku masih SD dulu. Mungkin karena terbiasa melihat ayahku yang hobby banget membaca. Dulu waktu aku masih kecil, aku masih sempat membaca komik-komik koleksi ayahku waktu beliau masih remaja. Komik-komik itu masih terawat rapi sehingga aku nyaman membacanya. Maklum ayahku sangat merawat buku-buku yang dimilikinya.

Buku bacaan pertama milikku sendiri yang dibelikan ayahku adalah serial HC Andersen. Wah..., saat itu aku senang dan bangga sekali punya koleksi serial HC Andersen lumayan banyak. Tapi sekarang buku-buku itu udah rusak karena dimakan rayap. Sayang sekali ya....

Setelah kebutuhanku akan bacaan semakin meningkat, ayahku mendaftarkan aku pada suatu persewaan buku. Aku ingat nama persewaan buku itu : Ria. Tujuannya agar aku bisa membaca sebanyak mungkin buku tanpa harus selalu dengan membeli, karena harga buku tergolong mahal.

Tetapi agar aku bisa membagi waktu dengan baik, ortuku hanya mengijinkan aku menyewa buku hanya pada hari Sabtu atau hari libur saja. Agar aku bisa banyak meminjam buku, aku harus rela menyisihkan uang saku-ku (yang jumlahnya sangat terbatas itu...) untuk biaya sewa buku. Setelah persewaan buku tidak mampu memenuhi kebutuhanku akan keragaman bacaanku, maka aku cari alternatif lain yang lebih murah : pinjam buku dari teman. Gratis !! Atau dengan cara tuker-tukeran buku bacaan. (Ha... ide yang bagus toh ?!)

Setelah aku kerja, aku mulai bisa menyisihkan sedikit uang untuk membeli buku sendiri. Yang pertama dicari tentu saja buku yang ada diskonnya (lumayan bisa ngirit 15-20%). Dan kalau udah pegang buku, pasti gak mau diganggu oleh orang lain. Untung saja suamiku paham dengan kebiasaan buruk-ku ini. Kalau aku udah mojok sambil pegang buku, suamiku paling-paling hanya bisa berkata : "wah... yang sudah asyik baca, lupa sama lainnya."

Hobby baca-ku ternyata menurun pada Shasa. Dia juga suka sekali kalau diajak jalan ke toko buku. Sayang sekali di Madiun gak ada toko buku besar, terutama yang bisa ngasih diskon gede juga, kayak Toga Mas gitu....

Makanya, kalau kami sedang jalan ke Solo maupun ke Yogya, pasti deh nyempetin mampir untuk beli buku. Syukur-syukur ketemu buku yang ada diskonnya, kalaupun gak ada diskon tapi kami naksir berat, ya mau tak mau dibeli juga. Cuma bedanya sekarang aku lebih ngutamain kebutuhan Shasa. Kalaupun aku ngebet beli suatu buku, tapi ternyata Shasa pengen buku lainnya, seringkali aku yang harus mengalah.

Sayangnya..., kebiasaan burukku kalau udah pegang buku "menurun" juga pada Shasa *sedih* Sekarang ini kalau Shasa sedang asyik baca buku, seringkali gak menjawab kalau diajak bicara. Seakan-akan dia tenggelam dengan bacaannya. Kalau udah begitu, ayahnya pasti komentar : "Wah... wah..., turunan dari mamanya !!"
Dulu ayahku membuat peraturan bagiku dan adikku kalau mau baca buku/koran/majalah. Sekarang peraturan itu kini kuturunkan juga pada anakku. Peraturan itu antara lain :
  • Tangan gak boleh kotor/berminyak/basah kalau mau pegang buku/koran/majalah
  • Buku/koran/majalah gak boleh dilipat-lipat dan dicoret-coret
  • Buku gak boleh robek
Oleh karena itu, seperti yang dulu diajarkan ayahku juga, semua buku-buku punyaku dan punya Shasa kuberi sampul plastik. Cuma, sampai sekarang aku belum punya rak buku khusus. Jadi untuk sementara ini buku-buku itu numpuk di laci meja. Pengen sih suatu saat aku bisa menata buku-buku punyaku dan punya Shasa di suatu lemari khusus yang memudahkan kami untuk mencari/mengambilnya. Semoga terkabul deh.... Amien.

Membaca

Salah satu hobby-ku yang sampai kini masih berjalan adalah membaca. Sedangkan hobby lainnya, seperti filateli dan korespondensi, sudah tidak jalan lagi. Yang jadi alasan (baca : kambing hitam) adalah kesibukan hehehe.... Aku suka membaca sejak aku masih SD dulu. Mungkin karena terbiasa melihat ayahku yang hobby banget membaca. Dulu waktu aku masih kecil, aku masih sempat membaca komik-komik koleksi ayahku waktu beliau masih remaja. Komik-komik itu masih terawat rapi sehingga aku nyaman membacanya. Maklum ayahku sangat merawat buku-buku yang dimilikinya.

Buku bacaan pertama milikku sendiri yang dibelikan ayahku adalah serial HC Andersen. Wah..., saat itu aku senang dan bangga sekali punya koleksi serial HC Andersen lumayan banyak. Tapi sekarang buku-buku itu udah rusak karena dimakan rayap. Sayang sekali ya....

Setelah kebutuhanku akan bacaan semakin meningkat, ayahku mendaftarkan aku pada suatu persewaan buku. Aku ingat nama persewaan buku itu : Ria. Tujuannya agar aku bisa membaca sebanyak mungkin buku tanpa harus selalu dengan membeli, karena harga buku tergolong mahal.

Tetapi agar aku bisa membagi waktu dengan baik, ortuku hanya mengijinkan aku menyewa buku hanya pada hari Sabtu atau hari libur saja. Agar aku bisa banyak meminjam buku, aku harus rela menyisihkan uang saku-ku (yang jumlahnya sangat terbatas itu...) untuk biaya sewa buku. Setelah persewaan buku tidak mampu memenuhi kebutuhanku akan keragaman bacaanku, maka aku cari alternatif lain yang lebih murah : pinjam buku dari teman. Gratis !! Atau dengan cara tuker-tukeran buku bacaan. (Ha... ide yang bagus toh ?!)

Setelah aku kerja, aku mulai bisa menyisihkan sedikit uang untuk membeli buku sendiri. Yang pertama dicari tentu saja buku yang ada diskonnya (lumayan bisa ngirit 15-20%). Dan kalau udah pegang buku, pasti gak mau diganggu oleh orang lain. Untung saja suamiku paham dengan kebiasaan buruk-ku ini. Kalau aku udah mojok sambil pegang buku, suamiku paling-paling hanya bisa berkata : "wah... yang sudah asyik baca, lupa sama lainnya."

Hobby baca-ku ternyata menurun pada Shasa. Dia juga suka sekali kalau diajak jalan ke toko buku. Sayang sekali di Madiun gak ada toko buku besar, terutama yang bisa ngasih diskon gede juga, kayak Toga Mas gitu....

Makanya, kalau kami sedang jalan ke Solo maupun ke Yogya, pasti deh nyempetin mampir untuk beli buku. Syukur-syukur ketemu buku yang ada diskonnya, kalaupun gak ada diskon tapi kami naksir berat, ya mau tak mau dibeli juga. Cuma bedanya sekarang aku lebih ngutamain kebutuhan Shasa. Kalaupun aku ngebet beli suatu buku, tapi ternyata Shasa pengen buku lainnya, seringkali aku yang harus mengalah.

Sayangnya..., kebiasaan burukku kalau udah pegang buku "menurun" juga pada Shasa *sedih* Sekarang ini kalau Shasa sedang asyik baca buku, seringkali gak menjawab kalau diajak bicara. Seakan-akan dia tenggelam dengan bacaannya. Kalau udah begitu, ayahnya pasti komentar : "Wah... wah..., turunan dari mamanya !!"
Dulu ayahku membuat peraturan bagiku dan adikku kalau mau baca buku/koran/majalah. Sekarang peraturan itu kini kuturunkan juga pada anakku. Peraturan itu antara lain :
  • Tangan gak boleh kotor/berminyak/basah kalau mau pegang buku/koran/majalah
  • Buku/koran/majalah gak boleh dilipat-lipat dan dicoret-coret
  • Buku gak boleh robek
Oleh karena itu, seperti yang dulu diajarkan ayahku juga, semua buku-buku punyaku dan punya Shasa kuberi sampul plastik. Cuma, sampai sekarang aku belum punya rak buku khusus. Jadi untuk sementara ini buku-buku itu numpuk di laci meja. Pengen sih suatu saat aku bisa menata buku-buku punyaku dan punya Shasa di suatu lemari khusus yang memudahkan kami untuk mencari/mengambilnya. Semoga terkabul deh.... Amien.

Dalam proses

Minggu ini Shasa menghadapi ulangan umum semester I. Dan karena minggu ini banyak liburnya, ulangan umumnya masih tersisa 1 lagi yang baru akan ditempuh Selasa tgl 30 Desember nanti. Tidak seperti ulangan-ulangan sebelumnya, untuk ulangan kali ini aku gak bisa full dampingi Shasa belajar. Kebetulan sekali pekerjaan kantor yang lagi banyak-banyaknya gak bisa ditinggalkan.

Untung Shasa tipe anak yang memiliki tanggung jawab yang besar. Untuk urusan belajar, dia cukup mandiri. Tanpa menunggu disuruh, Shasa akan belajar dan mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Alhamdulillah.
Sebenarnya aku dan suami gak nuntut hal yang terlalu tinggi pada Shasa. Aku tidak pernah memintanya untuk jadi juara 1. Tidak hanya untuk urusan nilai di sekolah, tapi untuk beberapa kegiatan perlombaan yang diikuti Shasa aku dan suami tidak pernah mentargetkan : juara satu untuknya. Aku dan suami hanya meminta Shasa untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya setiap kali menghadapi ulangan ataupun perlombaan. Kebetulan sekali Shasa senang sekali mengikuti berbagai jenis lomba, tentu saja untuk bidang yang cukup dikuasainya.
Kami hanya ingin Shasa mampu memahami proses yang harus dilaluinya untuk meraih sesuatu. Untuk saat ini : hasil tidak penting, yang terpenting adalah proses. Karena apapun yang didapatkan Shasa saat ini adalah bagian dari proses yang dijalaninya untuk meraih cita-citanya di masa depan. Aku dan suami tak ingin Shasa sudah kehabisan energi di saat dia menjalani proses mencapai cita-citanya kelak.
Sayang sekali, menurut pendapatku sekolah kurang memberikan dukungan untuk pengembangan pribadi anak secara maksimal. Mungkin karena gerak sekolah dibatasi oleh kurikulum, sehingga yang diutamakan hanya kecerdasan akademik. Walau kemampuan anak di bidang non akademik juga dilihat, tapi prosentasenya kecil sekali bila dibanding dengan bidang akademiknya.
Padahal aku ingin sekali pihak sekolah memberi sedikit lagi perhatian untuk pengembangan pribadi anak secara utuh. Aku ingin sekali pihak sekolah berpegang pada anggapan bahwa : setiap anak adalah pribadi yang unik, setiap anak adalah cerdas. Sebagaimana yang sedang banyak dibicarakan sekarang ini tentang Multiple Intelligent. Semoga saja suatu saat kelak ada perubahan paradigma dari sekolah dalam mendidik murid-muridnya. Amien.

Dalam proses

Minggu ini Shasa menghadapi ulangan umum semester I. Dan karena minggu ini banyak liburnya, ulangan umumnya masih tersisa 1 lagi yang baru akan ditempuh Selasa tgl 30 Desember nanti. Tidak seperti ulangan-ulangan sebelumnya, untuk ulangan kali ini aku gak bisa full dampingi Shasa belajar. Kebetulan sekali pekerjaan kantor yang lagi banyak-banyaknya gak bisa ditinggalkan.

Untung Shasa tipe anak yang memiliki tanggung jawab yang besar. Untuk urusan belajar, dia cukup mandiri. Tanpa menunggu disuruh, Shasa akan belajar dan mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Alhamdulillah.
Sebenarnya aku dan suami gak nuntut hal yang terlalu tinggi pada Shasa. Aku tidak pernah memintanya untuk jadi juara 1. Tidak hanya untuk urusan nilai di sekolah, tapi untuk beberapa kegiatan perlombaan yang diikuti Shasa aku dan suami tidak pernah mentargetkan : juara satu untuknya. Aku dan suami hanya meminta Shasa untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya setiap kali menghadapi ulangan ataupun perlombaan. Kebetulan sekali Shasa senang sekali mengikuti berbagai jenis lomba, tentu saja untuk bidang yang cukup dikuasainya.
Kami hanya ingin Shasa mampu memahami proses yang harus dilaluinya untuk meraih sesuatu. Untuk saat ini : hasil tidak penting, yang terpenting adalah proses. Karena apapun yang didapatkan Shasa saat ini adalah bagian dari proses yang dijalaninya untuk meraih cita-citanya di masa depan. Aku dan suami tak ingin Shasa sudah kehabisan energi di saat dia menjalani proses mencapai cita-citanya kelak.
Sayang sekali, menurut pendapatku sekolah kurang memberikan dukungan untuk pengembangan pribadi anak secara maksimal. Mungkin karena gerak sekolah dibatasi oleh kurikulum, sehingga yang diutamakan hanya kecerdasan akademik. Walau kemampuan anak di bidang non akademik juga dilihat, tapi prosentasenya kecil sekali bila dibanding dengan bidang akademiknya.
Padahal aku ingin sekali pihak sekolah memberi sedikit lagi perhatian untuk pengembangan pribadi anak secara utuh. Aku ingin sekali pihak sekolah berpegang pada anggapan bahwa : setiap anak adalah pribadi yang unik, setiap anak adalah cerdas. Sebagaimana yang sedang banyak dibicarakan sekarang ini tentang Multiple Intelligent. Semoga saja suatu saat kelak ada perubahan paradigma dari sekolah dalam mendidik murid-muridnya. Amien.

Sabtu, 27 Desember 2008

Siaran beberapa stasiun televisi menghilang

Sudah beberapa hari ini di Madiun dan sekitarnya gak bisa menangkap siaran Trans TV dan Trans7. Jadinya mulai hari ini kami sekeluarga tidak bisa nonton salah satu acara favorit kami yaitu : "jika aku menjadi..." Padahal Shasa-ku suka banget nonton acara itu.
Masih untung sih cuma Trans TV dan Trans7 yang gak ketangkep siarannya di kotaku tercinta. Untungnya lagi, Metro TV masih bisa ketangkep siaranya di Madiun. Jadi aku masih bisa nonton beberapa acara menarik dari Metro TV (salah satunya : Kick Andy !!). Soalnya yang aku dengar, di beberapa daerah lainnya malah siaran dari beberapa stasiun tv gak ketangkep.
Dari berita yang aku dapatkan ternyata banyak televisi swasta lokal maupun nasional yang berpusat di Jakarta dan bersiaran di sejumlah daerah di Jawa Timur telah mendapatkan peringatan dari Balai Monitoring Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Ditjen Postel Depkominfo.
Bahkan para stasiun televisi yang dinilai melanggar UU No 36/1999 tentang Telekomunikasi dan UU No 32/2002 tentang Penyiaran sudah diminta untuk off air alias tidak mengudara.
Langkah itu dilakukan menyusul terbitnya Pengumuman Menteri Kominfo No. 196/M.KOMINFO/8/2008 tentang Pelaksanaan Penegakan Hukum Atas Penggunaan Frekuensi Radio Untuk Penyelenggaraan Penyiaran.
Diantara televisi nasional yang kena peringatan itu adalah TVOne, Trans TV, Trans7, Metro TV dan Global TV.
Surat peringatan kepada manajemen televisi itu tertanggal 28 November 2008. Dan semuanya disebut melakukan siaran di sejumlah wilayah siaran tanpa dilengkapi ISR.
Dalam surat Balai Monitoring yang juga ditembuskan ke PPNS Polda Jatim ini memperingatkan kepadanya dalam waktu 7x24 jam untuk off air semenjak menerima surat peringatan dan mendapatkan IPP yang didalamnya termasuk ISR.
Semoga saja dalam waktu dekat, kami warga Madiun dan sekitarnya dapat kembali menikmati acara favorit kami yang ditayangkan oleh Trans TV dan Trans7.

Siaran beberapa stasiun televisi menghilang

Sudah beberapa hari ini di Madiun dan sekitarnya gak bisa menangkap siaran Trans TV dan Trans7. Jadinya mulai hari ini kami sekeluarga tidak bisa nonton salah satu acara favorit kami yaitu : "jika aku menjadi..." Padahal Shasa-ku suka banget nonton acara itu.
Masih untung sih cuma Trans TV dan Trans7 yang gak ketangkep siarannya di kotaku tercinta. Untungnya lagi, Metro TV masih bisa ketangkep siaranya di Madiun. Jadi aku masih bisa nonton beberapa acara menarik dari Metro TV (salah satunya : Kick Andy !!). Soalnya yang aku dengar, di beberapa daerah lainnya malah siaran dari beberapa stasiun tv gak ketangkep.
Dari berita yang aku dapatkan ternyata banyak televisi swasta lokal maupun nasional yang berpusat di Jakarta dan bersiaran di sejumlah daerah di Jawa Timur telah mendapatkan peringatan dari Balai Monitoring Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Ditjen Postel Depkominfo.
Bahkan para stasiun televisi yang dinilai melanggar UU No 36/1999 tentang Telekomunikasi dan UU No 32/2002 tentang Penyiaran sudah diminta untuk off air alias tidak mengudara.
Langkah itu dilakukan menyusul terbitnya Pengumuman Menteri Kominfo No. 196/M.KOMINFO/8/2008 tentang Pelaksanaan Penegakan Hukum Atas Penggunaan Frekuensi Radio Untuk Penyelenggaraan Penyiaran.
Diantara televisi nasional yang kena peringatan itu adalah TVOne, Trans TV, Trans7, Metro TV dan Global TV.
Surat peringatan kepada manajemen televisi itu tertanggal 28 November 2008. Dan semuanya disebut melakukan siaran di sejumlah wilayah siaran tanpa dilengkapi ISR.
Dalam surat Balai Monitoring yang juga ditembuskan ke PPNS Polda Jatim ini memperingatkan kepadanya dalam waktu 7x24 jam untuk off air semenjak menerima surat peringatan dan mendapatkan IPP yang didalamnya termasuk ISR.
Semoga saja dalam waktu dekat, kami warga Madiun dan sekitarnya dapat kembali menikmati acara favorit kami yang ditayangkan oleh Trans TV dan Trans7.

Timbul Jaya Cinema

Tiga hari yang lalu aku ketemu dik Nuke di suatu acara. Dia memberikan suatu info yang menggembirakan. Katanya, di Timbul Jaya Plaza sekarang dah ada bioskop-nya !! Waa..., berita gembira nih.
Trus kataku : "Yang diputer pertama kali film Laskar Pelangi ?"
"Ya mungkin saja, mbak" jawab dik Nuke.
Waa..., aku tambah seneng. Meskipun aku dan Shasa udah nonton Laskar Pelangi di Solo, tapi Shasa pernah bilang pengen nonton Laskar Pelangi lagi.

Akhirnya kemarin aku dan suamiku lewat di depan Timbul Jaya Plaza. Ternyata memang sudah ada poster film Laskar Pelangi dan di atasnya tertulis : SEGERA.
Asyik... !! Dan dari beberapa spanduk yang tersebar di Kota Madiun aku tahu bahwa ternyata Timbul Jaya Cinema akan mulai beroperasi pada hari ini !! Dan itu berarti, kami gak perlu repot-tepot lagi ke Solo untuk bisa nonton film. Setelah sekian lama di Madiun tidak ada bioskop akhirnya "lahir" lagi satu bioskop. Semoga kali ini Timbul Jaya Cinema berumur panjang, tidak seperti Madiun Theater yang dulu harus ditutup karena kena imbas dari perfilman Indonesia yang sedang mati suri.
Sedikit keluar jalur..., aku cuma mau nambahin bahwa di Madiun saat ini sudah semakin "ramai". Beberapa saat yang lalu Carefour telah dibuka oleh Walikota Madiun, yang sebelumnya sudah diawali dengan kehadiran Giant di Timbul Jaya Plaza, hari ini Timbul Jaya Cinema sudah akan mulai beroperasi. Dan..., tak lama lagi Hypermart juga akan mulai dibuka di Madiun Plaza. Kalau sekedar Indomart dan Alfamart sih udah tersebar di seluruh sudut Kota Madiun. Aku jadi mikir..., serbuan dari swalayan sebanyak itu..., bagaimana ya nasib toko-toko kecil yang harus berdampingan dengan retail-retail besar begitu ? Seberapa lama mereka bisa bertahan ?



Timbul Jaya Cinema

Tiga hari yang lalu aku ketemu dik Nuke di suatu acara. Dia memberikan suatu info yang menggembirakan. Katanya, di Timbul Jaya Plaza sekarang dah ada bioskop-nya !! Waa..., berita gembira nih.
Trus kataku : "Yang diputer pertama kali film Laskar Pelangi ?"
"Ya mungkin saja, mbak" jawab dik Nuke.
Waa..., aku tambah seneng. Meskipun aku dan Shasa udah nonton Laskar Pelangi di Solo, tapi Shasa pernah bilang pengen nonton Laskar Pelangi lagi.

Akhirnya kemarin aku dan suamiku lewat di depan Timbul Jaya Plaza. Ternyata memang sudah ada poster film Laskar Pelangi dan di atasnya tertulis : SEGERA.
Asyik... !! Dan dari beberapa spanduk yang tersebar di Kota Madiun aku tahu bahwa ternyata Timbul Jaya Cinema akan mulai beroperasi pada hari ini !! Dan itu berarti, kami gak perlu repot-tepot lagi ke Solo untuk bisa nonton film. Setelah sekian lama di Madiun tidak ada bioskop akhirnya "lahir" lagi satu bioskop. Semoga kali ini Timbul Jaya Cinema berumur panjang, tidak seperti Madiun Theater yang dulu harus ditutup karena kena imbas dari perfilman Indonesia yang sedang mati suri.
Sedikit keluar jalur..., aku cuma mau nambahin bahwa di Madiun saat ini sudah semakin "ramai". Beberapa saat yang lalu Carefour telah dibuka oleh Walikota Madiun, yang sebelumnya sudah diawali dengan kehadiran Giant di Timbul Jaya Plaza, hari ini Timbul Jaya Cinema sudah akan mulai beroperasi. Dan..., tak lama lagi Hypermart juga akan mulai dibuka di Madiun Plaza. Kalau sekedar Indomart dan Alfamart sih udah tersebar di seluruh sudut Kota Madiun. Aku jadi mikir..., serbuan dari swalayan sebanyak itu..., bagaimana ya nasib toko-toko kecil yang harus berdampingan dengan retail-retail besar begitu ? Seberapa lama mereka bisa bertahan ?



Kamis, 25 Desember 2008

Mirip Mbak Rully ...??

Aku mengenal mbak Rully kurang lebih 12 tahun yang lalu saat aku pertama masuk kerja. Perkenalanku dengannya bermula dari rasa penasaran. Soalnya sejak aku pertama masuk kerja dan memperkenalkan diri dengan teman-teman di kantor, semuanya pasti nanya : "adiknya Mbak Rully ya ?"
Aku yang kebingungan hanya bisa nanya, "Mbak Rully siapa?". Setelah tanya kanan kiri ternyata yang dimaksud dengan Mbak Rully adalah staf dari Bagian Keuangan. Kata mereka, aku mirip banget dengan Mbak Rully. Hah...? Masak sih ... ?!

Setelah makin banyak orang yang menanyakan hal itu, aku jadi sempat sebel dan sangat penasaran. Sungguh mati aku jadi penasaran .... (Halah kok malah nyanyi ?!) Akhirnya seorang teman mengajakku ke Bagian Keuangan dan menunjukkan padaku orang yang bernama Mbak Rully.
Kalau menurutku sih..., gak mirip-mirip amat. Tapi profil kami memang mirip sih... Kami sama-sama kecil (kata lain dari kurang tinggi hehehe...), berambut lurus dan berkaca mata. Memang sekilas orang yang gak mengenal baik kami, pasti akan bingung.
Setelah 12 tahun waktu berlalu, ternyata makin (masih?) banyak saja orang yang mengira kami kakak beradik. Sudah keseribu kali ada orang yang salah mengira bahwa aku adalah Mbak Rully dan Mbak Rully adalah aku. Akhirnya kami pasrah juga dengan keadaan ini.
Ada banyak sekali kejadian lucu terkait "kemiripan" kami ini. Aku mencatat beberapa kejadian di antaranya :
1. Pak Darno teman sekantorku yang sudah kurang lebih 1 tahun bekerja bersama aku masih salah mengira kalau aku adalah Mbak Rully. Ketahuannya waktu kami ketemu di luar kantor dalam suatu acara. Setelah ngobrol sekian lama..., baru ketahuan kalau ternyata Pak Darno mengira aku adalah Mbak Rully! Ya ampun..., padahal kami sering lho ngobrol di kantor. Tetapi begitu di luar kantor, Pak Darno gak bisa bedain aku dan Mbak Rully. Cape' deh....
2. Seorang tetangga dekat Mbak Rully yang cucunya satu sekolah dengan Shasa-pun mengira bahwa aku adalah saudara kandung Mbak Rully. Pertama kali melihatku (waktu aku antar Shasa sekolah) dia merasa bingung. Dia yang mengenal baik keluarga mbak Rully (Ortu dan saudara-saudara kandung Mbak Rully) heran waktu melihatku, karena seingatnya mbak Rully gak punya adik yang lain (aku maksudnya). Setelah aku jelaskan bahwa aku bukan saudara kandung Mbak Rully dia tertawa malu.
3. Bapak mertuaku yang sudah tahu ceritaku bahwa di kantor aku dianggap adik dari Mbak Rully ternyata jadi ikut penasaran juga. Suatu hari bapak mertua jalan-jalan lewat depan rumah Mbak Rully. Kebetulan jarak rumah mbak Rully dan rumah mertuaku dekat (masih dalam 1 kelurahan). Sewaktu lewat depan rumah Mbak Rully kebetulan suaminya Mbak Rully (Pak Hari) sedang di depan rumah. Kebetulan lagi Pak Hari dikenal oleh bapak mertuaku sewaktu bapak dulu aktif di kelurahan. Terdorong oleh rasa penasaran, bapak meminta pada Pak Hari untuk dikenalkan dengan istrinya (Mbak Rully). Sebelumnya bapak juga menjelaskan bahwa beliau penasaran sekali apa benar Mbak Rully mirip denganku, menantunya yang manis ini (halah...!! Narsis dot com!!!). Setelah diperkenalkan pada Mbak Rully ternyata bapak mertua mengakui kalau memang ada kemiripan di antara kami. Mirip tapi tidak sama, bagi yang sudah kenal kami masing-masing dengan baik. Dan.., karena aku lebih muda pasti lebih manis aku. (gak nyambung yach..?!)
Gara-gara beberapa kejadian lucu plus menjengkelkan yang sering kami alami, hubungan kami jadi makin dekat. Kalau ada orang yang salah mengira lagi, kami menanggapinya dengan : "oh... bukan, dia saudaraku (kakak-ku /adik-ku). Kami memang mirip kok ya ?" Setiap ketemu orang lain dan kebetulan waktu itu kami sedang bersama, maka kami memperkenalkan diri sebagai "kakak-beradik". Suami mbak Rully sendiri (yang kebetulan juga satu instansi dengan kami berdua) juga sering godain kami tentang hal itu.
Awal yang menjengkelkan sekarang ini berubah menjadi manis, karena aku punya "saudara" baru. Alhamdulillah....

Mirip Mbak Rully ...??

Aku mengenal mbak Rully kurang lebih 12 tahun yang lalu saat aku pertama masuk kerja. Perkenalanku dengannya bermula dari rasa penasaran. Soalnya sejak aku pertama masuk kerja dan memperkenalkan diri dengan teman-teman di kantor, semuanya pasti nanya : "adiknya Mbak Rully ya ?"
Aku yang kebingungan hanya bisa nanya, "Mbak Rully siapa?". Setelah tanya kanan kiri ternyata yang dimaksud dengan Mbak Rully adalah staf dari Bagian Keuangan. Kata mereka, aku mirip banget dengan Mbak Rully. Hah...? Masak sih ... ?!

Setelah makin banyak orang yang menanyakan hal itu, aku jadi sempat sebel dan sangat penasaran. Sungguh mati aku jadi penasaran .... (Halah kok malah nyanyi ?!) Akhirnya seorang teman mengajakku ke Bagian Keuangan dan menunjukkan padaku orang yang bernama Mbak Rully.
Kalau menurutku sih..., gak mirip-mirip amat. Tapi profil kami memang mirip sih... Kami sama-sama kecil (kata lain dari kurang tinggi hehehe...), berambut lurus dan berkaca mata. Memang sekilas orang yang gak mengenal baik kami, pasti akan bingung.
Setelah 12 tahun waktu berlalu, ternyata makin (masih?) banyak saja orang yang mengira kami kakak beradik. Sudah keseribu kali ada orang yang salah mengira bahwa aku adalah Mbak Rully dan Mbak Rully adalah aku. Akhirnya kami pasrah juga dengan keadaan ini.
Ada banyak sekali kejadian lucu terkait "kemiripan" kami ini. Aku mencatat beberapa kejadian di antaranya :
1. Pak Darno teman sekantorku yang sudah kurang lebih 1 tahun bekerja bersama aku masih salah mengira kalau aku adalah Mbak Rully. Ketahuannya waktu kami ketemu di luar kantor dalam suatu acara. Setelah ngobrol sekian lama..., baru ketahuan kalau ternyata Pak Darno mengira aku adalah Mbak Rully! Ya ampun..., padahal kami sering lho ngobrol di kantor. Tetapi begitu di luar kantor, Pak Darno gak bisa bedain aku dan Mbak Rully. Cape' deh....
2. Seorang tetangga dekat Mbak Rully yang cucunya satu sekolah dengan Shasa-pun mengira bahwa aku adalah saudara kandung Mbak Rully. Pertama kali melihatku (waktu aku antar Shasa sekolah) dia merasa bingung. Dia yang mengenal baik keluarga mbak Rully (Ortu dan saudara-saudara kandung Mbak Rully) heran waktu melihatku, karena seingatnya mbak Rully gak punya adik yang lain (aku maksudnya). Setelah aku jelaskan bahwa aku bukan saudara kandung Mbak Rully dia tertawa malu.
3. Bapak mertuaku yang sudah tahu ceritaku bahwa di kantor aku dianggap adik dari Mbak Rully ternyata jadi ikut penasaran juga. Suatu hari bapak mertua jalan-jalan lewat depan rumah Mbak Rully. Kebetulan jarak rumah mbak Rully dan rumah mertuaku dekat (masih dalam 1 kelurahan). Sewaktu lewat depan rumah Mbak Rully kebetulan suaminya Mbak Rully (Pak Hari) sedang di depan rumah. Kebetulan lagi Pak Hari dikenal oleh bapak mertuaku sewaktu bapak dulu aktif di kelurahan. Terdorong oleh rasa penasaran, bapak meminta pada Pak Hari untuk dikenalkan dengan istrinya (Mbak Rully). Sebelumnya bapak juga menjelaskan bahwa beliau penasaran sekali apa benar Mbak Rully mirip denganku, menantunya yang manis ini (halah...!! Narsis dot com!!!). Setelah diperkenalkan pada Mbak Rully ternyata bapak mertua mengakui kalau memang ada kemiripan di antara kami. Mirip tapi tidak sama, bagi yang sudah kenal kami masing-masing dengan baik. Dan.., karena aku lebih muda pasti lebih manis aku. (gak nyambung yach..?!)
Gara-gara beberapa kejadian lucu plus menjengkelkan yang sering kami alami, hubungan kami jadi makin dekat. Kalau ada orang yang salah mengira lagi, kami menanggapinya dengan : "oh... bukan, dia saudaraku (kakak-ku /adik-ku). Kami memang mirip kok ya ?" Setiap ketemu orang lain dan kebetulan waktu itu kami sedang bersama, maka kami memperkenalkan diri sebagai "kakak-beradik". Suami mbak Rully sendiri (yang kebetulan juga satu instansi dengan kami berdua) juga sering godain kami tentang hal itu.
Awal yang menjengkelkan sekarang ini berubah menjadi manis, karena aku punya "saudara" baru. Alhamdulillah....

Senin, 22 Desember 2008

Hari Ibu

Kemarin malam Shasa-ku memberikan sebuah catatan kecil untukku. Bunyinya : Ma..., jangan buka dompet sampai besok pagi ya ? Besok pagi-pagi bangun tidur langsung buka dompet ya ? Membaca tulisan Shasa itu mau tak mau aku tersenyum. Apa ya kira-kira yang disembunyikan Shasa untukku ?

Dan tadi pagi, akhirnya aku membuka dompetku. Di dalamnya ada kertas ucapan kecil bergambar Princess Aurora yang berisi tulisan Shasa :

Selamat Hari Ibu, Mom....
Aku sengaja pilih Aurora bawa bunga karena itu berarti aku mencintai mama.

Aku jadi tersenyum baca ucapan dari Shasa itu. Aku sebenarnya lupa kalau hari ini adalah Hari Ibu. Kartu dari Shasa membuatku sangat terharu. I Love you too, Shasa...

Selamat Hari Ibu untuk Ibunda dan Ibu Mertua. Cinta kasih ibu sungguh tidak akan tergantikan oleh apapun juga.

Ada puisi yang indah sekali tentang Ibu hasil karya D. Zawawi Imron seperti berikut ini :

Ibu

kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir
bila aku merantauaku ingat sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa aku bayar

ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyerbak bau sayang ibu menunjuk ke langit,
kemudian ke bumiaku mengangguk meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudra sempit lautan teduhtempatku mandi,
mencuci lumut pada diritempatku berlayar,
menebar pukat dan melempar sauhlokan-lokan,
mutiara dan kembang laut semua bagiku

kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu ibu, yang akan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu engkau ibu dan aku anakmu
bila aku berlayar lalu datang angin sakal Tuhan
yang ibu tunjukkan telah kukenal
ibulah itu , bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru dengan sajakku

1966

Hari Ibu

Kemarin malam Shasa-ku memberikan sebuah catatan kecil untukku. Bunyinya : Ma..., jangan buka dompet sampai besok pagi ya ? Besok pagi-pagi bangun tidur langsung buka dompet ya ? Membaca tulisan Shasa itu mau tak mau aku tersenyum. Apa ya kira-kira yang disembunyikan Shasa untukku ?

Dan tadi pagi, akhirnya aku membuka dompetku. Di dalamnya ada kertas ucapan kecil bergambar Princess Aurora yang berisi tulisan Shasa :

Selamat Hari Ibu, Mom....
Aku sengaja pilih Aurora bawa bunga karena itu berarti aku mencintai mama.

Aku jadi tersenyum baca ucapan dari Shasa itu. Aku sebenarnya lupa kalau hari ini adalah Hari Ibu. Kartu dari Shasa membuatku sangat terharu. I Love you too, Shasa...

Selamat Hari Ibu untuk Ibunda dan Ibu Mertua. Cinta kasih ibu sungguh tidak akan tergantikan oleh apapun juga.

Ada puisi yang indah sekali tentang Ibu hasil karya D. Zawawi Imron seperti berikut ini :

Ibu

kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir
bila aku merantauaku ingat sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa aku bayar

ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyerbak bau sayang ibu menunjuk ke langit,
kemudian ke bumiaku mengangguk meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudra sempit lautan teduhtempatku mandi,
mencuci lumut pada diritempatku berlayar,
menebar pukat dan melempar sauhlokan-lokan,
mutiara dan kembang laut semua bagiku

kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu ibu, yang akan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu engkau ibu dan aku anakmu
bila aku berlayar lalu datang angin sakal Tuhan
yang ibu tunjukkan telah kukenal
ibulah itu , bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru dengan sajakku

1966

Senin, 15 Desember 2008

Happy Birthday... Mom !!

Hari ini ibuku tercinta genap berusia 64 tahun. Selamat ulang tahun, ibu tercinta. Semoga senantiasa sehat sehingga ibu bisa menikmati hari tua dengan leluasa dan bahagia. Amien.

Ibuku adalah seorang wanita yang aktif. Dulu sewaktu masih aktif bekerja, ibu masih bisa meluangkan waktu untuk keluarga. Sesibuk apapapun, ibu yang jago memasak (sayang tidak menurun padaku hehe) selalu setia menyediakan sarapan pagi bagi kami sekeluarga. Ibu memang tidak mengenal takut untuk senantiasa bekerja keras. Selain sibuk di rumah dan di kantor, ibu juga sangat aktif berorganisasi. Nyaris tak ada waktu luang untuknya. Sekarang saja, dalam menikmati hari tuanya, ibu masih terlibat dalam beberapa kegiatan.

Apapun yang dilakukan ibu saat ini, bagi kami yang penting adalah kebahagiaan ibu. Karena kami yakin, ibu pasti tidak akan suka apabila kami memintanya lebih banyak diam di rumah. Berdiam diri tanpa banyak berbuat sesuatu yang berharga, pasti akan meresahkan ibu.

Ibu..., Selamat Ulang Tahun... !! Semoga Allah semakin menyayangi ibu, sebagaimana ibu yang kini semakin cinta pada-Nya. Ibu, betapa kami sangat sayang dan bangga padamu. Terima kasih banyak atas semua yang telah ibu berikan pada kami selama ini. Tak ada kata yang mampu mengungkapkan betapa kami sangat bersyukur memilikimu. Semoga kami masih punya banyak waktu untuk membuatmu bahagia. Ibu, terimalah peluk hangat dan cium dari anak dan cucumu.

Happy Birthday... Mom !!

Hari ini ibuku tercinta genap berusia 64 tahun. Selamat ulang tahun, ibu tercinta. Semoga senantiasa sehat sehingga ibu bisa menikmati hari tua dengan leluasa dan bahagia. Amien.

Ibuku adalah seorang wanita yang aktif. Dulu sewaktu masih aktif bekerja, ibu masih bisa meluangkan waktu untuk keluarga. Sesibuk apapapun, ibu yang jago memasak (sayang tidak menurun padaku hehe) selalu setia menyediakan sarapan pagi bagi kami sekeluarga. Ibu memang tidak mengenal takut untuk senantiasa bekerja keras. Selain sibuk di rumah dan di kantor, ibu juga sangat aktif berorganisasi. Nyaris tak ada waktu luang untuknya. Sekarang saja, dalam menikmati hari tuanya, ibu masih terlibat dalam beberapa kegiatan.

Apapun yang dilakukan ibu saat ini, bagi kami yang penting adalah kebahagiaan ibu. Karena kami yakin, ibu pasti tidak akan suka apabila kami memintanya lebih banyak diam di rumah. Berdiam diri tanpa banyak berbuat sesuatu yang berharga, pasti akan meresahkan ibu.

Ibu..., Selamat Ulang Tahun... !! Semoga Allah semakin menyayangi ibu, sebagaimana ibu yang kini semakin cinta pada-Nya. Ibu, betapa kami sangat sayang dan bangga padamu. Terima kasih banyak atas semua yang telah ibu berikan pada kami selama ini. Tak ada kata yang mampu mengungkapkan betapa kami sangat bersyukur memilikimu. Semoga kami masih punya banyak waktu untuk membuatmu bahagia. Ibu, terimalah peluk hangat dan cium dari anak dan cucumu.

Minggu, 14 Desember 2008

Kerja

Salah satu acara televisi favorit keluargaku adalah "jika aku menjadi..." yang ditayangkan oleh transtv. Acara yang mencoba menampilkan kehidupan orang-orang yang kurang beruntung itu (sebagai narasumbernya) betul-betul bagai angin segar di antara serbuan sinetron di berbagai stasiun televisi. Narasumber yang ditampilkan betul-betul mewakili profesi dari kelompok "masyarakat miskin", seperti : penjual gorengan, pemulung, buruh tani, penjual martabak, dsb. Menariknya lagi, dalam setiap episodenya ada seorang talent (seperti host gitu deh) yang selalu berganti-ganti (kebanyakan sih mahasiswa) yang betul-betul terjun dan menyelami kehidupan orang-orang yang kurang beruntung itu.

Sang talent tersebut selama beberapa hari hidup bersama "nara sumber" dengan segala keterbatasannya. Seringkali ditampilkan bagaimana sang talent yang kebingunan saat mengetahui bahwa nara sumbernya tidak memiliki MCK yang layak bahkan harus buang air besar di sungai. Belum lagi dengan hidangan makanan yang amat sangat sederhana. Malah dalam suatu episode sang nara sumber hanya mampu menyiapkan makanan berupa nasi garam dan di lain episode makanan yang disajikan hanya sinkong rebus untuk sang talent.
Tidak mengherankan apabila di setiap episode sang talent menangis saat merasakan betapa beratnya hidup yang selama ini harus dijalani sang narasumber.
Mengingat bahwa acara ini sarat edukasi, maka kami selalu berusaha meluangkan waktu untuk menontonnya. Melalui acara ini kami dapat
menumbuhkan jiwa solidaritas terhadap sesama dan kami bisa lebih mensyukuri apa yang telah kami miliki selama ini. Khususnya bagi Shasa-ku, acara itu betul-betul membuka wawasannya tentang kehidupan yang sesungguhnya yang selama ini jauh dari penglihatannya.
Bagiku sendiri, acara ini membuatku memandang kerja dengan perspektif yang baru. Melalui sang narasumber aku melihat semangat bekerja yang pantang menyerah. Sering aku ikut terharu menyaksikan bagaimana kerasnya usaha mereka untuk sekedar menghidupi keluarga tercinta. Terkadang rasa letih dan sakit harus dilupakan demi sesuap nasi...
Aku sungguh salut melihat betapa besar kecintaan narasumber terhadap pekerjaan (ala kadarnya) yang selama ini menghidupi mereka.
Mereka betul-betul telah ikhlas menjalani kehidupan mereka yang berat. Sesulit apapun keadaan yang mereka alami, ternyata mereka tetap tidak kehilangan rasa cinta dan keihlasan dalam bekerja. Lebih hebat lagi, mereka senantiasa mensyukuri rezeki yang jumlahnya amat sedikit dibandingkan dengan kerja keras mereka dalam sehari. Subhanallah.... Aku jadi malu karena tak ada keluhan sedikitpun yang terlontar dari setiap narasumber. Sementara aku..., hanya karena masalah kecil saja seringkali merasa sudah sangat menderita.

Aku jadi ingat kata-kata bijak dari Kahlil Gibran yang berbicara tentang kerja :
Jika dalam keluhan kalian menganggap kelahiran sebagai penderitaan dan mencari nafkah (adalah) sebuah kutukan, maka aku berkata bahwa tidak ada yang dapat menghapus kutukan derita itu selain cucuran keringat kalian sendiri. Selama ini kalian juga mendengar orang berkata bahwa hidup adalah kegelapan, dan dalam keletihan kalian selalu meniru kata-kata mereka yang kelelahan. Maka aku katakan bahwa hidup memang kegelapan, jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan segala pengetahuan adalah hampa, jika tidak diikuti pekerjaan. Dan setiap pekerjaan akan sia-sia, jika tidak disertai cinta.
Kerja adalah cinta yang menjadi nyata.
Tapi bagaimanakah bekerja dengan rasa cinta itu ? Bagaikan menenun kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu, seolah-olah kekasihmu yang akan memakainya kelak.
Jika kalian merasa enggan dan tidak sanggup bekerja dengan cinta, maka lebih baik kalian meninggalkannya, lalu mengambil tempat di depan gerbang kuil, meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan rasa gembira.

Dalam salah kesempatan Mario Teguh pernah mengatakan : "Dalam ekonomi yang sulit ini, rezeki tetap bersifat pribadi, so tingkatkan hubungan pribadi kita dengan Allah".

Bagaimanapun juga lebih mudah untuk bisa ikhlas dalam menjalani hidup yang berkecukupan daripada mampu ikhlas dalam menjalani hidup dalam penuh keterbatasan. Seandainya apa yang disampaikan oleh Mario Teguh dan apa yang telah dicontohkan oleh para narasumber dalam "jika aku menjadi..." dapat selalu kita ikuti, Insya Allah kita akan mampu senantiasa mensyukuri hidup ini.

Kerja

Salah satu acara televisi favorit keluargaku adalah "jika aku menjadi..." yang ditayangkan oleh transtv. Acara yang mencoba menampilkan kehidupan orang-orang yang kurang beruntung itu (sebagai narasumbernya) betul-betul bagai angin segar di antara serbuan sinetron di berbagai stasiun televisi. Narasumber yang ditampilkan betul-betul mewakili profesi dari kelompok "masyarakat miskin", seperti : penjual gorengan, pemulung, buruh tani, penjual martabak, dsb. Menariknya lagi, dalam setiap episodenya ada seorang talent (seperti host gitu deh) yang selalu berganti-ganti (kebanyakan sih mahasiswa) yang betul-betul terjun dan menyelami kehidupan orang-orang yang kurang beruntung itu.

Sang talent tersebut selama beberapa hari hidup bersama "nara sumber" dengan segala keterbatasannya. Seringkali ditampilkan bagaimana sang talent yang kebingunan saat mengetahui bahwa nara sumbernya tidak memiliki MCK yang layak bahkan harus buang air besar di sungai. Belum lagi dengan hidangan makanan yang amat sangat sederhana. Malah dalam suatu episode sang nara sumber hanya mampu menyiapkan makanan berupa nasi garam dan di lain episode makanan yang disajikan hanya sinkong rebus untuk sang talent.
Tidak mengherankan apabila di setiap episode sang talent menangis saat merasakan betapa beratnya hidup yang selama ini harus dijalani sang narasumber.
Mengingat bahwa acara ini sarat edukasi, maka kami selalu berusaha meluangkan waktu untuk menontonnya. Melalui acara ini kami dapat
menumbuhkan jiwa solidaritas terhadap sesama dan kami bisa lebih mensyukuri apa yang telah kami miliki selama ini. Khususnya bagi Shasa-ku, acara itu betul-betul membuka wawasannya tentang kehidupan yang sesungguhnya yang selama ini jauh dari penglihatannya.
Bagiku sendiri, acara ini membuatku memandang kerja dengan perspektif yang baru. Melalui sang narasumber aku melihat semangat bekerja yang pantang menyerah. Sering aku ikut terharu menyaksikan bagaimana kerasnya usaha mereka untuk sekedar menghidupi keluarga tercinta. Terkadang rasa letih dan sakit harus dilupakan demi sesuap nasi...
Aku sungguh salut melihat betapa besar kecintaan narasumber terhadap pekerjaan (ala kadarnya) yang selama ini menghidupi mereka.
Mereka betul-betul telah ikhlas menjalani kehidupan mereka yang berat. Sesulit apapun keadaan yang mereka alami, ternyata mereka tetap tidak kehilangan rasa cinta dan keihlasan dalam bekerja. Lebih hebat lagi, mereka senantiasa mensyukuri rezeki yang jumlahnya amat sedikit dibandingkan dengan kerja keras mereka dalam sehari. Subhanallah.... Aku jadi malu karena tak ada keluhan sedikitpun yang terlontar dari setiap narasumber. Sementara aku..., hanya karena masalah kecil saja seringkali merasa sudah sangat menderita.

Aku jadi ingat kata-kata bijak dari Kahlil Gibran yang berbicara tentang kerja :
Jika dalam keluhan kalian menganggap kelahiran sebagai penderitaan dan mencari nafkah (adalah) sebuah kutukan, maka aku berkata bahwa tidak ada yang dapat menghapus kutukan derita itu selain cucuran keringat kalian sendiri. Selama ini kalian juga mendengar orang berkata bahwa hidup adalah kegelapan, dan dalam keletihan kalian selalu meniru kata-kata mereka yang kelelahan. Maka aku katakan bahwa hidup memang kegelapan, jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan segala pengetahuan adalah hampa, jika tidak diikuti pekerjaan. Dan setiap pekerjaan akan sia-sia, jika tidak disertai cinta.
Kerja adalah cinta yang menjadi nyata.
Tapi bagaimanakah bekerja dengan rasa cinta itu ? Bagaikan menenun kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu, seolah-olah kekasihmu yang akan memakainya kelak.
Jika kalian merasa enggan dan tidak sanggup bekerja dengan cinta, maka lebih baik kalian meninggalkannya, lalu mengambil tempat di depan gerbang kuil, meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan rasa gembira.

Dalam salah kesempatan Mario Teguh pernah mengatakan : "Dalam ekonomi yang sulit ini, rezeki tetap bersifat pribadi, so tingkatkan hubungan pribadi kita dengan Allah".

Bagaimanapun juga lebih mudah untuk bisa ikhlas dalam menjalani hidup yang berkecukupan daripada mampu ikhlas dalam menjalani hidup dalam penuh keterbatasan. Seandainya apa yang disampaikan oleh Mario Teguh dan apa yang telah dicontohkan oleh para narasumber dalam "jika aku menjadi..." dapat selalu kita ikuti, Insya Allah kita akan mampu senantiasa mensyukuri hidup ini.

Sabtu, 13 Desember 2008

Jalan pagi

Saat itu aku duduk di kelas 5 SD. Sabtu pulang sekolah, aku dan beberapa teman cewek lainnya janjian dengan guru olahraga kami, Pak Tri, untuk olah raga jalan pagi pada hari Minggu.

Hari Minggu yang dijanjikan, aku dan seorang sahabatku : Lelly, datang ke sekolah jam 04.30. Ternyata di sekolah masih sepi, belum ada yang datang. Setelah menunggu beberapa saat lamanya akhirnya Pak Tri dan beberapa teman datang juga. Karena teman-teman yang lain tidak ada kabarnya, akhirnya kami memutuskan memulai jalan pagi kami.

Walaupun peserta jalan pagi ini tidak sebanyak rencana semula, kami tetap bersemangat melaksanakan jalan pagi. Ternyata waktu kami sampai di Stadion, teman-teman kami lainnya datang menyusul !! Wah..., jadi semakin semangat kami melakukan jalan pagi.

Pak Tri mengajak kami mengambil jalan ke arah timur kota. Saat itu di daerah timur kota masih banyak persawahan. Tidak seperti kondisi saat ini dimana persawahan makin menyusut dari hari ke hari.

Kami betul-betul menikmati acara jalan pagi kami. Semakin banyak persawahan yang kami lalui semakin tinggi semangat kami. Bahkan kami tak lagi lewat jalan raya, melainkan berjalan melalui pematang sawah !! Kami berjalan di antara tanaman padi yang tumbuh subur. Bahkan kami beberapa kali bertemu dengan ulat yang asyik jalan-jalan di tengah pematang yang kami lewati.

Kami juga melewati sungai. Karena tak ada jembatannya, beberapa di antara kami yang tak bisa melompati sungai tersebut diangkat oleh Pak Tri. Waktu kami kehausan dan melewati perumahan penduduk yang sangat sederhana, kami sempat mampir dan minta air putih. Acara jalan-jalan di desa itu betul-betul membuat kami betul-betul keasyikan sampai kami tidak memperdulikan matahari yang makin beranjak tinggi.

Saat kami masuk kembali ke kota, ternyata matahari betul-betul sudah tinggi. Jam sudah menunjukkan pukul 10 kurang beberapa menit !! Astaga...., ternyata lama juga kami jalan-jalan tadi. Sungguh, karena keasyikan kami sampai lupa waktu.

Kemudian, perasaan takut mulai menyelinap di hatiku. Bagaimana ya kalau nanti orang tuaku marah ? Mendekati rumah, aku semakin berdebar-debar. Aku berharap orang tuaku tidak mengetahui saat aku masuk rumah. Tapi ternyata harapanku sia-sia. Begitu masuk halaman rumah, orang tuaku sudah menyambutku di depan pintu.

Setelah ditanya dari mana saja aku sejak pagi, orang tuaku kemudian menjelaskan bahwa mereka tadi sangat khawatir karena aku yang pamit untuk jalan pagi tidak juga pulang sampai hari beranjak siang. Mereka sangat mencemaskan keselamatanku. Karena saat itu belum ada telepon, maka ortuku mendatangi rumah beberapa temanku untuk menanyakan keberadaanku. Bahkan ibuku sampai datang ke rumah Kepala Sekolahku (dengan naik becak) karena waktu aku pamit aku bilang pada ibuku bahwa Pak Tri yang akan memandu kami.

Sungguh aku menyesal karena ternyata aku sama sekali tidak memperhitungkan perasaan orang tuaku waktu aku keasyikan jalan pagi sampai lupa waktu. Bahkan aku sampai merepotkan mereka yang harus pontang panting mencari informasi tentang kepergianku ke rumah beberapa temanku.

Memang sih, mana ada orang yang jalan pagi sampai siang hari ?! Pasti sejak beberapa jam sebelum kedatanganku, orang tuaku mencemaskan apa yang terjadi padaku kok sampai siang aku belum kembali ke rumah. Hariku yang tadi indah..., jadi tak indah lagi karena tertutup penyesalan yang dalam.

Ternyata semua itu belum cukup. Senin pagi keesokan harinya, Kepala Sekolah memanggil kami semua yang kemarin ikut jalan pagi dan menasehati kami panjang lebar. Kami dinasehati untuk tidak lagi membuat orang tua kami cemas karena perilaku kami.

Kami juga dinasehati untuk tidak lupa waktu bila kami melakukan kegiatan yang kami sukai, sehingga tidak merepotkan orang lain. Apa yang terjadi akibat jalan pagi (yang sesungguhnya indah itu) tak pernah aku lupakan hingga kini.

Jalan pagi

Saat itu aku duduk di kelas 5 SD. Sabtu pulang sekolah, aku dan beberapa teman cewek lainnya janjian dengan guru olahraga kami, Pak Tri, untuk olah raga jalan pagi pada hari Minggu.

Hari Minggu yang dijanjikan, aku dan seorang sahabatku : Lelly, datang ke sekolah jam 04.30. Ternyata di sekolah masih sepi, belum ada yang datang. Setelah menunggu beberapa saat lamanya akhirnya Pak Tri dan beberapa teman datang juga. Karena teman-teman yang lain tidak ada kabarnya, akhirnya kami memutuskan memulai jalan pagi kami.

Walaupun peserta jalan pagi ini tidak sebanyak rencana semula, kami tetap bersemangat melaksanakan jalan pagi. Ternyata waktu kami sampai di Stadion, teman-teman kami lainnya datang menyusul !! Wah..., jadi semakin semangat kami melakukan jalan pagi.

Pak Tri mengajak kami mengambil jalan ke arah timur kota. Saat itu di daerah timur kota masih banyak persawahan. Tidak seperti kondisi saat ini dimana persawahan makin menyusut dari hari ke hari.

Kami betul-betul menikmati acara jalan pagi kami. Semakin banyak persawahan yang kami lalui semakin tinggi semangat kami. Bahkan kami tak lagi lewat jalan raya, melainkan berjalan melalui pematang sawah !! Kami berjalan di antara tanaman padi yang tumbuh subur. Bahkan kami beberapa kali bertemu dengan ulat yang asyik jalan-jalan di tengah pematang yang kami lewati.

Kami juga melewati sungai. Karena tak ada jembatannya, beberapa di antara kami yang tak bisa melompati sungai tersebut diangkat oleh Pak Tri. Waktu kami kehausan dan melewati perumahan penduduk yang sangat sederhana, kami sempat mampir dan minta air putih. Acara jalan-jalan di desa itu betul-betul membuat kami betul-betul keasyikan sampai kami tidak memperdulikan matahari yang makin beranjak tinggi.

Saat kami masuk kembali ke kota, ternyata matahari betul-betul sudah tinggi. Jam sudah menunjukkan pukul 10 kurang beberapa menit !! Astaga...., ternyata lama juga kami jalan-jalan tadi. Sungguh, karena keasyikan kami sampai lupa waktu.

Kemudian, perasaan takut mulai menyelinap di hatiku. Bagaimana ya kalau nanti orang tuaku marah ? Mendekati rumah, aku semakin berdebar-debar. Aku berharap orang tuaku tidak mengetahui saat aku masuk rumah. Tapi ternyata harapanku sia-sia. Begitu masuk halaman rumah, orang tuaku sudah menyambutku di depan pintu.

Setelah ditanya dari mana saja aku sejak pagi, orang tuaku kemudian menjelaskan bahwa mereka tadi sangat khawatir karena aku yang pamit untuk jalan pagi tidak juga pulang sampai hari beranjak siang. Mereka sangat mencemaskan keselamatanku. Karena saat itu belum ada telepon, maka ortuku mendatangi rumah beberapa temanku untuk menanyakan keberadaanku. Bahkan ibuku sampai datang ke rumah Kepala Sekolahku (dengan naik becak) karena waktu aku pamit aku bilang pada ibuku bahwa Pak Tri yang akan memandu kami.

Sungguh aku menyesal karena ternyata aku sama sekali tidak memperhitungkan perasaan orang tuaku waktu aku keasyikan jalan pagi sampai lupa waktu. Bahkan aku sampai merepotkan mereka yang harus pontang panting mencari informasi tentang kepergianku ke rumah beberapa temanku.

Memang sih, mana ada orang yang jalan pagi sampai siang hari ?! Pasti sejak beberapa jam sebelum kedatanganku, orang tuaku mencemaskan apa yang terjadi padaku kok sampai siang aku belum kembali ke rumah. Hariku yang tadi indah..., jadi tak indah lagi karena tertutup penyesalan yang dalam.

Ternyata semua itu belum cukup. Senin pagi keesokan harinya, Kepala Sekolah memanggil kami semua yang kemarin ikut jalan pagi dan menasehati kami panjang lebar. Kami dinasehati untuk tidak lagi membuat orang tua kami cemas karena perilaku kami.

Kami juga dinasehati untuk tidak lupa waktu bila kami melakukan kegiatan yang kami sukai, sehingga tidak merepotkan orang lain. Apa yang terjadi akibat jalan pagi (yang sesungguhnya indah itu) tak pernah aku lupakan hingga kini.

Jumat, 12 Desember 2008

Orang-orang yang bisa membuat orang lain jadi sebel

Aku telah berteman dan bergaul dengan beberapa jenis orang. Mulai dari lingkungan rumahku, teman-teman sekolahku dulu maupun teman-teman di lingkungan tempat kerjaku. Ternyata dari yang aku catat, ada tipe orang-orang yang mampu membuat orang lain sebel bin mangkel. Tipe-tipe orang yang mampu membuat orang lain sebel (menurut penilaianku pribadi lho) adalah :

1. Orang yang selalu mencari-cari kelemahan dan kekurangan orang lain. Aku punya teman seperti ini, bahkan warna lipstik yang dipakai orang lain-pun dikomentari : yang terlalu pucatlah, yang terlalu menyala, yang tidak sesuai dengan warna kulit si pemakai dsb !! Sepertinya bagi orang seperti ini tidak ada yang bagus di matanya. Apapun yang dilakukan orang lain di matanya pasti ada salahnya. Cape' dehh...!.
2. Orang yang gak perduli dengan orang lain. Tipe yang nomor 2 ini berkebalikan dengan tipe nomor 1. Aku punya teman yang betul-betul seperti hidup di dunianya sendiri. Dia seringkali ketinggalan berita kalau ada sesuatu yang terjadi di sekitarnya, karena dia terlalu asyik dengan dirinya sendiri. Kalau orang lain repot dia juga tidak tergerak untuk membantu. Kalau dimintai pertolongan, juga tidak menolong. Kalaupun mau menolong, dia pasti mengambil "keuntungan" dengan pertolongan yang telah diberikannya. Poko'e betul-betul nyebelin banget...!!
3. Orang yang merasa dirinya paling hebat dan paling benar. Tipe orang yang seperti ini seringkali terkesan meremehkan orang lain. Temanku yang memiliki sifat seperti ini betul-betul merepotkan. Baginya kerja orang lain gak sempurna. Menurutnya hanya dia yang menguasai suatu ilmu dan hanya dia yang mampu bekerja dengan benar. Karena dirinya selalu merasa benar sehingga kesan sombong sangat terlihat dari sikap dan ucapannya. Bahkan dari tarikan mulutnya saat tersenyum kesan sinis jelas terlihat.
4. Orang yang selalu meributkan hal-hal yang tidak penting. Aku punya seorang teman yang seperti ini. Betul-betul mengikis habis kesabaranku saat menghadapi pertanyaan-pertanyaannya yang sangat tidak perlu tentang hal-hal yang sangat remeh. Belum lagi saat aku harus mendengarkan kecemasan-kecemasannya yang sudah berlebihan. Sayangnya butuh waktu lebih dari 6-7 kali untuk meyakinkannya bahwa apa yang selalu diributkannya itu sebenarnya tidak ada artinya. Terkadang saat aku sudah sumpek menghadainya, aku sering berpikir jangan-jangan dia mengidap : Anxiety disorders.
5. Orang yang suka menghasut orang lain. Aduh kalau sudah ketemu orang yang begini, apa yang selama ini dibangun dengan hati-hati akan rusak dalam sekejap. Orang-orang yang suka menghasut benar-benar berhasil dalam melakukan "pembunuhan karakter"!! Temanku yang bertipe seperti ini seringkali menyampaikan pandangan dan pikirannya sendiri yang negatif tentang orang lain (yang belum tentu betul!!) kepada banyak orang. Herannya orang-orang seperti ini sangat pandai untuk meyakinkan orang lain sehingga pembunuhan karakter terhadap orang yang jadi "bahan pembicaraan" dapat segera terjadi. Betul-betul membuat mangkel bin sebel....!!
6. Orang yang memiliki "lidah tak bertulang". Aku punya teman seperti itu. Sudah beberapa kali aku mencatat bahwa apa yang pernah dikatakannya dikemudian hari diingkarinya. Pernah suatu kali sesuatu yang diucapkannya menjadi masalah, tapi ternyata dia menyangkal pernah mengucapkannya. Iih... kok bisa ya ?!

Itu semua adalah hasil catatanku terhadap teman-temanku. Mungkin ada tipe yang lain yang bisa membuat orang lain mangkel bin sebel, tetapi sejauh ini tipe-tipe seperti di atas itulah yang sudah kutemui dalam hidupku.

Orang-orang yang bisa membuat orang lain jadi sebel

Aku telah berteman dan bergaul dengan beberapa jenis orang. Mulai dari lingkungan rumahku, teman-teman sekolahku dulu maupun teman-teman di lingkungan tempat kerjaku. Ternyata dari yang aku catat, ada tipe orang-orang yang mampu membuat orang lain sebel bin mangkel. Tipe-tipe orang yang mampu membuat orang lain sebel (menurut penilaianku pribadi lho) adalah :

1. Orang yang selalu mencari-cari kelemahan dan kekurangan orang lain. Aku punya teman seperti ini, bahkan warna lipstik yang dipakai orang lain-pun dikomentari : yang terlalu pucatlah, yang terlalu menyala, yang tidak sesuai dengan warna kulit si pemakai dsb !! Sepertinya bagi orang seperti ini tidak ada yang bagus di matanya. Apapun yang dilakukan orang lain di matanya pasti ada salahnya. Cape' dehh...!.
2. Orang yang gak perduli dengan orang lain. Tipe yang nomor 2 ini berkebalikan dengan tipe nomor 1. Aku punya teman yang betul-betul seperti hidup di dunianya sendiri. Dia seringkali ketinggalan berita kalau ada sesuatu yang terjadi di sekitarnya, karena dia terlalu asyik dengan dirinya sendiri. Kalau orang lain repot dia juga tidak tergerak untuk membantu. Kalau dimintai pertolongan, juga tidak menolong. Kalaupun mau menolong, dia pasti mengambil "keuntungan" dengan pertolongan yang telah diberikannya. Poko'e betul-betul nyebelin banget...!!
3. Orang yang merasa dirinya paling hebat dan paling benar. Tipe orang yang seperti ini seringkali terkesan meremehkan orang lain. Temanku yang memiliki sifat seperti ini betul-betul merepotkan. Baginya kerja orang lain gak sempurna. Menurutnya hanya dia yang menguasai suatu ilmu dan hanya dia yang mampu bekerja dengan benar. Karena dirinya selalu merasa benar sehingga kesan sombong sangat terlihat dari sikap dan ucapannya. Bahkan dari tarikan mulutnya saat tersenyum kesan sinis jelas terlihat.
4. Orang yang selalu meributkan hal-hal yang tidak penting. Aku punya seorang teman yang seperti ini. Betul-betul mengikis habis kesabaranku saat menghadapi pertanyaan-pertanyaannya yang sangat tidak perlu tentang hal-hal yang sangat remeh. Belum lagi saat aku harus mendengarkan kecemasan-kecemasannya yang sudah berlebihan. Sayangnya butuh waktu lebih dari 6-7 kali untuk meyakinkannya bahwa apa yang selalu diributkannya itu sebenarnya tidak ada artinya. Terkadang saat aku sudah sumpek menghadainya, aku sering berpikir jangan-jangan dia mengidap : Anxiety disorders.
5. Orang yang suka menghasut orang lain. Aduh kalau sudah ketemu orang yang begini, apa yang selama ini dibangun dengan hati-hati akan rusak dalam sekejap. Orang-orang yang suka menghasut benar-benar berhasil dalam melakukan "pembunuhan karakter"!! Temanku yang bertipe seperti ini seringkali menyampaikan pandangan dan pikirannya sendiri yang negatif tentang orang lain (yang belum tentu betul!!) kepada banyak orang. Herannya orang-orang seperti ini sangat pandai untuk meyakinkan orang lain sehingga pembunuhan karakter terhadap orang yang jadi "bahan pembicaraan" dapat segera terjadi. Betul-betul membuat mangkel bin sebel....!!
6. Orang yang memiliki "lidah tak bertulang". Aku punya teman seperti itu. Sudah beberapa kali aku mencatat bahwa apa yang pernah dikatakannya dikemudian hari diingkarinya. Pernah suatu kali sesuatu yang diucapkannya menjadi masalah, tapi ternyata dia menyangkal pernah mengucapkannya. Iih... kok bisa ya ?!

Itu semua adalah hasil catatanku terhadap teman-temanku. Mungkin ada tipe yang lain yang bisa membuat orang lain mangkel bin sebel, tetapi sejauh ini tipe-tipe seperti di atas itulah yang sudah kutemui dalam hidupku.

Hewan Qurban

Senin tanggal 8 Desember 2008 yang lalu adalah Hari Raya Idul Adha. Untuk qurban kali ini dan beberapa kali qurban sebelumnya aku mengirimkan hewan qurban kami ke sebuah sekolah dasar di pinggir Kota Madiun. Kami memilih sekolah itu karena menurut kami itulah tempat yang pas bagi kami untuk menyalurkan hewan qurban kami

Dahulu kami lebih memilih menyalurkan hewan qurban kami ke musholla / masjid di dekat rumah. Tapi karena ternyata yang menyalurkan hewan qurban di musholla / masjid tersebut banyak, sehingga penduduk di sekitar musholla / masjid semua mendapat bagian tanpa terkecuali. Hal seperti itu tidak hanya terjadi di lingkungan rumahku saja, tapi juga di beberapa tempat di daerah tempat tinggal teman-teman sekantorku. Bahkan ada yang mengadakan "memasak dan makan bersama" daging qurban karena daging qurban yang tersisa dari yang sudah dibagi-bagikan masih banyak.
Karena hal itulah, maka aku dan suamiku kemudian mencari informasi tentang daerah / sekolah yang menurut kami lebih "pas" menerima hewan qurban. Dari rekomendasi seorang teman, akhirnya kami mendapat informasi tentang sekolah dasar tersebut. Kebetulan sekolah dasar itu berada di lokasi yang kebanyakan penduduknya adalah masyarakat yang kurang mampu. Siswa-siswi di sekolah itu kebanyakan tergolong kurang mampu karena sebagian besar merupakan anak dari pengamen jalanan dan anak gelandangan dan berdomisili di Liposos.
Keadaan siswa-siswi sekolah dasar itulah yang menguatkan niat kami untuk menyalurkan hewan qurban kami ke sana. Karena kami memandang mereka lebih layak menerimanya.
Pernah suatu kali kami tidak mengirimkan hewan qurban ke sekolah tersebut, dan kami coba kembali menyalurkan hewan qurban ke musholla / masjid. Tapi keputusan tersebut kami sesali karena ternyata sekolah dasar yang biasa menerima kiriman hewan qurban dari kami saat itu tidak mampu menyembelih seekor hewan qurban-pun untuk dibagikan kepada siswa-siswinya. Padahal di sekolah anakku, Shasa, pada setiap kali pelaksanaan qurban mampu menyembelih beberapa hewan qurban sekaligus. Setelah kejadian tersebut, kami memutuskan untuk selalu mengirimkan hewan qurban kami ke sekolah itu.
Sampai saat ini aku merasa bahwa terlalu banyak hewan qurban yang "membanjiri" kota. Bahkan karena menumpuknya daging qurban, bisa dipergunakan untuk "pesta" warganya. Sementara di daerah-daerah yang miskin mereka bahkan tidak mampu menyembelih seekor hewan qurban-pun. Sebenarnya masih banyak masyarakat yang lebih membutuhkan daging qurban tetapi ternyata sampai saat ini masih sulit menjangkau mereka.
Mungkin diperlukan manajemen yang lebih bagus untuk penyaluran hewan qurban. Agar hewan qurban diterima oleh yang lebih berhak menerima. Mungkin diperlukan lebih banyak informasi kepada masyarakat di perkotaan, di daerah mana saja yang masih sangat membutuhkan bantuan dan berhak mendapatkan hewan qurban.

Hewan Qurban

Senin tanggal 8 Desember 2008 yang lalu adalah Hari Raya Idul Adha. Untuk qurban kali ini dan beberapa kali qurban sebelumnya aku mengirimkan hewan qurban kami ke sebuah sekolah dasar di pinggir Kota Madiun. Kami memilih sekolah itu karena menurut kami itulah tempat yang pas bagi kami untuk menyalurkan hewan qurban kami

Dahulu kami lebih memilih menyalurkan hewan qurban kami ke musholla / masjid di dekat rumah. Tapi karena ternyata yang menyalurkan hewan qurban di musholla / masjid tersebut banyak, sehingga penduduk di sekitar musholla / masjid semua mendapat bagian tanpa terkecuali. Hal seperti itu tidak hanya terjadi di lingkungan rumahku saja, tapi juga di beberapa tempat di daerah tempat tinggal teman-teman sekantorku. Bahkan ada yang mengadakan "memasak dan makan bersama" daging qurban karena daging qurban yang tersisa dari yang sudah dibagi-bagikan masih banyak.
Karena hal itulah, maka aku dan suamiku kemudian mencari informasi tentang daerah / sekolah yang menurut kami lebih "pas" menerima hewan qurban. Dari rekomendasi seorang teman, akhirnya kami mendapat informasi tentang sekolah dasar tersebut. Kebetulan sekolah dasar itu berada di lokasi yang kebanyakan penduduknya adalah masyarakat yang kurang mampu. Siswa-siswi di sekolah itu kebanyakan tergolong kurang mampu karena sebagian besar merupakan anak dari pengamen jalanan dan anak gelandangan dan berdomisili di Liposos.
Keadaan siswa-siswi sekolah dasar itulah yang menguatkan niat kami untuk menyalurkan hewan qurban kami ke sana. Karena kami memandang mereka lebih layak menerimanya.
Pernah suatu kali kami tidak mengirimkan hewan qurban ke sekolah tersebut, dan kami coba kembali menyalurkan hewan qurban ke musholla / masjid. Tapi keputusan tersebut kami sesali karena ternyata sekolah dasar yang biasa menerima kiriman hewan qurban dari kami saat itu tidak mampu menyembelih seekor hewan qurban-pun untuk dibagikan kepada siswa-siswinya. Padahal di sekolah anakku, Shasa, pada setiap kali pelaksanaan qurban mampu menyembelih beberapa hewan qurban sekaligus. Setelah kejadian tersebut, kami memutuskan untuk selalu mengirimkan hewan qurban kami ke sekolah itu.
Sampai saat ini aku merasa bahwa terlalu banyak hewan qurban yang "membanjiri" kota. Bahkan karena menumpuknya daging qurban, bisa dipergunakan untuk "pesta" warganya. Sementara di daerah-daerah yang miskin mereka bahkan tidak mampu menyembelih seekor hewan qurban-pun. Sebenarnya masih banyak masyarakat yang lebih membutuhkan daging qurban tetapi ternyata sampai saat ini masih sulit menjangkau mereka.
Mungkin diperlukan manajemen yang lebih bagus untuk penyaluran hewan qurban. Agar hewan qurban diterima oleh yang lebih berhak menerima. Mungkin diperlukan lebih banyak informasi kepada masyarakat di perkotaan, di daerah mana saja yang masih sangat membutuhkan bantuan dan berhak mendapatkan hewan qurban.

Jumat, 05 Desember 2008

Belajar ngeblog

Seperti sudah kuceritakan dulu bahwa niat untuk buat blog sudah lama, tapi setelah dapat dorongan plus desakan dari my best friend, afifah, akhirnya kubulatkan tekad untuk buat blog. Awalnya tertatih-tatih juga membuat blog.

Setelah blog jadi, aku coba posting. Berhasil, walau saat itu aku gak tahu kenapa nama blog-ku gak bisa kucari lewat google. Kemudian ada keinginan untuk mengganti template-nya. Setelah cari-cari dari beberapa yang menyediakan template gratisan, aku nemu juga tempalate yang aku suka. Aku coba untuk mengganti template klasik dengan template yang menurutku lebih keren. Ternyata..., blog-ku malah rusak ! Oalah..., sudah susah payah kok malah jadi kacau blog-nya. Pokoknya aku gak bisa menjelaskan kenapa blog-ku jadi kacau begitu. Karena aku buat blog juga awalnya dari klik sana sini sih... Akhirnya daripada pusing, blog-ku yang baru beberapa hari jadi itu aku hapus. Hiks.
Tapi aku jadi semakin penasaran untuk bisa membuat blog yang lebih bagus. Aku mulai lagi dari nol. Aku buat blog baru. Aku posting lagi cerita baru. Niat untuk ganti template masih tetap ada. Hingga suatu hari aku membuka blog ini. Dalam blog-nya mbak Kuyus merekomendasikan beberapa template yang menurutnya keren.
Dari beberapa template yang direkomendasikannya itu ternyata ada 1 template yang membuatku terkesan sekali. Akhirnya aku coba lagi (dengan debar-debar di hati ... hehehe, akrena takut gagal lagi) untuk ganti template-ku. Ternyata... kali ini berhasil !! Alhamdulillah.
Dengan perasaan gembira aku sampaikan terima kasih pada mbak Kuyus karena template yang direkomendasikannya berhasil menggantikan template klasikku. Sekarang dengan template yang baru itu..., blog-ku semakin manis (menurutku tentu saja. Hehe)
Setelah itu mbak Kuyus jadi visitor pertama di blog-ku. Dengan kebaikan hatinya dia menyarankan padaku beberapa hal untuk mempercantik blog-ku. Waktu aku pengen buat "read more.." untuk artikelku, sekali lagi mbak Kuyus bantuin aku. Terimakasih ya mbak Kuyus.
Soal artikel, memang dari awal aku mau-nya menulis apa yang aku suka. Tentang diriku, hidup-ku, keluarga-ku dan seputar-ku. Aku memang cuma ingin menuangkan apa yang aku rasakan dan apa yang aku pikirkan. Dan aku senang punya tempat untuk itu : sebuah blog yang manis... (lagi-lagi menurut penilaian-ku sendiri hehehe...)

Belajar ngeblog

Seperti sudah kuceritakan dulu bahwa niat untuk buat blog sudah lama, tapi setelah dapat dorongan plus desakan dari my best friend, afifah, akhirnya kubulatkan tekad untuk buat blog. Awalnya tertatih-tatih juga membuat blog.

Setelah blog jadi, aku coba posting. Berhasil, walau saat itu aku gak tahu kenapa nama blog-ku gak bisa kucari lewat google. Kemudian ada keinginan untuk mengganti template-nya. Setelah cari-cari dari beberapa yang menyediakan template gratisan, aku nemu juga tempalate yang aku suka. Aku coba untuk mengganti template klasik dengan template yang menurutku lebih keren. Ternyata..., blog-ku malah rusak ! Oalah..., sudah susah payah kok malah jadi kacau blog-nya. Pokoknya aku gak bisa menjelaskan kenapa blog-ku jadi kacau begitu. Karena aku buat blog juga awalnya dari klik sana sini sih... Akhirnya daripada pusing, blog-ku yang baru beberapa hari jadi itu aku hapus. Hiks.
Tapi aku jadi semakin penasaran untuk bisa membuat blog yang lebih bagus. Aku mulai lagi dari nol. Aku buat blog baru. Aku posting lagi cerita baru. Niat untuk ganti template masih tetap ada. Hingga suatu hari aku membuka blog ini. Dalam blog-nya mbak Kuyus merekomendasikan beberapa template yang menurutnya keren.
Dari beberapa template yang direkomendasikannya itu ternyata ada 1 template yang membuatku terkesan sekali. Akhirnya aku coba lagi (dengan debar-debar di hati ... hehehe, akrena takut gagal lagi) untuk ganti template-ku. Ternyata... kali ini berhasil !! Alhamdulillah.
Dengan perasaan gembira aku sampaikan terima kasih pada mbak Kuyus karena template yang direkomendasikannya berhasil menggantikan template klasikku. Sekarang dengan template yang baru itu..., blog-ku semakin manis (menurutku tentu saja. Hehe)
Setelah itu mbak Kuyus jadi visitor pertama di blog-ku. Dengan kebaikan hatinya dia menyarankan padaku beberapa hal untuk mempercantik blog-ku. Waktu aku pengen buat "read more.." untuk artikelku, sekali lagi mbak Kuyus bantuin aku. Terimakasih ya mbak Kuyus.
Soal artikel, memang dari awal aku mau-nya menulis apa yang aku suka. Tentang diriku, hidup-ku, keluarga-ku dan seputar-ku. Aku memang cuma ingin menuangkan apa yang aku rasakan dan apa yang aku pikirkan. Dan aku senang punya tempat untuk itu : sebuah blog yang manis... (lagi-lagi menurut penilaian-ku sendiri hehehe...)