Rabu, 30 September 2009

Bersahabat dengan Google

Aku mengenal Google belum lama, kurang lebih baru pada tahun 2006 yang lalu. Terlambat banget ya..? Hehehe... Namun, meskipun belum lama mengenalnya aku sudah terikat padanya, dan menganggapnya sebagai sahabat yang setia. Sahabat yang telah banyak menolongku di saat aku mengalami kesulitan.

Bulan ini sahabatku Google ulang tahun yang kesebelas, namun ternyata tanggal lahir Google di internet masih menjadi perdebatan. Sebagaimana ditulis dalam Jawa Pos terbitan Selasa 29 September 2009, bahwa tahun lalu Google memasang logo ultah ke-10-nya pada tanggal 2 September. Sementara, di Wikipedia tertulis bahwa Google didirikan pada tanggal 4 September. Sementara sejumlah versi mengatakan kalau Google pertama diluncurkan pada tanggal 27 September 1998.

Yang pasti adalah Google lahir dari tangan dingin Page dan Brin yang saat itu masih berstatus mahasiswa. Keduanya bekerja sama melahirkan Google pada 1995 di Stanford University, Amerika Serikat (AS). Tahun berikutnya, mereka mulai menciptakan mesin pencari Google. Keduanya lantas mendaftarkan Google secara resmi pada September 1997. Setahun kemudian, mereka baru mengoperasikan Google dari garasi rumah Susan Wojcicki.

Sejauh ini Google masih menjadi situs yang paling banyak dikunjungi dan mesin pencari nomor wahid di dunia. Google masih merajai dengan angka pengunjung sebanyak 844 juta per bulan. Saingan terberat Google justru bukan datang dari sesama mesin pencari, melainkan dari situs yang berbeda, yaitu Situs Jejaring Sosial : Facebook. Meskipun kehadiran Facebook sebagai situs jejaring sosial raksasa mulai mengancam Google. Kabarnya pada saat ini Facebook menjadi situs dengan lalu lintas terpadat nomor 4 di dunia.


Semenjak diluncurkannya Google Doodle, Google menjadi semakin terkenal. Tampilan logo Google yang berubah-ubah tergantung momen dan even internasional telah sukses menarik perhatian para pengguna internet. Salah satu Logo Google yang beda adalah pada saat perayaan ulang tahun Google yang kesebelas. Google
menambahkan angka 11 pada desain logonya. Tapi, desain khusus tersebut justru membuat logo Google seolah kelebihan huruf l menjadi Googlle. Para pengguna Google menganggap telah terjadi kesalahan eja, sehingga kemudian logo tersebut ditarik.



Bagiku pribadi, Google sangat berjasa, terutama semenjak Shasa masuk ke Sekolah Dasar. Rasanya hampir tiap hari aku membuka Google untuk ikut membantu Shasa mencari jawaban atas PR sekolahnya. Sungguh dulu tak pernah kusangka bahwa ternyata pendidikan kian hari kian berat saja. Bahkan untuk mengerjakan PR anak SD saja, aku harus rajin-rajin mengunjungi Google. *geleng-geleng kepala*

Suatu kali aku kelimpungan sewaktu ditanya Shasa tentang Sejarah Sumpah Pemuda dan tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya. Aduh..., mana aku ingat pelajaran sewaktu SMP dulu ? Aku hanya ingat dengan tanggal dan bunyi Sumpah Pemuda-nya. Sementara pemimpin dari Jong Java, Jong Celebes dll aku sudah lupa.... Heran, kok Shasa sudah mendapatkan pelajaran itu waktu kelas 3 SD ya ? *heran*

Di lain kesempatan Shasa meminta daftar dari 20 sifat-sifat wajib dan sifat-sifat mustahil bagi Allah. Sebanyak itu....? Mana aku ingat satu per satu lengkap dengan artinya ? Duh, kok di buku pelajaran Shasa juga tidak dituliskan secara lengkap ya ? *gemes mode on*

Ada juga kejadiaan saat Shasa minta dijelaskan tentang arti Lambang Daerah Provinsi Jawa Timur. Waduh..., detil gambarnya saja aku tak hafal..., apalagi mengartikan lambangnya. Padahal, arti Lambang Daerah Kota Madiun saja aku juga tidak hafal kok. *bingung sendiri*

Pernah juga Shasa minta dicarikan gambar aneka jenis budaya, rumah adat, baju adat dll dari seluruh Provinsi di Indonesia. Pernah juga minta gambar contoh daun yang bertulang menjari dan menyirip. Wah.., PR anak SD kok sudah sedemikian banyaknya ya ? Dan.. masih banyak lagi permintaan dan pertanyaan Shasa yang tidak mampu aku jawab sendiri.

Untunglah ada sahabatku...... Google !! Selama ini aku selalu bertanya kepadanya jika tidak bisa menjawab pertanyaan Shasa, khususnya yang menyangkut pelajaran sekolahnya. Melalui Google pula aku bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan jelas. Berkat Google, urusan pelajaran sekolah Shasa tidak lagi menjadi masalah.

Terima kasih Google... kau memang sahabat yang sangat baik dan pintar... ^_^

Bersahabat dengan Google

Aku mengenal Google belum lama, kurang lebih baru pada tahun 2006 yang lalu. Terlambat banget ya..? Hehehe... Namun, meskipun belum lama mengenalnya aku sudah terikat padanya, dan menganggapnya sebagai sahabat yang setia. Sahabat yang telah banyak menolongku di saat aku mengalami kesulitan.

Bulan ini sahabatku Google ulang tahun yang kesebelas, namun ternyata tanggal lahir Google di internet masih menjadi perdebatan. Sebagaimana ditulis dalam Jawa Pos terbitan Selasa 29 September 2009, bahwa tahun lalu Google memasang logo ultah ke-10-nya pada tanggal 2 September. Sementara, di Wikipedia tertulis bahwa Google didirikan pada tanggal 4 September. Sementara sejumlah versi mengatakan kalau Google pertama diluncurkan pada tanggal 27 September 1998.

Yang pasti adalah Google lahir dari tangan dingin Page dan Brin yang saat itu masih berstatus mahasiswa. Keduanya bekerja sama melahirkan Google pada 1995 di Stanford University, Amerika Serikat (AS). Tahun berikutnya, mereka mulai menciptakan mesin pencari Google. Keduanya lantas mendaftarkan Google secara resmi pada September 1997. Setahun kemudian, mereka baru mengoperasikan Google dari garasi rumah Susan Wojcicki.

Sejauh ini Google masih menjadi situs yang paling banyak dikunjungi dan mesin pencari nomor wahid di dunia. Google masih merajai dengan angka pengunjung sebanyak 844 juta per bulan. Saingan terberat Google justru bukan datang dari sesama mesin pencari, melainkan dari situs yang berbeda, yaitu Situs Jejaring Sosial : Facebook. Meskipun kehadiran Facebook sebagai situs jejaring sosial raksasa mulai mengancam Google. Kabarnya pada saat ini Facebook menjadi situs dengan lalu lintas terpadat nomor 4 di dunia.


Semenjak diluncurkannya Google Doodle, Google menjadi semakin terkenal. Tampilan logo Google yang berubah-ubah tergantung momen dan even internasional telah sukses menarik perhatian para pengguna internet. Salah satu Logo Google yang beda adalah pada saat perayaan ulang tahun Google yang kesebelas. Google
menambahkan angka 11 pada desain logonya. Tapi, desain khusus tersebut justru membuat logo Google seolah kelebihan huruf l menjadi Googlle. Para pengguna Google menganggap telah terjadi kesalahan eja, sehingga kemudian logo tersebut ditarik.



Bagiku pribadi, Google sangat berjasa, terutama semenjak Shasa masuk ke Sekolah Dasar. Rasanya hampir tiap hari aku membuka Google untuk ikut membantu Shasa mencari jawaban atas PR sekolahnya. Sungguh dulu tak pernah kusangka bahwa ternyata pendidikan kian hari kian berat saja. Bahkan untuk mengerjakan PR anak SD saja, aku harus rajin-rajin mengunjungi Google. *geleng-geleng kepala*

Suatu kali aku kelimpungan sewaktu ditanya Shasa tentang Sejarah Sumpah Pemuda dan tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya. Aduh..., mana aku ingat pelajaran sewaktu SMP dulu ? Aku hanya ingat dengan tanggal dan bunyi Sumpah Pemuda-nya. Sementara pemimpin dari Jong Java, Jong Celebes dll aku sudah lupa.... Heran, kok Shasa sudah mendapatkan pelajaran itu waktu kelas 3 SD ya ? *heran*

Di lain kesempatan Shasa meminta daftar dari 20 sifat-sifat wajib dan sifat-sifat mustahil bagi Allah. Sebanyak itu....? Mana aku ingat satu per satu lengkap dengan artinya ? Duh, kok di buku pelajaran Shasa juga tidak dituliskan secara lengkap ya ? *gemes mode on*

Ada juga kejadiaan saat Shasa minta dijelaskan tentang arti Lambang Daerah Provinsi Jawa Timur. Waduh..., detil gambarnya saja aku tak hafal..., apalagi mengartikan lambangnya. Padahal, arti Lambang Daerah Kota Madiun saja aku juga tidak hafal kok. *bingung sendiri*

Pernah juga Shasa minta dicarikan gambar aneka jenis budaya, rumah adat, baju adat dll dari seluruh Provinsi di Indonesia. Pernah juga minta gambar contoh daun yang bertulang menjari dan menyirip. Wah.., PR anak SD kok sudah sedemikian banyaknya ya ? Dan.. masih banyak lagi permintaan dan pertanyaan Shasa yang tidak mampu aku jawab sendiri.

Untunglah ada sahabatku...... Google !! Selama ini aku selalu bertanya kepadanya jika tidak bisa menjawab pertanyaan Shasa, khususnya yang menyangkut pelajaran sekolahnya. Melalui Google pula aku bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan jelas. Berkat Google, urusan pelajaran sekolah Shasa tidak lagi menjadi masalah.

Terima kasih Google... kau memang sahabat yang sangat baik dan pintar... ^_^

Selasa, 29 September 2009

Setelah 14 tahun

Hari Jumat yang lalu aku mendapatkan kejutan yang menggembirakan. Saat itu ada SMS masuk ke HPku dari nomor yang tidak aku kenal. Isinya mengabarkan bahwa dia akan ke Yogya tapi mampir ke Madiun sebentar. Walaupun aku tak tahu siapa pemilik nomor itu, tapi aku yakin dia adalah orang yang sangat mengenalku, apalagi di awal SMS dia menyebutkan namaku.


Akhirnya, aku menjawab SMS itu dan memintanya untuk menelepon aku setibanya di Madiun. Dia menyanggupinya... dan hari itu aku sengaja menunggu telepon darinya, khususnya karena aku penasaran ingin mengetahui siapa pemilik nomor telepon itu. Kebetulan juga, beberapa saat yang lalu aku baru saja mengganti Handphone dan beberapa nomor yang tidak aku simpan dalam SIM Card masih tersimpan di dalam HP yang lama. Oleh sebab itu aku malu untuk menanyakan kepadanya siapa dia, karena aku takut jangan-jangan dia sudah pernah mencatatkan nomor HPnya di HPku.


Malamnya..., telepon yang aku tunggu-tunggu akhirnya bunyi juga. Aku mencoba mengenali siapa wanita pemilik suara itu. Ternyata.., dia adalah Rosma, temanku semasa di Yogyakarta dulu. Pertemanan kami bermula dari suatu hal yang tidak biasa. Dulu dia pernah diajak oleh Yani (sahabat penaku) yang berasal dari Malang untuk menemui aku di Madiun. Dari situlah aku mengenalnya pertama kali.


Selanjutnya, tak disangka, aku dan Rosma sama-sama diterima di UGM Yogyakarta, sementara Yani diterima di UNS Solo. Walaupun kami tidak berada dalam 1 fakultas yang sama, tapi ternyata kami bisa menjalin persahabatan. Walaupun beda kost dan beda fakultas, tapi tak menghalangi kami untuk saling berkunjung dan pergi bersama-sama. Makin hari hubungan persahabatan kami justru semakin erat dan kami merasa menemukan banyak kecocokan satu sama lain.


Pada saat aku wisuda (aku wisuda terlebih dahulu daripadanya), dia datang menemaniku. Seneng banget... dan ternyata saat itulah pertemuan terakhirku dengannya. Setelah kami lulus dan sama-sama kerja, akhirnya kami disibukkan oleh pekerjaan masing-masing. Meski begitu aku dan dia yang tinggal dan bekerja di Jakarta masih saling berhubungan via telepon.... dan sekarang via Facebook..!!


Makanya, saat dia mengabari aku bahwa dia ada di Madiun, aku menyempatkan diri untuk menemuinya meskipun hanya sebentar. Hari Sabtu (26 September 2009) pagi (jam 07.00 WIB) aku pergi menemuinya yang menginap di rumah salah satu kerabatnya. Sengaja aku datang pagi-pagi, karena rencananya pukul 09.00 dia akan berangkat menuju Yogyakarta. Meskipun waktu pertemuan kami sangat singkat, tapi seneng sekali rasanya. Setelah 14 tahun kami tak berjumpa, akhirnya bisa ngobrol untuk melepas kangen dan berbagi cerita.



Kiri : foto tahun 1995 (sesaat sebelum aku wisuda)
  Kanan : foto tahun 2009 (26 Sept 2009)
Apakah banyak perbedaan setelah 14 tahun berlalu ?


Tak terasa sudah 14 tahun lamanya kami meninggalkan bangku kuliah. Hmmm... tak kusangka sudah selama itu. Soalnya masih merasa muda terus sih hahaha.... Setelah 14 tahun, banyak cerita, suka dan duka yang telah terjadi yang mau tak mau membentuk kepribadian kami. Meskipun begitu.., setelah 14 tahun tak bersua, ternyata ikatan persahabatan itu tetap ada dan tetap erat terjalin diantara kami.

Semoga untuk 14 tahun ke depan... ikatan persahabatan itu masih akan tetap ada....

Setelah 14 tahun

Hari Jumat yang lalu aku mendapatkan kejutan yang menggembirakan. Saat itu ada SMS masuk ke HPku dari nomor yang tidak aku kenal. Isinya mengabarkan bahwa dia akan ke Yogya tapi mampir ke Madiun sebentar. Walaupun aku tak tahu siapa pemilik nomor itu, tapi aku yakin dia adalah orang yang sangat mengenalku, apalagi di awal SMS dia menyebutkan namaku.


Akhirnya, aku menjawab SMS itu dan memintanya untuk menelepon aku setibanya di Madiun. Dia menyanggupinya... dan hari itu aku sengaja menunggu telepon darinya, khususnya karena aku penasaran ingin mengetahui siapa pemilik nomor telepon itu. Kebetulan juga, beberapa saat yang lalu aku baru saja mengganti Handphone dan beberapa nomor yang tidak aku simpan dalam SIM Card masih tersimpan di dalam HP yang lama. Oleh sebab itu aku malu untuk menanyakan kepadanya siapa dia, karena aku takut jangan-jangan dia sudah pernah mencatatkan nomor HPnya di HPku.


Malamnya..., telepon yang aku tunggu-tunggu akhirnya bunyi juga. Aku mencoba mengenali siapa wanita pemilik suara itu. Ternyata.., dia adalah Rosma, temanku semasa di Yogyakarta dulu. Pertemanan kami bermula dari suatu hal yang tidak biasa. Dulu dia pernah diajak oleh Yani (sahabat penaku) yang berasal dari Malang untuk menemui aku di Madiun. Dari situlah aku mengenalnya pertama kali.


Selanjutnya, tak disangka, aku dan Rosma sama-sama diterima di UGM Yogyakarta, sementara Yani diterima di UNS Solo. Walaupun kami tidak berada dalam 1 fakultas yang sama, tapi ternyata kami bisa menjalin persahabatan. Walaupun beda kost dan beda fakultas, tapi tak menghalangi kami untuk saling berkunjung dan pergi bersama-sama. Makin hari hubungan persahabatan kami justru semakin erat dan kami merasa menemukan banyak kecocokan satu sama lain.


Pada saat aku wisuda (aku wisuda terlebih dahulu daripadanya), dia datang menemaniku. Seneng banget... dan ternyata saat itulah pertemuan terakhirku dengannya. Setelah kami lulus dan sama-sama kerja, akhirnya kami disibukkan oleh pekerjaan masing-masing. Meski begitu aku dan dia yang tinggal dan bekerja di Jakarta masih saling berhubungan via telepon.... dan sekarang via Facebook..!!


Makanya, saat dia mengabari aku bahwa dia ada di Madiun, aku menyempatkan diri untuk menemuinya meskipun hanya sebentar. Hari Sabtu (26 September 2009) pagi (jam 07.00 WIB) aku pergi menemuinya yang menginap di rumah salah satu kerabatnya. Sengaja aku datang pagi-pagi, karena rencananya pukul 09.00 dia akan berangkat menuju Yogyakarta. Meskipun waktu pertemuan kami sangat singkat, tapi seneng sekali rasanya. Setelah 14 tahun kami tak berjumpa, akhirnya bisa ngobrol untuk melepas kangen dan berbagi cerita.



Kiri : foto tahun 1995 (sesaat sebelum aku wisuda)
  Kanan : foto tahun 2009 (26 Sept 2009)
Apakah banyak perbedaan setelah 14 tahun berlalu ?


Tak terasa sudah 14 tahun lamanya kami meninggalkan bangku kuliah. Hmmm... tak kusangka sudah selama itu. Soalnya masih merasa muda terus sih hahaha.... Setelah 14 tahun, banyak cerita, suka dan duka yang telah terjadi yang mau tak mau membentuk kepribadian kami. Meskipun begitu.., setelah 14 tahun tak bersua, ternyata ikatan persahabatan itu tetap ada dan tetap erat terjalin diantara kami.

Semoga untuk 14 tahun ke depan... ikatan persahabatan itu masih akan tetap ada....

Senin, 28 September 2009

Keajaiban dari reuni

Masih ingin membahas reuni (atau tepatnya 'Pra Reuni') yang kemarin baru saja aku ikuti karena masih ada sedikit cerita tersisa darinya. Reuni yang aku ikuti kemarin berlangsung dari pukul 10.00 pagi sampai pukul 14.30. Kesan yang paling terasa adalah... meriah dan heboh. Justru hal inilah yang terasa 'ajaib' bagiku.

Ajaib karena sebenarnya di antara yang banyak hadir tak semuanya saling mengenal dengan baik. Ada banyak di antara kami yang sewaktu SMA hanya saling tahu nama saja tanpa pernah saling bertegur sapa. Bahkan banyak di antara kami yang dulunya tidak kenal sama sekali. Kami memang berasal dari berbagai kelas sewaktu SMA dulu. Namun begitu..., acara bisa begitu hidup dan menyenangkan.

Kami yang dulu waktu SMA tak pernah saling sapa, sewaktu reuni bisa dengan akrabnya bertukar kabar. Kami yang dulunya tak saling kenal, bisa leluasa bercanda dan berbagi cerita. Aku merasa..., rasa kebersamaan selaku sama-sama alumni dari satu sekolah yang sama pada tahun yang sama, ternyata bisa menyatukan kami sedemikian dekatnya. Ternyata rasa kebersamaan itu kemarin dapat tumbuh dengan sedemikian kuatnya.

Aku melihat tak ada kecanggungan di antara kami dalam bertukar cerita. Acara melepas kangen pun rasanya tak ingin dihentikan oleh sang waktu. Rasanya semua ingin mengejar ketinggalan dalam pertemanan yang dulu terlewatkan sewaktu SMA. Semua ingin menjalin keakraban dan persahabatan dengan siapa saja, bahkan dengan seseorang yang belum dikenal sebelumnya. Hal itu membuat kami dapat berbaur menjadi satu. So sweet....


Walaupun dulu waktu SMA kami mungkin tak pernah dekat, tapi reuni kemarin membuat kami serasa telah menjadi sahabat sekian tahun lamanya

Rasa kebersamaan yang muncul secara ajaib itu telah benar-benar mensukseskan acara Pra Reuni yang berlangsung pada tanggal 23 September yang lalu. Aku jadi berpikir, sebenarnya sangat mudah menjalin pertemanan, selama niat itu ada di hati. Aku melihat bahwa pada dasarnya setiap orang ingin bersahabat dengan siapa saja. Tak ada yang menginginkan permusuhan dan perselisihan, siapa saja menginginkan persahabatan dan kebersamaan.

Andai keajaiban seperti itu dapat dirasakan oleh semua orang... alangkah indahnya dunia... ^_^

Keajaiban dari reuni

Masih ingin membahas reuni (atau tepatnya 'Pra Reuni') yang kemarin baru saja aku ikuti karena masih ada sedikit cerita tersisa darinya. Reuni yang aku ikuti kemarin berlangsung dari pukul 10.00 pagi sampai pukul 14.30. Kesan yang paling terasa adalah... meriah dan heboh. Justru hal inilah yang terasa 'ajaib' bagiku.

Ajaib karena sebenarnya di antara yang banyak hadir tak semuanya saling mengenal dengan baik. Ada banyak di antara kami yang sewaktu SMA hanya saling tahu nama saja tanpa pernah saling bertegur sapa. Bahkan banyak di antara kami yang dulunya tidak kenal sama sekali. Kami memang berasal dari berbagai kelas sewaktu SMA dulu. Namun begitu..., acara bisa begitu hidup dan menyenangkan.

Kami yang dulu waktu SMA tak pernah saling sapa, sewaktu reuni bisa dengan akrabnya bertukar kabar. Kami yang dulunya tak saling kenal, bisa leluasa bercanda dan berbagi cerita. Aku merasa..., rasa kebersamaan selaku sama-sama alumni dari satu sekolah yang sama pada tahun yang sama, ternyata bisa menyatukan kami sedemikian dekatnya. Ternyata rasa kebersamaan itu kemarin dapat tumbuh dengan sedemikian kuatnya.

Aku melihat tak ada kecanggungan di antara kami dalam bertukar cerita. Acara melepas kangen pun rasanya tak ingin dihentikan oleh sang waktu. Rasanya semua ingin mengejar ketinggalan dalam pertemanan yang dulu terlewatkan sewaktu SMA. Semua ingin menjalin keakraban dan persahabatan dengan siapa saja, bahkan dengan seseorang yang belum dikenal sebelumnya. Hal itu membuat kami dapat berbaur menjadi satu. So sweet....


Walaupun dulu waktu SMA kami mungkin tak pernah dekat, tapi reuni kemarin membuat kami serasa telah menjadi sahabat sekian tahun lamanya

Rasa kebersamaan yang muncul secara ajaib itu telah benar-benar mensukseskan acara Pra Reuni yang berlangsung pada tanggal 23 September yang lalu. Aku jadi berpikir, sebenarnya sangat mudah menjalin pertemanan, selama niat itu ada di hati. Aku melihat bahwa pada dasarnya setiap orang ingin bersahabat dengan siapa saja. Tak ada yang menginginkan permusuhan dan perselisihan, siapa saja menginginkan persahabatan dan kebersamaan.

Andai keajaiban seperti itu dapat dirasakan oleh semua orang... alangkah indahnya dunia... ^_^

Minggu, 27 September 2009

Lebaran dan reuni

Lebaran tahun ini Madiun penuh dengan reuni..!! Berbagai macam spanduk reuni ada di berbagai sudut kota. Ada reuni SD sampai SMA.... dari yang belasan tahun sampai 25 tahun tak bersua. Semua reuni itu diselenggarakan tak jauh dari libur Idul Fitri, antara tanggal 22 September sampai dengan 24 September. Rasa-rasanya acara reuni memang semakin gencar dan mudah dilakukan setelah Facebook merajalela dimana-mana.

Satu kata untuk acara itu... heboh..!! Bahkan temanku kali ini datang untuk 2 reuni yaitu Reuni SD dan SMA. Aku dan suamiku juga sibuk reuni SMA tahun ini, tapi kami berasal dari SMA yang berbeda (Suamiku SMA 1 dan aku SMA 2). Kalau suamiku reuni tanggal 22 September malam hari, aku reuninya tanggal 23 September pagi hari. Untuk kali ini kami tak bisa sama-sama hehehe...

Acaranya berlangsung seru dan heboh. Kami yang sudah 19 tahun tak bertemu, sering terkaget-kaget saat melihat 'penampakan' teman yang jauh berbeda dari dulu. Acara pun lebih banyak tersita untuk kangen-kangenan dan bertukar kabar. Yang mengejutkan adalah... ternyata banyak diantara teman-teman SMA-ku yang menikah dengan teman satu angkatan juga..!! Benar-benar tak kusangka...

Yang menyenangkan adalah... ternyata teman-temanku banyak yang sudah menjadi orang sukses. Memang, kebanyakan teman-temanku menetap di Jakarta dan Surabaya... dan bisa dikatakan bahwa mereka semua telah hidup mapan. Alhamdulillah... Aku ikut senang mendapatkan berita itu. Lebih menggembirakan lagi, ternyata mereka tidak menjadi sombong dan tinggi hati, bahkan mereka tetap memiliki kepedulian terhadap beberapa teman yang kurang beruntung.

Acara reuni yang aku ikuti dapat dikatakan seru dan sukses. Sebenarnya ini bukan reuni dalam arti yang sebenarnya, karena kami tak mengundang seluruh teman. Untuk acara kemarin itu kami menyebutnya sebagai "Pra Reuni". Inti acaranya selain reuni 'kecil-kecilan" adalah membentuk Panitia untuk Reuni Akbar Tahun 2010 nanti.

Awalnya yang ditargetkan datang di acara Pra Reuni tersebut kurang lebih 50 orang. Memang tak banyak yang diundang karena fokus acara baru pembahasan rencana untuk Reuni Akbar tahun depan nanti. Namun ternyata..., yang datang banyak juga... kurang lebih 80 orang bisa datang.. !! Tentu saja suasana semakin heboh dan meriah.

Sebagian peserta Pra Reuni yang ikut sesi "foto bersama"
Hayo.., aku yang mana ya..?

Untung saja, di sela-sela kehebohan acara kangen-kangenan tersebut, dapat terbentuk juga susunan panitia Reuni Akbar Tahun 2010 nanti. Tentu saja setelah sebelumnya melalui tarik ulur dan perdebatan, terutama dalam menentukan sang Ketua Reuni. Yang tak aku duga, aku mendapatkan mandat sebagai Sekretaris I dalam susunan panitia itu. Awalnya aku mau menolak, tapi kalau aku hanya menggunakan alasan kesibukan pekerjaan rasa-rasanya tak adil, karena teman-temanku yang lain pun pasti sama repotnya denganku. Akhirnya, mau tak mau posisi Sekretaris I itu aku terima.

Semoga saja, di sela-sela kesibukanku aku dapat melaksanakan tugasku sehingga acara Reuni Akbar 2010 nanti dapat berjalan lancar dan sukses. Amin....

Lebaran dan reuni

Lebaran tahun ini Madiun penuh dengan reuni..!! Berbagai macam spanduk reuni ada di berbagai sudut kota. Ada reuni SD sampai SMA.... dari yang belasan tahun sampai 25 tahun tak bersua. Semua reuni itu diselenggarakan tak jauh dari libur Idul Fitri, antara tanggal 22 September sampai dengan 24 September. Rasa-rasanya acara reuni memang semakin gencar dan mudah dilakukan setelah Facebook merajalela dimana-mana.

Satu kata untuk acara itu... heboh..!! Bahkan temanku kali ini datang untuk 2 reuni yaitu Reuni SD dan SMA. Aku dan suamiku juga sibuk reuni SMA tahun ini, tapi kami berasal dari SMA yang berbeda (Suamiku SMA 1 dan aku SMA 2). Kalau suamiku reuni tanggal 22 September malam hari, aku reuninya tanggal 23 September pagi hari. Untuk kali ini kami tak bisa sama-sama hehehe...

Acaranya berlangsung seru dan heboh. Kami yang sudah 19 tahun tak bertemu, sering terkaget-kaget saat melihat 'penampakan' teman yang jauh berbeda dari dulu. Acara pun lebih banyak tersita untuk kangen-kangenan dan bertukar kabar. Yang mengejutkan adalah... ternyata banyak diantara teman-teman SMA-ku yang menikah dengan teman satu angkatan juga..!! Benar-benar tak kusangka...

Yang menyenangkan adalah... ternyata teman-temanku banyak yang sudah menjadi orang sukses. Memang, kebanyakan teman-temanku menetap di Jakarta dan Surabaya... dan bisa dikatakan bahwa mereka semua telah hidup mapan. Alhamdulillah... Aku ikut senang mendapatkan berita itu. Lebih menggembirakan lagi, ternyata mereka tidak menjadi sombong dan tinggi hati, bahkan mereka tetap memiliki kepedulian terhadap beberapa teman yang kurang beruntung.

Acara reuni yang aku ikuti dapat dikatakan seru dan sukses. Sebenarnya ini bukan reuni dalam arti yang sebenarnya, karena kami tak mengundang seluruh teman. Untuk acara kemarin itu kami menyebutnya sebagai "Pra Reuni". Inti acaranya selain reuni 'kecil-kecilan" adalah membentuk Panitia untuk Reuni Akbar Tahun 2010 nanti.

Awalnya yang ditargetkan datang di acara Pra Reuni tersebut kurang lebih 50 orang. Memang tak banyak yang diundang karena fokus acara baru pembahasan rencana untuk Reuni Akbar tahun depan nanti. Namun ternyata..., yang datang banyak juga... kurang lebih 80 orang bisa datang.. !! Tentu saja suasana semakin heboh dan meriah.

Sebagian peserta Pra Reuni yang ikut sesi "foto bersama"
Hayo.., aku yang mana ya..?

Untung saja, di sela-sela kehebohan acara kangen-kangenan tersebut, dapat terbentuk juga susunan panitia Reuni Akbar Tahun 2010 nanti. Tentu saja setelah sebelumnya melalui tarik ulur dan perdebatan, terutama dalam menentukan sang Ketua Reuni. Yang tak aku duga, aku mendapatkan mandat sebagai Sekretaris I dalam susunan panitia itu. Awalnya aku mau menolak, tapi kalau aku hanya menggunakan alasan kesibukan pekerjaan rasa-rasanya tak adil, karena teman-temanku yang lain pun pasti sama repotnya denganku. Akhirnya, mau tak mau posisi Sekretaris I itu aku terima.

Semoga saja, di sela-sela kesibukanku aku dapat melaksanakan tugasku sehingga acara Reuni Akbar 2010 nanti dapat berjalan lancar dan sukses. Amin....

Jumat, 25 September 2009

Cerita Mudik Lebaran

Setelah sekian lama libur dari ngeblog akhirnya aku bisa kembali ke rumah mayaku ini. Kembali dari dunia nyata ke dunia maya... (kebalik gak sih ?! hehehe). Libur Idul Fitri memang sudah usai dan aku harus kembali kepada rutinitas kehidupanku, namun rasanya aku masih enggan beranjak dari Euforia "Hari Kemenangan" itu. (^_^)

Ada cerita yang tersisa dari Idul Fitri kemarin, yaitu... acara mudiknya..!! Seperti biasa, Idul Fitri selalu aku lewatkan dengan acara mudik ke Ploso, Jombang, ke rumah eyangnya suamiku. Kemarin itu kami berangkat mudik tanggal 19 September 2009. Kami berangkat agak sore pukul 15.00 WIB, dengan maksud agar sampai di Ploso sudah menjelang Maghrib. Pilihan itu diambil karena Shasa ingin bisa menuntaskan puasa Ramadhannya tanpa bolong, makanya kami memilih sore agar puasa Shasa tidak terpaksa batal di tengah jalan karena tak tahan dengan panasnya cuaca.

Saat berangkat ke Ploso, kami memilih mengambil jalur alternatif karena kami menghindari kemacetan. Ternyata jalan alternatif yang kami ambil sepi, sehingga perjalanan kami benar-benar lancar. Namun saat kami masuk di Daerah Lengkong, jalan mulai bergelombang. Akibatnya, keponakanku yang emang gampang mabuk... sampai berkali-kali mabuk sebelum akhirnya kami sampai ke Ploso.



Jalan alternatif yang sepi


Karena perjalanan kami lancar, maka kami bisa sampai di Ploso sesaat menjelang Maghrib. Sehingga hidangan buka puasa yang sudah dipersiapkan untuk kami dapat langsung kami serbu hehehe... Alhamdulillah..., tahun ini puasa Shasa benar-benar full tanpa bolong. Dan, untuk berbuka puasa yang terakhir kalinya Shasa makan dengan sangat lahap di rumah buyutnya di Ploso.

Lain cerita saat kami pulang. Kami berangkat kembali ke Madiun pada tanggal 21 September 2009 pagi, sekitar pukul 07.00 WIB. Kami yang tidak menggunakan jalur alternatif (karena takut keponakan kami mabuk lagi) akhirnya terjebak dalam kemacetan. Lalu lintas sangat padat dan penuh sekali dengan kendaraan roda dua. Rasanya tahun-tahun kemarin kendaraan roda dua tak sebanyak kemarin itu.

Padatnya lalu lintas tentu saja membuat perjalanan menjadi lambat. Walaupun kami tak sampai harus berhenti dalam kemacetan, namun mobil kami berjalan merayap... pelan sekali. Sehingga waktu tempuh Madiun-Ploso yang biasanya paling lama 2,5 jam kemarin itu kami tempuh dalam waktu 5 jam..!! Hufff... capek rasanya...



Padatnya jalan raya dan kendaraan roda dua yang banyak hadir diantara deretan kendaraan roda empat

Bagaimanapun juga aku menikmati juga acara mudik lebaran ini. Soalnya, sebelum menikah aku tak pernah mengalami yang namanya mudik. Karena kedua orang tuaku sama-sama berasal dari Madiun dan orang tua dari kedua orang tuaku juga bermukim di Madiun. Tradisi mudik baru aku kenal setelah aku menikah dengan suamiku. Itu saja karena Eyangnya suamiku bermukim di Jombang, sementara kedua mertuaku menetap di Madiun. Aku tak tahu apakah tradisi mudik ini masih akan berlangsung jika suatu saat nanti Eyangnya suamiku sudah tidak ada lagi....

Cerita Mudik Lebaran

Setelah sekian lama libur dari ngeblog akhirnya aku bisa kembali ke rumah mayaku ini. Kembali dari dunia nyata ke dunia maya... (kebalik gak sih ?! hehehe). Libur Idul Fitri memang sudah usai dan aku harus kembali kepada rutinitas kehidupanku, namun rasanya aku masih enggan beranjak dari Euforia "Hari Kemenangan" itu. (^_^)

Ada cerita yang tersisa dari Idul Fitri kemarin, yaitu... acara mudiknya..!! Seperti biasa, Idul Fitri selalu aku lewatkan dengan acara mudik ke Ploso, Jombang, ke rumah eyangnya suamiku. Kemarin itu kami berangkat mudik tanggal 19 September 2009. Kami berangkat agak sore pukul 15.00 WIB, dengan maksud agar sampai di Ploso sudah menjelang Maghrib. Pilihan itu diambil karena Shasa ingin bisa menuntaskan puasa Ramadhannya tanpa bolong, makanya kami memilih sore agar puasa Shasa tidak terpaksa batal di tengah jalan karena tak tahan dengan panasnya cuaca.

Saat berangkat ke Ploso, kami memilih mengambil jalur alternatif karena kami menghindari kemacetan. Ternyata jalan alternatif yang kami ambil sepi, sehingga perjalanan kami benar-benar lancar. Namun saat kami masuk di Daerah Lengkong, jalan mulai bergelombang. Akibatnya, keponakanku yang emang gampang mabuk... sampai berkali-kali mabuk sebelum akhirnya kami sampai ke Ploso.



Jalan alternatif yang sepi


Karena perjalanan kami lancar, maka kami bisa sampai di Ploso sesaat menjelang Maghrib. Sehingga hidangan buka puasa yang sudah dipersiapkan untuk kami dapat langsung kami serbu hehehe... Alhamdulillah..., tahun ini puasa Shasa benar-benar full tanpa bolong. Dan, untuk berbuka puasa yang terakhir kalinya Shasa makan dengan sangat lahap di rumah buyutnya di Ploso.

Lain cerita saat kami pulang. Kami berangkat kembali ke Madiun pada tanggal 21 September 2009 pagi, sekitar pukul 07.00 WIB. Kami yang tidak menggunakan jalur alternatif (karena takut keponakan kami mabuk lagi) akhirnya terjebak dalam kemacetan. Lalu lintas sangat padat dan penuh sekali dengan kendaraan roda dua. Rasanya tahun-tahun kemarin kendaraan roda dua tak sebanyak kemarin itu.

Padatnya lalu lintas tentu saja membuat perjalanan menjadi lambat. Walaupun kami tak sampai harus berhenti dalam kemacetan, namun mobil kami berjalan merayap... pelan sekali. Sehingga waktu tempuh Madiun-Ploso yang biasanya paling lama 2,5 jam kemarin itu kami tempuh dalam waktu 5 jam..!! Hufff... capek rasanya...



Padatnya jalan raya dan kendaraan roda dua yang banyak hadir diantara deretan kendaraan roda empat

Bagaimanapun juga aku menikmati juga acara mudik lebaran ini. Soalnya, sebelum menikah aku tak pernah mengalami yang namanya mudik. Karena kedua orang tuaku sama-sama berasal dari Madiun dan orang tua dari kedua orang tuaku juga bermukim di Madiun. Tradisi mudik baru aku kenal setelah aku menikah dengan suamiku. Itu saja karena Eyangnya suamiku bermukim di Jombang, sementara kedua mertuaku menetap di Madiun. Aku tak tahu apakah tradisi mudik ini masih akan berlangsung jika suatu saat nanti Eyangnya suamiku sudah tidak ada lagi....

Sabtu, 19 September 2009

Idul Fitri telah tiba

Akhirnya..., hari yang ditunggu-tunggu akan segera tiba. Dan akan terdengar takbir yang berkumandang di seluruh penjuru kota. Sebagaimana takbir yang dilafadhkan oleh Ibnu Mas'ud :
Allahu Akbar Allahu Akbar Laa ilaha illallaha, wa Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamdu
(yang artinya) : “Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, Allah Maha Besar Allah Maha Besar dan untuk Allah segala pujian". [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 2/168 dengan isnad yang shahih]
Untuk semua sahabat blogger..., pada khusus pada kesempatan yang istimewa ini ijinkan aku untuk mengucapkan :





Semoga ibadah kita selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT dan semoga tahun depan kita dapat berjumpa lagi dengan bulan yang penuh berkah ini. Amin...

Idul Fitri telah tiba

Akhirnya..., hari yang ditunggu-tunggu akan segera tiba. Dan akan terdengar takbir yang berkumandang di seluruh penjuru kota. Sebagaimana takbir yang dilafadhkan oleh Ibnu Mas'ud :
Allahu Akbar Allahu Akbar Laa ilaha illallaha, wa Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamdu
(yang artinya) : “Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, Allah Maha Besar Allah Maha Besar dan untuk Allah segala pujian". [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 2/168 dengan isnad yang shahih]
Untuk semua sahabat blogger..., pada khusus pada kesempatan yang istimewa ini ijinkan aku untuk mengucapkan :





Semoga ibadah kita selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT dan semoga tahun depan kita dapat berjumpa lagi dengan bulan yang penuh berkah ini. Amin...

Jumat, 18 September 2009

Buka Puasa Bersama


Alhamdulillah..., Ramadhan kali ini Shasa bisa melaluinya dengan sangat baik. Bahkan sampai saat ini, tak sekalipun puasanya batal. Sejauh ini, dia tak pernah sekalipun melewatkan makan sahur dan dapat puasa sehari penuh. Yang menggembirakan, dia tak 'merengek-rengek' karena kehausan dan kelaparan seperti tahun-tahun sebelumnya. Kami semua benar-benar senang dan bangga dengan 'kemajuan' Shasa dalam Ramadhan kali ini.


Namun... dalam Ramadhan kali ini Shasa mempunyai hobby baru. Hobby yang tak jauh-2 dari sesuatu yang sangat disukainya... yaitu makan. Tapi bukan makan sembarang makan lho..., kan sedang di bulan Ramadhan. Hobby baru Shasa adalah ikut acara Buka Bersama yang diselenggarakan di Musholla. Hehehe...

Sejak dulu, Shasa selalu memilih untuk melakukan Sholat Taraweh bersama dengan Eyangnya daripada di komplek perumahan kami. Kebetulan di dekat rumah Eyang ada Musholla dan disanalah biasa Eyangnya Shasa melakukan sholat berjamaah. Oleh karena itu, kami sudah terbiasa berangkat Sholat Taraweh dari rumah kurang lebih pukul 18.30 WIB. Untungnya.., rumah Eyangnya Shasa tidak terlalu jauh dan hanya berjarak kurang lebih 5 km dari perumahan kami.

Namun tahun ini ada sedikit perubahan. Suatu kali, saat aku dinas ke Jakarta, Shasa meminta pada ayahnya agar diijinkan untuk berbuka puasa di rumah Eyangnya. Menuruti keinginan Shasa, maka ayahnya mengantarkan Shasa ke rumah Eyangnya sejak sore. Ternyata, saat itu Musholla di dekat rumah Eyang sedang ada jadwal Buka Puasa Bersama. Shasa yang ikut bersama Eyang Sholat Maghrib di Musholla akhirnya ikut menikmati acara Buka Puasa bersama itu. Rupanya.., acara tersebut sangat berkesan bagi Shasa.


Mengetahui Shasa sangat antusias dengan kegiatan tersebut, maka setiap di Musholla dekat rumah Eyang ada acara Buka Puasa Bersama, maka Eyangnya akan mengabari Shasa. Dan.. Shasa dengan senang hati menerima undangan itu dan jarang melewatkannya hehehe....

Kebetulan, tanggal 18 September 2009 Shasa berulang tahun ke-10. Sejak 2 hari yang lalu Shasa sudah ribut merayuku dan suami, serta merayu Eyangnya agar diijinkan menyelenggarakan Buka Puasa Bersama di Musholla. Padahal, sebenarnya kami sudah mengagendakan untuk melakukan buka puasa bersama sendiri di rumah Eyang, karena kebetulan keluarga adikku yang dari Pacitan sudah datang di rumah Eyang. Buka puasa bersama dengan keluarga besar untuk merayakan Hari Ulang Tahun Shasa adalah tawaran yang kami berikan kepada Shasa.

Namun rupanya Shasa kurang tertarik dengan tawaran yang kami berikan. Dia lebih memilih untuk 'merayakannya' dengan menggelar Buka Puasa Bersama di Musholla. Bahkan agar keinginannya dapat terpenuhi, Shasa berkata dia rela kalau harus ikut 'menyumbang' dana untuk acara tersebut. Kebetulan, untuk Ulang Tahunnya kali ini Shasa mendapatkan uang dari Eyang-eyangnya sebagai hadiah ulang tahun untuk dibelikan baju lebaran. Rupanya Shasa lebih tertarik menggunakan uang itu untuk acara Buka Puasa Bersama...!!

Melihat betapa besar niat Shasa untuk menggelar acara Buka Puasa Bersama, akhirnya aku dan ayahnya mengabulkan keinginan Shasa tersebut. Namun, acaranya tidak kami selenggarakan tepat pada tanggal 18 September 2009 karena pada Hari Ulang Tahun Shasa itu kami ingin memanfaatkan waktu berbuka bersama keluarga besar. Akhirnya, kami agendakan menggelar acara Buka Puasa Bersama itu sehari sebelumnya, yaitu tanggal 17 September 2009.

Alhamdulillah, acaranya berlangsung dengan lancar dan Shasa terlihat sangat bahagia. Walaupun yang kami sediakan makanan sederhana, yaitu Nasi Soto Ayam, Semangka dan Aqua, namun Shasa terlihat sangat senang dan puas. Begitupun yang ikut Buka Puasa Bersama di Mushola juga tampak senang dan puas. Kebetulan, kemarin yang datang untuk ikut berbuka puasa bersama di Musholla banyak juga, ada kurang lebih 50 orang. Senang juga bisa memberikan suatu kenangan indah untuk Shasa di peringatan Ulang Tahunnya yang ke-10 ini.


Happy Birthday!

 

Shasa sayang..., Selamat Ulang Tahun. Semoga panjang umur, sehat, ceria, dan dapat menjadi anak yang sholihah serta menjadi anak yang berguna bagi keluarga dan masyarakat. Semoga rahmat dan kasih Allah selalu menyertaimu. Amin....

Buka Puasa Bersama


Alhamdulillah..., Ramadhan kali ini Shasa bisa melaluinya dengan sangat baik. Bahkan sampai saat ini, tak sekalipun puasanya batal. Sejauh ini, dia tak pernah sekalipun melewatkan makan sahur dan dapat puasa sehari penuh. Yang menggembirakan, dia tak 'merengek-rengek' karena kehausan dan kelaparan seperti tahun-tahun sebelumnya. Kami semua benar-benar senang dan bangga dengan 'kemajuan' Shasa dalam Ramadhan kali ini.


Namun... dalam Ramadhan kali ini Shasa mempunyai hobby baru. Hobby yang tak jauh-2 dari sesuatu yang sangat disukainya... yaitu makan. Tapi bukan makan sembarang makan lho..., kan sedang di bulan Ramadhan. Hobby baru Shasa adalah ikut acara Buka Bersama yang diselenggarakan di Musholla. Hehehe...

Sejak dulu, Shasa selalu memilih untuk melakukan Sholat Taraweh bersama dengan Eyangnya daripada di komplek perumahan kami. Kebetulan di dekat rumah Eyang ada Musholla dan disanalah biasa Eyangnya Shasa melakukan sholat berjamaah. Oleh karena itu, kami sudah terbiasa berangkat Sholat Taraweh dari rumah kurang lebih pukul 18.30 WIB. Untungnya.., rumah Eyangnya Shasa tidak terlalu jauh dan hanya berjarak kurang lebih 5 km dari perumahan kami.

Namun tahun ini ada sedikit perubahan. Suatu kali, saat aku dinas ke Jakarta, Shasa meminta pada ayahnya agar diijinkan untuk berbuka puasa di rumah Eyangnya. Menuruti keinginan Shasa, maka ayahnya mengantarkan Shasa ke rumah Eyangnya sejak sore. Ternyata, saat itu Musholla di dekat rumah Eyang sedang ada jadwal Buka Puasa Bersama. Shasa yang ikut bersama Eyang Sholat Maghrib di Musholla akhirnya ikut menikmati acara Buka Puasa bersama itu. Rupanya.., acara tersebut sangat berkesan bagi Shasa.


Mengetahui Shasa sangat antusias dengan kegiatan tersebut, maka setiap di Musholla dekat rumah Eyang ada acara Buka Puasa Bersama, maka Eyangnya akan mengabari Shasa. Dan.. Shasa dengan senang hati menerima undangan itu dan jarang melewatkannya hehehe....

Kebetulan, tanggal 18 September 2009 Shasa berulang tahun ke-10. Sejak 2 hari yang lalu Shasa sudah ribut merayuku dan suami, serta merayu Eyangnya agar diijinkan menyelenggarakan Buka Puasa Bersama di Musholla. Padahal, sebenarnya kami sudah mengagendakan untuk melakukan buka puasa bersama sendiri di rumah Eyang, karena kebetulan keluarga adikku yang dari Pacitan sudah datang di rumah Eyang. Buka puasa bersama dengan keluarga besar untuk merayakan Hari Ulang Tahun Shasa adalah tawaran yang kami berikan kepada Shasa.

Namun rupanya Shasa kurang tertarik dengan tawaran yang kami berikan. Dia lebih memilih untuk 'merayakannya' dengan menggelar Buka Puasa Bersama di Musholla. Bahkan agar keinginannya dapat terpenuhi, Shasa berkata dia rela kalau harus ikut 'menyumbang' dana untuk acara tersebut. Kebetulan, untuk Ulang Tahunnya kali ini Shasa mendapatkan uang dari Eyang-eyangnya sebagai hadiah ulang tahun untuk dibelikan baju lebaran. Rupanya Shasa lebih tertarik menggunakan uang itu untuk acara Buka Puasa Bersama...!!

Melihat betapa besar niat Shasa untuk menggelar acara Buka Puasa Bersama, akhirnya aku dan ayahnya mengabulkan keinginan Shasa tersebut. Namun, acaranya tidak kami selenggarakan tepat pada tanggal 18 September 2009 karena pada Hari Ulang Tahun Shasa itu kami ingin memanfaatkan waktu berbuka bersama keluarga besar. Akhirnya, kami agendakan menggelar acara Buka Puasa Bersama itu sehari sebelumnya, yaitu tanggal 17 September 2009.

Alhamdulillah, acaranya berlangsung dengan lancar dan Shasa terlihat sangat bahagia. Walaupun yang kami sediakan makanan sederhana, yaitu Nasi Soto Ayam, Semangka dan Aqua, namun Shasa terlihat sangat senang dan puas. Begitupun yang ikut Buka Puasa Bersama di Mushola juga tampak senang dan puas. Kebetulan, kemarin yang datang untuk ikut berbuka puasa bersama di Musholla banyak juga, ada kurang lebih 50 orang. Senang juga bisa memberikan suatu kenangan indah untuk Shasa di peringatan Ulang Tahunnya yang ke-10 ini.


Happy Birthday!

 

Shasa sayang..., Selamat Ulang Tahun. Semoga panjang umur, sehat, ceria, dan dapat menjadi anak yang sholihah serta menjadi anak yang berguna bagi keluarga dan masyarakat. Semoga rahmat dan kasih Allah selalu menyertaimu. Amin....

Selasa, 15 September 2009

Yang istimewa di Hari Kemenangan

Ramadhan tinggal beberapa hari lagi, kawan. Dia akan segera berlalu dan kita akan kembali merindukan kehadirannya tahun depan. Tentu saja dengan segudang harap, agar kita masih berkesempatan untuk bisa berjumpa lagi dengannya, bukan ?


Yang kini sedang menunggu di depan mata adalah... 'Hari Kemenangan'. Setiap muslim yang sudah menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebulan lamanya, dan telah bergulat menahan amarah dan emosi sekian lamanya... akan dengan sangat bangga menyambut sang 'Hari Kemenangan' itu tiba. Benar bukan ?



Nah, apa yang menunggu kita di 'Hari Kemenangan' itu ? Sesuatu yang sangat kita tunggu-tunggu kehadirannya, yang sangat spesial bagi kita. Pada hari itu, setiap muslim akan dengan murah hati memberi maaf dan dengan rendah hati meminta maaf. Suasananya demikian damai dan menyenangkan. Apalagi jika dapat berkumpul bersama dengan seluruh keluarga.... Rasanya lengkap sudah kebahagiaan tertumpah pada hari itu. Sekali lagi, benar bukan ?


Untuk Hari Kemenangan itu, siapa saja rela melakukan sesuatu yang tidak biasa. Berdesak-desakan dalam kendaraan agar bisa mudik adalah bagian dari 'sengsara membawa nikmat'. Menghabiskan berlembar-lembar rupiah akan terbayar lunas dalam pelukan sanak saudara dan keluarga. Terus menerus berkutat di dapur untuk menyiapkan sebuah hidangan istimewa tak akan tergantikan bahagianya bila menyaksikan jerih payahnya ternyata sangat dihargai oleh pasukan 'lapar' yang sangat menikmati makan dalam kebersamaan.


Bicara soal makanan..., ada suatu makanan 'istimewa' yang ingin aku dapatkan dalam Hari Kemenangan tahun ini. Ada sesuatu yang sangat aku rindukan hadir di meja makan. Suatu makanan yang tidak biasa hadir dalam kemeriahan 'Hari Kemenangan". Namun..., aku tak yakin apakah keinginanku itu dapat terwujud.


Bukan karena apa yang kuinginkan itu mahal harganya, kawan. Bukan pula karena bahannya yang sangat istimewa. Sebenarnya yang kuinginkan itu sangat sederhana, hanya saja pengolahannya memang tak semua orang bisa. Yang aku inginkan adalah... makanan tradisional. Bukan pula makanan yang berat... namun yang kuinginkan adalah makanan ringan, yang tidak mengenyangkan.


Yang kuinginkan tidak banyak, hanya jajanan tradional saja. Dua jenis jajanan tradisional, yaitu : Petola & Srabi serta Ketan Lopis. Mungkin nama jajanan itu terasa asing ya ? Petola dan Srabi ini biasa dilengkapi dengan saus santan yang manis dan gurih. Enak sekali dimakan pada saat hangat. Sedangkan ketan lopis biasa disajikan dalam sepincuk daun pisang. Selain ketan lopis, ada juga cenil dan gethuk yang ditaburi dengan parutan kelapa dan ditambah dengan saus gula merah yang kental. Wuih... rasanya mantap banget..!!


Petola (yang berwarna hijau dan pink) serta serabi (berwarna putih bundar) yang menggoda



Ketan lopis bertabur parutan kelapa dan saus gula merah yg kental


Masalahnya, aku tak yakin di 'Hari Kemenangan' nanti masih ada orang yang jual jajanan tradisional itu. Kalau buat sendiri..., aku tak bisa. Keluargaku juga tak ada yang bisa. Soalnya jajanan tradisonal kan kebanyakan cara membuatnya lebih rumit.... Ada yang mau bantu aku ? (^_^)

Yang istimewa di Hari Kemenangan

Ramadhan tinggal beberapa hari lagi, kawan. Dia akan segera berlalu dan kita akan kembali merindukan kehadirannya tahun depan. Tentu saja dengan segudang harap, agar kita masih berkesempatan untuk bisa berjumpa lagi dengannya, bukan ?


Yang kini sedang menunggu di depan mata adalah... 'Hari Kemenangan'. Setiap muslim yang sudah menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebulan lamanya, dan telah bergulat menahan amarah dan emosi sekian lamanya... akan dengan sangat bangga menyambut sang 'Hari Kemenangan' itu tiba. Benar bukan ?



Nah, apa yang menunggu kita di 'Hari Kemenangan' itu ? Sesuatu yang sangat kita tunggu-tunggu kehadirannya, yang sangat spesial bagi kita. Pada hari itu, setiap muslim akan dengan murah hati memberi maaf dan dengan rendah hati meminta maaf. Suasananya demikian damai dan menyenangkan. Apalagi jika dapat berkumpul bersama dengan seluruh keluarga.... Rasanya lengkap sudah kebahagiaan tertumpah pada hari itu. Sekali lagi, benar bukan ?


Untuk Hari Kemenangan itu, siapa saja rela melakukan sesuatu yang tidak biasa. Berdesak-desakan dalam kendaraan agar bisa mudik adalah bagian dari 'sengsara membawa nikmat'. Menghabiskan berlembar-lembar rupiah akan terbayar lunas dalam pelukan sanak saudara dan keluarga. Terus menerus berkutat di dapur untuk menyiapkan sebuah hidangan istimewa tak akan tergantikan bahagianya bila menyaksikan jerih payahnya ternyata sangat dihargai oleh pasukan 'lapar' yang sangat menikmati makan dalam kebersamaan.


Bicara soal makanan..., ada suatu makanan 'istimewa' yang ingin aku dapatkan dalam Hari Kemenangan tahun ini. Ada sesuatu yang sangat aku rindukan hadir di meja makan. Suatu makanan yang tidak biasa hadir dalam kemeriahan 'Hari Kemenangan". Namun..., aku tak yakin apakah keinginanku itu dapat terwujud.


Bukan karena apa yang kuinginkan itu mahal harganya, kawan. Bukan pula karena bahannya yang sangat istimewa. Sebenarnya yang kuinginkan itu sangat sederhana, hanya saja pengolahannya memang tak semua orang bisa. Yang aku inginkan adalah... makanan tradisional. Bukan pula makanan yang berat... namun yang kuinginkan adalah makanan ringan, yang tidak mengenyangkan.


Yang kuinginkan tidak banyak, hanya jajanan tradional saja. Dua jenis jajanan tradisional, yaitu : Petola & Srabi serta Ketan Lopis. Mungkin nama jajanan itu terasa asing ya ? Petola dan Srabi ini biasa dilengkapi dengan saus santan yang manis dan gurih. Enak sekali dimakan pada saat hangat. Sedangkan ketan lopis biasa disajikan dalam sepincuk daun pisang. Selain ketan lopis, ada juga cenil dan gethuk yang ditaburi dengan parutan kelapa dan ditambah dengan saus gula merah yang kental. Wuih... rasanya mantap banget..!!


Petola (yang berwarna hijau dan pink) serta serabi (berwarna putih bundar) yang menggoda



Ketan lopis bertabur parutan kelapa dan saus gula merah yg kental


Masalahnya, aku tak yakin di 'Hari Kemenangan' nanti masih ada orang yang jual jajanan tradisional itu. Kalau buat sendiri..., aku tak bisa. Keluargaku juga tak ada yang bisa. Soalnya jajanan tradisonal kan kebanyakan cara membuatnya lebih rumit.... Ada yang mau bantu aku ? (^_^)

Minggu, 13 September 2009

Dunia terasa makin kecil


Bagiku, dunia kini terasa makin kecil saja. Semenjak aku makin mudah menemukan jejak teman-teman lamaku. Atau saat aku dapat dengan leluasa berbicara dengan mereka yang ada di seberang sana. Juga saat aku dapat dengan mudah mengikuti kabar mereka yang berjarak ribuan kilometer jauhnya. Dan.., semenjak aku menemukan kenyataan bahwa ada tali penghubung antara aku dengan mereka.


Kemarin, aku semakin sadar bahwa duniaku memang kian sempit. Aku yang sedang mencari jejak teman lamaku (mulai SMP sampai SMA) yang sudah 19 tahun tak bertemu. Setelah sekian lama, entah mengapa baru kemarin aku berniat untuk mencari lagi jejaknya. Lewat bantuan facebook kucoba mencarinya dengan berbekal namanya. Kebetulan namanya terdiri dari 3 kata, dan yang berhasil aku ingat-ingat hanya 2 nama depannya saja sementara nama belakangnya aku lupa. Jadinya aku tuliskan saja namanya : Ana Nani.


Dan.., kutemukan namanya diantara sekian nama yang ditampilkan oleh facebook. Melihat fotonya, aku terus terang masih sedikit ragu. Maklum, kami sudah sangat lama tak bertemu. Kulihat ada 1 orang 'mutual friend' di datanya. Untuk lebih meyakinkanku, maka aku mencoba mencari tahu siapa kira-kira temannya yang aku kenal itu. Setelah aku klik... ternyata.... yang muncul adalah fotonya mbak Kuyus !! Ya, bener mbak Kuyus sahabat dunia mayaku yang baru aku kenal kira-kira 11 bulan yang lalu itu ternyata mengenal teman masa kecilku..!! Benar-benar sesuatu yang diluar dugaan...

Dengan rasa penasaran yang amat sangat, maka aku mencoba menelepon mbak Kuyus. Aku ingin memastikan apakah betul Ana Nani dikenalnya. Ternyata mbak Kuyus sama surprise-nya denganku. Ana Nani ternyata adalah teman kerja mbak Kuyus dulu, dan sampai sekarang mereka tetap berhubungan lewat facebook meskipun mbak Kuyus sudah mengundurkan diri sejak 8 tahun yang lalu. Yang tak kami sangka, seseorang dimasa laluku ternyata menjadi seseorang dimasa lalu mbak Kuyus juga. Sesuatu yang tak terbayangkan olehku sebelumnya.

Akhirnya, dengan berbekal kepastian dari Mbak Kuyus bahwa Ana Nani yang kucari adalah benar dia, maka aku langsung berhubungan dengannya. Sewaktu mengetahui aku mengenal mbak Kuyus juga, dia juga sangat surprise. Senang sekali aku berhasil menemukan jejaknya, apalagi kemudian setelah menemukan jejaknya aku dapat menemukan jejak teman-temanku yang lain pula. Lebih menggairahkan lagi karena komunikasi kami akhirnya lebih sering terjalin lewat telepon.

Sewaktu hal ini aku ceritakan kepada salah seorang teman sekantorku, ternyata aku menemukan kejutan lagi. Saat aku mengatakan dimana teman yang lama kucari-cari itu bekerja selama ini, temanku terkejut. Rupanya dia tahu siapa 'teman' yang aku maksudkan itu. Ternyata selama ini teman sekantorku ini bersahabat dengan orang tua dari Ana Nani. Subhanallah... Ternyata dunia benar-benar makin kecil rasanya.

Seandainya sejak dulu aku tahu bahwa mbak Kuyus dan teman sekantorku mengenal Ana Nani, aku tak akan kebingungan sekian lama mencari jejaknya. Tapi mungkin memang seperti inilah jalan yang harus aku tempuh..., dan setelah usahaku menemukannya aku menemukan banyak 'benang merah' yang terentang yang semakin mendekatkan kami berdua.

Apakah dunia juga terasa makin kecil buatmu, kawan...?

Dunia terasa makin kecil


Bagiku, dunia kini terasa makin kecil saja. Semenjak aku makin mudah menemukan jejak teman-teman lamaku. Atau saat aku dapat dengan leluasa berbicara dengan mereka yang ada di seberang sana. Juga saat aku dapat dengan mudah mengikuti kabar mereka yang berjarak ribuan kilometer jauhnya. Dan.., semenjak aku menemukan kenyataan bahwa ada tali penghubung antara aku dengan mereka.


Kemarin, aku semakin sadar bahwa duniaku memang kian sempit. Aku yang sedang mencari jejak teman lamaku (mulai SMP sampai SMA) yang sudah 19 tahun tak bertemu. Setelah sekian lama, entah mengapa baru kemarin aku berniat untuk mencari lagi jejaknya. Lewat bantuan facebook kucoba mencarinya dengan berbekal namanya. Kebetulan namanya terdiri dari 3 kata, dan yang berhasil aku ingat-ingat hanya 2 nama depannya saja sementara nama belakangnya aku lupa. Jadinya aku tuliskan saja namanya : Ana Nani.


Dan.., kutemukan namanya diantara sekian nama yang ditampilkan oleh facebook. Melihat fotonya, aku terus terang masih sedikit ragu. Maklum, kami sudah sangat lama tak bertemu. Kulihat ada 1 orang 'mutual friend' di datanya. Untuk lebih meyakinkanku, maka aku mencoba mencari tahu siapa kira-kira temannya yang aku kenal itu. Setelah aku klik... ternyata.... yang muncul adalah fotonya mbak Kuyus !! Ya, bener mbak Kuyus sahabat dunia mayaku yang baru aku kenal kira-kira 11 bulan yang lalu itu ternyata mengenal teman masa kecilku..!! Benar-benar sesuatu yang diluar dugaan...

Dengan rasa penasaran yang amat sangat, maka aku mencoba menelepon mbak Kuyus. Aku ingin memastikan apakah betul Ana Nani dikenalnya. Ternyata mbak Kuyus sama surprise-nya denganku. Ana Nani ternyata adalah teman kerja mbak Kuyus dulu, dan sampai sekarang mereka tetap berhubungan lewat facebook meskipun mbak Kuyus sudah mengundurkan diri sejak 8 tahun yang lalu. Yang tak kami sangka, seseorang dimasa laluku ternyata menjadi seseorang dimasa lalu mbak Kuyus juga. Sesuatu yang tak terbayangkan olehku sebelumnya.

Akhirnya, dengan berbekal kepastian dari Mbak Kuyus bahwa Ana Nani yang kucari adalah benar dia, maka aku langsung berhubungan dengannya. Sewaktu mengetahui aku mengenal mbak Kuyus juga, dia juga sangat surprise. Senang sekali aku berhasil menemukan jejaknya, apalagi kemudian setelah menemukan jejaknya aku dapat menemukan jejak teman-temanku yang lain pula. Lebih menggairahkan lagi karena komunikasi kami akhirnya lebih sering terjalin lewat telepon.

Sewaktu hal ini aku ceritakan kepada salah seorang teman sekantorku, ternyata aku menemukan kejutan lagi. Saat aku mengatakan dimana teman yang lama kucari-cari itu bekerja selama ini, temanku terkejut. Rupanya dia tahu siapa 'teman' yang aku maksudkan itu. Ternyata selama ini teman sekantorku ini bersahabat dengan orang tua dari Ana Nani. Subhanallah... Ternyata dunia benar-benar makin kecil rasanya.

Seandainya sejak dulu aku tahu bahwa mbak Kuyus dan teman sekantorku mengenal Ana Nani, aku tak akan kebingungan sekian lama mencari jejaknya. Tapi mungkin memang seperti inilah jalan yang harus aku tempuh..., dan setelah usahaku menemukannya aku menemukan banyak 'benang merah' yang terentang yang semakin mendekatkan kami berdua.

Apakah dunia juga terasa makin kecil buatmu, kawan...?

Kamis, 10 September 2009

Ketukan di malam hari

Kemarin malam saat waktu menunjukkan hampir pukul sepuluh malam, aku mendengar ketukan di pintu ruang tamuku. Awalnya aku mendiamkannya, karena kebetulan yang sedang berada di rumah hanya aku dan Shasa. Sementara suamiku saat itu sedang pergi ke sebuah acara, dan belum kembali. Namun.., ketukan itu terus berlanjut, bahkan kudengar juga suara yang memanggil-manggil nama suamiku.


Aku ragu untuk membuka pintu. Namun karena ketukan di pintu masih terus berlangsung, maka dengan perasaan deg-degan aku coba untuk mendekati jendela ruang tamu. Aku akan melihat dulu siapa yang mengetuk pintu sebelum pintu itu aku buka. Saat aku sampai di ruang tamu, ketukan di pintu sudah berhenti. Waktu aku menyibakkan tirai ruang tamu, terlihat punggung seseorang yang hendak beranjak pergi.

Ternyata yang mengetuk pintu adalah salah seorang tetanggaku. Ternyata tetanggaku mengabarkan padaku agar aku segera mengambil kompor malam itu juga. Akhirnya, aku dan Shasa (yang kebetulan belum tidur) berangkat menuju rumah pak RT untuk mengambil kompor itu. Yang antri ambil kompor sudah banyak rupanya. Akhirnya, aku pulang membawa kompor dan sebuah tabung elpiji 3 kg. Huff... lumayan berat juga..!!

Awalnya aku heran mengapa aku mendapatkan jatah kompor dan tabung elpiji itu. Ternyata, seluruh penduduk di RT-ku yang mempunyai Kartu Keluarga berhak mendapatkan 1 paket jatah konversi minyak tanah ke elpiji dari pemerintah. Jadinya, seluruh penduduk di RT-ku mendapatkan juga paket itu, termasuk keluargaku.


Kotaku hanya terdiri dari 3 kecamatan. Yang paling awal membagikan paket konversi minyak tanah ke elpiji kepada warganya adalah Kecamatan Manguharjo. Sementara 2 kecamatan lainnya belum dapat. Anehnya, mengapa pembagian paket itu dilakukan pada malam hari ya ? Apa petugas dari kecamatan diperintahkan untuk membagikan paket itu dalam 1 hari, sehingga malam hari pun tetap dilanjutkan acara pembagian paketnya ?


Konversi atau pengalihan pemakaian minyak tanah ke elpiji ini dilakukan pemerintah karena cadangan gas di dalam perut bumi jauh lebih besar daripada minyak bumi. Komposisi energi dunia ke depan secara pasti juga akan mengurangi porsi minyak dan akan meningkatkan porsi elpiji. Hal ini dikarena gas lebih bersih dan ramah lingkungan dibandingkan minyak. Selain itu pemakaian elpiji untuk rumah tangga dinilai lebih praktis, efisien, lebih bersih dan lebih menyenangkan.


Kabarnya, dalam pelaksanaan konversi minyak tanah ke elpiji ini pemerintah melakukan pengawasan ketat dalam produksi tabung dan kompor gas. Hal ini dimaksudkan agar tabung yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat tidak mudah bocor dan terbakar. Namun..., aku sudah sering mendengar berita tentang meledaknya tabung elpiji dan mengakibatkan banyak warga yang menjadi korban. Apakah yang meledak itu terlewat dari pengawasan pemerintah ?


Karena pasokan minyak tanah di beberapa tempat dikurangi, mengakibatkan banyak rakyat yang miskin kebingungan. Meskipun mereka sudah mendapatkan kompor dan tabung gas secara gratis, tapi untuk mengisi kembali tabung itu diperlukan biaya yang tidak sedikit bagi ukuran rakyat miskin. Mungkin juga kebijakan konversi minyak tanah ke elpiji ini kurang mengena terhadap rakyat miskin, karena terasa memberatkan. Bagaimanapun juga bagi mereka lebih murah memasak dengan menggunakan minyak tanah daripada dengan menggunakan elpiji.


Minyak tanah dapat mereka beli secara eceran, dan lebih mudah mereka bawa. Sementara elpiji tak mungkin mereka beli secara eceran dan tabung gas pun harus mereka bawa kalau mereka akan mengisinya. Minyak tanah tak hanya digunakan masyarakat miskin untuk menyalakan kompor, namun masih digunakan untuk untuk menyalakan kayu bakar sebagai alat memasak mereka. Memang jauh lebih irit dibandingkan dengan penggunaan elpiji.


Mungkin pemerintah punya solusi lain yang lebih mengena terhadap rakyat miskin tersebut. Sementara aku masih heran mengapa aku yang sehari-hari sudah memakai kompor gas ternyata tetap mendapatkan jatah kompor dan tabung secara gratis. Aku memang tidak tahu indikator yang sesungguhnya dipakai sebagai dasar pembagian kompor dan tabung gas secara gratis itu. Apakah benar hanya berdasarkan kepemilikan Kartu Keluarga seperti di RT-ku dan mengesampingkan status sosial ekonomi warganya ? Aku sungguh-sungguh tidak tahu....