Rabu, 31 Maret 2010

Resiko Orang Cantik

Waktu kuliah dulu, aku punya seorang teman yang cantik dan menarik, sebut saja namanya Hani. Kecantikan Hani tak hanya memikat teman-teman cowok seangkatannya saja, namun juga banyak cowok angkatan atas yang jatuh hati padanya. Namanya demikian populer di kampus, namun ternyata dia mengaku padaku bahwa dia tersiksa karenanya.

Rupanya, banyak kejadian tak menyenangkan yang terjadi padanya gara-gara kecantikannya. Kampusku yang mayoritas penghuninya adalah mahasiswi benar-benar menjadi tempat yang tak menyenangkan baginya. Hani seringkali menghadapi pandangan benci dan iri dari para cewek angkatan atas. Rupanya mereka merasa kalah bersaing dengan Hani dalam memikat cowok-cowok kampus, yang jumlahnya tak lebih dari 20% saja.


Pernah juga di tempat kostnya didatangi seorang cewek tak dikenal. Ternyata cewek itu datang jauh-jaduh dari kota lain hanya untuk melabraknya karena tunangannya naksir Hani. Ada juga yang cewek angkatan atas yang pernah mengatakan kata-kata pedas padanya, dan mengatakan agar Hani tahu diri. Kejadian-kejadian seperti itu tentu saja sangat menyakiti hati Hani, apalagi dia sama sekali tak pernah tertarik dengan salah seorangpun cowok yang ada di kampus...!

Hani sebenarnya seorang cewek yang pendiam dan kalem. Aku termasuk salah satu teman dekatnya di kampus, dan selama kami bersama tak pernah sekalipun aku melihatnya bersikap genit pada cowok-cowok kampus. Dia cenderung menjauh dari mereka, namun tetap saja kehadirannya dianggap sebagai 'ancaman' bagi cewek-cewek kampus.

Berbeda dengan kisah seorang kawanku yang lain, sebut saja namanya Ima. Dia tak hanya cantik tapi juga menarik. Siapa pun yang memandangnya pasti akan mengatakan bahwa Ima benar-benar istimewa. Cowok yang berusaha mendekatinya tak dapat terhitung banyaknya dan sayangnya tak satupun yang mampu memikat hatinya.

Terus menerus dikejar-kejar oleh orang-orang yang tidak cocok di hati bukanlah hal yang menyenangkan. Jika terus menerus terjadi, malah bisa menjadi gangguan. Hal itulah yang sering dirasakan Ima saat harus meladeni banyak cowok yang mencoba dekat dengannya dan mencuri hatinya. 

Hingga suatu saat hadirlah seorang cowok yang benar-benar terpikat dengan pesona Ima dan berusaha dengan segala cara untuk mendapatkannya. Apapun dilakukannya hanya untuk dapat memiliki Ima dan ternyata usahanya membuahkan hasil. Ima pun berhasil menjadi miliknya..., tapi tidak dengan hati Ima karena sampai kini pun Ima tak sedikitpun mencintainya.

Ternyata.... menjadi cantik tak selamanya menyenangkan dan membahagiakan. Resiko orang cantik bisa juga sangat tidak menyenangkan.  Tak selamanya kesenangan dan kebahagiaan menghampiri orang cantik sebaliknya tak selamanya kesedihan dan kesulitan berkawan dengan orang-orang yang tidak cantik.

Semua itu membuktikan bahwa semua yang ada di dunia ini selalu ada sisi positif dan negatifnya. Jadi... nikmati dan syukurilah hidupmu dan segala apa yang ada pada dirimu.


 RESIKO ORANG CANTIK
 (Blackout)

 Ku tahu kau punya temanku
Tapi ku tak bisa bohongi diriku
Ku tak ingin hilang asa ini
Kau pantas jadi pacarku

Andai saja kau mengerti
Isi hatiku padamu
Sejak dulu sampai saat ini
Hanya kau dihatiku

Reff:
Kau memang cantik
Resiko orang cantik disukai banyak lelaki
Bukan salahku
Sebelum janur melengkung ku masih bebas untuk memilih

Andai saja dirimu mengerti
Isi hatiku padamu
Sejak dulu sampai saat ini
Hanya kau dihatiku

Kau memang cantik
Resiko orang cantik disukai banyak lelaki

Back to Reff: 2x

Resiko orang cantik
 
 

Resiko Orang Cantik

Waktu kuliah dulu, aku punya seorang teman yang cantik dan menarik, sebut saja namanya Hani. Kecantikan Hani tak hanya memikat teman-teman cowok seangkatannya saja, namun juga banyak cowok angkatan atas yang jatuh hati padanya. Namanya demikian populer di kampus, namun ternyata dia mengaku padaku bahwa dia tersiksa karenanya.

Rupanya, banyak kejadian tak menyenangkan yang terjadi padanya gara-gara kecantikannya. Kampusku yang mayoritas penghuninya adalah mahasiswi benar-benar menjadi tempat yang tak menyenangkan baginya. Hani seringkali menghadapi pandangan benci dan iri dari para cewek angkatan atas. Rupanya mereka merasa kalah bersaing dengan Hani dalam memikat cowok-cowok kampus, yang jumlahnya tak lebih dari 20% saja.


Pernah juga di tempat kostnya didatangi seorang cewek tak dikenal. Ternyata cewek itu datang jauh-jaduh dari kota lain hanya untuk melabraknya karena tunangannya naksir Hani. Ada juga yang cewek angkatan atas yang pernah mengatakan kata-kata pedas padanya, dan mengatakan agar Hani tahu diri. Kejadian-kejadian seperti itu tentu saja sangat menyakiti hati Hani, apalagi dia sama sekali tak pernah tertarik dengan salah seorangpun cowok yang ada di kampus...!

Hani sebenarnya seorang cewek yang pendiam dan kalem. Aku termasuk salah satu teman dekatnya di kampus, dan selama kami bersama tak pernah sekalipun aku melihatnya bersikap genit pada cowok-cowok kampus. Dia cenderung menjauh dari mereka, namun tetap saja kehadirannya dianggap sebagai 'ancaman' bagi cewek-cewek kampus.

Berbeda dengan kisah seorang kawanku yang lain, sebut saja namanya Ima. Dia tak hanya cantik tapi juga menarik. Siapa pun yang memandangnya pasti akan mengatakan bahwa Ima benar-benar istimewa. Cowok yang berusaha mendekatinya tak dapat terhitung banyaknya dan sayangnya tak satupun yang mampu memikat hatinya.

Terus menerus dikejar-kejar oleh orang-orang yang tidak cocok di hati bukanlah hal yang menyenangkan. Jika terus menerus terjadi, malah bisa menjadi gangguan. Hal itulah yang sering dirasakan Ima saat harus meladeni banyak cowok yang mencoba dekat dengannya dan mencuri hatinya. 

Hingga suatu saat hadirlah seorang cowok yang benar-benar terpikat dengan pesona Ima dan berusaha dengan segala cara untuk mendapatkannya. Apapun dilakukannya hanya untuk dapat memiliki Ima dan ternyata usahanya membuahkan hasil. Ima pun berhasil menjadi miliknya..., tapi tidak dengan hati Ima karena sampai kini pun Ima tak sedikitpun mencintainya.

Ternyata.... menjadi cantik tak selamanya menyenangkan dan membahagiakan. Resiko orang cantik bisa juga sangat tidak menyenangkan.  Tak selamanya kesenangan dan kebahagiaan menghampiri orang cantik sebaliknya tak selamanya kesedihan dan kesulitan berkawan dengan orang-orang yang tidak cantik.

Semua itu membuktikan bahwa semua yang ada di dunia ini selalu ada sisi positif dan negatifnya. Jadi... nikmati dan syukurilah hidupmu dan segala apa yang ada pada dirimu.


 RESIKO ORANG CANTIK
 (Blackout)

 Ku tahu kau punya temanku
Tapi ku tak bisa bohongi diriku
Ku tak ingin hilang asa ini
Kau pantas jadi pacarku

Andai saja kau mengerti
Isi hatiku padamu
Sejak dulu sampai saat ini
Hanya kau dihatiku

Reff:
Kau memang cantik
Resiko orang cantik disukai banyak lelaki
Bukan salahku
Sebelum janur melengkung ku masih bebas untuk memilih

Andai saja dirimu mengerti
Isi hatiku padamu
Sejak dulu sampai saat ini
Hanya kau dihatiku

Kau memang cantik
Resiko orang cantik disukai banyak lelaki

Back to Reff: 2x

Resiko orang cantik
 
 

Selasa, 30 Maret 2010

Siapa yang salah...?

Kawan.., kali ini aku hanya ingin berbagi sebuah cerita, yang mungkin saja dapat terjadi di mana saja dan dialami oleh siapa saja. Cerita ini... bisa dianggap sebagai contoh kasus, yang perlu untuk didiskusikan bagaimana menindaklanjutinya.

Oke..., agar tak berpanjang kata, kita mulai saja membaca ceritanya. Cerita ini mengambil setting sebuah sekolah dasar di suatu kota yang tak tak dapat digolongkan sebagai kota besar. Cerita lengkapnya begini :

Suatu hari, Adi, seorang siswa kelas 3 Sekolah Dasar masuk ke ruang guru. Di tangannya ada secarik kertas yang kemudian diserahkannya pada seorang guru yang kebetulan sedang berada di ruangan tersebut.

"Bu.., ini saya temukan di laci meja saya," kata Adi sambil menyerahkan kertas itu.
"Milik siapa kertas ini ?" tanya bu guru tersebut.
"Mungkin milik anak kelas 6 bu, karena tadi pagi kelas saya dipakai anak kelas 6 untuk try out" jawab Adi dengan sopan.
"Ya.., terima kasih. Segera kembali ke kelasmu," perintah guru itu.

Tak lama setelah Adi kembali ke kelasnya, ibu guru itu membuka lembaran kertas yang ada di tangannya. Dalam sekejap mukanya memerah menahan amarah. Ternyata, dalam lembaran kertas yang sudah kumal itu tertulis kata-kata yang sangat tidak sopan bahkan tak pantas dituliskan oleh seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Salah satunya berisi kata-kata yang jika dituliskan ke dalam bahasa Indonesia yang sopan berarti "berhubungan intim" atau "ML".

Setelah sempat shock membaca tulisan itu, yang menguasai perasaannya adalah rasa marah yang meluap. Dia bertekad untuk mengetahui siapa siswa sekolah itu yang telah menulis kata-kata yang sangat tidak pantas begitu. Dia benar-benar tak menyangka bahwa salah satu anak didiknya ada yang 'rusak' seperti itu.

Bergegas dia masuk ke ruang kelas 3, dimana Adi berada. Sambil menunjukkan kertas dari Adi tadi, dia berdiri di depan kelas dan menanyakan kepada siswa-siswa kelas 3 apakah ada yang tahu kertas itu milik siapa. Kebanyakan anak-anak kelas 3 menjawab bahwa itu kertas milik anak kelas 6.

Tak mau membuang waktu, Ibu guru itu menuju kelas 6. Setelah mengetuk pintu, dia meminta ijin kepada Wali Kelas 6 untuk berbicara sebentar dengan anak-anak kelas 6. Seperti di kelas 3 tadi, dia menunjukkan kertas itu dan menanyakan apakan siswa kelas 6 tahu siapa pemilik kertas itu. Dan tak diduga, semua siswa kelas 6 menyebutkan satu nama "Danang, buuuu..."

Danang pun kemudian ditanya apakah betul kertas itu miliknya, dan Danang pun mengakuinya. Selanjutnya ketika Danang ditanya apakah dia masih menyimpan kertas-kertas seperti itu lainnya, sekali lagi dia mengakuinya. Pengakuan Danang benar-benar membuat shock kedua gurunya tersebut, apalagi setelah Guru Wali Kelas ikut membaca isi kertas yang dipegang Ibu Guru itu.

Selanjutnya, dengan bergegas Guru Wali Kelas 6 menghampiri Danang. Kemudian, seluruh ruangan dikejutkan oleh bunyi tamparan sebanyak 4 kali. Ternyata, tamparan itu berasal dari tangan Guru Wali Kelas 6 yang mendarat di pipi Danang. Hal itu dilakukan oleh Guru Wali Kelas mungkin terdorong oleh emosi dan keterkejutan yang sangat.

Belum cukup dengan tamparan itu, Guru Wali Murid mengeluarkan perkataan yang tak kalah mengejutkannya, "Danang, besok kedua orang tuamu harus datang menghadap Kepala Sekolah. Jika tidak, maka kamu harus keluar dari sekolah ini."

Itulah cerita yang aku bawa sebagai contoh kasus disini. Sebuah peristiwa yang bisa terjadi dimana saja dan dialami siapa saja. Sebuah kejadian yang ternyata bisa terjadi pada seorang anak Sekolah Dasar. Mengejutkan ? Memang...! Siapa yang menyangka bahwa anak-anak Sekolah Dasar sudah mengenal istilah-istilah orang dewasa ? Dari siapa mereka mempelajari hal itu ?

Pertanyaan yang kemudian muncul terasa lebih menakutkan. Bagaimana mereka bisa mengenal istilah-istilah itu ? Sekedar mendengar atau bahkan sudah melihat ? Astagfirullah..... Betapa mirisnya kejadian itu, dan betapa kita harus segera berbuat untuk menyelamatkan generasi muda kita agar masa depan mereka tak hancur.

Siapa yang salah dalam contoh kasus di atas ? Danang yang entah bagaimana telah berbuat dan berkata sesuatu yang sangat tak pantas untuknya ? Ataukah kedua orang tuanya yang tidak tahu perkembangan Danang ? Atau justru kedua orang tuanya yang menyebabkan Danang telah berbuat sejauh itu ? Atau lingkungan yang salah sehingga Danang mencontoh sesuatu yang salah ? Atau.... Guru Wali Kelas yang tak mampu menahan emosi sehingga menampar Danang di depan semua teman sekalasnya ?

Siapa yang salah dalam contoh kasus di atas ? Jika kita semua terlalu sibuk mencari siapa yang salah maka tak akan ada penyelesaian yang tepat untuk kasus di atas. Rasanya semua pihak perlu untuk duduk bersama, membicarakan semuanya dengan kepala dingin dengan satu tujuan yaitu : menyelamatkan masa depan Danang (dan anak-anak lain yang mungkin juga telah berbuat yang sama dengan Danang).

Mari... kita dampingi putra putri kita agar mereka tak sampai kehilangan kesempatan meraih masa depan yang gemilang.

*foto diambil dari sini*

Siapa yang salah...?

Kawan.., kali ini aku hanya ingin berbagi sebuah cerita, yang mungkin saja dapat terjadi di mana saja dan dialami oleh siapa saja. Cerita ini... bisa dianggap sebagai contoh kasus, yang perlu untuk didiskusikan bagaimana menindaklanjutinya.

Oke..., agar tak berpanjang kata, kita mulai saja membaca ceritanya. Cerita ini mengambil setting sebuah sekolah dasar di suatu kota yang tak tak dapat digolongkan sebagai kota besar. Cerita lengkapnya begini :

Suatu hari, Adi, seorang siswa kelas 3 Sekolah Dasar masuk ke ruang guru. Di tangannya ada secarik kertas yang kemudian diserahkannya pada seorang guru yang kebetulan sedang berada di ruangan tersebut.

"Bu.., ini saya temukan di laci meja saya," kata Adi sambil menyerahkan kertas itu.
"Milik siapa kertas ini ?" tanya bu guru tersebut.
"Mungkin milik anak kelas 6 bu, karena tadi pagi kelas saya dipakai anak kelas 6 untuk try out" jawab Adi dengan sopan.
"Ya.., terima kasih. Segera kembali ke kelasmu," perintah guru itu.

Tak lama setelah Adi kembali ke kelasnya, ibu guru itu membuka lembaran kertas yang ada di tangannya. Dalam sekejap mukanya memerah menahan amarah. Ternyata, dalam lembaran kertas yang sudah kumal itu tertulis kata-kata yang sangat tidak sopan bahkan tak pantas dituliskan oleh seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Salah satunya berisi kata-kata yang jika dituliskan ke dalam bahasa Indonesia yang sopan berarti "berhubungan intim" atau "ML".

Setelah sempat shock membaca tulisan itu, yang menguasai perasaannya adalah rasa marah yang meluap. Dia bertekad untuk mengetahui siapa siswa sekolah itu yang telah menulis kata-kata yang sangat tidak pantas begitu. Dia benar-benar tak menyangka bahwa salah satu anak didiknya ada yang 'rusak' seperti itu.

Bergegas dia masuk ke ruang kelas 3, dimana Adi berada. Sambil menunjukkan kertas dari Adi tadi, dia berdiri di depan kelas dan menanyakan kepada siswa-siswa kelas 3 apakah ada yang tahu kertas itu milik siapa. Kebanyakan anak-anak kelas 3 menjawab bahwa itu kertas milik anak kelas 6.

Tak mau membuang waktu, Ibu guru itu menuju kelas 6. Setelah mengetuk pintu, dia meminta ijin kepada Wali Kelas 6 untuk berbicara sebentar dengan anak-anak kelas 6. Seperti di kelas 3 tadi, dia menunjukkan kertas itu dan menanyakan apakan siswa kelas 6 tahu siapa pemilik kertas itu. Dan tak diduga, semua siswa kelas 6 menyebutkan satu nama "Danang, buuuu..."

Danang pun kemudian ditanya apakah betul kertas itu miliknya, dan Danang pun mengakuinya. Selanjutnya ketika Danang ditanya apakah dia masih menyimpan kertas-kertas seperti itu lainnya, sekali lagi dia mengakuinya. Pengakuan Danang benar-benar membuat shock kedua gurunya tersebut, apalagi setelah Guru Wali Kelas ikut membaca isi kertas yang dipegang Ibu Guru itu.

Selanjutnya, dengan bergegas Guru Wali Kelas 6 menghampiri Danang. Kemudian, seluruh ruangan dikejutkan oleh bunyi tamparan sebanyak 4 kali. Ternyata, tamparan itu berasal dari tangan Guru Wali Kelas 6 yang mendarat di pipi Danang. Hal itu dilakukan oleh Guru Wali Kelas mungkin terdorong oleh emosi dan keterkejutan yang sangat.

Belum cukup dengan tamparan itu, Guru Wali Murid mengeluarkan perkataan yang tak kalah mengejutkannya, "Danang, besok kedua orang tuamu harus datang menghadap Kepala Sekolah. Jika tidak, maka kamu harus keluar dari sekolah ini."

Itulah cerita yang aku bawa sebagai contoh kasus disini. Sebuah peristiwa yang bisa terjadi dimana saja dan dialami siapa saja. Sebuah kejadian yang ternyata bisa terjadi pada seorang anak Sekolah Dasar. Mengejutkan ? Memang...! Siapa yang menyangka bahwa anak-anak Sekolah Dasar sudah mengenal istilah-istilah orang dewasa ? Dari siapa mereka mempelajari hal itu ?

Pertanyaan yang kemudian muncul terasa lebih menakutkan. Bagaimana mereka bisa mengenal istilah-istilah itu ? Sekedar mendengar atau bahkan sudah melihat ? Astagfirullah..... Betapa mirisnya kejadian itu, dan betapa kita harus segera berbuat untuk menyelamatkan generasi muda kita agar masa depan mereka tak hancur.

Siapa yang salah dalam contoh kasus di atas ? Danang yang entah bagaimana telah berbuat dan berkata sesuatu yang sangat tak pantas untuknya ? Ataukah kedua orang tuanya yang tidak tahu perkembangan Danang ? Atau justru kedua orang tuanya yang menyebabkan Danang telah berbuat sejauh itu ? Atau lingkungan yang salah sehingga Danang mencontoh sesuatu yang salah ? Atau.... Guru Wali Kelas yang tak mampu menahan emosi sehingga menampar Danang di depan semua teman sekalasnya ?

Siapa yang salah dalam contoh kasus di atas ? Jika kita semua terlalu sibuk mencari siapa yang salah maka tak akan ada penyelesaian yang tepat untuk kasus di atas. Rasanya semua pihak perlu untuk duduk bersama, membicarakan semuanya dengan kepala dingin dengan satu tujuan yaitu : menyelamatkan masa depan Danang (dan anak-anak lain yang mungkin juga telah berbuat yang sama dengan Danang).

Mari... kita dampingi putra putri kita agar mereka tak sampai kehilangan kesempatan meraih masa depan yang gemilang.

*foto diambil dari sini*

Senin, 29 Maret 2010

Alhamdulillah, I'm OK...

Alhamdulillah..., I'm OK. Tak ada hal buruk yang sedang terjadi padaku, kawan. Mengapa aku berkata begini ? Karena banyak kawan yang mempertanyakan postinganku yang berjudul "Sesak" Jumat yang lalu. Sebagian mempertanyakan mengapa aku menulis puisi seperti itu dan yang terbanyak mempertanyakan mengapa gambar yang aku pilih begitu 'dramatik'. ^_~

Sebenarnya, Jumat yang lalu aku mendengar sebuah berita yang tidak menyenangkan. Aku merasa bahwa siapa pun yang berada dalam situasi seperti berita yang aku dengar itu akan merasa 'sesak'. Entah mengapa, tiba-tiba ada dorongan dalam hatiku membuat puisi untuk menyuarakan pikiranku saat itu. Saat niatku itu aku sampaikan pada seorang teman, dengan serta merta dia berkata agar aku hati-hati dan tidak menyinggung siapa-siapa. Terus terang, perkataan temanku itu membuatku tersenyum, rupanya dia tak ingin kasus Prita terjadi padaku. Thanks for you, friend...

Dan..., sewaktu aku mencari-cari gambar yang cocok untuk mewakili isi puisiku itu, entah mengapa aku sangat tertarik dengan gambar tali itu. Kesan 'jerat' yang kuat... seakan terwakili oleh gambar tali yang serem itu hehehe. Maaf jika ternyata gambar itu membuat beberapa teman merasa ngeri ^_^

Dan, Sabtu aku tak bisa blogging dan blogwalking dengan leluasa. Pagi-pagi aku sudah meluncur ke rumah Ibu, karena Saudara Sepupu-ku datang dari Jakarta. Wuih... senang sekali, setelah bertahun-tahun tak jumpa bisa ketemu lagi. Dan, aku baru pulang dari rumah Ibu setelah hari beranjak sore. Malam mau blogging pun tak leluasa, karena aku berinisiatif ikut dalam gerakan Earth Hour. So.., kemarin aku memilih tidur sore-sore, karena aku malas memulai Blogging setelah acara Earth Hour berakhir.

Ada satu lagi berita menggembirakan yang aku terima kemarin sore. Ternyata Shasa lolos ke Babak Semifinal Olimpiade Sains Kuark (OSK) 2010. Alhamdulillah... Padahal saat Shasa mengikuti babak Penyisihan OSK 2010 bulan Pebruari yang lalu, dia sedang sakit campak. Aku sejak semula tak berharap banyak padanya, mengingat kondisi fisiknya yang sedang sangat lemah. Selain itu, persiapan Shasa untuk OSK 2010 itu kurang maksimal sebenarnya. Tapi ternyata Shasa berhasil melaju ke babak berikutnya. Alhamdulillah... kami benar-benar tak menduga.






Maaf nama sekolah Shasa aku tutup ya..?

Ini berarti, sudah keempat kalinya Shasa maju ke Babak Semifinal OSK sejak keikutsertaannya yang pertama kali tahun 2007 yang lalu. Namun, selama ini Shasa harus cukup puas berlaga sampai babak Semifinal saja. Ternyata untuk sampai ke babak final dan berlaga di Jakarta, terlalu berat buat Shasa. Berdasar pengalaman itu, aku tak mentargetkan Shasa bisa melaju ke babak final tahun ini. Cukuplah pengalaman berkompetisi ini menambah pengalaman dan pengetahuan Shasa.

Begitulah kawan.., tak ada yang buruk sedang terjadi padaku. Alhamdulillah, I'm OK....

Alhamdulillah, I'm OK...

Alhamdulillah..., I'm OK. Tak ada hal buruk yang sedang terjadi padaku, kawan. Mengapa aku berkata begini ? Karena banyak kawan yang mempertanyakan postinganku yang berjudul "Sesak" Jumat yang lalu. Sebagian mempertanyakan mengapa aku menulis puisi seperti itu dan yang terbanyak mempertanyakan mengapa gambar yang aku pilih begitu 'dramatik'. ^_~

Sebenarnya, Jumat yang lalu aku mendengar sebuah berita yang tidak menyenangkan. Aku merasa bahwa siapa pun yang berada dalam situasi seperti berita yang aku dengar itu akan merasa 'sesak'. Entah mengapa, tiba-tiba ada dorongan dalam hatiku membuat puisi untuk menyuarakan pikiranku saat itu. Saat niatku itu aku sampaikan pada seorang teman, dengan serta merta dia berkata agar aku hati-hati dan tidak menyinggung siapa-siapa. Terus terang, perkataan temanku itu membuatku tersenyum, rupanya dia tak ingin kasus Prita terjadi padaku. Thanks for you, friend...

Dan..., sewaktu aku mencari-cari gambar yang cocok untuk mewakili isi puisiku itu, entah mengapa aku sangat tertarik dengan gambar tali itu. Kesan 'jerat' yang kuat... seakan terwakili oleh gambar tali yang serem itu hehehe. Maaf jika ternyata gambar itu membuat beberapa teman merasa ngeri ^_^

Dan, Sabtu aku tak bisa blogging dan blogwalking dengan leluasa. Pagi-pagi aku sudah meluncur ke rumah Ibu, karena Saudara Sepupu-ku datang dari Jakarta. Wuih... senang sekali, setelah bertahun-tahun tak jumpa bisa ketemu lagi. Dan, aku baru pulang dari rumah Ibu setelah hari beranjak sore. Malam mau blogging pun tak leluasa, karena aku berinisiatif ikut dalam gerakan Earth Hour. So.., kemarin aku memilih tidur sore-sore, karena aku malas memulai Blogging setelah acara Earth Hour berakhir.

Ada satu lagi berita menggembirakan yang aku terima kemarin sore. Ternyata Shasa lolos ke Babak Semifinal Olimpiade Sains Kuark (OSK) 2010. Alhamdulillah... Padahal saat Shasa mengikuti babak Penyisihan OSK 2010 bulan Pebruari yang lalu, dia sedang sakit campak. Aku sejak semula tak berharap banyak padanya, mengingat kondisi fisiknya yang sedang sangat lemah. Selain itu, persiapan Shasa untuk OSK 2010 itu kurang maksimal sebenarnya. Tapi ternyata Shasa berhasil melaju ke babak berikutnya. Alhamdulillah... kami benar-benar tak menduga.





Maaf nama sekolah Shasa aku tutup ya..?

Ini berarti, sudah keempat kalinya Shasa maju ke Babak Semifinal OSK sejak keikutsertaannya yang pertama kali tahun 2007 yang lalu. Namun, selama ini Shasa harus cukup puas berlaga sampai babak Semifinal saja. Ternyata untuk sampai ke babak final dan berlaga di Jakarta, terlalu berat buat Shasa. Berdasar pengalaman itu, aku tak mentargetkan Shasa bisa melaju ke babak final tahun ini. Cukuplah pengalaman berkompetisi ini menambah pengalaman dan pengetahuan Shasa.

Begitulah kawan.., tak ada yang buruk sedang terjadi padaku. Alhamdulillah, I'm OK....

Minggu, 28 Maret 2010

Gayus dan Pajak

Indonesia heboh, karena Gayus telah melarikan diri ke Singapura. Pihak Imigrasi tak mau disalahkan karena memang tak ada perintah pencekalan terhadap Gayus sejak dini. Kasus markus pajak telah membuat Gayus Tambunan menjadi buah bibir beberapa hari ini. Masyarakat tercengang dengan berita Gayus yang luar biasa. Sebagai PNS yang tergolong baru dengan Golongan/Ruang III/a dan gaji 12,1 juta rupiah, ternyata dia mampu memiliki aset rumah mewah di sejumlah tempat dan tabungan milyaran rupiah  Benar-benar fantastis..

Berbagai reaksi muncul. Sebagian besar masyarakat menjadi geram dan marah, karena selama ini berbagai hal kegiatan masyarakat telah dikenakan pajak, termasuk membeli makanan ! Masyarakat tidak akan mempermasalahkan pemberlakuan pajak, asalkan pajak itu benar-benar digunakan untuk pembangunan dan kepentingan masyakarat luas. Namun jika pajak itu ternyata dipergunakan memperkaya para pegawai pajak, dapat dimaklumi jika akhirnya muncul rasa kecewa dan sakit hati di hati masyarakat. Mereka merasa dibohongi dan diperalat.

Padahal selama ini pemerintah sedang gencar-gencarnya menyuarakan manfaat pajak dalam pembangunan. Berbagai propaganda dan slogan-slogan disampaikan kepada masyarakat seperti :  "Orang bijak taat pajak", "Lunasi pajaknya, awasi penggunaannya" dan yang paling populer adalah "Apa kata dunia ?"

Belum lagi dengan gencarnya himbauan agar setiap pegawai, termasuk PNS , membuat NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Maksudnya tentu saja agar setiap wajib pajak membayar pajak dan melaporkan pajak secara rutin. Bahkan para pensiunan pun sekarang dituntut untuk mempunyai NPWP juga, yang tentu saja dalam pengurusannya merepotkan mengingat keterbatasan fisik mereka pada saat ini. Ironisnya, disaat jumlah pemilik NPWP meningkat drastis, ternyata blangko laporan pajak tahunan (SPT) harus diambil sendiri ke kantor pajak. Padahal tahun-tahun sebelumnya blangko SPT dikirimkan ke alamat masing-masing.

Sayangnya setelah semua propaganda dan program-program itu diikuti dan dilaksanakan oleh masyarakat,  masyarakat justru dihadapkan pada fakta yang mengecewakan. Mengapa sampai seorang staf biasa seperti Gayus dapat berbuat seperti itu ? Mengapa bisa uang pajak disalahgunakan seperti itu ? Mengapa bisa sampai sebanyak itu uang yang berhasil dimanfaatkan oleh Gayus ? Mengapa... dan mengapa...? Sejuta pertanyaan pun memenuhi benak masyarakat.

Akibatnya, masyarakat kini mulai mempertanyakan kinerja para petugas pajak. Rasanya kepercayaan masyarakat akan kegunaan membayar pajak sudah menurun drastis. Terbukti dengan munculnya gerakan di facebook ajakan untuk memboikot bayar pajak dengan tajuk : 'Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung BOIKOT BAYAR PAJAK untuk KEADILAN'. Kasus markus pajak Rp 25 miliar yang menyeret nama Gayus itu benar-benar membuat grup ini semakin banyak pendukungnya.

Kalau sudah begini..., pemerintah harus berusaha lebih keras untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat akan manfaat membayar pajak. Dan, kasus Gayus ini membuatku berpikir "Apa kata dunia ?" 

Gayus dan Pajak

Indonesia heboh, karena Gayus telah melarikan diri ke Singapura. Pihak Imigrasi tak mau disalahkan karena memang tak ada perintah pencekalan terhadap Gayus sejak dini. Kasus markus pajak telah membuat Gayus Tambunan menjadi buah bibir beberapa hari ini. Masyarakat tercengang dengan berita Gayus yang luar biasa. Sebagai PNS yang tergolong baru dengan Golongan/Ruang III/a dan gaji 12,1 juta rupiah, ternyata dia mampu memiliki aset rumah mewah di sejumlah tempat dan tabungan milyaran rupiah  Benar-benar fantastis..

Berbagai reaksi muncul. Sebagian besar masyarakat menjadi geram dan marah, karena selama ini berbagai hal kegiatan masyarakat telah dikenakan pajak, termasuk membeli makanan ! Masyarakat tidak akan mempermasalahkan pemberlakuan pajak, asalkan pajak itu benar-benar digunakan untuk pembangunan dan kepentingan masyakarat luas. Namun jika pajak itu ternyata dipergunakan memperkaya para pegawai pajak, dapat dimaklumi jika akhirnya muncul rasa kecewa dan sakit hati di hati masyarakat. Mereka merasa dibohongi dan diperalat.

Padahal selama ini pemerintah sedang gencar-gencarnya menyuarakan manfaat pajak dalam pembangunan. Berbagai propaganda dan slogan-slogan disampaikan kepada masyarakat seperti :  "Orang bijak taat pajak", "Lunasi pajaknya, awasi penggunaannya" dan yang paling populer adalah "Apa kata dunia ?"

Belum lagi dengan gencarnya himbauan agar setiap pegawai, termasuk PNS , membuat NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Maksudnya tentu saja agar setiap wajib pajak membayar pajak dan melaporkan pajak secara rutin. Bahkan para pensiunan pun sekarang dituntut untuk mempunyai NPWP juga, yang tentu saja dalam pengurusannya merepotkan mengingat keterbatasan fisik mereka pada saat ini. Ironisnya, disaat jumlah pemilik NPWP meningkat drastis, ternyata blangko laporan pajak tahunan (SPT) harus diambil sendiri ke kantor pajak. Padahal tahun-tahun sebelumnya blangko SPT dikirimkan ke alamat masing-masing.

Sayangnya setelah semua propaganda dan program-program itu diikuti dan dilaksanakan oleh masyarakat,  masyarakat justru dihadapkan pada fakta yang mengecewakan. Mengapa sampai seorang staf biasa seperti Gayus dapat berbuat seperti itu ? Mengapa bisa uang pajak disalahgunakan seperti itu ? Mengapa bisa sampai sebanyak itu uang yang berhasil dimanfaatkan oleh Gayus ? Mengapa... dan mengapa...? Sejuta pertanyaan pun memenuhi benak masyarakat.

Akibatnya, masyarakat kini mulai mempertanyakan kinerja para petugas pajak. Rasanya kepercayaan masyarakat akan kegunaan membayar pajak sudah menurun drastis. Terbukti dengan munculnya gerakan di facebook ajakan untuk memboikot bayar pajak dengan tajuk : 'Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung BOIKOT BAYAR PAJAK untuk KEADILAN'. Kasus markus pajak Rp 25 miliar yang menyeret nama Gayus itu benar-benar membuat grup ini semakin banyak pendukungnya.

Kalau sudah begini..., pemerintah harus berusaha lebih keras untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat akan manfaat membayar pajak. Dan, kasus Gayus ini membuatku berpikir "Apa kata dunia ?" 

Jumat, 26 Maret 2010

Sesak

Tak mampu berkelit
Tak mampu menghindar
Tak lapang bernafas
Tak lapang bergerak

Sesak


Jeratan ini mengikatku
Erat dan kuat

Dan aku hanya bisa menunggu

Gambar diambil dari sini
Madiun, 26 Maret 2010

Sesak

Tak mampu berkelit
Tak mampu menghindar
Tak lapang bernafas
Tak lapang bergerak

Sesak


Jeratan ini mengikatku
Erat dan kuat

Dan aku hanya bisa menunggu

Gambar diambil dari sini
Madiun, 26 Maret 2010

Rabu, 24 Maret 2010

Ketika Shasa "hilang"

Ketika Shasa "hilang"... aku tentu saja panik luar biasa. Kejadian itu terjadi pada tahun 2005 yang lalu, saat Shasa duduk di Kelas B Taman Kanak-kanak. Tentu saja kejadian itu tak akan pernah aku lupakan, sampai kapanpun.

Saat itu, aku mengantar Shasa ikut lomba sempoa di Surabaya. Suamiku tak ikut mengantarkan, tapi aku berangkat bersama rombongan dari Madiun dengan menggunakan bis pariwisata. Sebenarnya Shasa ingin ayahnya bisa ikut mengantar, tapi karena kesibukan yang tak bisa ditinggalkan, maka Shasa harus cukup puas berangkat denganku saja.

Lomba sempoa saat itu dilaksanakan di sebuah mall yang besar di Surabaya. Pesertanya banyak sekali, dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ruangan penuh dengan anak-anak yang mengenakan seragam yang sama. Meskipun waktu lombanya sangat singkat, tapi waktu menunggu pengumuman para pemenang sangat panjang.

Setelah menunggu sekian lama, akhirnya pemenang lomba diumumkan. Ternyata Shasa termasuk salah satu dari pemenangnya. Shasa tampak senang sekali. Sebelum mengantarkan Shasa menuju panggung untuk menerima trophy aku meletakkan dulu semua barang bawaanku. Tetapi sesaat setelah aku meletakkan barang-barangku, aku menoleh ke arah Shasa dan ternyata... Shasa sudah tidak ada..!

Astaga.., kemana dia ? Aku berlari menuju panggung, ternyata Shasa tidak kelihatan. Sungguh, aku sulit mencari Shasa diantara sekian banyak anak yang mengenakan kaos seragam yang sama. Tak menemukan Shsa di sekitar panggung, aku berbalik menuju tempatku dan Shasa bersama terakhir kali. Ternyata Shasa tidak ada juga. Aku balik lagi ke arah panggung, tetap tak kutemukan Shasa.

Panik...! Aku nyaris menangis karena bingung tak bisa menemukan Shasa. Akhirnya, aku menelepon guru sempoa-nya Shasa, untuk membantuku mencari Shasa. Kebetulan guru sempoa-nya Shasa ada beberapa yang juga berangkat ke Surabaya. Tak lama kemudian, guru sempoanya Shasa menemuiku untuk bersama-sama mencari Shasa.

Di saat kami kebingungan, Shasa datang mendatangi kami sambil tersenyum ceria. Di tangannya ada sebuah trophy. Aku melihatnya dengan perasaan lega sekaligus gemas. Ternyata, Shasa dengan perasaan gembira yang meluap, telah berlari sendiri ke arah panggung. Aku heran mengapa aku dua kali berlari ke arah panggung tak menemukannya. Ternyata, Shasa berlari bukan menuju depan panggung, tapi belakang panggung. Dia naik ke panggung dari arah belakang.

Satu hal yang aku sesali adalah, karena aku tak tahu Shasa sudah ada di atas panggung, maka aku tak bisa mengambil fotonya saat menerima trophy. Tapi aku merasa bersyukur karena Shasa bisa menemukan aku kembali setelah turun dari panggung. Aku peluk dia dan kukatakan bahwa aku sempat bingung dan panik waktu kehilangan dia. Shasa hanya senyum-senyum saja mendengar aku bicara. Namun setelah itu, aku melarangnya jalan-jalan sendiri, karena aku tak mau lagi kehilangan dia di antara lautan anak-anak yang tampaknya nyaris sama semua.

Akhirnya..., di sisa acara itu, Shasa hanya duduk manis di kursi sementara aku hilir mudik memesankan makanan dan minuman untuknya. Pokoknya.., aku tak mau lagi peristiwa Shasa "hilang" terulang lagi... ^_^

Ketika Shasa "hilang"

Ketika Shasa "hilang"... aku tentu saja panik luar biasa. Kejadian itu terjadi pada tahun 2005 yang lalu, saat Shasa duduk di Kelas B Taman Kanak-kanak. Tentu saja kejadian itu tak akan pernah aku lupakan, sampai kapanpun.

Saat itu, aku mengantar Shasa ikut lomba sempoa di Surabaya. Suamiku tak ikut mengantarkan, tapi aku berangkat bersama rombongan dari Madiun dengan menggunakan bis pariwisata. Sebenarnya Shasa ingin ayahnya bisa ikut mengantar, tapi karena kesibukan yang tak bisa ditinggalkan, maka Shasa harus cukup puas berangkat denganku saja.

Lomba sempoa saat itu dilaksanakan di sebuah mall yang besar di Surabaya. Pesertanya banyak sekali, dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ruangan penuh dengan anak-anak yang mengenakan seragam yang sama. Meskipun waktu lombanya sangat singkat, tapi waktu menunggu pengumuman para pemenang sangat panjang.

Setelah menunggu sekian lama, akhirnya pemenang lomba diumumkan. Ternyata Shasa termasuk salah satu dari pemenangnya. Shasa tampak senang sekali. Sebelum mengantarkan Shasa menuju panggung untuk menerima trophy aku meletakkan dulu semua barang bawaanku. Tetapi sesaat setelah aku meletakkan barang-barangku, aku menoleh ke arah Shasa dan ternyata... Shasa sudah tidak ada..!

Astaga.., kemana dia ? Aku berlari menuju panggung, ternyata Shasa tidak kelihatan. Sungguh, aku sulit mencari Shasa diantara sekian banyak anak yang mengenakan kaos seragam yang sama. Tak menemukan Shsa di sekitar panggung, aku berbalik menuju tempatku dan Shasa bersama terakhir kali. Ternyata Shasa tidak ada juga. Aku balik lagi ke arah panggung, tetap tak kutemukan Shasa.

Panik...! Aku nyaris menangis karena bingung tak bisa menemukan Shasa. Akhirnya, aku menelepon guru sempoa-nya Shasa, untuk membantuku mencari Shasa. Kebetulan guru sempoa-nya Shasa ada beberapa yang juga berangkat ke Surabaya. Tak lama kemudian, guru sempoanya Shasa menemuiku untuk bersama-sama mencari Shasa.

Di saat kami kebingungan, Shasa datang mendatangi kami sambil tersenyum ceria. Di tangannya ada sebuah trophy. Aku melihatnya dengan perasaan lega sekaligus gemas. Ternyata, Shasa dengan perasaan gembira yang meluap, telah berlari sendiri ke arah panggung. Aku heran mengapa aku dua kali berlari ke arah panggung tak menemukannya. Ternyata, Shasa berlari bukan menuju depan panggung, tapi belakang panggung. Dia naik ke panggung dari arah belakang.

Satu hal yang aku sesali adalah, karena aku tak tahu Shasa sudah ada di atas panggung, maka aku tak bisa mengambil fotonya saat menerima trophy. Tapi aku merasa bersyukur karena Shasa bisa menemukan aku kembali setelah turun dari panggung. Aku peluk dia dan kukatakan bahwa aku sempat bingung dan panik waktu kehilangan dia. Shasa hanya senyum-senyum saja mendengar aku bicara. Namun setelah itu, aku melarangnya jalan-jalan sendiri, karena aku tak mau lagi kehilangan dia di antara lautan anak-anak yang tampaknya nyaris sama semua.

Akhirnya..., di sisa acara itu, Shasa hanya duduk manis di kursi sementara aku hilir mudik memesankan makanan dan minuman untuknya. Pokoknya.., aku tak mau lagi peristiwa Shasa "hilang" terulang lagi... ^_^

Selasa, 23 Maret 2010

Ilmu yang bermanfaat

Pernahkah terpikir oleh kita, bahwa sesuatu yang pada mulanya tidak kita suka ternyata justru sangat berarti dalam hidup kita ? Hal itulah yang dialami oleh seorang Prihatin dan aku memanggilnya : Mbak Prih. Dia dulu bekerja pada ibuku sejak aku masih SD (kalau tak salah kelas 3 SD) sampai aku kuliah (tepatnya pada semester berapa aku lupa). Di antara semua orang yang pernah bekerja di rumah kami, dialah yang paling lama. Jika pada akhirnya dia memilih berhenti itu semata-mata karena dia menikah.

Yang aku ingat tentangnya adalah, dia orangnya sangat tomboy, tidak terlalu tinggi dan sangat kurus. Pekerjaan apa saja dapat dikerjakannya dengan sangat baik. Hanya saja, dia dulu paling tidak telaten kalau disuruh ibu membantu memasak di dapur. Salah satu hobby ibuku adalah memasak, bukan hanya memasak sayur dan lauk pauk tapi juga membuat aneka jajanan. Ibuku hampir tiap hari menyempatkan membuat jajanan untuk kami dan tentu saja mbak Prih diminta membantu.

Yang lucu, setiap kali diminta ibuku membantu memasak, dia selalu melontarkan kata-kata yang intinya adalah pekerjaan memasak dan membuat jajanan sangat rumit. Ibuku selalu tertawa setiap mendengar 'keluhannya' itu karena mbak Prih mengatakannya dengan nada bercanda. Kami semua sampai hafal kata-kata yang akan dilontarkannya jika dia diminta membantu Ibu memasak di dapur, karena kata-kata itu selalu keluar dari mulutnya. ^_^

Dia pernah berkata, dia lebih memilih disuruh bekerja kasar lainnya daripada diminta membantu memasak di dapur. Karena memasak tak dapat dilakukan dengan terburu-buru dan sembrono. Tapi Ibu terus menerus berkata bahwa dia harus belajar memasak, agar nanti kalau menikah sudah pinter. Pada dasarnya, Ibuku puas dengan pekerjaan Mbak Prih selama itu, tapi Ibu belum pernah memasrahkan urusan memasak sepenuhnya padanya. Urusan memasak tetap menjadi urusan Ibu dan Mbak Prih hanya diminta membantu.

Tak disangka, kini kegiatan memasak menjadi andalan Mbak Prih dalam menjalani hidupnya. Setelah menikah dan punya anak, dia membantu suaminya bekerja mencari uang. Maklum saja, suaminya adalah pekerja serabutan sehingga penghasilannya tidak menentu. Mbak Prih pun turun tangan membantu suaminya mencari nafkah dengan jalan berjualan makanan. Berbekal pengalaman bertahun-tahun membantu Ibu memasak aneka jenis makanan dan jajanan Mbak Prih memberanikan diri berjualan.

Kebetulan rumah mereka di desa, berdekatan dengan sebuah sekolah. Setiap hari Mbak Prih memasak makanan (pecel, mie, sop dll) serta aneka jajanan (donat, pastel, pisang goreng dll) untuk dijual di sekolah itu. Karena yang menjadi 'pangsa pasar' adalah siswa-siswa sekolah maka Mbak Prih berusaha agar bisa menjual makanannya dengan harga yang murah. Ibu saja sampai heran karena Mbak Prih berhasil 'memodifikasi' resep menjadi murah meriah (suatu hal yang tak pernah dilakukan Ibuku hehehe).

Selain itu, pada bulan Ramadhan Mbak Prih pun berani menerima pesanan kue kering seperti Kue Semprit dan Nastar. Ternyata, tetangga-tetangganya banyak juga yang memesan kue kering padanya. Terkadang Mbak Prih juga menerima pesanan jajanan untuk arisan di sela-sela kesibukannya. Jenis jajanan pun lebih bervariasi daripada jajanan yang dijual untuk anak-anak sekolah. Terkadang, kalau dia lupa atau belum tahu resep suatu makanan, dia tak segan bertanya pada Ibu via telepon.

Boleh dikatakan, bahwa berkat usaha Mbak Prih berjualan makanan maka ekonomi rumah tangganya dapat terselamatkan. Walaupun hidup dalam kesederhanaan, tapi Mbak Prih dapat menyekolahkan kedua anaknya dengan baik. Terus terang, Ibu sangat bangga dan bahagia karena selama Mbak Prih bekerja pada kami, Ibu dapat menularkan ilmu yang sangat bermanfaat bagi Mbak Prih untuk kelangsungan hidupnya. (Semoga menjadi amal jariyah. Amin). Terkadang Ibu masih suka meledek Mbak Prih dengan mengingatkannya akan kata-kata yang dulu selalu diucapkannya saat disuruh membantu Ibu. Ternyata sesuatu yang dulunya tak disukainya justru sekarang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya.

Dan.., sampai sekarang pun Mbak Prih beserta suami dan kedua anaknya selalu menyempatkan waktu untuk bersilaturrahim dengan kami. Bagi kami.., Mbak Prih dan keluarganya sudah seperti anggota keluarga kami sendiri.

 

Ilmu yang bermanfaat

Pernahkah terpikir oleh kita, bahwa sesuatu yang pada mulanya tidak kita suka ternyata justru sangat berarti dalam hidup kita ? Hal itulah yang dialami oleh seorang Prihatin dan aku memanggilnya : Mbak Prih. Dia dulu bekerja pada ibuku sejak aku masih SD (kalau tak salah kelas 3 SD) sampai aku kuliah (tepatnya pada semester berapa aku lupa). Di antara semua orang yang pernah bekerja di rumah kami, dialah yang paling lama. Jika pada akhirnya dia memilih berhenti itu semata-mata karena dia menikah.

Yang aku ingat tentangnya adalah, dia orangnya sangat tomboy, tidak terlalu tinggi dan sangat kurus. Pekerjaan apa saja dapat dikerjakannya dengan sangat baik. Hanya saja, dia dulu paling tidak telaten kalau disuruh ibu membantu memasak di dapur. Salah satu hobby ibuku adalah memasak, bukan hanya memasak sayur dan lauk pauk tapi juga membuat aneka jajanan. Ibuku hampir tiap hari menyempatkan membuat jajanan untuk kami dan tentu saja mbak Prih diminta membantu.

Yang lucu, setiap kali diminta ibuku membantu memasak, dia selalu melontarkan kata-kata yang intinya adalah pekerjaan memasak dan membuat jajanan sangat rumit. Ibuku selalu tertawa setiap mendengar 'keluhannya' itu karena mbak Prih mengatakannya dengan nada bercanda. Kami semua sampai hafal kata-kata yang akan dilontarkannya jika dia diminta membantu Ibu memasak di dapur, karena kata-kata itu selalu keluar dari mulutnya. ^_^

Dia pernah berkata, dia lebih memilih disuruh bekerja kasar lainnya daripada diminta membantu memasak di dapur. Karena memasak tak dapat dilakukan dengan terburu-buru dan sembrono. Tapi Ibu terus menerus berkata bahwa dia harus belajar memasak, agar nanti kalau menikah sudah pinter. Pada dasarnya, Ibuku puas dengan pekerjaan Mbak Prih selama itu, tapi Ibu belum pernah memasrahkan urusan memasak sepenuhnya padanya. Urusan memasak tetap menjadi urusan Ibu dan Mbak Prih hanya diminta membantu.

Tak disangka, kini kegiatan memasak menjadi andalan Mbak Prih dalam menjalani hidupnya. Setelah menikah dan punya anak, dia membantu suaminya bekerja mencari uang. Maklum saja, suaminya adalah pekerja serabutan sehingga penghasilannya tidak menentu. Mbak Prih pun turun tangan membantu suaminya mencari nafkah dengan jalan berjualan makanan. Berbekal pengalaman bertahun-tahun membantu Ibu memasak aneka jenis makanan dan jajanan Mbak Prih memberanikan diri berjualan.

Kebetulan rumah mereka di desa, berdekatan dengan sebuah sekolah. Setiap hari Mbak Prih memasak makanan (pecel, mie, sop dll) serta aneka jajanan (donat, pastel, pisang goreng dll) untuk dijual di sekolah itu. Karena yang menjadi 'pangsa pasar' adalah siswa-siswa sekolah maka Mbak Prih berusaha agar bisa menjual makanannya dengan harga yang murah. Ibu saja sampai heran karena Mbak Prih berhasil 'memodifikasi' resep menjadi murah meriah (suatu hal yang tak pernah dilakukan Ibuku hehehe).

Selain itu, pada bulan Ramadhan Mbak Prih pun berani menerima pesanan kue kering seperti Kue Semprit dan Nastar. Ternyata, tetangga-tetangganya banyak juga yang memesan kue kering padanya. Terkadang Mbak Prih juga menerima pesanan jajanan untuk arisan di sela-sela kesibukannya. Jenis jajanan pun lebih bervariasi daripada jajanan yang dijual untuk anak-anak sekolah. Terkadang, kalau dia lupa atau belum tahu resep suatu makanan, dia tak segan bertanya pada Ibu via telepon.

Boleh dikatakan, bahwa berkat usaha Mbak Prih berjualan makanan maka ekonomi rumah tangganya dapat terselamatkan. Walaupun hidup dalam kesederhanaan, tapi Mbak Prih dapat menyekolahkan kedua anaknya dengan baik. Terus terang, Ibu sangat bangga dan bahagia karena selama Mbak Prih bekerja pada kami, Ibu dapat menularkan ilmu yang sangat bermanfaat bagi Mbak Prih untuk kelangsungan hidupnya. (Semoga menjadi amal jariyah. Amin). Terkadang Ibu masih suka meledek Mbak Prih dengan mengingatkannya akan kata-kata yang dulu selalu diucapkannya saat disuruh membantu Ibu. Ternyata sesuatu yang dulunya tak disukainya justru sekarang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya.

Dan.., sampai sekarang pun Mbak Prih beserta suami dan kedua anaknya selalu menyempatkan waktu untuk bersilaturrahim dengan kami. Bagi kami.., Mbak Prih dan keluarganya sudah seperti anggota keluarga kami sendiri.

 

Senin, 22 Maret 2010

Manusia Kloning

Beberapa tahun yang lalu dunia sempat dihebohkan dengan berita tentang kloning. Yang dimaksud dengan kloning adalah teknik penggandaan gen yang menghasilkan keturunan yang sama sifat baiknya dari segi hereditas maupun penampakannya (wikipedia). Ternyata berita itu memunculkan ide pada Danielle Steel untuk menulis novel yang berjudul The Klone and I dan bercerita tentang manusia kloning. Dan..., ini adalah buku Danielle Steel pertama yang aku baca dan novel romantis kedua setelah Momen Penuh Keajaiban.

Novel ini menceritakan tentang rumah tangga Stephanie yang hancur berantakan karena suaminya, Roger, menceraikannya. Penyebab dari kehancuran rumah tangga itu adalah kehadiran Helena yang mampu membuat Roger tergila-gila. Stephanie yang tak pernah menyangka rumah tangganya akan hancur benar-benar shock dan merana, hingga akhirnya dia mulai menata kehidupannya lagi.


Stephanie yang sejak menikah memutuskan untuk total mengurus keluarga, mulai mempercantik diri dan membuka diri. Jika semula dia tak perduli dengan dandanannya, maka Stephanie mulai rajin ke salon. Beberapa kencan telah dilakukannya untuk menemukan kembali pasangan hidupnya, namun semua kencannya berakhir begitu saja. Tak seorang pun mampu memikat hatinya.

Hingga suatu saat, sewaktu anak-anaknya sedang bersama ayahnya dan Helena, Stephanie memilih bersenang-senang dan memanjakan diri dengan terbang ke Paris. Dalam salah satu kesempatan, secara tak terdua ia bertemu seorang pria yang menarik. Pria itu bernama Peter Baker, seorang yang pemalu, cerdas dan sangat konservatif. Ternyata perkenalan mereka berlanjut menjadi semakin dekat dan akrab.

Bersama Peter, Stephanie merasa dibutuhkan dan dicintai. Stephanie mendapat limpahan cinta yang luar biasa dari Peter.  Kebahagiaan yang dulu tak pernah dirasakannya muncul bersama kehadiran Peter dalam kehidupannya. Hanya saja, rupanya masalah belum mau beranjak dari hidup Stephanie.

Masalah pertama yang muncul adalah penolakan dari kedua anak Stephanie atas kehadian Peter dalam hidup mereka. Namun, dengan ketelatenannya Peter mampu merebut hati anak kedua Stephanie, yaitu Sam. Sementara Charlotte sangat membenci Peter dan menilai penampilan Peter norak serta kampungan. 

Masalah kedua yang muncul adalah saat Peter pergi ke luar kota selama 2 minggu untuk urusan pekerjaan. Namun tiba-tiba saja Peter muncul lagi di rumah Stephanie, dengan penampilan yang sangat eksentrik. Dan dia tak mau dipanggil Peter, karena sesuai pengakuannya namanya adalah Paul Klone. Herannya, penampilan Paul sangat disukai oleh kedua anak Stephanie dan mereka dapat menerima Paul dengan tangan terbuka.

Ternyata, Paul Klone adalah hasil rekayasa genetik yang dilakukan Peter. Dia  adalah manusia kloning. Peter sengaja 'mengirimkan' Paul ke rumah Stephanie dengan harapan agar Stephanie tak terlalu merindukannya (suatu bentuk ungkapan cinta dan perhatian yang aneh menurutku). Semula Stephanie tak mau mempercayai hal itu karena dia merasa bahwa dia hanya sedang 'dipermainkan' oleh Peter.

Saat Stephanie mulai mempercayi hal itu, dia dihadapkan pada dilema. Dia mencintai Paul sebesar rasa cintanya pada Peter. Kelebihan Paul yang mampu menundukkan hati kedua anaknya dan mampu memberikan banyak kejutan dan hadiah yang menggembirakan benar-benar merebut hati Stephanie. Bersama Paul, sosok dan kenangan akan Peter perlahan memudar.

Namun, di saat Peter kembali dari dinas luar kotanya, Stephanie kembali dihadapkan pada perasaan cinta yang sangat mendalam pada Peter. Bersama Peter yang hangat dan konservatif, Stephanie mulai melupakan tentang Paul. Hanya saja, ketika Peter kembali dinas ke luar kota dan Paul kembali datang... perasaan Stephanie terombang-ambing lagi. Seringnya kejadian itu berulang membuat Stephanie benar-benar bingung dalam menentukan pilihan.

Peter sendiri mulai menyadari bahwa ternyata Paul juga mencintai Stephanie, begitu juga sebaliknya. Hal itu membuat Peter sangat cemburu, namun dia tak mampu marah pada Paul dan Stephanie karena dialah penyebab masalah itu. Dialah yang mengirimkan Paul pada Stephanie. Menyadari semua itu benar-benar membuat Peter menjadi sangat kalut.

Bagaimanapun, Stephani tetap harus menjatuhkan pilihan kepada salah satu diantara keduanya.

Yang aku pelajari dalam novel ini adalah :
  • Teknologi yang tidak dimanfaatkan dengan benar dapat memberikan dampak buruk bagi kehidupan manusia.
  • Cinta dalam kehidupan pernikahan tetap harus dijaga, dipupuk dan dipelihara.
  • Dalam kehidupan rumah tangga, kita dituntut untuk bisa menerima dan memberi kepada pasangan kita.

Penulis : Danielle Steel
Kategori : Fiksi (roman)
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Th. Terbit : 2003 (cetakan III)
Tebal : 256 halaman
Cover : Soft Cover

Manusia Kloning

Beberapa tahun yang lalu dunia sempat dihebohkan dengan berita tentang kloning. Yang dimaksud dengan kloning adalah teknik penggandaan gen yang menghasilkan keturunan yang sama sifat baiknya dari segi hereditas maupun penampakannya (wikipedia). Ternyata berita itu memunculkan ide pada Danielle Steel untuk menulis novel yang berjudul The Klone and I dan bercerita tentang manusia kloning. Dan..., ini adalah buku Danielle Steel pertama yang aku baca dan novel romantis kedua setelah Momen Penuh Keajaiban.

Novel ini menceritakan tentang rumah tangga Stephanie yang hancur berantakan karena suaminya, Roger, menceraikannya. Penyebab dari kehancuran rumah tangga itu adalah kehadiran Helena yang mampu membuat Roger tergila-gila. Stephanie yang tak pernah menyangka rumah tangganya akan hancur benar-benar shock dan merana, hingga akhirnya dia mulai menata kehidupannya lagi.


Stephanie yang sejak menikah memutuskan untuk total mengurus keluarga, mulai mempercantik diri dan membuka diri. Jika semula dia tak perduli dengan dandanannya, maka Stephanie mulai rajin ke salon. Beberapa kencan telah dilakukannya untuk menemukan kembali pasangan hidupnya, namun semua kencannya berakhir begitu saja. Tak seorang pun mampu memikat hatinya.

Hingga suatu saat, sewaktu anak-anaknya sedang bersama ayahnya dan Helena, Stephanie memilih bersenang-senang dan memanjakan diri dengan terbang ke Paris. Dalam salah satu kesempatan, secara tak terdua ia bertemu seorang pria yang menarik. Pria itu bernama Peter Baker, seorang yang pemalu, cerdas dan sangat konservatif. Ternyata perkenalan mereka berlanjut menjadi semakin dekat dan akrab.

Bersama Peter, Stephanie merasa dibutuhkan dan dicintai. Stephanie mendapat limpahan cinta yang luar biasa dari Peter.  Kebahagiaan yang dulu tak pernah dirasakannya muncul bersama kehadiran Peter dalam kehidupannya. Hanya saja, rupanya masalah belum mau beranjak dari hidup Stephanie.

Masalah pertama yang muncul adalah penolakan dari kedua anak Stephanie atas kehadian Peter dalam hidup mereka. Namun, dengan ketelatenannya Peter mampu merebut hati anak kedua Stephanie, yaitu Sam. Sementara Charlotte sangat membenci Peter dan menilai penampilan Peter norak serta kampungan. 

Masalah kedua yang muncul adalah saat Peter pergi ke luar kota selama 2 minggu untuk urusan pekerjaan. Namun tiba-tiba saja Peter muncul lagi di rumah Stephanie, dengan penampilan yang sangat eksentrik. Dan dia tak mau dipanggil Peter, karena sesuai pengakuannya namanya adalah Paul Klone. Herannya, penampilan Paul sangat disukai oleh kedua anak Stephanie dan mereka dapat menerima Paul dengan tangan terbuka.

Ternyata, Paul Klone adalah hasil rekayasa genetik yang dilakukan Peter. Dia  adalah manusia kloning. Peter sengaja 'mengirimkan' Paul ke rumah Stephanie dengan harapan agar Stephanie tak terlalu merindukannya (suatu bentuk ungkapan cinta dan perhatian yang aneh menurutku). Semula Stephanie tak mau mempercayai hal itu karena dia merasa bahwa dia hanya sedang 'dipermainkan' oleh Peter.

Saat Stephanie mulai mempercayi hal itu, dia dihadapkan pada dilema. Dia mencintai Paul sebesar rasa cintanya pada Peter. Kelebihan Paul yang mampu menundukkan hati kedua anaknya dan mampu memberikan banyak kejutan dan hadiah yang menggembirakan benar-benar merebut hati Stephanie. Bersama Paul, sosok dan kenangan akan Peter perlahan memudar.

Namun, di saat Peter kembali dari dinas luar kotanya, Stephanie kembali dihadapkan pada perasaan cinta yang sangat mendalam pada Peter. Bersama Peter yang hangat dan konservatif, Stephanie mulai melupakan tentang Paul. Hanya saja, ketika Peter kembali dinas ke luar kota dan Paul kembali datang... perasaan Stephanie terombang-ambing lagi. Seringnya kejadian itu berulang membuat Stephanie benar-benar bingung dalam menentukan pilihan.

Peter sendiri mulai menyadari bahwa ternyata Paul juga mencintai Stephanie, begitu juga sebaliknya. Hal itu membuat Peter sangat cemburu, namun dia tak mampu marah pada Paul dan Stephanie karena dialah penyebab masalah itu. Dialah yang mengirimkan Paul pada Stephanie. Menyadari semua itu benar-benar membuat Peter menjadi sangat kalut.

Bagaimanapun, Stephani tetap harus menjatuhkan pilihan kepada salah satu diantara keduanya.

Yang aku pelajari dalam novel ini adalah :
  • Teknologi yang tidak dimanfaatkan dengan benar dapat memberikan dampak buruk bagi kehidupan manusia.
  • Cinta dalam kehidupan pernikahan tetap harus dijaga, dipupuk dan dipelihara.
  • Dalam kehidupan rumah tangga, kita dituntut untuk bisa menerima dan memberi kepada pasangan kita.

Penulis : Danielle Steel
Kategori : Fiksi (roman)
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Th. Terbit : 2003 (cetakan III)
Tebal : 256 halaman
Cover : Soft Cover

Minggu, 21 Maret 2010

Momen Penuh Keajaiban

Kali ini aku ingin menulis tentang sebuah buku karya Nora Robert, yang berjudul "Momen Penuh Keajaiban". Terus terang, baru kali ini aku membaca karya dari Nora Robert. Novel ini, Momen Penuh Keajaiban, termasuk novel romantis. Dan.., ini juga menjadi pengalaman pertamaku membaca novel romantis seperti ini.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Ryan Swan dan Pierce Atkins. Ryan Swan adalah gadis yang cantik dan pintar sekaligus pewaris tunggal dari Swan Productions. Suatu penggambaran tokoh yang sempurna. Namun ternyata Ryan menyimpan sebuah kesedihan yang terpendam semenjak lama. Sebenarnya dulu ayahnya mengharapkan dia terlahir sebagai anak lelaki. Seumur hidupnya Ryan berjuang keras untuk menebus kesalahannya karena dilahirkan sebagai anak perempuan.


Bennett Swan, ayah dari Ryan Swan sebenarnya sangat menyayangi dan bangga pada putri tunggalnya itu. Ia memberi Ryan segala yang bisa dibeli dengan uangnya. Ia menyayangi anaknya dengan cara yang dia tahu, padahal sebenarnya Ryan lebih mengharapkan perhatian dan kehangatan ayahnya. Itulah yang menyebabkan Ryan tak bisa dekat dengan ayahnya, bahkan semenjak kematian ibunya.

Kekecewaan Ryan kepada ayahnya tergambar pada saat ayahnya mengirimkan paket sebagai kado ulang tahun tepat pada hari ulang tahunnya, kebetulan pada saat itu Ryan berada di Las Vegas sementara ayahnya berada di Los Angeles.
"Mengapa? tuntut Ryan dalam hati. Mengapa dia tidak menunggu dan memberinya hadiah secara langsung? Mengapa dia mengirim pesan yang diketik, berbunyi seperti telegram, dan hadiah yang sudah pasti dipilihkan oleh sekretarisnya? Mengapa dia tidak bisa mengirimkan cintanya saja? (halaman 180)
Sementara Pierce Atkins adalah seorang ilusionis yang sangat terkenal. Ilusi dan trik meloloskan dirinya penuh keberanian, mencolok dan tidak dapat dijelaskan. Pierce digambarkan sebagai sosok pria yang mempesona dengan 'misteri' yang menyelimutinya. Seperti Ryan, Pierce pun mempunyai kepedihan masa lalu yang tersimpan di hati. Semenjak kecil dia menyaksikan perilaku kasar ayahnya kepada ibunya, bahkan Pierce kecil penah dikunci ayahnya di dalam lemari. Beruntung, Pierce akhirnya dapat diselamatkan dan dititipkan pada sebuah panti asuhan. 

Kisah masa lalu yang kelam tak membuat Pierce menjadi pemuda yang terganggu jiwanya. Walau dengan kemampuan ilusi dan trik yang dimilikinya, mudah baginya untuk menjadi seorang kriminal, namun Pierce telah bertekad untuk menjadi seorang pria yang jauh lebih baik dari ayahnya. Hanya saja, Pierce berkembang menjadi pemuda yang penuh misteri dan pendiam. Dan belakangan baru terungkap, bahwa ilusi meloloskan dirinya mungkin muncul dari pengalaman masa lalunya saat harus 'terperangkap' dalam sebuah lemari yang terkunci.
"Apakah Pierce berusaha meloloskan diri dari rantai, peti dan lemari besi karena masa kecil dulu dia selalu terkunci di dalam lemari gelap? Apakah dia terus-menerus berusaha melakukan hal yang mustahil karena dulu merasa begitu tak berdaya?" (halaman 127)
Pertemuan keduanya terjadi pada mulanya karena Ryan Swan ditugasi oleh ayahnya untuk menyelesaikan kontrak antara Pierce Atkins dengan Productions. Popularitas dan kegeniusan Pierce telah memikat Swan Productions. Pihak Swan ingin membuat sebuah tayangan televisi live dengan bintang utama Pierce Atkins. Kesepakatan yang akhirnya terjalin antara Pierce dan Swan Production adalah menetapkan Ryan Swan sebagai Produser Eksekutif untuk proyek itu.

Ryan mencurahkan segenap waktu dan perhatiannya pada proyek itu. Ia ingin membuktikan pada dirinya sendiri, dan khususnya pada ayahnya, bahwa dia sanggup mengerjakan proyek itu. Namun dalam pelaksanaannya tak semulus itu, karena ayahnya selalu ikut campur dan ikut serta dalam menentukan siapa-siapa yang harus masuk dalam tim proyek itu. Hal itu tentu saja membuat hubungan Ryan dan ayahnya sempat memanas. Masalah juga muncul dari Pierce karena dia mempunyai tim sendiri dan ingin tim-nya bekerja penuh dalam proyek televisi itu.

Yang mendominasi cerita justru adalah kisah cinta antara Ryan dan Pierce. Ryan yang sangat haus akan perhatian dan kasih sayang seolah mendapatkan apa yang dibutuhkannya dari Pierce. Kelembutan dan kemampuan Pierce untuk memahami dan mencintainya sepenuh hati benar-benar membuat Ryan jatuh hati. Pesona Ryan pun tak mampu ditolak oleh Pierce yang selama ini tertutup. 

Hubungan keduanya memanas ketika untuk proyek televisi itu Pierce telah merancang sebuah ilusi meloloskan diri yang sangat berani. Terdorong oleh ketakutannya akan kehilangan Pierce, Ryan melarang Pierce melakukannya dan tentu saja hal itu ditolak Pierce. Sejak itu, hubungan mereka memburuk dan puncaknya adalah sesaat setelah proyek televisi itu berakhir, Ryan menghilang. Pierce pun kehilangan jejaknya.

Satu hal yang membuatku bernafas lega adalah di akhir cerita digambarkan hubungan antara Ryan dan ayahnya membaik.

Yang menarik dari buku ini, menurutku, adalah :
  • Sikap dan perilaku orang tua seringkali sangat membekas di hati anak-anaknya dan terbawa sampai dewasa.
  • Yang dibutuhkan oleh anak bukan materi semata, namun lebih pada perhatian dan cinta kasih.
  • Komunikasi adalah kunci penyelesaian dari setiap masalah yang ada.
  • Dengan ketekunan dan profesionalitas, maka kita akan mampu menghasilkan sesuatu yang luar biasa.

Penulis : Nora Robert
Kategori : Fiksi (roman harlequin)
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Th. Terbit : 2007 (cetakan II)
Tebal : 328 halaman
Cover : Soft Cover