Sabtu, 31 Januari 2009

Jakarta oh Jakarta

Jakarta... ? Siapa sih warga negara Indonesia yang belum pernah dengar kata Jakarta ? Atau belum pernah membaca tentang Jakarta ? Aku yakin semua orang udah sangat familiar dengan kata Jakarta. Ibukota negara kita tercinta, gito looh.

Aku ke Jakarta terakhir kali pada tahun 1994 yang lalu. Oh My God, udah lama juga ya ? Gak kerasa udah lebih dari 14 tahun yang lalu. Tentu saja udah sangat banyak perubahan tuh. Saat itu aku yang nginep di rumah saudara di daerah Pamulang, cuma sempet jalan-jalan ke Monas dan Pondok Indah Mall. Hu uh..., selama di Jakarta aku capek dalam perjalanan. Kemana-mana jauh. Masak hanya untuk sampai tujuan butuh waktu 2 jam ? Itu sih sama saja dengan perjalanan dari Madiun ke Solo !!

Gambar diambil dari sini

Lihat aja tuh foto monas plus air mancurnya. Keren banget ya ? Tentu saja saat aku berkunjung ke Monas tahun 1994 yang lalu belum ada tuh air mancurnya. Ih..., jadi pengen deh bisa ke Jakarta lagi. Tapi kapan ya... ?

Shasa-ku sebenarnya udah lama pengen ke Jakarta. Pengen lihat Taman Mini Indonesia Indah, katanya. Makanya, waktu dia ikut babak semifinal Olimpiade Sains Kuark Tahun 2008 yang lalu, saat diminta menuliskan tempat yang ingin dikunjungi jika nanti bisa sampai babak final yang akan diselenggarakan di Jakarta, Shasa menulis : Taman Mini Indonesia Indah !! Sayang sekali, keberuntungan belum berpihak padanya, sehingga Shasa belum bisa sampai babak final. Dan angan-angan pergi ke Jakarta untuk sementara ditunda dulu.

Gambar diambil dari sini

Sebenarnya, tanggal 8 Pebruari 2009 nanti kakak sepupu Shasa (mbak Tita) yang di Jakarta mau nikah. Kebetulan, resepsinya diselenggarakan di Taman Mini dan semua keluarga besar mau "diinapkan" di Taman Mini juga. Sebenarnya pengen banget sih untuk datang, tapi apa daya tanggal 7 Pebruari 2009 nanti Shasa akan mewakili sekolahnya untuk ikut (lagi) Olimpiade Sains Kuark Tahun 2009. Yah..., lagi-lagi keinginan untuk ke Jakarta ditunda lagi. Siapa tahu tahun ini keikutsertaan Shasa dalam Olimpiade Sains Kuark bisa sampai final. Itu berarti Shasa bisa sampai Jakarta. Semoga.

Sebetulnya Krisna, keponakanku yang di Pacitan, juga pengen banget ke Jakarta. Kalau Krisna ditanya kenapa ingin ke Jakarta, jawabannya sederhana saja : Karena Fa'i teman mainnya sudah pernah ke Jakarta naik Kereta Api. :D Dan katanya juga karena kepengen lihat Jakarta yang setiap hari ditontonnya lewat televisi.

Jakarta memang menjadi magnet bagi banyak orang untuk mengunjunginya. Di Jakarta semua ada. Banyak hiburan yang ditawarkan untuk dinikmati, dan tentu saja semua tergantung kemampuan dompet masing-masing ;) Seperti kemarin aku membaca tentang air mancur menari atau tentang seluncuran di mall. Hmm, begitu banyak ragam upaya yang dilakukan, agar tempat-tempat itu semakin banyak dikunjungi.


Gambar diambil dari sini


Gambar diambil dari sini

Jakarta memang memiliki daya tarik yang lebih daripada kota-kota lain di Indonesia. Maklum aja, sebagai kota metropolitan (ada yang bilang megapolitan) Jakarta memiliki segalanya. Jakarta menawarkan mimpi dan harapan bagi banyak orang. Sehingga banyak yang berlomba-lomba pergi ke Jakarta dan mencoba menggantungkan harap pada Jakarta.

Tapi ternyata Jakarta tak selalu gemerlap dan indah. Beragam masalah sedang menjadi PR bagi Pemerintah Jakarta. Betapa seringnya kita mendengar berita Jakarta yang terendam banjir ? Atau tentang kemacetan Jakarta yang semakin hari tak terkendali, sampai-semapi sekolah harus masuk lebih pagi. Belum lagi masalah sampah yang bertumpuk dan memenuhi sungai.


Gambar diambil dari sini



Gambar diambil dari sini

Berapa banyak orang yang semula silau dengan gemerlapnya ibukota ternyata harus menghadapi kenyataan tinggal dalam kemuraman Jakarta ? Orang-orang yang datang ke Jakarta tanpa membawa modal ketrampilan serta keuletan terpaksa harus rela hidup dalam tempat-tempat kumuh. Hidup dalam kemiskinan di kota metropolitan yang menawarkan segalanya! Kontras sekali ....

Gambar diambil sini

Jakarta oh Jakarta..., dibalik elok parasmu ternyata menyimpan begitu banyak duka dan masalah. Jadi sebelum memutuskan hijrah ke Jakarta harus dibarengi dengan kesiapan matang untuk menghadapi segala macam godaan dan permasalahannya. Atau mungkin lebih menyenangkan kalau kita ke Jakarta untuk berlibur saja, mencari hiburan yang belum ada di kota kita.

Jakarta oh Jakarta

Jakarta... ? Siapa sih warga negara Indonesia yang belum pernah dengar kata Jakarta ? Atau belum pernah membaca tentang Jakarta ? Aku yakin semua orang udah sangat familiar dengan kata Jakarta. Ibukota negara kita tercinta, gito looh.

Aku ke Jakarta terakhir kali pada tahun 1994 yang lalu. Oh My God, udah lama juga ya ? Gak kerasa udah lebih dari 14 tahun yang lalu. Tentu saja udah sangat banyak perubahan tuh. Saat itu aku yang nginep di rumah saudara di daerah Pamulang, cuma sempet jalan-jalan ke Monas dan Pondok Indah Mall. Hu uh..., selama di Jakarta aku capek dalam perjalanan. Kemana-mana jauh. Masak hanya untuk sampai tujuan butuh waktu 2 jam ? Itu sih sama saja dengan perjalanan dari Madiun ke Solo !!

Gambar diambil dari sini

Lihat aja tuh foto monas plus air mancurnya. Keren banget ya ? Tentu saja saat aku berkunjung ke Monas tahun 1994 yang lalu belum ada tuh air mancurnya. Ih..., jadi pengen deh bisa ke Jakarta lagi. Tapi kapan ya... ?

Shasa-ku sebenarnya udah lama pengen ke Jakarta. Pengen lihat Taman Mini Indonesia Indah, katanya. Makanya, waktu dia ikut babak semifinal Olimpiade Sains Kuark Tahun 2008 yang lalu, saat diminta menuliskan tempat yang ingin dikunjungi jika nanti bisa sampai babak final yang akan diselenggarakan di Jakarta, Shasa menulis : Taman Mini Indonesia Indah !! Sayang sekali, keberuntungan belum berpihak padanya, sehingga Shasa belum bisa sampai babak final. Dan angan-angan pergi ke Jakarta untuk sementara ditunda dulu.

Gambar diambil dari sini

Sebenarnya, tanggal 8 Pebruari 2009 nanti kakak sepupu Shasa (mbak Tita) yang di Jakarta mau nikah. Kebetulan, resepsinya diselenggarakan di Taman Mini dan semua keluarga besar mau "diinapkan" di Taman Mini juga. Sebenarnya pengen banget sih untuk datang, tapi apa daya tanggal 7 Pebruari 2009 nanti Shasa akan mewakili sekolahnya untuk ikut (lagi) Olimpiade Sains Kuark Tahun 2009. Yah..., lagi-lagi keinginan untuk ke Jakarta ditunda lagi. Siapa tahu tahun ini keikutsertaan Shasa dalam Olimpiade Sains Kuark bisa sampai final. Itu berarti Shasa bisa sampai Jakarta. Semoga.

Sebetulnya Krisna, keponakanku yang di Pacitan, juga pengen banget ke Jakarta. Kalau Krisna ditanya kenapa ingin ke Jakarta, jawabannya sederhana saja : Karena Fa'i teman mainnya sudah pernah ke Jakarta naik Kereta Api. :D Dan katanya juga karena kepengen lihat Jakarta yang setiap hari ditontonnya lewat televisi.

Jakarta memang menjadi magnet bagi banyak orang untuk mengunjunginya. Di Jakarta semua ada. Banyak hiburan yang ditawarkan untuk dinikmati, dan tentu saja semua tergantung kemampuan dompet masing-masing ;) Seperti kemarin aku membaca tentang air mancur menari atau tentang seluncuran di mall. Hmm, begitu banyak ragam upaya yang dilakukan, agar tempat-tempat itu semakin banyak dikunjungi.


Gambar diambil dari sini


Gambar diambil dari sini

Jakarta memang memiliki daya tarik yang lebih daripada kota-kota lain di Indonesia. Maklum aja, sebagai kota metropolitan (ada yang bilang megapolitan) Jakarta memiliki segalanya. Jakarta menawarkan mimpi dan harapan bagi banyak orang. Sehingga banyak yang berlomba-lomba pergi ke Jakarta dan mencoba menggantungkan harap pada Jakarta.

Tapi ternyata Jakarta tak selalu gemerlap dan indah. Beragam masalah sedang menjadi PR bagi Pemerintah Jakarta. Betapa seringnya kita mendengar berita Jakarta yang terendam banjir ? Atau tentang kemacetan Jakarta yang semakin hari tak terkendali, sampai-semapi sekolah harus masuk lebih pagi. Belum lagi masalah sampah yang bertumpuk dan memenuhi sungai.


Gambar diambil dari sini



Gambar diambil dari sini

Berapa banyak orang yang semula silau dengan gemerlapnya ibukota ternyata harus menghadapi kenyataan tinggal dalam kemuraman Jakarta ? Orang-orang yang datang ke Jakarta tanpa membawa modal ketrampilan serta keuletan terpaksa harus rela hidup dalam tempat-tempat kumuh. Hidup dalam kemiskinan di kota metropolitan yang menawarkan segalanya! Kontras sekali ....

Gambar diambil sini

Jakarta oh Jakarta..., dibalik elok parasmu ternyata menyimpan begitu banyak duka dan masalah. Jadi sebelum memutuskan hijrah ke Jakarta harus dibarengi dengan kesiapan matang untuk menghadapi segala macam godaan dan permasalahannya. Atau mungkin lebih menyenangkan kalau kita ke Jakarta untuk berlibur saja, mencari hiburan yang belum ada di kota kita.

Jumat, 30 Januari 2009

Kuingin Tahu

Seperti apa rasanya menjadi terkenal
Apakah terasa semanis gula
Sehingga begitu banyak semut yang mengerumuni
Dan berebut manisnya

Atau...
Selezat masakan ibuku
Sehingga begitu banyak orang datang
Dan berhasrat untuk ikut mencicipinya

Atau....
Selengket secangkir madu
Sehingga terasa sulit lepas kita darinya

Namun...
Sampai sekarang belum kuperoleh jawabannya
Entah sampai kapan aku menunggu
Atau menunggu seseorang yang memberikan jawab
Atas pertanyaanku itu

Dan semoga itu tak lama
Karena aku sungguh ingin tahu...

Kuingin Tahu

Seperti apa rasanya menjadi terkenal
Apakah terasa semanis gula
Sehingga begitu banyak semut yang mengerumuni
Dan berebut manisnya

Atau...
Selezat masakan ibuku
Sehingga begitu banyak orang datang
Dan berhasrat untuk ikut mencicipinya

Atau....
Selengket secangkir madu
Sehingga terasa sulit lepas kita darinya

Namun...
Sampai sekarang belum kuperoleh jawabannya
Entah sampai kapan aku menunggu
Atau menunggu seseorang yang memberikan jawab
Atas pertanyaanku itu

Dan semoga itu tak lama
Karena aku sungguh ingin tahu...

Badai dalam rumah tangga

Badai dalam rumah tangga ? Oh No... !! Aku yakin, pasti itu kalimat yang akan pertama kali keluar dari siapapun. Ya iyalah..., masak ada sih orang yang ingin rumah tangganya terkena badai ? Yang namanya badai kan selalu identik dengan angin dahsyat yang memporak porandakan semuanya. Tapi..., seringkali keinginan tidak sejalan dengan realita kan ?

Selama kurang lebih 1 bulan ini, begitu banyak kisah tentang badai dalam rumah tangga yang aku dengar. Ehm..., kalau kuhitung-hitung kurang lebih ada 7 rumah tangga yang sedang terkena badai. Walau penyebab badai itu berbeda-beda, tapi kulihat ada 1 kesamaan, yaitu : istri menuntut cerai suaminya. Hmmm...., fenomena yang makin marak nih.

Alasan para istri itu menuntut cerai (dari yang aku ketahui) memang macam-macam, yaitu :
  • Sang suami sering melakukan KDRT, bahkan mengancam dengan menggunakan pisau segala. (Wah kalau ini sih serem banget. Bisa-bisa suatu saat akan jatuh korban)
  • Sang suami yang selama ini tidak jujur dalam masalah keuangan dan kabar terakhir sang suami sudah hidup serumah dengan wanita lain. (Ini sih sudah jatuh tertimpa tangga namanya...)
  • Hadirnya pihak ketiga dari pihak sang istri, dengan alasan bahwa selama ini sang suami tidak pengertian (jadi, sang istri cari orang lain yang lebih pengertian, gitu kali maksudnya, Tapi anehnya, yang menggugat cerai kok bukan suaminya ya ?!). *garuk-garuk kepala*
  • Sang suami sudah tidak lagi memberikan nafkah lahir dan batin selama sekian bulan. (Berarti sang suami sudah tidak menjalankan kewajibannya dong).
  • Sang suami meninggalkan rumah sekian bulan dan tidak bertanggung jawab. (Wah.., kasihan anak istrinya kalo kaya' begini)
  • Sang suami punya selingkuhan.... (Nah, kalau yang ini masuk akal jika sang istri gak terima dan nuntut cerai)
  • Sering terjadi pertengkaran dan sudah tidak ada kecocokan lagi dalam rumah tangga.... (Alasan yang paling gampang ini sih)
Apapun penyebabnya, siapapun yang mendatangkan badai.... hasilnya sama saja : sang istri ingin segera menyudahi badai dalam rumah tangganya dan memulai hidup baru dengan damai.
Tapi sejujurnya tidak semudah itu, aku rasa. Karena bagaimanapun juga, badai itu tentu telah meninggalkan luka. Apakah badai itu diakhiri atau tetap bertahan hidup dalam badai, rasanya tetap saja : menyisakan hati-hati yang luka. Butuh waktu yang lama untuk menyembuhkan luka.

Mungkin, bagi beberapa orang lebih baik segera mengakhiri badai dan tidak memperparah luka, sehingga proses cerai nekad diambil. Mungkin, bagi beberapa orang, sesegera mungkin mengobati luka lebih baik daripada mempertahankan luka tanpa tahu kapan akan sembuhnya. Jadi..., walau perpisahan menyakitkan dan hal yang dibenci oleh Allah, bagi beberapa orang adalah pilihan sulit yang tetap harus diambil. Tentu saja sebelumnya telah mempertimbangkan masak-masak kesiapan mentalnya menyandang status janda dan pandangan negatif beberapa masyarakat.

Jadi, keputusan untuk mengambil keputusan untuk berpisah tentu saja berat bagi siapa saja. Dan, kalaupun itu tetap dipilih juga..., pasti ada hal yang lebih penting yang ingin "diselamatkan" dalam hidupnya. Hanya saja kita yang tidak tahu permasalahan yang sebenarnya seringkali terburu-buru mencibir pada mereka..... Padahal, harusnya kita bersyukur karena kita tidak berada dalam posisi mereka. Seandainya (ini cuma seandainya lho...), kita yang berada dalam posisi mereka..., kira-kira langkah apa yang akan kita ambil ?
:(

Badai dalam rumah tangga

Badai dalam rumah tangga ? Oh No... !! Aku yakin, pasti itu kalimat yang akan pertama kali keluar dari siapapun. Ya iyalah..., masak ada sih orang yang ingin rumah tangganya terkena badai ? Yang namanya badai kan selalu identik dengan angin dahsyat yang memporak porandakan semuanya. Tapi..., seringkali keinginan tidak sejalan dengan realita kan ?

Selama kurang lebih 1 bulan ini, begitu banyak kisah tentang badai dalam rumah tangga yang aku dengar. Ehm..., kalau kuhitung-hitung kurang lebih ada 7 rumah tangga yang sedang terkena badai. Walau penyebab badai itu berbeda-beda, tapi kulihat ada 1 kesamaan, yaitu : istri menuntut cerai suaminya. Hmmm...., fenomena yang makin marak nih.

Alasan para istri itu menuntut cerai (dari yang aku ketahui) memang macam-macam, yaitu :
  • Sang suami sering melakukan KDRT, bahkan mengancam dengan menggunakan pisau segala. (Wah kalau ini sih serem banget. Bisa-bisa suatu saat akan jatuh korban)
  • Sang suami yang selama ini tidak jujur dalam masalah keuangan dan kabar terakhir sang suami sudah hidup serumah dengan wanita lain. (Ini sih sudah jatuh tertimpa tangga namanya...)
  • Hadirnya pihak ketiga dari pihak sang istri, dengan alasan bahwa selama ini sang suami tidak pengertian (jadi, sang istri cari orang lain yang lebih pengertian, gitu kali maksudnya, Tapi anehnya, yang menggugat cerai kok bukan suaminya ya ?!). *garuk-garuk kepala*
  • Sang suami sudah tidak lagi memberikan nafkah lahir dan batin selama sekian bulan. (Berarti sang suami sudah tidak menjalankan kewajibannya dong).
  • Sang suami meninggalkan rumah sekian bulan dan tidak bertanggung jawab. (Wah.., kasihan anak istrinya kalo kaya' begini)
  • Sang suami punya selingkuhan.... (Nah, kalau yang ini masuk akal jika sang istri gak terima dan nuntut cerai)
  • Sering terjadi pertengkaran dan sudah tidak ada kecocokan lagi dalam rumah tangga.... (Alasan yang paling gampang ini sih)
Apapun penyebabnya, siapapun yang mendatangkan badai.... hasilnya sama saja : sang istri ingin segera menyudahi badai dalam rumah tangganya dan memulai hidup baru dengan damai.
Tapi sejujurnya tidak semudah itu, aku rasa. Karena bagaimanapun juga, badai itu tentu telah meninggalkan luka. Apakah badai itu diakhiri atau tetap bertahan hidup dalam badai, rasanya tetap saja : menyisakan hati-hati yang luka. Butuh waktu yang lama untuk menyembuhkan luka.

Mungkin, bagi beberapa orang lebih baik segera mengakhiri badai dan tidak memperparah luka, sehingga proses cerai nekad diambil. Mungkin, bagi beberapa orang, sesegera mungkin mengobati luka lebih baik daripada mempertahankan luka tanpa tahu kapan akan sembuhnya. Jadi..., walau perpisahan menyakitkan dan hal yang dibenci oleh Allah, bagi beberapa orang adalah pilihan sulit yang tetap harus diambil. Tentu saja sebelumnya telah mempertimbangkan masak-masak kesiapan mentalnya menyandang status janda dan pandangan negatif beberapa masyarakat.

Jadi, keputusan untuk mengambil keputusan untuk berpisah tentu saja berat bagi siapa saja. Dan, kalaupun itu tetap dipilih juga..., pasti ada hal yang lebih penting yang ingin "diselamatkan" dalam hidupnya. Hanya saja kita yang tidak tahu permasalahan yang sebenarnya seringkali terburu-buru mencibir pada mereka..... Padahal, harusnya kita bersyukur karena kita tidak berada dalam posisi mereka. Seandainya (ini cuma seandainya lho...), kita yang berada dalam posisi mereka..., kira-kira langkah apa yang akan kita ambil ?
:(

Kamis, 29 Januari 2009

Rambut dan Orang Misterius

Kemarin pulang kantor aku tiba-tiba ingin merubah gaya rambut. Selain karena aku udah bosen dengan gaya rambutku, aku juga mulai bingung karena rambutku mulai banyak yang rontok. Akhirnya, dengan diantar suami, aku potong rambut ke salon. Rambutku yang semula sebahu, aku potong pendek banget. Udah lama aku gak potong model begini, karena sudah beberapa tahun terakhir ini aku gak PD potong rambut pendek. Takut keliatan makin gemuk, gitu lho. *sambil ngaca* Tapi sebetulnya, suamiku suka kalo gaya rambutku pendek begini. (Heran deh, kan biasanya cowok lebih suka kalau pasangannya berambut panjang, tapi suamiku malah suka kalau aku berambut pendek). Makanya, waktu lihat aku "kembali" berambut pendek, suamiku senyum-senyum deh. :L

Tadi pagi, waktu aku sampai kantor... banyak banget yang ngomentari rambut pendekku. Ada yang bilang makin seger lah, ada yang bilang bagus rambut pendek daripada yang kemarin, ada yang bilang kalo aku niru BCL hehehe. Bla bla bla..., pokok'e macem-macem deh komentarnya. Yang lebih "jahil" bilang aku potong rambut pendek musim hujan begini biar gak "repot". Ada-ada saja. *tersipu malu*

Trus, siang hari ada SMS masuk ke HPku dari nomor yang gak aku kenal. Bunyinya gini : "Wah, model rambut baru bikin semua pangling. Omong-2 potong dimana ?"
Aku bingung nih sms dari siapa yach ? Aku gak merasa kenal ama nomornya. Karena penasaran akhirnya aku jawab : "Ini siapa ya ?"
Dan jawaban yang masuk dari nomor yang gak aku kenal itu gini nih : "Ah, gak perlu tau. Biarlah tetap jadi misteri. See you."
Duh... nyebelin banget gak sih ?!? :#

Kemudian aku jadi keingetan kejadian saat bulan Ramadhan yang lalu. Suatu pagi (kurang lebih jam setengah 2 pagi !!), beberapa saat sebelum aku bangun untuk makan sahur, ada SMS masuk ke HPku. Isinya tentang "curahan hati seseorang kepada orang yang selama ini diam-diam disukainya". Saat itu aku pikir SMS itu nyasar. Jadi gak aku respon. Ternyata, sesaat sebelum Subuh, ada lagi SMS masuk. Ternyata dari nomor yang sama. Isinya lagi-lagi tentang "ungkapan isi hatinya". Dan kali ini lebih dari 1 SMS !! Walah..., kok nyasar melulu sih SMSnya ?

Merasa terganggu, aku kemudian coba ganti SMS orang itu, untuk memberitahukannya bahwa SMSnya salah kirim. Ternyata gak direspon, malah dia tetap kirim SMS yang berisi "rayuan pulau kelapa" ke HPku. Iih..., apa maksud orang ini ?! Tapi, dari bunyi SMSnya kayaknya orang misterius ini kenal banget sama aku. Siapa ya kira-kira dia ?

Setelah usahaku menghentikan aksi orang misterius itu gak berhasil, akhirnya aku ngadu ke suamiku. Aku gak mau dong kalau suamiku mengira aku punya PIL. Kemudian suamiku coba telpon orang itu..., eh gak diangkat. Ternyata pengecut juga tuh orang. Beraninya cuma gangguin rumah tangga orang aja.

SMS dari orang misterius itu berlanjut terus selama beberapa hari. Aku betul-betul terganggu !! :@ Bayangin aja, masak SMS istri orang lain di atas jam 1 pagi ?! Udah gitu bunyi SMSnya gak sopan banget. Berani-beraninya dia merayu istri orang lain. Cuman sayangnya dia pengecut, gak berani nunjukin identitasnya. Aku peringatkan secara keras 2 kali lewat SMS gak ditanggapi. Suamiku coba telpon orang itu berkali-kali juga gak diangkat. Akhirnya, suamiku kirim SMS yang "amat sangat kasar" pada pengganggu itu. Alhamdulillah..., setelah itu SMS iseng berakhir juga.

Tapi..., hari ini aku terima lagi SMS dari orang misterius. Aku jadi suudzon (berburuk sangka) jangan-jangan orang yang dulu itu "beraksi lagi". Waduh..., gimana nih ?! Belum-belum aku jadi merasa benci banget sama orang misterius itu. Andai aku tahu siapa dia..., huh pasti udah aku marah-marahi. Tapi aku saat ini lebih suka berharap agar orang misterius itu gak gangguin aku lagi.

Rambut dan Orang Misterius

Kemarin pulang kantor aku tiba-tiba ingin merubah gaya rambut. Selain karena aku udah bosen dengan gaya rambutku, aku juga mulai bingung karena rambutku mulai banyak yang rontok. Akhirnya, dengan diantar suami, aku potong rambut ke salon. Rambutku yang semula sebahu, aku potong pendek banget. Udah lama aku gak potong model begini, karena sudah beberapa tahun terakhir ini aku gak PD potong rambut pendek. Takut keliatan makin gemuk, gitu lho. *sambil ngaca* Tapi sebetulnya, suamiku suka kalo gaya rambutku pendek begini. (Heran deh, kan biasanya cowok lebih suka kalau pasangannya berambut panjang, tapi suamiku malah suka kalau aku berambut pendek). Makanya, waktu lihat aku "kembali" berambut pendek, suamiku senyum-senyum deh. :L

Tadi pagi, waktu aku sampai kantor... banyak banget yang ngomentari rambut pendekku. Ada yang bilang makin seger lah, ada yang bilang bagus rambut pendek daripada yang kemarin, ada yang bilang kalo aku niru BCL hehehe. Bla bla bla..., pokok'e macem-macem deh komentarnya. Yang lebih "jahil" bilang aku potong rambut pendek musim hujan begini biar gak "repot". Ada-ada saja. *tersipu malu*

Trus, siang hari ada SMS masuk ke HPku dari nomor yang gak aku kenal. Bunyinya gini : "Wah, model rambut baru bikin semua pangling. Omong-2 potong dimana ?"
Aku bingung nih sms dari siapa yach ? Aku gak merasa kenal ama nomornya. Karena penasaran akhirnya aku jawab : "Ini siapa ya ?"
Dan jawaban yang masuk dari nomor yang gak aku kenal itu gini nih : "Ah, gak perlu tau. Biarlah tetap jadi misteri. See you."
Duh... nyebelin banget gak sih ?!? :#

Kemudian aku jadi keingetan kejadian saat bulan Ramadhan yang lalu. Suatu pagi (kurang lebih jam setengah 2 pagi !!), beberapa saat sebelum aku bangun untuk makan sahur, ada SMS masuk ke HPku. Isinya tentang "curahan hati seseorang kepada orang yang selama ini diam-diam disukainya". Saat itu aku pikir SMS itu nyasar. Jadi gak aku respon. Ternyata, sesaat sebelum Subuh, ada lagi SMS masuk. Ternyata dari nomor yang sama. Isinya lagi-lagi tentang "ungkapan isi hatinya". Dan kali ini lebih dari 1 SMS !! Walah..., kok nyasar melulu sih SMSnya ?

Merasa terganggu, aku kemudian coba ganti SMS orang itu, untuk memberitahukannya bahwa SMSnya salah kirim. Ternyata gak direspon, malah dia tetap kirim SMS yang berisi "rayuan pulau kelapa" ke HPku. Iih..., apa maksud orang ini ?! Tapi, dari bunyi SMSnya kayaknya orang misterius ini kenal banget sama aku. Siapa ya kira-kira dia ?

Setelah usahaku menghentikan aksi orang misterius itu gak berhasil, akhirnya aku ngadu ke suamiku. Aku gak mau dong kalau suamiku mengira aku punya PIL. Kemudian suamiku coba telpon orang itu..., eh gak diangkat. Ternyata pengecut juga tuh orang. Beraninya cuma gangguin rumah tangga orang aja.

SMS dari orang misterius itu berlanjut terus selama beberapa hari. Aku betul-betul terganggu !! :@ Bayangin aja, masak SMS istri orang lain di atas jam 1 pagi ?! Udah gitu bunyi SMSnya gak sopan banget. Berani-beraninya dia merayu istri orang lain. Cuman sayangnya dia pengecut, gak berani nunjukin identitasnya. Aku peringatkan secara keras 2 kali lewat SMS gak ditanggapi. Suamiku coba telpon orang itu berkali-kali juga gak diangkat. Akhirnya, suamiku kirim SMS yang "amat sangat kasar" pada pengganggu itu. Alhamdulillah..., setelah itu SMS iseng berakhir juga.

Tapi..., hari ini aku terima lagi SMS dari orang misterius. Aku jadi suudzon (berburuk sangka) jangan-jangan orang yang dulu itu "beraksi lagi". Waduh..., gimana nih ?! Belum-belum aku jadi merasa benci banget sama orang misterius itu. Andai aku tahu siapa dia..., huh pasti udah aku marah-marahi. Tapi aku saat ini lebih suka berharap agar orang misterius itu gak gangguin aku lagi.

Rabu, 28 Januari 2009

Sakit itu (katanya) bernama disfagia....

Beberapa hari ini di kantor ada berita tentang seorang kawan (dari bagian lain) yang sedang sakit. Kabarnya kondisinya sekarang sudah cukup memprihatinkan. Kabar tersebut cukup membuat kaget banyak pihak, karena kawan itu terkenal sebagai orang yang aktif, sehat, kuat dan dinamis. Dia terkenal sebagai olahragawan dan pemandu acara-acara outdoor (tukang cua-cuap) di kantor kami. Jadi, begitu mendengar kabar bahwa kawan tadi sudah tidak berdaya di rumah sakit, banyak orang kaget dan heran. Orang sesehat itu..., sakit ??? Kok bisa ...??? :t



Gambar diambil dari sini

Setelah tak berkutik dengan banyaknya pekerjaan kantor, baru tadi siang aku dan rombongan kantor membezuk ke Rumah Sakit. Dan ternyata, orang yang kami jumpai tergeletak di ranjang rumah sakit bukan seperti kawan yang kami kenal sebelumnya. Kondisinya membuat kami semua tak sampai hati melihatnya. Dia tak bisa bicara, makanan pun sudah dimasukkan melalui selang di hidungnya. Melihat badannya yang masih tegap dan "utuh" pasti tak seorangpun menyangka kalau dia bisa tak berdaya seperti itu.

Berdasar informasi yang aku peroleh, semua berawal dari radang tenggorokan. Selama beberapa hari, kawan itu kehilangan suaranya karena batuk. Karena suara adalah salah satu "modal" utamanya dalam bekerja, maka dia melakukan berbagai upaya supaya cepat sembuh. Obat dari dokter dan ramuan shinse semua dikonsumsinya, nyaris dalam waktu yang bersamaan. Mungkin karena "over dosis" atau apalah, kemudian kawan tadi harus dilarikan ke rumah sakit. Dan ternyata... dengan cepat kondisinya memburuk. Bahkan untuk berkomunikasi pun dia sudah tak mampu.

Kami yang datang membezuknya tak ada sanggup berlama-lama di dalam kamar pasien. Semua tidak tega melihatnya menghentak-hentakkan kaki dan tangannya sambil sesekali "melenguh". Memprihatinkan sekali pokok'e....

Dari data pasien aku membaca bahwa sakit yang diderita kawanku itu bernama : disfagia. Penyakit apa lagi itu ? Setelah cari sana sini, akhirnya aku ketemu di sini tentang penyakit itu. Ringkasnya, disfagia adalah penyakit sulit menelan. Tapi masak hanya sesimpel itu penyakit yang diderita kawanku itu ? Padahal kawanku tadi bukan hanya sulit menelan, tapi juga sudah tak mampu berkomunikasi dengan orang lain dan bahkan sepertinya sudah seperti orang terkena stroke.

Tapi..., aku bukan dokter, jadi aku hanya bisa menebak-nebak saja. Aku sama sekali tak punya ilmu tentang penyakit. Yang kini aku renungkan adalah..., secepat ini Allah membuat segalanya berbeda. Sehari sebelumnya kawan tadi masih aktif di kantor dan ternyata keesokan harinya sudah terbering lemah di rumah sakit. Kalau sudah begini, terasa sekali betapa berharganya sehat itu. Olahragawan sekalipun, ternyata tak mampu menolak jika Allah menghendakinya jatuh sakit.

Hari ini aku seperti diingatkan untuk lebih mensyukuri apa yang aku dapat selama ini. Aku harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya sebelum Allah mengambil segala kenikmatan itu dariku. Aku jadi ingat dengan lagunya Raihan yang berjudul Demi Masa.

Demi masa
sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal sholeh
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan nasehat kepada kebenaran dan kesabaran
Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali
Ingat lima perkara sebelum lima perkara
Sehat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati
Demi masa
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal saleh

Sakit itu (katanya) bernama disfagia....

Beberapa hari ini di kantor ada berita tentang seorang kawan (dari bagian lain) yang sedang sakit. Kabarnya kondisinya sekarang sudah cukup memprihatinkan. Kabar tersebut cukup membuat kaget banyak pihak, karena kawan itu terkenal sebagai orang yang aktif, sehat, kuat dan dinamis. Dia terkenal sebagai olahragawan dan pemandu acara-acara outdoor (tukang cua-cuap) di kantor kami. Jadi, begitu mendengar kabar bahwa kawan tadi sudah tidak berdaya di rumah sakit, banyak orang kaget dan heran. Orang sesehat itu..., sakit ??? Kok bisa ...??? :t



Gambar diambil dari sini

Setelah tak berkutik dengan banyaknya pekerjaan kantor, baru tadi siang aku dan rombongan kantor membezuk ke Rumah Sakit. Dan ternyata, orang yang kami jumpai tergeletak di ranjang rumah sakit bukan seperti kawan yang kami kenal sebelumnya. Kondisinya membuat kami semua tak sampai hati melihatnya. Dia tak bisa bicara, makanan pun sudah dimasukkan melalui selang di hidungnya. Melihat badannya yang masih tegap dan "utuh" pasti tak seorangpun menyangka kalau dia bisa tak berdaya seperti itu.

Berdasar informasi yang aku peroleh, semua berawal dari radang tenggorokan. Selama beberapa hari, kawan itu kehilangan suaranya karena batuk. Karena suara adalah salah satu "modal" utamanya dalam bekerja, maka dia melakukan berbagai upaya supaya cepat sembuh. Obat dari dokter dan ramuan shinse semua dikonsumsinya, nyaris dalam waktu yang bersamaan. Mungkin karena "over dosis" atau apalah, kemudian kawan tadi harus dilarikan ke rumah sakit. Dan ternyata... dengan cepat kondisinya memburuk. Bahkan untuk berkomunikasi pun dia sudah tak mampu.

Kami yang datang membezuknya tak ada sanggup berlama-lama di dalam kamar pasien. Semua tidak tega melihatnya menghentak-hentakkan kaki dan tangannya sambil sesekali "melenguh". Memprihatinkan sekali pokok'e....

Dari data pasien aku membaca bahwa sakit yang diderita kawanku itu bernama : disfagia. Penyakit apa lagi itu ? Setelah cari sana sini, akhirnya aku ketemu di sini tentang penyakit itu. Ringkasnya, disfagia adalah penyakit sulit menelan. Tapi masak hanya sesimpel itu penyakit yang diderita kawanku itu ? Padahal kawanku tadi bukan hanya sulit menelan, tapi juga sudah tak mampu berkomunikasi dengan orang lain dan bahkan sepertinya sudah seperti orang terkena stroke.

Tapi..., aku bukan dokter, jadi aku hanya bisa menebak-nebak saja. Aku sama sekali tak punya ilmu tentang penyakit. Yang kini aku renungkan adalah..., secepat ini Allah membuat segalanya berbeda. Sehari sebelumnya kawan tadi masih aktif di kantor dan ternyata keesokan harinya sudah terbering lemah di rumah sakit. Kalau sudah begini, terasa sekali betapa berharganya sehat itu. Olahragawan sekalipun, ternyata tak mampu menolak jika Allah menghendakinya jatuh sakit.

Hari ini aku seperti diingatkan untuk lebih mensyukuri apa yang aku dapat selama ini. Aku harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya sebelum Allah mengambil segala kenikmatan itu dariku. Aku jadi ingat dengan lagunya Raihan yang berjudul Demi Masa.

Demi masa
sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal sholeh
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan nasehat kepada kebenaran dan kesabaran
Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali
Ingat lima perkara sebelum lima perkara
Sehat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati
Demi masa
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal saleh

Selasa, 27 Januari 2009

Dia Bilang

11 tahun yang lalu
Dia bilang sayang
Dia bilang cinta
Dia bilang akan setia selamanya

5 tahun yang lalu
Dia bilang masih sayang
Dia bilang masih cinta
Dia bilang masih akan setia


1 minggu yang lalu
Dia bilang sebenarnya masih ada sayang
Dia bilang sebenarnya masih ada cinta
Dia bilang sebenarnya ingin selalu bersama

1 hari yang lalu

Dia bilang maaf
Dia bilang ada cinta yang lain
Dia bilang ada rindu yang lain


Sekarang
Dia bilang harus pergi

Untuk hati yang lain
Sekarang
Saatnya aku bilang :
Sudah cukup banyak kata untuk aku
Kini aku tak butuh lagi

Dan aku pun beranjak pergi.



Gambar diambil dari sini.

(untuk seseorang yang tadi pagi memutuskan untuk melangkah pergi)
Madiun, 27 Januari 2009

Dia Bilang

11 tahun yang lalu
Dia bilang sayang
Dia bilang cinta
Dia bilang akan setia selamanya

5 tahun yang lalu
Dia bilang masih sayang
Dia bilang masih cinta
Dia bilang masih akan setia


1 minggu yang lalu
Dia bilang sebenarnya masih ada sayang
Dia bilang sebenarnya masih ada cinta
Dia bilang sebenarnya ingin selalu bersama

1 hari yang lalu

Dia bilang maaf
Dia bilang ada cinta yang lain
Dia bilang ada rindu yang lain


Sekarang
Dia bilang harus pergi

Untuk hati yang lain
Sekarang
Saatnya aku bilang :
Sudah cukup banyak kata untuk aku
Kini aku tak butuh lagi

Dan aku pun beranjak pergi.



Gambar diambil dari sini.

(untuk seseorang yang tadi pagi memutuskan untuk melangkah pergi)
Madiun, 27 Januari 2009

Mempercantik Blog

Setelah mengenal blog, ternyata aku jadi keasyikan. Aku bisa nulis apa saja yang aku mau, tentang hal-hal yang menyenangkan hatiku, yang membuatku kesal dan lain-lain. Awal buat blog dengan pengetahuan yang amat minim, bisa dipastikan blog aku biasa-biasa saja. Gak ada istimewanya. Tapi..., makin lama tentu saja aku ingin mempercantik blog aku.

Yang pertama kali ingin aku ganti dan aku percantik adalah template. Coba cari template yang keren udah dilakukan. Udah ketemu template yang cocok, ternyata aku gak berhasil mengganti templatenya. Ternyata mengganti template gak mudah bagiku. Beberapa kali aku nyoba tapi gagal terus. Hu uh.., kesel banget. :@

Sampai akhirnya aku sampai di blognya mbak kuyus dan mencoba salah satu template yang ada. Ternyata langsung berhasil. Duh seneng banget.... :D So, sampai sekarang templatenya gak aku ganti lagi. Kebetulan aku dari dulu emang pengen punya template dengan basic warna coklat. Untung ketemu yang cocok.

Selanjutnya, untuk mempercantik blog aku, mbak kuyus banyak mengajari aku beberapa tip dan triknya. Selain itu, aku juga coba mempraktekkan beberapa cara mempercantik blog dari tutorial membuat blog dari sini dan sini. Sehingga sekarang (menurutku) blog aku makin cantik. Iya kan ? ;)

Untuk sementara ini aku sudah cukup puas dengan blog aku. Entah kalo ke depannya aku masih ingin "ngutak-ngatik" blog agar semakin cantik lagi. Lihat saja nanti.

Mempercantik Blog

Setelah mengenal blog, ternyata aku jadi keasyikan. Aku bisa nulis apa saja yang aku mau, tentang hal-hal yang menyenangkan hatiku, yang membuatku kesal dan lain-lain. Awal buat blog dengan pengetahuan yang amat minim, bisa dipastikan blog aku biasa-biasa saja. Gak ada istimewanya. Tapi..., makin lama tentu saja aku ingin mempercantik blog aku.

Yang pertama kali ingin aku ganti dan aku percantik adalah template. Coba cari template yang keren udah dilakukan. Udah ketemu template yang cocok, ternyata aku gak berhasil mengganti templatenya. Ternyata mengganti template gak mudah bagiku. Beberapa kali aku nyoba tapi gagal terus. Hu uh.., kesel banget. :@

Sampai akhirnya aku sampai di blognya mbak kuyus dan mencoba salah satu template yang ada. Ternyata langsung berhasil. Duh seneng banget.... :D So, sampai sekarang templatenya gak aku ganti lagi. Kebetulan aku dari dulu emang pengen punya template dengan basic warna coklat. Untung ketemu yang cocok.

Selanjutnya, untuk mempercantik blog aku, mbak kuyus banyak mengajari aku beberapa tip dan triknya. Selain itu, aku juga coba mempraktekkan beberapa cara mempercantik blog dari tutorial membuat blog dari sini dan sini. Sehingga sekarang (menurutku) blog aku makin cantik. Iya kan ? ;)

Untuk sementara ini aku sudah cukup puas dengan blog aku. Entah kalo ke depannya aku masih ingin "ngutak-ngatik" blog agar semakin cantik lagi. Lihat saja nanti.

Senin, 26 Januari 2009

Rebutan Angpao

Hari ini (26 Januari 2009) adalah perayaan Tahun Baru Imlek. Tahun Baru Imlek selalu identik dengan angpao. Dari informasi yang aku dapat, kata angpao berasal dari kata Hokkian, yaitu ang (merah) dan pao (amplop). Jadi, angpao berarti amplop merah atau bingkisan merah. Sedangkan maksud dari pembagian angpao adalah sebagai wujud syukur atas rezeki yang telah diperoleh selama setahun terakhir sekaligus ajaran untuk menularkan rezeki dan kebahagiaan.

Perayaan Tahun Baru Imlek di Kota Madiun dipusatkan di tempat Peribadatan Tri Dharma yang terletak di Jalan Cokroaminoto. Untuk merayakannya dimeriahkan dengan pertunjukan barongsai dan tari-tarian. Meriah deh pokok'e... :~

Perayaan tersebut dimulai tanggal 25 Januari 2009 pada pukul 20.00. Selanjutnya dilakukan sembahyang di altar Klenteng Hwie Ing Kiong tersebut pada pukul 00.00. Pada tanggal 26 Januari 2009 masyarakat Madiun dan sekitarnya disuguhi aksi barongsai dari Tri Dharma Kota Madiun. Aksi Baronsai tersebut sempat membuat kemacetan yang parah di beberapa jalan, mulai dari Jalan Cokroaminoto, Sleko, dan H. Agus Salim.

Pada saat barongsai berkeliling di Kota Madiun tersebut, ada acara bagi-bagi angpao yang dilakukan oleh pemilik beberapa toko di Kota Madiun. Rencananya, acara pembagian angpao dan atraksi barongsai tersebut untuk menandai berakhirnya Tahun Tikus dan berganti Tahun Kerbau.

Sayangnya, pada saat pembagian angpao terjadi rebutan. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun tidak melewatkan kesempatan untuk berebut mendapatkan angpao tersebut. Terbatasnya jumlah angpao yang dibagikan membuat mereka saling sikut untuk mendapatkannya. Tak heran banyak anak terjatuh dan pingsan untuk mendapat beberapa lembar uang ribuan. :c

Kejadian yang serupa kembali terjadi. Kalau dulu saat pembagian zakat di beberapa kota terjadi rebutan, kali ini saat pembagian angpao terjadi juga rebutan. Masyarakat yang berebut untuk mendapatkan sejumlah uang yang bagi beberapa orang "tidak seberapa". Kecil bagi orang lain tapi bisa berarti besar bagi yang lainnya. Oleh karena itu, setelah kejadian serupa terjadi dan berulang di beberapa tempat, kita jadi makin sadar bahwa sebagian besar masyarakat kita masih menganggap uang yang "tidak seberapa" itu besar artinya.

Itulah potret sebagian besar masyarakat kita pada saat ini. Semoga saja perubahan ke arah kebaikan segera terjadi. Semoga saja kesejahteraan dapat segera dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, tanpa kecuali. Amien.
:y

Rebutan Angpao

Hari ini (26 Januari 2009) adalah perayaan Tahun Baru Imlek. Tahun Baru Imlek selalu identik dengan angpao. Dari informasi yang aku dapat, kata angpao berasal dari kata Hokkian, yaitu ang (merah) dan pao (amplop). Jadi, angpao berarti amplop merah atau bingkisan merah. Sedangkan maksud dari pembagian angpao adalah sebagai wujud syukur atas rezeki yang telah diperoleh selama setahun terakhir sekaligus ajaran untuk menularkan rezeki dan kebahagiaan.

Perayaan Tahun Baru Imlek di Kota Madiun dipusatkan di tempat Peribadatan Tri Dharma yang terletak di Jalan Cokroaminoto. Untuk merayakannya dimeriahkan dengan pertunjukan barongsai dan tari-tarian. Meriah deh pokok'e... :~

Perayaan tersebut dimulai tanggal 25 Januari 2009 pada pukul 20.00. Selanjutnya dilakukan sembahyang di altar Klenteng Hwie Ing Kiong tersebut pada pukul 00.00. Pada tanggal 26 Januari 2009 masyarakat Madiun dan sekitarnya disuguhi aksi barongsai dari Tri Dharma Kota Madiun. Aksi Baronsai tersebut sempat membuat kemacetan yang parah di beberapa jalan, mulai dari Jalan Cokroaminoto, Sleko, dan H. Agus Salim.

Pada saat barongsai berkeliling di Kota Madiun tersebut, ada acara bagi-bagi angpao yang dilakukan oleh pemilik beberapa toko di Kota Madiun. Rencananya, acara pembagian angpao dan atraksi barongsai tersebut untuk menandai berakhirnya Tahun Tikus dan berganti Tahun Kerbau.

Sayangnya, pada saat pembagian angpao terjadi rebutan. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun tidak melewatkan kesempatan untuk berebut mendapatkan angpao tersebut. Terbatasnya jumlah angpao yang dibagikan membuat mereka saling sikut untuk mendapatkannya. Tak heran banyak anak terjatuh dan pingsan untuk mendapat beberapa lembar uang ribuan. :c

Kejadian yang serupa kembali terjadi. Kalau dulu saat pembagian zakat di beberapa kota terjadi rebutan, kali ini saat pembagian angpao terjadi juga rebutan. Masyarakat yang berebut untuk mendapatkan sejumlah uang yang bagi beberapa orang "tidak seberapa". Kecil bagi orang lain tapi bisa berarti besar bagi yang lainnya. Oleh karena itu, setelah kejadian serupa terjadi dan berulang di beberapa tempat, kita jadi makin sadar bahwa sebagian besar masyarakat kita masih menganggap uang yang "tidak seberapa" itu besar artinya.

Itulah potret sebagian besar masyarakat kita pada saat ini. Semoga saja perubahan ke arah kebaikan segera terjadi. Semoga saja kesejahteraan dapat segera dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, tanpa kecuali. Amien.
:y

Minggu, 25 Januari 2009

Reading Poem Competition

Hari ini, Minggu tanggal 25 Januari 2009, aku ngantar Shasa mengikuti lomba : Reading Poem. Sayang sekali, kali ini ayahnya tidak bisa ikut menyaksikan Shasa berlomba. Kebetulan ayahnya sedang sibuk ngurusin acara di kantor. Agar Shasa tetap semangat, Shasa minta agar tantenya dan dik Krisna yang datang dari Pacitan ikut menemaninya berlomba. Ayah hanya kebagian ngantar kami berempat ke tempat lomba.

Oya, reading Poem Competition ini merupakan rangkaian dari kegiatan Gerbangmas II Santo Bernardus Madiun Tahun 2009. Kebetulan, Shasa ditunjuk untuk mewakili sekolahnya bersama 4 anak lainnya (3 anak kelas 3, dan 2 anak dari kelas 2). Sementara pihak sekolah memberi kabar padaku bahwa Shasa diminta untuk ikut lomba tersebut di awal liburan sekolah (tgl. 18 Januari malam hari). Sekolah memberi jadwal latihan hanya 3 kali, yaitu : senin (19 Januari), Jumat (23 Januari) dan Sabtu (24 Januari). Jadi, mengingat pendeknya waktu, maka selama liburan ini Shasa sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba tersebut.

Selain dilatih oleh guru sekolahnya, Shasa berinisiatif meminta agar dia dilatih juga oleh tutornya di tempat les Bahasa Inggris. Atas desakannya, aku ngebel Miss Lusi (tutor di tempet Les Bhs. Inggrisnya) dan meminta kesediaannya untuk melatih Shasa untuk Reading Poem. Untung Miss Lusi tidak berkeberatan membantu melatih Shasa selama 4 hari berturut-turut, mulai Selasa sampai Jumat. Latihannya gak lama sih..., setiap latihan hanya butuh waktu kurang lebih 30 menit.

Reading Poem Competition dibagi dalam 2 kategori : Kategori A untuk anak-anak TK. Kategori B untuk anak-anak kelas 1 - 3 SD. Pesertanya sih tidak terlalu banyak. Untuk Kategori A kurang lebih hanya diikuti oleh 25 peserta, sementara Kategori B diikuti oleh 38 peserta. Shasa mendapat nomor urut : B 9.

Menjelang penampilannya di atas panggung Shasa mengeluh sakit perut. Hehehe..., grogi dia rupanya. Oleh gurunya, Bu Wido, Shasa disarankan untuk mengambil nafas panjang agar groginya berkurang. Aku sendiri maklum kalau Shasa grogi, secara ... dia anak yang pemalu !! Gak kayak mamanya yang malu-maluin ....

Untuk membesarkan hatinya, aku hanya bisa bilang bahwa aku tidak menuntut dia jadi juara. Karena yang terpenting bagiku, dia bisa tampil maksimal, tanpa malu dan takut, serta tidak sampai lupa teks. Kukatakan juga pada Shasa bahwa ditunjuk untuk mewakili sekolah sudah merupakan kebanggaan tersendiri. Sehingga, agar sekolah tidak kecewa kuminta Shasa untuk melakukan yang terbaik dari dirinya. Kalau belum menang saat ini..., berarti kemampuan Shasa belum bagus betul dan itu bisa diperbaiki lain kali.

Akhirnya nomor B9 dipanggil untuk tampil ke depan. Wow..., aku deg-degan lho. Semula aku khawatir kalau Shasa jadi grogi saat dia harus berjalan di panggung yang sangat panjang. Panggung yang digunakan untuk Reading Poem ditata seperti untuk peragaan busana, berbentuk T dengan kaki yang panjang. Alhamdulillah..., Shasa bisa jalan dengan cukup PD, ambil microphone, senyum kecil, memberi hormat dan .... mulai berpuisi !! Tidak ada salah atau lupa teks. Cukup PD walau bagiku suaranya kurang keras dikit. Tapi.., aku sangat bangga dan puas dengan penampilannya tadi.

Setelah menunggu cukup lama bagiku (dan sangat lama bagi Shasa ...), akhirnya diumumkan juga para pemenangnya. Untuk kategori B, Shasa berhak menjadi Juara Harapan II. Alhamdulillah.... Karena sebenarnya aku sama sekali gak berani berharap Shasa bisa menang, karena peserta yang lain juga bagus-bagus. Shasa sendiri waktu nomor B9 disebut sebagai juara Harapan II masih belum percaya. Setelah namanya disebutkan, barulah dia percaya bahwa dia menang !! Seneng sekali.....



Shasa saat nerima trophy (hasil jepretan de' Krisna sayang agak kabur..)


Duh senengnya yang menang....

Akhirnya kerja keras Shasa membuahkan hasil juga. Untuk bisa membuat Shasa berani tampil di depan juri dan penonton perlu waktu yang cukup lama juga.... Berkat usaha dan semangatnya akhirnya Shasa memetik buah dari ketekunannya. Aku sangat senang dan bangga tentu saja.

Sebenarnya puisi yang disediakan juri ada 4 buah, semuanya pendek-pendek. Dan puisi yang dipilih Shasa berjudul The Card Sharp. Mau tahu isi puisinya Shasa ? Oke..., bisa dibaca berikut ini.

THE CARD SHARP

A leopard and a cheetah were lying
Playing cards in a shady glade
Everyone thought the cheetah was cheating
“Like name, like nature “ they said
But the cheetah was never spotted
( though the leopard most certainly was )

Sabtu, 24 Januari 2009

Derita Yang Lepas

Seseorang datang dan bersimpuh berlinang air mata
Berderai-derai penderitaan terlontar
Pecah berhamburan.....
Biru, hitam dan merah dimana-mana

Sesekali dia mencoba untuk tersenyum
Namun hanya kepedihan di ujung bibirnya
Lebam oleh hantaman sakit hati dan kecewa
Yang telah lama mengkristal di dada

Terkadang dia mencoba untuk menatap
Nanar dan kosong belaka
Kering air matanya menyisakan tanda
Tak mampu lagi menyembunyikan amarah

Dia berjuang untuk kembali berdiri
Namun tubuhnya lunglai dan penat
Tersungkur dia kini
Tak bergerak
Tak bernafas

Lepas sudah segala deritanya
Dan aku hanya bisa menatapnya kelu


Madiun, 24 Januari 2008
(Kepada seorang kawan lama)

*gambar di atas di ambil dari sini*

Derita Yang Lepas

Seseorang datang dan bersimpuh berlinang air mata
Berderai-derai penderitaan terlontar
Pecah berhamburan.....
Biru, hitam dan merah dimana-mana

Sesekali dia mencoba untuk tersenyum
Namun hanya kepedihan di ujung bibirnya
Lebam oleh hantaman sakit hati dan kecewa
Yang telah lama mengkristal di dada

Terkadang dia mencoba untuk menatap
Nanar dan kosong belaka
Kering air matanya menyisakan tanda
Tak mampu lagi menyembunyikan amarah

Dia berjuang untuk kembali berdiri
Namun tubuhnya lunglai dan penat
Tersungkur dia kini
Tak bergerak
Tak bernafas

Lepas sudah segala deritanya
Dan aku hanya bisa menatapnya kelu


Madiun, 24 Januari 2008
(Kepada seorang kawan lama)

*gambar di atas di ambil dari sini*

Jumat, 23 Januari 2009

Kursi dalam bus

Dulu, waktu aku kuliah di Yogyakarta, aku sering memanfaatkan bus kota sebagai sarana transportasi. Bukan untuk ke kampus, karena jarak kost dan kampusku cukup kutempuh dengan jalan kaki selama kurang lebih 15 menit saja. Aku baru memanfaatkan bus kota bila aku bepergian ke tempat lain yang tidak mampu kujangkau dengan jalan kaki. Ke Malioboro misalnya.

Tapi untuk pulang kampung, aku paling sering menggunakan bus daripada travel ataupun kereta api. Alasannya cuma satu : bus bisa berangkat sewaktu-waktu dan aku bisa mendapatkannya dimana saja aku mau.

Seringnya sih, aku naik bus dari terminal, sehingga aku bisa memilih tempat duduk. Tapi suatu kali, aku naik bus dari Janti karena aku tidak sempat lagi ke terminal. So, waktu aku naik ke bus..., ampun... penumpangnya udah penuh !! Tidak ada kursi tersisa untukku. Jadinya aku berdiri deh... Nyesel banget gak bela-belain ke terminal untuk bisa dapatkan tempat duduk yang nyaman. :(

Untung saja, aku berdiri tidak lama, karena ada seorang bapak yang turun di Klaten. Siip lah, buru-buru aku duduk di tempat bapak itu tadi. Lega banget rasanya bisa duduk karena membayangkan berdiri terus sepanjang perjalananan sungguh sangat tidak menyenangkan.

Belum lama aku duduk, naiklah seorang ibu yang sudah cukup tua ke dalam bus. Ibu itu tengok kanan kiri cari tempat duduk, dan tidak berhasil menemukannya. Saat itu dalam hatiku muncul keinginan untuk memberikan tempat dudukku padanya, tapi aku ragu melakukannya.

Keraguanku disebabkan oleh rasa "enggan" yang muncul dalam hatiku, enggan dianggap oleh orang lain sok baik. Keraguanku yang kedua karena mengingat perjalananku yang masih jauh. Kemudian aku melihat beberapa lelaki muda yang duduk beberapa kursi di depanku. Mereka yang seharusnya berdiri memberikan tempat pada ibu itu, kata hatiku mencoba menutupi rasa bersalahku. :v

Tapi ternyata tak satupun penumpang bus yang berdiri dan memberikan tempat pada si ibu tadi. Kemudian aku teringat pada ibuku. Aku membayangkan, jika seandainya ibu itu adalah ibuku yang naik bus ke Yogya untuk menemui aku. Dan ternyata selama perjalanan dari Madiun - Yogya tidak ada yang memberikan kursi padanya. Aduh..., betapa sedih hatiku. :c

Makanya, aku kemudian segera berdiri dan memberikan kursiku padanya. Ibu itu tersenyum lega dan mengucapkan terima kasihnya padaku. Ternyata, bukan ibu itu saja yang merasa lega, akupun merasakan kelegaan yang sama. Aku berharap agar apa yang aku lakukan pada saat itu akan mendapat balasan pada ibuku kelak. Semoga saja suatu saat apabila ibuku berada di tempat umum dan memerlukan bantuan orang lain, ada orang yang dengan sukarela mengulurkan bantuan.

Ya Allah..., aku malu dalam hati. Untuk berbuat baik saja, aku masih memikirkan komentar dan pandangan orang. Untuk berbuat baik saja aku masih harus berpikir seribu kali. Sementara waktu aku tetap duduk dan belum memberikan bantuan pada ibu itu, aku malah tidak berpikir tentang pendapat dan pandangan orang lain..., karena semua melakukan hal yang sama : tidak perduli.

Ya Allah..., semoga ingatan akan kejadian itu dapat membantuku untuk berbuat baik kepada orang lain, tanpa perlu memikirkan apa pendapat dan pandangan orang lain.
:y

Kursi dalam bus

Dulu, waktu aku kuliah di Yogyakarta, aku sering memanfaatkan bus kota sebagai sarana transportasi. Bukan untuk ke kampus, karena jarak kost dan kampusku cukup kutempuh dengan jalan kaki selama kurang lebih 15 menit saja. Aku baru memanfaatkan bus kota bila aku bepergian ke tempat lain yang tidak mampu kujangkau dengan jalan kaki. Ke Malioboro misalnya.

Tapi untuk pulang kampung, aku paling sering menggunakan bus daripada travel ataupun kereta api. Alasannya cuma satu : bus bisa berangkat sewaktu-waktu dan aku bisa mendapatkannya dimana saja aku mau.

Seringnya sih, aku naik bus dari terminal, sehingga aku bisa memilih tempat duduk. Tapi suatu kali, aku naik bus dari Janti karena aku tidak sempat lagi ke terminal. So, waktu aku naik ke bus..., ampun... penumpangnya udah penuh !! Tidak ada kursi tersisa untukku. Jadinya aku berdiri deh... Nyesel banget gak bela-belain ke terminal untuk bisa dapatkan tempat duduk yang nyaman. :(

Untung saja, aku berdiri tidak lama, karena ada seorang bapak yang turun di Klaten. Siip lah, buru-buru aku duduk di tempat bapak itu tadi. Lega banget rasanya bisa duduk karena membayangkan berdiri terus sepanjang perjalananan sungguh sangat tidak menyenangkan.

Belum lama aku duduk, naiklah seorang ibu yang sudah cukup tua ke dalam bus. Ibu itu tengok kanan kiri cari tempat duduk, dan tidak berhasil menemukannya. Saat itu dalam hatiku muncul keinginan untuk memberikan tempat dudukku padanya, tapi aku ragu melakukannya.

Keraguanku disebabkan oleh rasa "enggan" yang muncul dalam hatiku, enggan dianggap oleh orang lain sok baik. Keraguanku yang kedua karena mengingat perjalananku yang masih jauh. Kemudian aku melihat beberapa lelaki muda yang duduk beberapa kursi di depanku. Mereka yang seharusnya berdiri memberikan tempat pada ibu itu, kata hatiku mencoba menutupi rasa bersalahku. :v

Tapi ternyata tak satupun penumpang bus yang berdiri dan memberikan tempat pada si ibu tadi. Kemudian aku teringat pada ibuku. Aku membayangkan, jika seandainya ibu itu adalah ibuku yang naik bus ke Yogya untuk menemui aku. Dan ternyata selama perjalanan dari Madiun - Yogya tidak ada yang memberikan kursi padanya. Aduh..., betapa sedih hatiku. :c

Makanya, aku kemudian segera berdiri dan memberikan kursiku padanya. Ibu itu tersenyum lega dan mengucapkan terima kasihnya padaku. Ternyata, bukan ibu itu saja yang merasa lega, akupun merasakan kelegaan yang sama. Aku berharap agar apa yang aku lakukan pada saat itu akan mendapat balasan pada ibuku kelak. Semoga saja suatu saat apabila ibuku berada di tempat umum dan memerlukan bantuan orang lain, ada orang yang dengan sukarela mengulurkan bantuan.

Ya Allah..., aku malu dalam hati. Untuk berbuat baik saja, aku masih memikirkan komentar dan pandangan orang. Untuk berbuat baik saja aku masih harus berpikir seribu kali. Sementara waktu aku tetap duduk dan belum memberikan bantuan pada ibu itu, aku malah tidak berpikir tentang pendapat dan pandangan orang lain..., karena semua melakukan hal yang sama : tidak perduli.

Ya Allah..., semoga ingatan akan kejadian itu dapat membantuku untuk berbuat baik kepada orang lain, tanpa perlu memikirkan apa pendapat dan pandangan orang lain.
:y

Rabu, 21 Januari 2009

Hitam atau Putih ?

Pernah ketemu dengan orang yang suka cari kejelekan orang lain ?
Aku pernah....
Pernah kenal dengan orang yang hobby mempengaruhi orang lain dengan pandangan-pandangan negatifnya ?
Aku pernah....
Pernah berurusan dengan orang yang pinternya bermuka manis di depan orang lain tapi menikam di belakangnya ?
Aku pernah....

Bertemu, berkenalan dan berurusan dengan orang-orang seperti itu pasti terasa sangat mengganggu. Kalau diladenin, pasti akan keterusan. Kalau kita udah keterusan akan lebih parah lagi. Bisa-bisa kita ikut terseret arus negatifnya. Kita jadi terbiasa memandang orang lain dari sisi negatifnya juga dan kemudian.... membicarakannya dengan orang lain. Waaa., bahaya itu. Kalaupun kita mampu menjaga diri sehingga gak ikut arus negatifnya, tetap saja waktu berharga kita jadi sia-sia karena meladeninya.

Kalau didiemin, lama-lama kita yang akan jadi "sasaran tembaknya" dikemudian hari. Nah..., jika kita yang jadi "bahan" perbincangannya... tahu apa yang akan terjadi kemudian ? Mungkin kata yang tepat adalah... pembunuhan karakter !! Wuih..., ini lebih ngeri lagi.

Trus..., apa yang sebaiknya kita lakukan bila ngadepin orang-orang seperti di atas ? Kalau aku, lebih baik diam dan kemudian berlalu dari hadapannya. Soalnya, bagiku lebih ngeri kalau aku jadi "foto copy-an" dirinya. Pasti hari-hariku akan disibukkan dengan mencari dan membicarakan kekurangan orang lain. Walah.... cape' deh....

Tapi kalau aku yang kemudian dijadikan bahan omongannya dan pembunuhan karakter di alamatkan padaku, bagaimana dunk? Hmmm, setelah kupikir-pikir nih..., kayaknya akibat yang akan kutanggung lebih ringan daripada kalau aku yang melakukan pembunuhan karakter itu.

Kurasa bagi orang-orang yang mengenalku dengan baik, pasti gak akan menelan mentah-mentah pembunuhan karakter yang dialamatkan padaku. Sedangkan bagi orang-orang yang belum mengenalku, mungkin saja akan termakan omongan negatif itu. Tapi..., kupikir jika suatu saat mereka bisa lebih mengenalku, bisa saja pandangan negatif itu akan luntur dengan sendirinya.

Jadi..., rasanya saat ini aku memilih tetap berjalan di jalanku saja. Tetap melakukan apa saja yang menurutku baik untukku dan baik untuk sekitarku. Karena aku yakin, semua yang diniatkan untuk kebaikan akan berujung kebaikan juga. Mungkin ada orang yang gak bisa melihatnya, tapi masih banyak orang yang mampu melihat dengan nuraninya. Yang terpenting, Allah selalu melihat apa yang diperbuat hamba-Nya, bukan ? Dan dengan pilihan ini..., aku merasa hebat bisa melepaskan diri dari arus negatif.

Pernah bertemu dengan orang yang selalu tegar menghadapi segala macam cobaan ?
Aku pernah....
Pernah kenal dengan orang yang selalu berusaha melihat sisi positif dari segala macam persoalan ?
Aku pernah....
Pernah berurusan dengan orang yang mencintai orang lain seperti mencintai dirinya sendiri ?
Aku pernah....

Swear..., aku pernah bertemu, kenal dan berurusan dengan orang-orang seperti itu. Percayalah padaku. Dan ternyata..., berada dekat dengan mereka membuatku merasa sangat kecil dan malu. Sungguh, aku merasa diriku gak sebanding dengan mereka. Dan aku merasa aku bukanlah orang yang hebat (lagi).....

Walau di antara orang-orang seperti itu aku merasa malu, tapi aku gak akan surut langkah untuk terus berjalan bersama. Begitu banyak hal yang masih harus aku pelajari tentang hidup dan kehidupan. Bagaimana bisa menjalani hidup dengan baik dan memberikan kebaikan pula bagi orang lain. Bagaimana bisa mencintai hidup dan orang lain dengan sedemikian tulus. Bagaimana bisa menjalani hidup dengan sangat ringan tanpa dibebani dengan pikiran negatif terhadap orang lain.

Dan..., kini aku berusaha untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Sekali dua kali tersandung, tidak apalah. Bisa dijadikan pembelajaran untuk lebih hati-hati di kemudian hari. Sekali dua kali salah langkah juga tak masalah. Agar aku semakin mengetahui rambu-rambu yang ada dalam kehidupan ini. Berat ? Memang.... Tapi gak ada yang gak bisa dipelajari bukan ? Dengan membantu dan dibantu orang lain, aku yakin bahwa perjalananku ke depan akan semakin ringan. Semoga......

Hitam atau Putih ?

Pernah ketemu dengan orang yang suka cari kejelekan orang lain ?
Aku pernah....
Pernah kenal dengan orang yang hobby mempengaruhi orang lain dengan pandangan-pandangan negatifnya ?
Aku pernah....
Pernah berurusan dengan orang yang pinternya bermuka manis di depan orang lain tapi menikam di belakangnya ?
Aku pernah....

Bertemu, berkenalan dan berurusan dengan orang-orang seperti itu pasti terasa sangat mengganggu. Kalau diladenin, pasti akan keterusan. Kalau kita udah keterusan akan lebih parah lagi. Bisa-bisa kita ikut terseret arus negatifnya. Kita jadi terbiasa memandang orang lain dari sisi negatifnya juga dan kemudian.... membicarakannya dengan orang lain. Waaa., bahaya itu. Kalaupun kita mampu menjaga diri sehingga gak ikut arus negatifnya, tetap saja waktu berharga kita jadi sia-sia karena meladeninya.

Kalau didiemin, lama-lama kita yang akan jadi "sasaran tembaknya" dikemudian hari. Nah..., jika kita yang jadi "bahan" perbincangannya... tahu apa yang akan terjadi kemudian ? Mungkin kata yang tepat adalah... pembunuhan karakter !! Wuih..., ini lebih ngeri lagi.

Trus..., apa yang sebaiknya kita lakukan bila ngadepin orang-orang seperti di atas ? Kalau aku, lebih baik diam dan kemudian berlalu dari hadapannya. Soalnya, bagiku lebih ngeri kalau aku jadi "foto copy-an" dirinya. Pasti hari-hariku akan disibukkan dengan mencari dan membicarakan kekurangan orang lain. Walah.... cape' deh....

Tapi kalau aku yang kemudian dijadikan bahan omongannya dan pembunuhan karakter di alamatkan padaku, bagaimana dunk? Hmmm, setelah kupikir-pikir nih..., kayaknya akibat yang akan kutanggung lebih ringan daripada kalau aku yang melakukan pembunuhan karakter itu.

Kurasa bagi orang-orang yang mengenalku dengan baik, pasti gak akan menelan mentah-mentah pembunuhan karakter yang dialamatkan padaku. Sedangkan bagi orang-orang yang belum mengenalku, mungkin saja akan termakan omongan negatif itu. Tapi..., kupikir jika suatu saat mereka bisa lebih mengenalku, bisa saja pandangan negatif itu akan luntur dengan sendirinya.

Jadi..., rasanya saat ini aku memilih tetap berjalan di jalanku saja. Tetap melakukan apa saja yang menurutku baik untukku dan baik untuk sekitarku. Karena aku yakin, semua yang diniatkan untuk kebaikan akan berujung kebaikan juga. Mungkin ada orang yang gak bisa melihatnya, tapi masih banyak orang yang mampu melihat dengan nuraninya. Yang terpenting, Allah selalu melihat apa yang diperbuat hamba-Nya, bukan ? Dan dengan pilihan ini..., aku merasa hebat bisa melepaskan diri dari arus negatif.

Pernah bertemu dengan orang yang selalu tegar menghadapi segala macam cobaan ?
Aku pernah....
Pernah kenal dengan orang yang selalu berusaha melihat sisi positif dari segala macam persoalan ?
Aku pernah....
Pernah berurusan dengan orang yang mencintai orang lain seperti mencintai dirinya sendiri ?
Aku pernah....

Swear..., aku pernah bertemu, kenal dan berurusan dengan orang-orang seperti itu. Percayalah padaku. Dan ternyata..., berada dekat dengan mereka membuatku merasa sangat kecil dan malu. Sungguh, aku merasa diriku gak sebanding dengan mereka. Dan aku merasa aku bukanlah orang yang hebat (lagi).....

Walau di antara orang-orang seperti itu aku merasa malu, tapi aku gak akan surut langkah untuk terus berjalan bersama. Begitu banyak hal yang masih harus aku pelajari tentang hidup dan kehidupan. Bagaimana bisa menjalani hidup dengan baik dan memberikan kebaikan pula bagi orang lain. Bagaimana bisa mencintai hidup dan orang lain dengan sedemikian tulus. Bagaimana bisa menjalani hidup dengan sangat ringan tanpa dibebani dengan pikiran negatif terhadap orang lain.

Dan..., kini aku berusaha untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Sekali dua kali tersandung, tidak apalah. Bisa dijadikan pembelajaran untuk lebih hati-hati di kemudian hari. Sekali dua kali salah langkah juga tak masalah. Agar aku semakin mengetahui rambu-rambu yang ada dalam kehidupan ini. Berat ? Memang.... Tapi gak ada yang gak bisa dipelajari bukan ? Dengan membantu dan dibantu orang lain, aku yakin bahwa perjalananku ke depan akan semakin ringan. Semoga......

Senin, 19 Januari 2009

Kehamilan

Siapapun yang udah nikah pasti pengen segera punya momongan. Rasanya belum pas kalau belum jadi "orang tua" dalam arti yang sebenarnya. Jadi, kehamilan bagi pengantin baru selalu ditunggu-tunggu. Tidak saja bagi kedua pengantin baru, tapi juga bagi keluarganya. Jadi, bukan hal baru bila si pengantin baru sering dapat pertanyaan : "udah isi belum?" :f
Aku dulu juga mengalami hal seperti itu. Kebetulan, orang tuaku dan mertuaku sama-sama belum punya cucu. Jadi, begitu aku menikah mereka berharap untuk segera dapat menimang cucu. Malah eyang dari suamiku berharap, agar beliau segera dapat menimang buyut pertamanya dari hasil perkawinan kami. Berat nian kan bebanku .... *minta dikasihani*

Kebetulan aku juga gak langsung hamil. Setelah beberapa bulan bosen dengar pertanyaan "udah isi belum?" dari banyak orang, akhirnya aku hamil juga. Wah lega banget rasanya .... Aku "berhasil" hamil juga ....

Selama hamil, aku yang dulunya gak doyan makan jadi pengen makan semua jenis makanan. Bahkan bakso yang dulu aku gak doyan, jadi doyan gara-gara hamil. Poko'nya masalah makan aku gak ada masalah sama sekali. Aku juga gak ngalami yang namanya "morning sick". Cuman.... aku beberapa kali "pingsan" di kantor karena ternyata HB-ku rendah hehehe *sembunyi karena malu*

Ternyata setelah anakku lahir, dia doyan sekali makan. Mungkin benar apa kata orang-orang tua, waktu lihat aku doyan makan, banyak yang bilang pasti anakku besok gak sulit makan. Eh... ternyata betul tuh. Makanya anakku sekarang endut karena hobby banget makan.

Memang orang hamil itu lain-lain "bawaannya". Aku dulu doyan banget makan, tapi teman sekantorku yang saat ini istrinya sedang hamil jadi pusing gara-gara istrinya gak bisa nelan apa-apa. Semua yang masuk ke perutnya pasti keluar lagi. Makan buahpun pasti langsung dimuntahkan lagi. Susu juga gak doyan, sehingga dia sampai kekurangan cairan dan harus nginep di rumah sakit.

Padahal dulu dia pengen banget segera hamil waktu habis nikah. Mungkin juga "desakan" dari orang tua dan mertua yang membuatnya ingin cepat-cepat hamil. Giliran dia bisa hamil..., ternyata dia lemas dan tak berdaya. Tidak doyan makan pula. Cape' deh...

Kalau diingat "repot"nya hamil memang repot..., tapi sungguh gak sebanding dengan rasa bahagia yang luar biasa karena dapat menimang buah hati. Rasanya gak dapat dibandingkan dengan apapun.

Memiliki buah hati memang dambaan setiap pasangan suami istri. Makanya, sedih hati ini setiap mendengar berita tentang bayi yang diterlantarkan orang tuanya, atau malah dibuang. Padahal..., masih banyak orang tua yang menginginkan memiliki buah hati. Sungguh kontras dunia ini....