Jumat, 06 Agustus 2010

Gara-gara kecanduan buku

Apakah yang terjadi jika seseorang kecanduan buku ? Yang jelas, dia jadi lupa waktu. Itulah yang terjadi pada Shasa-ku. Jika sudah membaca buku bacaannya (di kamarnya), dia tak bisa diganggu, dan sulit untuk meninggalkan bukunya sebelum selesai dibaca. Bahkan, waktu belajarnya pun rela tersita oleh keasyikannya membaca buku.

Tentu saja hal itu membuat ayahnya sempat gusar. Ayahnya sudah meminta Shasa untuk mengurangi kegiatan membacanya dan lebih fokus pada pelajaran sekolahnya. Tapi, anjuran ayahnya itu tak mempan bagi Shasa, karena dia terlanjur kecanduan buku dan sulit meninggalkan buku-bukunya.

Setiap hari, masih saja Shasa asyik dengan buku-buku bacaannya. Buku-buku yang telah dan akan dibacanya berserakan di lantai kamarnya. Shasa memang lebih suka membaca di kamarnya, karena tak akan ada yang mengganggu. Dan yang pasti, karena di kamar Shasa bisa membaca dalam posisi yang disukainya : tengkurap di kasur...! Sulit sekali mengubah kebiasaan itu, setidaknya dia tidak mencontoh perilaku buruk ibunya yang lebih suka membaca buku sambil tiduran... hehehe.


Akibat dari tidak patuhnya Shasa atas anjuran ayahnya untuk lebih fokus pada pelajaran sekolahnya, akhirnya si Ayah terpaksa membuat peraturan baru. Aturan itu adalah : Shasa hanya boleh membaca buku-buku bacaannya pada hari Sabtu dan Minggu saja, selain hari itu Shasa hanya boleh membaca buku pelajaran. Bukan hanya itu, aku pun dilarang sering-sering membelikan Shasa buku bacaan baru lagi... Hikss...

Yup, aku akui... bahwa akhir-akhir ini (jika ada uang lebih) aku lebih suka membelikan Shasa buku baru. Aku malah jarang membeli buku untukku sendiri, karena aku sekarang lebih suka berburu buku gratis hehehe. Itu sebabnya, buku bacaan koleksi Shasa bisa dibilang cukup banyak. Jika ingin tahu buku-buku koleksi Shasa, silahkan klik tombol "tampilkan" di bawah ini.

buku pertama yang menarik minat membaca Shasa adalah Komik Doraemon

buku cerita anak dan dongeng

koleksi Kecil-Kecil Punya Karya

koleksi biografi tokoh terkenal

koleksi buku-buku pengetahuan

koleksi Chicken Soup for Children

buku-buku hadiah dari produk susu

buku-buku karya Enid Blyton

koleksi buku seri matematika

koleksi buku kisah Islami

koleksi buku 'budi pekerti' ala perpustakaan sekolah

koleksi novel anak Islam dan cerita anak Islam


Nah..., itulah koleksi buku-buku Shasa, yang meskipun sudah dibacanya tapi Shasa masih saja tetap rajin membaca ulang... hehehe. Bagaimana pengalaman sobat semua dengan buku ? Sharing dikotak komentar ya..? Terima kasih.




Kamis, 05 Agustus 2010

Belajar jadi narasumber

Pada Senin siang yang lalu, sekretaris kantorku memberitahuku bahwa ada undangan dari KPU untuk kantorku sebagai narasumber pada suatu acara yang digelar oleh KPU. Itu sebabnya, sejak Selasa kemarin aku (dibantu oleh beberapa orang) mempersiapkan materinya. Kami menyiapkan materi 2 materi sekaligus, materi yang akan disampaikan oleh kepala kantorku sekaligus materi untukku sendiri.

Rabu kemarin, saat materi sudah siap semua, tiba-tiba salah seorang teman bilang bahwa materi yang sedianya mau aku pakai rupanya 'diminta' oleh Kepala Kantorku. Alasan Kepala Kantorku, materi yang kami siapkan untuk beliau terlalu 'tinggi' sehingga beliau memilih materi yang sejatinya menjadi bagianku, karena dinilai lebih aplikatif. Hal itu tentu saja membuatku pontang-panting dan segera menyiapkan materi baru lagi.

So, seharian kemarin aku sibuk menyusun materi lagi dan masih berlanjut sampai di rumah. (Itu sebabnya, aku kemarin malam tak bisa blogging... hehehe). Urusan materi sudah siap, tinggal bagaimana aku mendalami materi yang akan aku sampaikan. Maklum saja.., ini adalah kali pertama aku bicara selaku narasumber. Sebelumnya aku sudah pernah juga jadi pembicara, tapi dalam acara pembinaan dan pengarahan, berbeda sekali dengan 'narasumber'. Aku tak ingin kesempatan menjadi narasumber kali pertama ini mengecewakan.. :D

Dan, hari ini adalah saat yang dijadwalkan kami menjadi narasumber di KPU. Yang mendapat kesempatan pertama menjadi pembicara adalah Kepala Kantorku, selanjutnya baru aku. Belajar jadi narasumber ternyata asyik juga. Yang jelas, aku jadi harus belajar lagi... agar materi yang aku sampaikan dapat aku kuasai dan dapat diterima dengan baik oleh pendengarnya. Hanya saja, aku belum bisa menyampaikan materi dengan menarik, aku belum bisa menyelipkan guyonan dalam penyampaian materi itu.

Kalau Kepala Kantorku, sudah terbiasa menjadi narasumber dan beliau pun mampu menyelipkan guyonan dalam materinya, sehingga suasananya tidak terlalu tegang. Aku harus belajar agar bisa melakukannya, semoga saja pada kesempatan berikutnya aku dapat tampil lebih baik lagi. Amin.

Rabu, 04 Agustus 2010

Kopdar lagi....

Hai... hai... aku mau menepati janji nih untuk bagi-bagi cerita tentang acara kopdar-ku dengan seorang blogger yang smart dan cantik (ternyata aslinya jauh lebih cantik daripada fotonya yang nampang di blog lhooo) dari Bandung. Siapah dia..? Yups... betul sekali, dia adalah Vicky Laurentina. Bersyukur sekali aku berkesempatan dinas ke Bandung. Jika bukan karena acara dinasku ke Bandung, mungkin aku tak pernah berkesempatan untuk kopdar dengannya.

Kopdar-ku kali ini adalah kopdar ketiga yang telah aku lakukan dengan sesama blogger. Kopdar pertamaku dengan Mbak Fanda pada tanggal 11 Juni 2009. Kopdar keduaku dengan Mbak Kuyus (sahabat pertamaku di jagad blogsphere yang kini malah telah menterlantarkan blognya hehehe) pada tanggal 7 Agustus 2009. Seperti acara kopdarku sebelumnya, kopdar kali ini hanya dihadiri oleh kami berdua (tanpa ada blogger lainnya).

Aku memang niat banget bisa kopdar dengan mbak Vicky, tapi masalahnya aku tak kenal daerah Bandung. Untungnya mbak Vicky mau bersusah payah menemuiku di hotel tempatku menginap. Dan sore hari tanggal 30 Juli 2010 akhirnya kopdar itu terjadi juga. Aku yang merasa capek tiba-tiba jadi malas untuk ganti baju dan turun ke loby, maka aku pesan kepada receptionist agar mengantarkan tamu istimewaku itu langsung ke kamar. Aku juga udah kirim pesan ke Mbak Vicky agar langsung ke kamarku aja, dan tak lupa aku tuliskan juga nomor kamarku.

Sempat terjadi kesalahan kecil, karena aku salah menuliskan nomor kamarku maka mbak Vicky mengetuk kamar yang salah. Harusnya kamarku 512, tapi waktu SMS aku nulisnya 312 hehehe. So, begitu kami akhirnya bisa ketemu di depan pintu kamar, maka yang terjadi adalah... kami teriak kegirangan..! hehehe.

 Bukti kopdar antara 'catatan kecilku' dan 'georgetterox'

Acara kopdar dengan mbak Vicky sangat mengasyikkan. Meskipun kami baru sekali ketemu di dunia nyata, tapi tak ada rasa canggung di antara kami. Maklum saja, mbak Vicky sangat friendly dan benar-benar 'heboh' seperti yang terlihat dalam blognya. Kami bicara banyak hal... dan lebih banyak adalah bicara tentang hal-hal yang telah kami tuliskan, karena... kami sama-sama suka menuliskan tentang hal-hal yang kami alami atau kami rasakan/pikirkan. Karena kami telah sama-sama suka baca blog masing-masing, sehingga kami rasanya sudah mengenal lama banget karena ternyata sudah banyak hal yang kami ketahui satu sama lain... hehehe.

Sayang sekali, waktu 1 jam terasa sangat singkat. Mbak Vicky punya jadwal acara lain, demikian juga aku. So, meskipun belum puas ngobrolnya... mau tak mau acara kopdar itu harus kami akhiri juga. Semoga saja lain kali kami bisa ketemu lagi deh... dan terima kasih banyak untuk mbak Vicky yang telah membuat acara dinasku ke Bandung jadi semakin menyenangkan. Thanks juga karena telah memberikan semua informasi yang aku butuhkan selama aku di Bandung beberapa saat yang lalu. So, kapan kita bisa kopdar lagi di Surabaya mbak Vicky....? hehehe

Selasa, 03 Agustus 2010

Hasil Speech Competition

Seperti yang kuceritakan beberapa waktu yang lalu, bahwa Sabtu 31 Juli 2010 yang  Shasa ditunjuk sekolahnya untuk mewakili mengikuti Speech Competition yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga pendidikan Bahasa Inggris di kotaku. Dalam kesempatan itu, Shasa mewakili sekolahnya bersama dengan 9 murid yang lain. 

Sebagaimana kuceritakan sebelumnya, Shasa ingin sekali aku bisa hadir di acara itu, tapi berhubung aku harus dinas ke Bandung, maka keinginan itu terpaksa tak dapat aku penuhi. Itu sebabnya, Shasa berharap bisa masuk ke babak final yang diselenggarakan pada hari Minggu, 1 Agustus 2010. Sebab, aku sudah pulang ke Madiun lagi pada hari Minggu dini hari.


Sabtu kemarin, aku dapat kabar bahwa ternyata acaranya terbagi dalam 2 kategori yaitu : Speech Competition dan News Reading Competition. Untuk Speech Competition, terbagi dalam 3 kategori : Kindergarten, Primary School (1,2,3) dan Primary School (4,5,6). Shasa masuk kategori ketiga, karena Shasa sudah di kelas 5 SD. Sementara untuk News Reading Competition terbagi dalam 2 kategori : Junior High School dan Senior High School. 

Jumlah total peserta (kabarnya) lebih dari 300 orang, sementara peserta di kategori yang diikuti Shasa yaitu Primary School (4,5,6) sejumlah 107 orang. Dengan jumlah peserta sebanyak itu, aku terus terang aja tak berani berharap terlalu banyak pada Shasa, karena kulihat kemampuan Shasa dalam berpidato tidak terlalu menonjol. Namun ternyata, Allah mengijinkan aku untuk menyaksikan Shasa dalam Speech Competition itu, karena pada Sabtu malam (21.00) diumumkan bahwa ternyata Shasa masuk sebagai salah satu dari 17 anak kategori Primary School (4,5,6) yang masuk final..! Alhamdulillah...

Jadinya, Minggu pagi sepulang dari Bandung, aku tak bisa beristirahat di rumah, karena sejak jam 8 pagi aku dan suami harus antar Shasa ke tempat lomba. Aku sempat melihat pengumuman nilai seluruh peserta, dan ternyata nilai Shasa cukup bagus : 90. Sementara itu, di kelompok Shasa nilai tertingginya 95,5. Jadi, menurutku nilai yang didapat Shasa juga sudah cukup memuaskan aku.

Saat lomba, Shasa bisa tampil dengan baik di depan 3 orang juri (native speaker semua lho..!), namun... penampilan finalis-finalis lainnya juga tak kalah baiknya. Aku sendiri tak berharap Shasa bisa masuk ke 6 besar, karena peserta lainnya sangat bagus. Shasa sangat nervous sewaktu pengumuman akan dibacakan, karena dia berharap bisa masuk sebagai salah satu juara meskipun hanya juara harapan. Sewaktu juara harapan 1 dan juara harapan 2 disebutkan namanya (dan itu bukan nama Shasa), dia langsung berkata bahwa dia tak menang. Ternyata benar... Shasa tak berhasil menang dalam kompetisi kali ini.

Awalnya terlihat sekali bahwa Shasa sangat kecewa karena tak berhasil menang. Beberapa kali dia memastikan padaku bahwa aku tak akan marah atas kekalahannya itu. Meskipun aku sudah berulang kali juga mengatakan bahwa aku tak marah dan sudah puas dengan pencapaiannya sejauh ini, nampaknya Shasa belum puas juga. Namun untungnya, beberapa waktu kemudian akhirnya Shasa bisa menerima kekalahannya dengan lapang dada.

Terima kasih banyak untuk semua sahabat yang telah ikut membantu Shasa dengan doa. Berkat doa sahabat semua, Shasa berhasil masuk final dan meskipun Shasa belum berhasil menang, tapi Shasa telah mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman yang pasti berguna baginya. Semoga semua itu akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi masa depannya kelak. Amin.

Senin, 02 Agustus 2010

Bahagiaku

Alhamdulillah... aku bahagia sekali dan aku ingin berbagi bahagia ini dengan semua sobat yang telah mampir ke sini. Yang pertama, aku bahagia karena perjalanan dinasku ke Bandung sejak Kamis hingga Minggu dini hari telah berjalan lancar. Yang membuat acara-ku di Bandung makin menyenangkan adalah karena aku dapat kesempatan untuk kopdar dengan Mbak Vicky (cerita lengkapnya nyusul ya..).

Yang kedua, aku bahagia karena bisa kembali lagi mengunjungi rumah mayaku ini setelah terlantar selama berhari-hari karena aku tinggal pergi. Terima kasih untuk semua yang tetap setia mampir kesini. Maaf jika aku belum sempat berkunjung balik ya... Insya Allah aku akan meluangkan waktu untuk nyicil mengunjugi sobat semua. Sabar ya...

Yang paling membahagiakan aku adalah hari ini... Yups, hari ini adalah Hari Ulang Tahun Pernikahanku yang ke-12. Tak terasa sudah 12 tahun aku lewati hari dalam suka dan duka bersama  dengan suami tercinta. Sebuah perjalanan yang memberikan banyak pelajaran hidup dan memberikan kenangan yang tak terlupakan bagi kami berdua. Sebuah perjalanan yang telah mendewasakan aku....

Teruntuk suamiku...
tetaplah mencintaiku dan menerimaku sebagaimana aku adanya
tetaplah menjadi cahaya dalam hidupku
tetaplah menjadi penuntun dalam tiap langkahku
tetaplah menjadi penguat dalam setiap keterpurukanku
tetaplah gandeng tanganku hingga akhir nanti

Teruntuk suamiku...
terima kasih yang tak terhingga untukmu karna telah :
menemani hari-hariku
menampung semua keluh kesahku
berbagi tawa bahagia bersamaku
berlapang dada menerima segala marahku
menerima segala kekurangan dan kelemahanku

Teruntuk suamiku...
cinta dan hidupku telah tercurahkan sepenuhnya untukmu
kesetiaan ini aku persembahkan hanya untukmu
semoga pondasi cinta kita makin kukuh dari hari ke hari
hingga bangunan yang kita bangun mampu mengayomi kita bersama
dalam membimbing dan mengasuh buah hati kita

Terima kasih suamiku telah menemaniku dalam perjalanan ini
semoga saja sinergi yang terbangun antara kita
dapat mengantarkan Shasa menuju kebahagiaan dan keberhasilan
Amin...






Sebagai penutup aku ingin menyalin lirik lagu CINTA PUTIH yang telah dibuat Katon Bagaskara, karena lirik lagu itu benar-benar mewakili apa  yang ingin aku sampaikan...

Mari kita jaga sebentuk cinta putih yang telah terbina
Sepenuhnya terjalin pengertian antara engkau dan aku
Masihlah panjang jalan hidup mesti ditempuh
S’moga tak lekang oleh waktu

Cukup bagiku hadirmu
Membawa cinta selalu
Lewat warna sikap kasihku
Kau ungkap tlah terjawab

Jika kau bertanya sejauh mana cinta membuat bahagia
Sepenuhnya t‘rimalah apa adanya dua beda menyatu
Saling mengisi tanpa pernah mengekang diri
Jadikan percaya yang utama

Minggu, 01 Agustus 2010

Reformasi

Yuk kali ini kita bicara tentang reformasi. Kalau kali ini topiknya sedikit beda dan agak 'berat'itu karena aku memenuhi ajakan Mas Trimatra yang kembali menggelar acara Posting kolaborasi dengan tema: "di bawah bendera reformasi" (ih, judulnya 'serem' juga ya..? hehehe)

Yang aku tahu, pengertian reformasi adalah : merobah, atau merombak, atau membangun kembali, atau menyusun kembali. Kata reformasi sendiri aku (atau kita?) kenal pada masa-masa tumbangnya orde baru. Tujuannya tentu saja untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang sudah diwariskan oleh Orde Baru atau merombak segala tatanan politik, ekonomi, sosial dan budaya yang berbau Orde Baru.

Reformasi di negara kita memang harus dilakukan dalam berbagai bidang. Yang harus diingat adalah bahwa reformasi bukan hanya urusan pemerintah saja atau rakyat saja, namun urusan seluruh bangsa. Memang, rakyatlah yang paling membutuhkannya, khususnya demi kehidupan yang lebih baik bagi generasi yang sekarang dan generasi yang akan datang.

Namun kali ini aku tak akan membahas reformasi secara umum, karena (bagiku) terlalu kompleks. Aku hanya akan bicara tentang reformasi di dunia pendidikan. Sebagaimana kita semua tahu, bahwa makin hari biaya pendidikan semakin tinggi. Bahkan di sekolah-sekolah negeri serta perguruan tinggi negeri pun biaya pendidikan juga sudah mulai mahal.

gambar diculik dari sini

Untuk ukuran SD saja, meski biaya pendidikan katanya sudah gratis, tapi masih saja ada sekolah-sekolah yang mensyaratkan murid-muridnya untuk memiliki buku sendiri. Memang sekarang pengadaan buku tidak lagi menjadi urusan sekolah, tapi tiap murid harus mencari sendiri. Meski begitu tiap wali murid pasti keluar uang banyak, karena harga buku pelajaran sekolah SD saja sudah mahal. Sementara untuk sekolah-sekolah yang ada di pinggiran (dan sepi peminat) biasanya untuk pengadaan buku dan seragam sekolah diambilkan dari dana BOS.

Untuk jenjang SMP dan SMA di kotaku, sudah mulai ada Rintisan Sekolah Berstandar Internasional. Tentu saja dengan mensyaratkan biaya yang sangat tinggi bagi siapa saja yang berhasil masuk sekolah itu. Maklum saja, untuk sekolah2 berstatus RSBI ini tiap murid harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti laptop. Hal-hal seperti ini menyebabkan anak-anak pandai tapi miskin tak mendapat kesempatan untuk menuntut ilmu di sekolah-sekolah yang 'bagus' dan harus rela menuntut ilmu di sekolah-sekolah biasa saja.

Belum lagi biaya kuliah yang... makin gila-gilaan. Seperti tahun ini, beberapa rekan kerjaku banyak yang mencari perguruan tinggi untuk anak-anak mereka. Ada yang bilang bahwa untuk bisa masuk perguruan tinggi negeri pun dituntut biaya yang sangat besar, bahkan ada yang sampai mencapai 200 juta rupiah...! Wow.., baru masuk saja sebesar itu, terus biaya kuliah per semesternya berapa ya..?

Mengapa di negara kita tercinta biaya pendidikan begitu mahal ? Kita harus jujur mengakui bahwa masih banyak anak-anak yang tak mampu menikmati pendidikan sampai jenjang pendidikan menengah. Bahkan untuk mengikuti pendidikan dasar saja masih ada yang tak sanggup karena terbentur biaya. Jika anak-anak, selaku generasi penerus bangsa ini, tak mampu mengenyam pendidikan, lantas bagaimana nasib bangsa ini di masa yang akan datang ?

Rasanya kita semua perlu memikirkan lagi cara yang tepat agar setiap anak di negara ini bisa mengenyam pendidikan dengan biaya murah. Agar tak ada lagi anak-anak yang tak memiliki modal untuk menghadapi masa depan yang kian sarat dengan kompetisi ini. Kapan semuanya itu akan dapat kita wujudkan..?