Sabtu, 31 Juli 2010

Koleksi foto

Saat sobat mampir ke blog ini, aku sedang tidak ada disini. Sejak tanggal 29 Juli 2010 malam aku berangkat ke Bandung dan baru akan kembali ke Madiun lagi pada tanggal 1 Agustus 2010 dini hari. Keberangkatanku ke Bandung kali ini untuk acara dinas (lagi). Doakan kegiatanku di Bandung dapat berjalan dengan lancar ya..? Doakan juga semoga perjalananku lancar. Amin.

Sobat.., kali ini aku hanya ingin berbagi koleksi foto milikku. Namun maaf banget jika hasil pemotretan yang aku lakukan tak bagus. Mungkin juga sudut-sudut pengambilan gambar tak tepat. Segala kekurangan yang ada dalam foto ini mohon untuk dimaklumi ya... karena aku memang bukan photographer profesional. Aku bahkan tak pernah belajar tentang bagaimana teknik fotografi yang benar.

OK.., daripada berpanjang kata... inilah sebagian dari koleksi fotoku. Kali ini temanya adalah Bunga. Ini dia foto-fotonya.....

bunga teratai yang cantik sekali
(diambil dari sebuah tempat wisata)

koleksi kambojaku


beberapa koleksi euporbia-ku

bunga kemuning

bunga desember

Semua foto bunga itu adalah tanaman di rumahku, kecuali teratai. Sayang sekali, karena makin sempitnya waktuku (dan suamiku) untuk mengurusi tanaman-tanaman itu, beberapa diantaranya tidak terawat. Walau masih berbunga, tapi kondisinya sudah tidak secantik yang ada di foto-foto itu.

Nah.., bagaimana menurutmu kawan, apakah memandang keelokan ciptaan Yang Maha Kuasa mampu membuat damai hati kita..?

Jumat, 30 Juli 2010

Speech Competition

Besok, hari Sabtu, tanggal 31 Juli 2010 Shasa akan mengikuti lomba lagi, yaitu Speech Competition. Selama beberapa hari ini Shasa sibuk berlatih, siang hari di sekolah dengan guru pembimbing Bahasa Inggrisnya dan sore hari berlatih lagi di tempatnya les Bahasa Inggris. Beberapa hari yang sibuk, tak hanya bagi Shasa tapi juga bagi ayahnya yang harus bolak balik antar jemput Shasa.

Dalam lomba kali ini, salah satu tema yang diangkat dalam pidato itu adalah masalah teknologi. Untuk itu, Shasa telah mencoba membuat sendiri naskah pidatonya. Naskah yang dibuatnya tidaklah panjang, yang bercerita tentang kemajuan teknologi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari. Yang dijadikan contoh oleh Shasa adalah internet dan telepon seluler. Naskah itu sempat direvisi oleh guru les Bahasa Inggrisnya, karena ada beberapa kata yang dipilih Shasa dinilai kurang tepat.

Seperti biasa, Shasa sangat antusias sekali dalam mempersiapkan diri dalam lomba ini. Naskah pidato itu telah berhasil dihafal Shasa sejak jauh-jauh hari, mungkin karena hasil karya sendiri sehingga mudah baginya untuk menghafal naskah itu. Setelah naskah dikuasai, Shasa bisa fokus pada tekniknya.

Sebenarnya, Shasa ingin sekali aku bisa hadir dan menyaksikannya berlomba pada hari Sabtu itu. Namun sayang sekali, aku sedang dinas ke Bandung sehingga tidak bisa mendampinginya kali ini. Untuk menyemangati Shasa, ayahnya dan juga Ibuku akan hadir menemani Shasa. Semoga saja Shasa bisa tampil maksimal dalam lombanya nanti. Amin....

Shasa sangat berharap bisa lolos sampai ke babak final, agar aku bisa menyaksikannya berlomba. Menurut rencana babak final akan diselenggarakan pada hari Minggu 1 Agustus 2010 dan pada Minggu dini hari aku sudah sampai kembali di Madiun. Aku sendiri pun berharap dapat menyaksikan Shasa pada tanggal 1 Agustus nanti.

Sobat semua..., mohon doanya untuk Shasa ya, agar dia mampu menampilkan yang terbaik yang dia bisa, dan syukur-syukur bisa masuk final. Terima kasih...

Kamis, 29 Juli 2010

Bersaing dengan batuk

Beberapa hari ini aku terserang penyakit yang selama ini paling aku 'hindari' yaitu... batuk ! Karena, batukku memang bukan termasuk batuk yang ringan. Kalau aku sudah batuk pasti yang mendengarnya akan kasihan sekaligus risih, karena gak berhenti-berhenti bahkan sampai memerah mukaku. Itu sebabnya, aku tersiksa sekali jika sedang batuk. Aku malu bertemu banyak orang dalam keadaan seperti itu. Kalau teman-teman sekantorku, yang sudah lama kenal aku, tahu banget bagaimana beratnya batukku.

Cerita tentang bagaimana repotnya aku kalau sedang batuk pernah aku ceritakan di Rapat Batuk. Entah mengapa sejak kecil aku paling mudah terserang batuk. Kali ini batuk yang aku rasakan adalah karena kondisi tidak menguntungkan yang aku alami selama perjalanan dinasku ke Makasar beberapa hari yang lalu. Mungkin karena kondisi fisik yang lelah ditambah dengan masuk angin (karena tak terbiasa dengan AC), sehingga sang batuk kembali menyambangi aku.

Masalahnya adalah... Jumat dan Sabtu yang akan datang aku kembali harus melakukan perjalanan dinas ke Bandung. Sebenarnya acara dinas ke Bandung ini sudah bukan tugasku lagi semenjak aku dialihtugaskan ke bidang lain pada pertengahan bulan ini. Namun karena penggantiku masih berkewajiban menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya di tempat kerjanya yang lama sampai akhir bulan ini, maka my boss memintaku untuk pergi ke Bandung.

Rencananya aku akan berangkat ke Bandung dengan menggunakan kereta api pada hari Kamis malam dan akan kembali ke Madiun pada Minggu pagi. Yang menjadi pikiranku saat ini adalah batukku harus sembuh dulu sebelum berangkat. Tentu saja aku malu jika selama rapat berlangsung aku terbatu-batuk dengan sangat hebatnya. Alasan lainnya adalah kata kakak iparku yang tinggal di Bandung, saat ini Bandung sedang sangat dingin dan hampir tiap hari hujan. Nah.., aku takut jika batukku belum sembuh malah akan semakin parah.

Itu sebabnya aku sekarang bersaing dengan batuk. Kuat usahaku menghentikan batukku atau kuat batuk yang menguasaiku. Aku berjuang dengan barbagai cara agar kali ini aku yang menang bersaing melawan batuk. Bepergian dengan kondisi badan yang kurang fit sama sekali tidak menyenangkan bukan..?

Sobat..., bantu aku dengan doa ya semoga saja batukku segera berhenti dan aku siap menjalankan tugas untuk mengikuti rapat dinas ke Bandung. Amin.

Rabu, 28 Juli 2010

Laundry oh Laundry

Pada saat ini, makin banyak orang yang mencoba peruntungan mereka dalam dunia usaha. Bahkan dengan makin berkembangnya dunia ini, jenis usaha pun kian beragam. Kalau dulu orang-orang cenderung mencoba usaha di bidang makanan dan busana, kini tidak lagi. Ada yang mencoba usaha yang menyangkut buku, kerajinan tangan dll. Apalagi internet sangat mendukung dilakukannya toko online.

Yang saat ini sedang menjamur di kotaku adalah usaha laundry. Jika dulu pengusaha laundry hanya ada 1 dan itupun menarik biaya yang mahal, kini keadaan sudah berubah. Sudah banyak laundry di setiap pelosok kota, mulai dari sistem kiloan ataupun bijian. Kebetulan, aku punya beberapa pengalaman dengan beberapa laundry di kotaku. Karena aku tak punya asisten rumah tangga, maka terkadang aku membutuhkan jasa laundry untuk membantuku ketika waktuku sedang sangat sempit.

Semula aku mencoba laundry "D" yang memberikan fasilitas antar jemput dan sehari jadi. Selama ini aku cukup puas dengan pelayanannya karena tak pernah mengecewakan. Hanya saja, laundry "D" itu terhitung sedikit lebih mahal dibandingkan dengan laundry kiloan, karena laundry "D" menerapkan biaya untuk tiap potong baju. Namun untuk baju-baju itu penanganan khusus, seperti jas, kebaya atau baju yang berpayet-payet, aku lebih percaya kepada laundry "D".

gambar diculik dari sini

Aku pernah juga mencoba laundry "H" yang menerapkan sistem kiloan. Saat itu aku sedang sangat repot dan hendak bepergian, sehingga aku mencoba menggunakan jasa laundry "H". Kalau tidak salah, selama 3 kali aku menggunakan jasanya, aku selalu saja kecewa. Penyebabnya adalah waktu yang dijanjikan untuk selalu saja molor. Bahkan yang terakhir, janji 3 hari jadinya malah 6 hari...!

Kejadian itu membuatku kapok menggunakan jasa laundry "H" dan aku beralih ke laundry "K". Untuk urusan antar jemput cucian laundry "K" tak mengalami masalah dan selalu tepat waktu. Tapi, setelah 2 kali menggunakan jasanya, aku melihat bahwa hasil setrikaannya kurang rapi. Bahkan ada baju kerjaku yang 'rusak' karena setrikanya terlalu panas. Jadi, kuputus kerjasamaku dengan laundry "K".

Lama tak menggunakan jasa laundry, kembali aku mencari laundry baru setelah aku pulang dari Makasar. Maklum saja, sepulangnya dari Makasar aku malah masuk angin dan batuk-batuk. Sehingga untuk cucian yang besar-besar seperti jeans, sprei dll aku kembali mencari jasa laundry. Kali ini pilihan jatuh pada laundry "Q". Alhamdulillah..., setelah 3 kali menggunakan jasa laundry "Q" aku cukup puas dengan pelayanannya. Cucian yang dijanjikannya selesai dalam 2 hari selalu tepat waktu dan setrikaannya pun lumayan rapi.

Dari kejadian itu aku berpikir bahwa memanjakan pelanggan memang sulit dan membutuhkan kesungguhan hati. Jika seseorang menjalankan usaha tapi lupa mengutamakan kepentingan/kepuasan pelanggan, aku yakin usahanya akan dengan mudah gulung tikar. Seperti laundry "H" yang tergolong pelopor dalam bisnis laundry kiloan, setelah usahanya laris manis kini malah keteteran mengurus pelanggannya sehingga janji 3 hari jadi selalu saja mundur.

Padahal, kini banyak sekali laundry baru bermunculan di kotaku. Laundry "K" termasuk yang baru dan masalah janji masih bisa ditepati, mungkin karena pelanggannya belum banyak. Hanya sayangnya dia tak menjaga kerapian setrikaannya, sehingga pelanggan sepertiku yang merasa kesal karena bajunya jadi rusak karena seterika yang terlalu panas memilih mundur.

Ternyata... jika ada kemauan disitu ada jalan. Begitu banyak peluang usaha yang bisa dimanfaatkan karena mengingat makin sempitnya waktu para orang tua yang bekerja. Hanya saja, usaha tak hanya membutuhkan modal semata, tapi juga kemauan untuk memberikan pelayanan dan kepuasan bagi pelanggannya. Tanpa itu semua.., rasanya tinggal menunggu tutup saja.

Selasa, 27 Juli 2010

Belajar dari anak-anak

Cerita kali ini masih ada kaitannya dengan cerita tentang belajar tentang arti kelompok dan kepemimpinan yang aku ceritakan kemarin. Jadi, setelah aku melaporkan masalah anak-anak kelas 5 itu kepada bapak pembina Pramuka, rupanya kemarin siang langsung ditindaklanjuti oleh beliau.

Saat beliau masuk ke kelas 5, beliau meminta ketua Pramuka regu putri maju ke depan. Shasa dan satu lagi temannya (sebut saja namanya Tyas) maju. Setelah itu, bapak pembina Pramuka itu menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mendapat penjelasan dari anak-anak itu, akhirnya beliau memberikan penjelasan panjang lebar tentang arti kelompok. Beliau menekankan agar regu yang terbentuk jangan sampai dirubah-rubah lagi.

Akhirnya, memang regu Pramuka di kelas Shasa tidak mengalami perubahan. Semua bisa menerima dengan baik. Yang menarik, Tyas sebagai ketua regu putri kelompok lainnya, yang berencana untuk mengambil 4 orang anggota regu dari Shasa tanpa diminta meminta maaf pada Shasa. Selain itu, Mita (sebut saja begitu) sebagai salah satu dari 4 orang yang akan berpindah regu, juga meminta maaf pada Shasa. Shasa pun menerima permintaan maaf itu dengan tangan terbuka.

Lihatlah..., betapa anak-anak ternyata mampu bersikap lebih bijak daripada orang-orang dewasa. Anak-anak tanpa diminta telah dengan mudah meminta maaf atas kesalahannya. Mereka tak merasa gengsi meminta maaf. Sementara anak-anak pun dengan tulus memaafkannya, tanpa mengungkit-ungkit lagi semua yang telah terjadi. Sekarang pun pertemanan di antara mereka berjalan dengan normal, tanpa ada rasa sakit hati atau dendam. Bahkan, kemarin siang pun Shasa sudah berlatih lagi menari bersama-sama dengan anggota regunya.


Tak hanya Shasa dan teman-temannya yang belajar banyak dari kejadian kemarin itu. Tapi aku, yang kebetulan tahu permasalahan itu, jadi mendapat pelajaran berharga pula dari anak-anak. Aku belajar menjadi bijak, agar aku dapat mengajarkannya kepada Shasa. Aku belajar tentang ketulusan karena kulihat anak-anak dengan mudah melakukannya. Aku belajar lebih banyak tentang kekuatan maaf yang telah mampu mengukir kembali senyum di bibir mereka-mereka yang semula bermasalah.

Apakah kita, selaku orang dewasa akan dengan mudah meminta maaf pada siapa saja (termasuk kepada anak-anak sekalipun) saat kita melakukan kesalahan ? Apakah kita, selaku orang dewasa akan dengan tulus hati memberikan maaf pada orang-orang yang telah menyakiti kita ? Apakah kita, selaku orang-orang dewasa, akan dengan mudah melupakan rasa sakit hati dan dendam di hati kita ? Apakah kita, lebih baik daripada anak-anak itu ?

Kali ini..., rasanya yang mendapat pelajaran berharga lebih banyak adalah aku dari Shasa (dan teman-temannya) ... dan bukan  sebaliknya.

Senin, 26 Juli 2010

Belajar tentang arti kelompok dan kepemimpinan

Baru-baru ini Shasa belajar banyak tentang arti kelompok dan kepemimpinan. Untuk pelaksanaan perkemahan Pramuka yang akan diselenggarakan pada Sabtu-Minggu (tanggal 7-8 Agustus 2010 nanti) di kelas shasa sudah dibentuk 4 regu, 2 regu putra dan 2 regu putri. Shasa ditunjuk oleh Pembima Pramuka sebagai salah satu ketua dari regu putri dengan membawahi 9 orang anggota.

Mereka bersepuluh sudah seminggu kemarin berlatih atraksi yang akan ditampilkan dalam acara api unggun. Rencananya regunya Shasa akan menari. Namun sayang, ada 1 orang dalam kelompok Shasa yang sering tidak hadir saat latihan menari. Anggota regu Shasa yang lain meminta Shasa untuk mengeluarkan 1 orang yang tak pernah latihan itu (sebut saja namanya Cindy), karena regu yang satunya juga telah mengeluarkan 4 orang dari kelompoknya.

Sewaktu Shasa meminta pendapatku tentang usulan teman-temannya agar dia mengeluarkan Cindy, aku dengan tegas melarangnya. Kukatakan pada Shasa bahwa tugas ketua regu salah satunya adalah untuk menjaga kekompakan dan keutuhan kelompok. Memang tidak mudah karena karakter tiap anak berbeda-beda, tapi kutegaskan pada Shasa bahwa ini kesempatan istimewa baginya untuk berlatih mengatur banyak orang dengan banyak karakter. Kukatakan juga pada Shasa, baik buruknya anggota dan sukses tidak suatu regunya, semua itu tergantung pada pemimpinnya.

Kujelaskan juga kepadanya bahwa mungkin saja selama ini Cindy tak ikut berlatih karena tak ada orang tua yang mengantarkannya. Untuk anak-anak seusia Shasa, mobilitas mereka memang masih sangat tergantung pada orang tua mereka. Apalagi tempat dilakukannya latihan menari tempatnya kebetulan jauh dari rumah Cindy. Kuminta Shasa untuk membayangkan dirinya andai jadi Cindy yang dikeluarkan dari regunya, sementara regu yang lain juga tak mau menerimanya, bagaimana sedih dan terpukulnya perasaan Cindy. Itu makanya aku (dan ayahnya), meminta Shasa untuk tetap memberikan tempat bagi Cindy dalam regunya itu.

Aku (dan ayahnya) terus menerus memompa semangat Shasa untuk sebisa mungkin menyatukan anggota regunya. Ayahnya semula mengusulkan agar selama pelaksanaan api unggun itu, Cindy ditugasi untuk menjaga tenda karena dia tak bisa menari karena tak pernah latihan. Namun ternhyata Shasa punya solusi sendiri yang lebih bagus (menurutku). Dia meminta Cindy untuk tampil sendiri di acara api unggun itu dengan membaca puisi, sementara teman-teman lainnya menari.

Setelah keadaan berjalan 'normal' tiba-tiba Sabtu kemarin ada berita mengejutkan dari Shasa. Regu putri satunya yang telah mengeluarkan 4 orang anggotanya, tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan telah menarik 4 orang dari kelompok Shasa. Hal itu tentu saja memukul perasaan Shasa, apalagi selama ini dia sudah berjuang keras menjaga keutuhan kelompoknya.

Kali ini aku tak mau tinggal diam, karena kejadian bongkar pasang kelompok di kelas Shasa sudah terjadi sejak kelas 4 dulu. Aku melihat bahwa anak-anak itu belum diajar tentang arti kelompok, sehingga bagi mereka sah-sah saja mengeluarkan anggota kelompoknya dan menggantinya dengan orang lain sekehendak sendiri. Aku melihat bahwa anak-anak di kelas Shasa cenderung mengambil jalan termudah, tak cocok dibuang. Sehingga tak ada upaya untuk menyatukan visi dan misi dan membawa kelompok tetap utuh sampai tujuan.

Aku tak ingin perilaku seperti itu tetap jadi kebiasaan, sehingga terbawa pada dunia kerja nantinya. Sering aku melihat bahwa staf-staf yang bermasalah selalu saja diusulkan untuk dipindahkan ke bidang/kantor yang lain, dan mereka meminta ganti staf yang baik. Semua minta yang enak-enak saja. Padahal salah satu tugas dari pemimpin itu adalah memberikan pembinaan kepada anggotanya, sehingga baik buruknya anggota adalah menjadi tanggung jawab pemimpin.

Dengan dasar pemikiran itulah, aku tadi pagi sengaja menemui bapak guru pembimbing Pramuka di sekolah Shasa. Kujelaskan pada beliau tentang kondisi anak-anak perempuan kelas 5. Aku meminta bantuan kepada beliau untuk dalam kegiatan kepramukaan lebih menekankan dan melatih masalah kerjasama kelompok. Ternyata tanggapan dari guru pembimbing Pramuka sangat baik, bahkan beliau sendiri mengaku bahwa Sabtu kemarin sudah ada anak yang mengadu padanya kalau dia dikeluarkan dari regu Pramukanya. Hanya saja, Sabtu kemarin beliau belum sempat menindaklanjuti laporan tersebut.

Alhamdulillah, kejadian itu telah memberikan banyak pelajaran berharga pada Shasa. Dan kulihat Shasa tetap mau menerima 4 orang anggota regunya yang semula ingin pindah ke regu lain. Kukatakan padanya bahwa inilah pelajaran berharga yang tak dapat ditemukannya dari buku-buku. Aku bangga dengan kebesaran hatinya yang mau menerima kembali 4 orang anggotanya. Semoga saja, peristiwa itu juga memberikan pelajaran berharga bagi anggota regu yang lain.

Minggu, 25 Juli 2010

Ketika Shasa iseng

Di awal kelas 5 ini, beban pelajaran Shasa belum terlalu berat. Belum banyak tugas-tugas yang harus dikerjakannya, karena memang buku paket pelajaran belum dibagikan. Itu sebabnya, Shasa punya banyak waktu luang. Shasa punya banyak alternatif kegiatan di saat dia sedang iseng tak punya kerjaan.

Alternatif kegiatan pertama yang dilakukannya adalah... so pasti di dalam kamar, tidur tengkurap sambil membaca buku...! Jika jenuh membaca, Shasa akan beralih ke televisi.... nonton Upin dan Ipin hehehe. Namun, jika ternyata acara televisi membuatnya bosan juga, maka tangan-tangan mungilnya akan mencari mangsa. Ada saja yang dilakukannya... yang berakibat sampah tersebar dimana-mana. Itu sebabnya... meja belajarnya tak pernah rapi... *sigh*

Sudah menjadi kebiasaannya, Shasa tak mau ditungguin saat sedang iseng seperti itu. Alasannya, dia ingin membuat kejutan atas apa yang telah dibuatnya. Suatu ketika, Shasa asyik dengan gunting, kertas karton dan kertas melipatnya. Aku hanya mengamati saja dari jauh dan tak boleh mendekat sementara dia dengan serius menekuni pekerjaannya. Aku menahan nafas melihat potongan-potongan kertas berceceran kemana-mana...

Tak lama kemudian, dia dengan bangga menunjukkan pigura hasil karyanya. Hemmm... bagus juga. Kertas karton ditutupnya dengan kertas lipat biru, kemudian dia menggunting lagi kertas lipat warna pink dan kuning menjadi bentuk-bentuk hati dan menempelkannya pada pigura itu. Memang belum terlalu rapi, tapi aku salut dengan kreativitasnya.


Ternyata dia ingin membuatkan hadiah untuk sahabatnya, Lutfi. Pigura itu pun berisikan foto Shasa dan Lutfi saat mereka kelas 1 SD dulu. Shasa bangga sekali dengan hasil karyanya sore itu....

Sabtu, 24 Juli 2010

Bersiap untuk boyongan

Sobat.., beberapa saat yang lalu telah kuceritakan bahwa aku telah dimutasi ke tempat baru. Namun..., aku tak bisa langsung boyongan ke tempatku yang baru. Ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa aku tak bisa langsung menduduki tempatku yang baru. Yang pertama tentu saja karena masih ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan, begitu juga dengan penggantiku. Oleh sebab itu, kami sepakat untuk menyelesaikan tugas masing-masing terlebih dahulu.

Sehari setelah aku dimutasi, aku masih bertugas untuk menghadiri acara sosialisasi yang diselenggerakan di Makasar. Sementara penggantiku mempersiapkan acara yang akan diselenggarakan mulai tanggal 23 s/d 31 Juli di Bandung. Jadi, penggantiku baru bisa aktif bekerja menggantikan aku terhitung mulai 1 Agustus 2010 nanti. Itu sebabnya, sampai akhir bulan ini aku masih bertanggung jawab menyelesaikan tugas-tugasku yang (seharusnya) telah menjadi tugas-tugasnya.

Sebenarnya, aku dimutasi ke tempat yang 'kosong' karena orang yang menduduki tempat itu sebelumnya telah meninggal beberapa bulan yang lalu. Kekosongan itulah yang menyebabkan aku bisa langsung masuk tanpa menunggu apa-apa lagi, namun karena resiko dan beban pekerjaannya relatif lebih ringan maka aku bisa mendelegasikannya pada anggota timku yang baru, yang kebetulan orang-orang lama semua di bidangnya.

Memang, aku tidak dimutasi keluar dari kantorku yang sekarang, hanya ganti bidang yang aku tangani saja. Dan... Insya Allah Senin besok aku benar-benar akan menduduki posisi baruku. Makanya, beberapa hari ini aku mulai sibuk beres-beres, bersiap untuk boyongan. Mulai dari membongkar semua arsip-arsip pekerjaan sampai membersihkan mejaku. Hampir setiap hari aku memindahkan barang-barang pribadiku ke meja baruku (yang ada di ruangan lain). Alhamdulillah ..., Jum'at kemarin semua barangku sudah beralih tempat di mejaku yang baru... siap untuk aku gunakan Senin depan.

Sobat.., doakan aku semoga aku bisa menjalankan tugas baru di tempat baru dengan baik ya..?

Jumat, 23 Juli 2010

Sayangi anak-anak kita

Ingatkah kita
pada sesosok kecil yang tak berdaya saat baru saja dilahirkan
pada sorot mata bening yang memandang kita dengan penuh tanya
pada senyum manisnya yang membuat kita bahagia luar biasa
pada celoteh riangnya yang membuat kita tersenyum bangga
pada jari-jari mungilnya yang mengharapkan bimbingan kita
pada setapak demi setapak langkahnya tertatih-tatih menuju masa depan

Apakah ingatan kita akan semua itu mampu menumbuhkan kembali rasa sayang kita pada anak-anak kita ? Apakah kenangan akan anak-anak kita mampu menggetarkan sanubari kita ? Jika jawabannya adalah YA, mengapa masih saja ada anak-anak yang terlantar dan teraniaya ?

Anak-anak itu adalah makhluk yang 'lemah'. Mereka belum memiliki kekuatan sebesar kita. Mereka belum memiliki keberanian sekuat kita. Mereka belum memiliki pengetahuan sebanyak kita. Mereka belum memiliki pengalaman sekaya kita. Dan, tanpa memiliki semua itu... anak-anak tak memiliki senjata apapun untuk melawan kita, orang-orang dewasa. Satu-satunya yang mereka miliki (dan sudah tak kita miliki lagi) adalah kepolosan mereka. Sayangnya, tak banyak lagi orang dewasa yang tergetar oleh kepolosan anak-anak itu hingga akhirnya banyak anak-anak yang menjadi korban kekejaman dan kesewenang-wenangan.

Apakah kita sebagai orang tua sering (tanpa sengaja) menggunakan otoritas kita sebagai orang tua dalam 'menekan' anak ? Dan apakah yang kita dapatkan dari hal tersebut ? Tak lain dari anak-anak yang keras kepala dan suka memberontak di masa remajanya. Mengapa tak kita gunakan saja senjata kasih sayang, perhatian dan kepedulian pada anak-anak itu ? Dengan demikian kita akan mendapatkan anak-anak yang penuh kasih dan peduli pada sesama.

Sayangnya..., pada saat ini banyak sekali orang tua yang menderita stress akibat beratnya beban kehidupan di pundak mereka. Dan, yang lebih disayangkan lagi adalah... anak-anak yang seringkali menjadi korban dan pelampiasan rasa stress itu. Anak-anak yang masih lemah itu memang merupakan sasaran empuk untuk menerima semua kekesalan dan kekecewaan kita, karena mereka tak mampu mengelak. Bisakah kita membayangkan, akan jadi apa anak-anak yang bertahun-tahun dalam hidupnya hanya menjadi tumpuan kekesalan dan kekecewaan semata ?

Anak-anak adalah masa depan kita. Mereka adalah harapan kita di masa yang akan datang. Itu sebabnya sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan masa depan yang indah bagi kita dan anak-anak kita. Kita perlu mempersiapkan anak-anak menjadi pribadi-pribadi yang pandai, peduli, penuh kasih, beriman dan tangguh dalam menghadapi segala halangan yang menghadang di depan mata. Untuk mewujudkan itu semua, cukup kita melimpahi anak-anak kita dengan kasih sayang dan kesempatan untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan sebanyak-banyaknya.

Ingatkah kita pada syair Khahlil Gibran yang bicara tentang anak ? Syair itu menurutku indah sekali dan sangat bagus jika kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Inilah syair itu.....

Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu

Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi

Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.

Tepat pada Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2010 ini..., marilah kita memperbaiki sikap dan perlakuan kita terhadap anak-anak. Sayangi anak-anak kita, agar hidup ini pun mencintai anak-anak kita. Sehingga anak-anak kita akan mampu memberikan lebih banyak cinta pada sesama.

Pada Hari Anak Nasional (HAN) 2010 ini, Indonesia mengambil tema “Anak Indonesia Belajar untuk Masa Depan.” Dan, dalam rangka memperingati HAN 2010 ini, para narablog kembali ingin berpartisipasi dengan membuat postingan kolaborasi yang kali ini diprakarsai oleh Bang Iwan. Postingan ini pun dibuat untuk berpartisipasi dalam postingan kolaborasi itu. Semoga bermanfaat.



gambar diculik dari sini

Kamis, 22 Juli 2010

Yang membuatku kangen

Ada yang membuatku kangen setiap kali bepergian jauh dari rumah, apalagi jika (terpaksa) harus menginap. Yang pertama tentu saja Shasa, anakku tercinta. Setiap kali pergi jauh darinya, wajah dan senyumnya selalu terbayang. Aku tak akan tenang bepergian jika selama aku pergi Shasa menelpon atau SMS untuk mengatakan rasa kangennya atau menceritakan kesedihannya hari itu. Soalnya, saat aku mengetahui Shasa kangen padaku atau sedang sedih, yang terbayang adalah wajahnya yang menjadi sendu dan bibirnya yang manyun. Mengingat itu... membuatku ingin berlari pulang dan segera memeluknya.

Aku justru akan merasa tenang jika Shasa telpon atau SMS untuk cerita sesuatu yang menyenangkannya hari itu. Mendengarkan tawanya dan membayangkan wajah cerianya membuatku merasa tenang berada jauh darinya. Itu makanya, setiap kali aku hendak bepergian, aku suka berpesan pada suamiku untuk membuat Shasa selalu enjoy. Harapanku, dengan begitu Shasa tak akan telpon atau SMS yang isinya mengatakan dia kangen atau dia sedang sedih.

Selain itu.., yang membuatku kangen jika sedang jauh dari rumah adalah... suamiku. Tak nyaman rasanya berada jauh darinya, meskipun terkadang dia sukses membuatku kesal... hehehe. Namun, sekali-kali jauh dari pasangan ada bagusnya juga. Karena dengan begitu, kita jadi merindukannya dan mengenang semua hal indah yang telah dilalui bersama selama ini.

Selama aku pergi ke Makasar kemarin... aku sempatkan untuk membuka facebook via handphone-ku. Sementara aku libur tak blogging selama di Makasar, walau aku sebenarnya kangen banget untuk blogging. Ternyata, aku tak telaten membuka blog via HP.. hehehe. Selama ini aku hanya telaten buka FB dan cek email saja via HP.

Nah. pas aku buka FB dalam perjalanan dinasku ke Makasar itulah aku membaca status dari suamiku yang membuatku kangen ingin segera pulang ke rumah. Ini dia statusnya  (jika tak jelas, bisa klik gambar utk memperjelasnya) :

karena aku berangkat jam 02.30 suamiku rela bergadang dan memasak air untukku

status ini dibuatnya saat aku baru berangkat ke Surabaya

status ini dibuatnya untuk memenuhi pesanku agar selalu membuat Shasa enjoy selama aku pergi

Nah..., kalau membaca status suami seperti itu... pasti pengen pulang kan..? Apalagi setelah aku sampai ke rumah kembali (Sabtu jam 00.02 WIB), suamiku nulis status seperti ini :

siapa yang tak senang jika kedatangannya disambut gembira ?!

Tuh kan..., jadi kangen untuk berada di rumah terus... hehehe.

Rabu, 21 Juli 2010

Ke Makasar (3)

Sobat, ini cerita terakhirku (janji !) tentang oleh-oleh perjalananku ke Makasar. Semoga belum bosen membacanya ya...? Jika ingin tahu cerita kelanjutannya, segera aja baca cerita penutupnya. Mariii....

Nah, setelah acara belanja dan mengunjungi (lagi) Pantai Losari, aku buru-buru kembali ke hotel. Setelah semua urusan di kamar selesai, akhirnya aku turun kembali ke lobby pada pukul 12.35 WITA. Walau sebenarnya jadwal pesawatku baru akan terbang pada pukul 17.15 WITA tapi kami tetap harus check-out siang itu.  Sementara pihak panitia juga sudah menyiapkan bus untuk mengangkut peserta menuju Bandara Sultan Hasanudin pada pukul 13.00 WITA.

Sebenarnya sih maunya masih pengen belanja lagi, tapi mana mungkin aku belanja dengan membawa koper kesana kemari. Pihak hotel sendiri juga tak mau repot-repot dititipi koper-koper kami, apalagi kami sudah check-out dari hotel. Jadi (terpaksa) aku simpan hasrat untuk belanja dan ikut rombongan ke Bandara pukul 13.10 WITA (molor dari jadwal) siang itu.

So, aku dan peserta lain harus menunggu berjam-jam di bandara. Untung saja aku membawa novel (The Girls of Riyadh), jadi lumayan juga untuk membuang jenuh. Meskipun sudah membaca buku, tapi karena menunggu terlalu lama mau tak mau aku tetap saja merasa jenuh. Saat jam menunjukkan pukul 15.30 WITA aku dan peserta sosialisasi lainnya (yang ternyata kebanyakan naik pesawat yang sama denganku) memutuskan untuk check-in. Begitu sampai di dalam bandara, aku tak lupa untuk foto dulu *narsisbangetdotcom*


foto-foto narsis di Bandara Sultan Hasanudin

Berjalan di bandara yang besar membuatku kerepotan juga, apalagi kondisi fisik sedang meriang. Meskipun bawaanku tak banyak (1 tas polo kecil, tas jinjing isi oleh-oleh dan 1 tas yang tersampir di bahu) ternyata merepotkan juga dibawa jalan-jalan kesana-kemari. Sesuai dengan tiket di tangan, kami akan berangkat melalui Gate 5. Jam 16.20 WITA, kami semua sudah duduk manis di ruang tunggu Gate 5. Namun, menjelang pukul 17.00 WITA terdengar pengumuman bahwa penumpang Lion Air yang akan berangkat ke Surabaya pada pukul 17.15 WITA dialihkan pemberangkatan dari Gate 5 ke Gate 2.

Berduyun-duyunlah penumpang Lion Air pindah dari Gate 5 ke Gate 2. Aku kembali menyeret tas Polo-ku berjalan cukup jauh. Astaga... kenapa bandara harus seluas itu ya..? Untuk pindah gate saja kami harus berjalan lumayan jauh dan akibatnya... kakiku lecet..! Hehehe.... Sesampainya di Gate 2, ada pengumuman bahwa pesawat ditunda pemberangkatannya. ^_^

Setelah menunggu kurang lebih 1 jam, akhirnya kami dipersilahkan masuk ke dalam pesawat. Berhubung nomor dudukku dan bosku di belakang sendiri (kursi nomor 37), maka kami sampai di kursi kami paling akhir. Akibatnya, kami sudah tak kebagian tempat untuk menyimpan tas Polo kecil kami. Rupanya para penumpang Lion Air siang itu banyak yang kalap belanja oleh-oleh, sehingga kabin penuh. Aku dan bosku terpaksa merelakan tas Polo kami dibawa ke bagasi... meskipun itu berarti kami memerlukan waktu tambahan untuk mengambilnya kembali saat kami sampai di Bandara Juanda nantinya.

Tak lama setelah pesawat berangkat, aku pun mulai merasakan pusing yang luar biasa. Padahal AC pesawat sudah dikecilkan, tapi rupanya kondisi tidak menguntungkan bagiku di hari pertama itu sangat mempengaruhi fisikku. Akhirnya, begitu kami sampai Bandara Juanda dengan selamat aku segera berpesan pada Bosku agar begitu keluar dari bandara kami harus mencari makan terlebih dahulu. Alhamdulillah, bosku langsung setuju.

Ohya, aku lupa bercerita ya bahwa peserta sosialisasi di Makasar itu mayoritas pria ? Sementara peserta wanitanya hanya ada 6 orang, yaitu : 1 orang dari Kota Madiun (that's me!), 2 orang dari Kota Surabaya, 2 orang dari Propinsi Jawa Timur dan 1 orang dari Kabupaten Sidoarjo. Dan... sepertinya dari keenam peserta wanita itu (atau mungkin dari keseluruhan peserta)... ternyata aku yang paling muda... Ehm..! *nyengir* Ohya, satu lagi... selama aku di Makasar, aku tak berkesempatan untuk kopdar dengan satu pun blogger dari Sulawesi Selatan *pada kemana sih semuanya?*

Nah.., itulah suka duka perjalanan dinasku ke Makasar selama 2 hari. Semoga ceritaku ini bisa menjawab rasa penasaran sobat-sobat semua. Walau sempat drop karena masuk angin, tapi pada dasarnya aku sangat menikmati perjalanan dinasku ke Makasar. Jika bukan karena urusan dinas, pasti aku tak akan pernah sampai ke Makasar. Alhamdulillah.., semua itu sangat aku syukuri dan benar-benar aku nikmati. Apalah artinya masuk angin dan badan meriang, jika imbalannya adalah pengalaman berharga yang tak mungkin terlupakan.

Benar tidak..? *Aa' Gym style*

Selasa, 20 Juli 2010

Ke Makasar (2)

Sobat, aku akan menepati janji untuk melanjutkan acara bagi-bagi oleh-oleh, berupa cerita perjalananku ke Makasar. OK, kita lanjut yuuk...

Di hari kedua, aku dan teman sekamarku ternyata bangun kesiangan ! Kami terbangun pada pukul 06.30 WITA. Masya Allah... Rupanya kami sama-sama 'teler'. Teman sekamarku sebelum tidur memang sempat minum obat flu, sehingga itu yang membuatnya tidur nyenyak. Sementara aku... sewaktu bangun tidur, badan sudah terasa meriang semua. Rupanya, aku masuk angin karena keenam kondisi tidak menguntungkan yang aku alami sehari sebelumnya.

Mengetahui bahwa kami sama-sama terlambat bangun. membuat kami pontang-panting. Maklum saja, jadwal hari kedua itu akan diawali dengan acara sarapan pagi pada pukul 07.00 WITA. Setelah siap, aku buru-buru turun untuk sarapan. Sementara teman sekamarku memintaku untuk turun duluan karena kalau aku menunggunya, beliau khawatir aku akan makin terlambat. Setelah sampai di bawah (oya, aku dapat kamar di lantai 5) aku ketemu dengan bos-ku yang sudah selesai sarapan di lobby *blushing*.

Sewaktu beliau bertanya mengapa aku baru turun, dengan malu-malu kujawab bahwa aku bangun kesiangan. Mendengar jawabanku itu, bosku berkata bahwa lebih baik aku karena masih bisa tidur, sementara beliau tak bisa tidur karena semalaman (maaf) muntah-muntah terus. Rupanya, tak hanya aku saja yang mengalami masuk angin, tapi ternyata bos-ku juga. Kami sama-sama mengalami enam kondisi yang tidak menguntungkan itu dan ternyata kami sama-sama gak kuat... ^_^

Setelah acara sarapan dan penutupan acara sebentar, kami peserta sosialisasi diajak jalan-jalan ke Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Panitia telah menyediakan 2 buah bus untuk mengangkut seluruh peserta sosialisasi, lengkap dengan panitianya. Bantimurung sendiri berjarak hanya sekitar 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Maros, atau sekitar 45 kilometer dari pusat kota Makassar. Bantimurung dijuluki sebagai kerajaan kupu-kupu, tapi sayang ternyata kupu-kupu mulai punah di sana. Kepunahan itu disebabkan beberapa hal, salah satunya adalah banyaknya kupu-kupu yang ditangkap dan dijadikan souvenir (gantungan kunci, hiasan dinding dll).

Saat kami sampai di sana, ternyata benar... tak satupun kupu-kupu kami jumpai. Meski sempat kecewa, tapi terobati oleh keindahan alam Bantimurung. Apalagi setelah kami melihat air terjun yang cantik banget... rasanya tak sia-sia kami datang kesana. Kubayangkan, seandainya saat itu banyak kupu-kupu, pasti Bantimurung akan terlihat sangat menarik. Rasa meriang di badan jadi terlupakan... hehehe.

air terjun yang indah sekali

aku dan peserta wanita lainnya

aku di depan air terjun
Kami tak bisa berlama-lama di sana, karena kami harus segera kembali dan mengejar waktu sholat Jum'at untuk bapak-bapak. Sebelum kembali ke hotel, kami masih sempat menyicipi Coto Makasar..! (sayang aku tak ingat nama jalannya, hanya seingatku dekat dengan peti kemas). Heemm.., enak juga ternyata. Sayang sekali, tempatnya ramai dan penuh pengunjung, jadi kami tak leluasa makan. Selesai makan Coto Makasar, kami segera mengantarkan bapak-bapak ke masjid, sementara ibu-ibu melanjutkan acara belanja... ^_^

Meski badang meriang, tapi untuk urusan belanja tetap semangat. Namun, aku tak bisa membeli banyak oleh-oleh, karena aku ogah ribet membawanya. Akhirnya, aku hanya beli kaos untuk Shasa, suami dan keponakan-keponakan, serta tas untuk ibu dan mertua. Sementara teman-teman sekantor aku bawakan gantungan kunci saja (yang mudah membawanya).

Urusan belanja selesai, aku harus buru-buru kembali ke hotel karena jadwal check-out jam 12.00 WITA. Meski sudah lewat sedikit dari jadwal check-out, aku menyempatkan untuk kembali mengunjungi Pantai Losari. Aku masih penasaran ingin melihat Pantai Losari dengan jelas. Maklum saja, malam sebelumnya aku tak bisa menikmati karena penerangan yang terbatas.

Kembali aku berfoto-foto di Pantai Losari. Aku juga sempat meminta tolong pada 2 orang remaja (cowok)  untuk mengambilkan fotoku. Kebetulan mereka berdua juga sedang asyik berfoto di Pantai Losari. Saat aku meminta tolong mereka untuk mengambil gambar, mereka mau. Salah satu dari mereka menerima kamera dariku, dan salah satu dari mereka berjalan ke arah belakangku. Sewaktu aku tanya pada yang memegang kamera, apakah latar belakang (tulisan Pantai Losari) terlihat di kamera, dia jawab iya. Setelah diambil gambar 2 kali olehnya, kuucapkan terima kasih. Namun... saat aku melihat hasilnya... Masya Allah, ternyata yang difoto oleh remaja itu bukan diriku tapi lantai..! Aku sudah berhasil dikerjain oleh remaja Makasar nih..! Pantas saja, sikap mereka agak aneh tadi. Sebel dan gondok juga aku... :(

di Pantai Losari saat siang hari

gedung di belakangku yang bagus sekali itu kalau gak salah RS Stella Morris
Wah, kok sudah panjang banget ya..? Terpaksa aku putus sampai disini dulu ceritanya, takut yang baca jenuh sih. Insya Allah... besok aku sambung lagi.

Senin, 19 Juli 2010

Ke Makasar (1)

Sobat, kali ini aku akan bercerita tentang perjalanan dinasku ke Makasar. Berhubung ceritanya panjang (karena aku doyan cerita hehehe), maka sengaja ceritanya aku bagi menjadi 2. Satu untuk hari ini dan akan bersambung esok hari. Soalnya, aku tak ingin yang membaca ceritaku (yang panjang banget itu) akan menjadi bosan... hehehe.

OK deh... ceritanya aku mulai dari saat pemberangkatan ya..? Aku dan bosku ke Makasar dengan menggunakan pesawat Lion Air yang berangkat dari Bandara Juanda jam 09.00 WIB. Tapi, bosku mengajak untuk berangkat ke Surabaya pukul 02.30 WIB. Itu sebabnya aku dengan terpaksa mandi jam 01.30 WIB (kondisi pertama yang tidak menguntungkan aku). Untung suamiku menyediakan air hangat untukku mandi di pagi itu (thanks honey..).

Kami (aku dan bosku) berangkat ke Surabaya dengan diantar kendaraan dinas lengkap dengan pengemudinya. Dalam perjalanan ke Surabaya, aku berusaha untuk melanjutkan tidurku. Namun aku sulit untuk melanjutkan tidurku. Meskipun AC mobil tak dihidupkan semua, tapi ternyata masih terlalu dingin untukku (kondisi kedua yang tidak menguntungkan aku), meskipun aku sudah mengenakan jaket.

Kurang lebih jam 07.00 WIB kami sampai juga di Bandara Juanda, setelah sebelumnya sempat mampir di Jombang untuk Sholat Subuh dan sarapan pada pukul 04.30 WIB ! Menunggu lama itu memang tidak menyenangkan.., apalagi ternyata pesawat delay selama 1 jam. Untung saja aku membawa novel (The Girls of Riyadh), sehingga bisa membantuku membuang jenuh.

Akhirnya, pesawat berangkat juga dan mendarat dengan selamat di Bandara Sultan Hasanudin kurang lebih pukul 12.15 WITA. Dengan menggunakan taksi (catatan : taksi di Makasar mahal sekali)  kami menuju ke hotel tempat kami menginap dan tempat diselenggarakannya sosialisasi. Sayangnya, sesampai di hotel ternyata kamar yang akan kami tempati belum siap, sehingga kami dipersilahkan untuk makan dulu.

Setelah ditunggu sampai pukul 14.00 WITA ternyata kamar yang akan kami tempati belum juga siap, akhirnya panitia memutuskan untuk membuka acara sosialisasi tersebut. Beberapa peserta, termasuk aku dan bosku, terpaksa hadir di acara sosialisasi itu dengan penampilan seadanya (karena belum sempat ganti baju) sambil menenteng koper..!

Sebenarnya dresscode selama acara sosialisasi itu (dari mulai pembukaan sampai penutupan) adalah : batik. Namun, karena keadaan darurat, beberapa peserta tampil seadanya. Ada yang masih mengenakan kaos dan celana jeans. Sementara aku sendiri mengenakan blus lengan pendek, jeans dan jaket. Yups.., jaket..! Terpaksa jaket tak aku lepaskan karena ruangan tempat sosialisasi sangat dingin (kondisi ketiga yang tidak menguntungkan aku). AC ada di sebelah kiri, kanan, belakang dan dari atas-ku.

Acara sesi pertama baru selesai pada pukul 17.40 WITA, dan para peserta diharap berkumpul untuk melanjutkan acara sosialisasi pada pukul 19.00 WITA. Dalam waktu sesingkat itu, kami harus sudah mandi, ganti baju, sholat dan makan malam... plus cari kamar..! Jadi, begitu kami dapat kamar, kami belum bisa memanfaatkannya untuk istirahat. Oya, aku kebagian sekamar dengan seorang ibu, peserta dari Sidoarjo.

Untuk sesi selanjutnya aku sudah berganti batik. Namun, karena sudah pakai batik aku tak berani mengenakan jaket lagi (kondisi keempat yang tidak menguntungkan aku), meskipun ruangannya tetap saja dini. Begitulah..., acara sosialisasi itu terus berlanjut malam itu dan baru berakhir pada pukul 21.35 WITA, sementara aku kedinginan. Secara keseluruhan, aku bersyukur telah hadir di acara itu, karena materi yang disampaikan sangat bagus sekaligus telah membuka wawasan peserta. Pembicaranya pun sangat pandai menyampaikan materi-materinya, sehingga kami dapat mudah menangkap apa yang disampaikannya.

Selesai acara aku langsung kembali ke kamar. Belum lama sampai di kamar, bosku menelpon dan menawariku untuk melihat Pantai Losari. Ternyata... Pantai Losari tepat berada di seberang hotel tempat kami menginap. Malam itu, Pantai Losari ramai sekali, meskipun angin bertiup cukup kencang (kondisi kelima yang tidak menguntungkan aku), tapi rupanya pengunjung pantai tak terpengaruh sama sekali.




Selanjutnya, aku dan bosku mencoba jalan-jalan di sekitar tempat itu. Sayang sekali, karena memang sudah malam, toko-toko sudah tutup. Sehingga kami tak bisa belanja malam itu. So, kami memutuskan untuk kembali ke hotel untuk tidur. Tetapi sampai kamar, malah aku asyik ngerumpi sampai malam (kondisi keenam yang tidak menguntungkan aku) dengan teman sekamarku yang berasal dari Sidoarjo itu.

Minggu, 18 Juli 2010

Aku kembali dan menjawab tanya

Alhamdulillah..., aku sudah kembali lagi. Saat ini sih masih kerasa capek karena perjalanan ke Makasar kemarin, tapi seneng..! Hehehe, nah sambil istirahat aku ingin blogging nih dan syukur-syukur bisa mampir ke tempat sobat semua. Oya, terima kasih pada semua yang telah dengan setia mampir kesini sejak hari Rabu sampai dengan Sabtu. Selama 4 hari itu aku tak bisa blogging sama sekali, sehingga tak mampu untuk berkunjung balik pada semua yang telah mampir kesini.

Mulai hari Rabu aku sudah tak bisa blogging karena dari pagi sudah repot. Dimulai dari mutasi yang selesai sore hari, kemudian dilanjutkan dengan persiapan keberangkatanku ke Makasar. Bahkan, malam aku masih harus menyempatkan diri untuk menghadiri undangan pernikahan salah seorang teman. Pulang dari acara kondangan saja sudah malam, pukul 21.30 WIB. Kamis dan Jumat aku sudah ada di Makasar, dan selama di Makasar aku tak ada kesempatan untuk online.

Sementara Sabtu pagi aku harus ngantar Shasa yang mau ikut drumband (lagi). Untuk memperingati Isro' Mi'roj sekolah Shasa mengajak seluruh siswanya pawai dan di barisan depan adalah kelompok drumband. Shasa senang sekali karena bisa tampil lagi bersama kelompok drumband-nya. Selanjutnya di Sabtu kemarin seharian kami ada di rumah orang tuaku karena keponakanku yang tinggal di Pacitan datang.

Ohya, sekalian aku akan menjawab beberapa pertanyaan dari sobat semua yang dituliskan pada komentar postinganku sejak Rabu sampai Sabtu kemarin. Biar lebih mudah, jawabannya aku rangkum jadi satu saja ya..? Inilah jawaban dariku :
  • Aku seorang PNS (dan bukan guru) yang bekerja pada instansi pemerintah, dan karena aku berstatus Pegawai Daerah, maka aku tak akan mungkin dialihtugaskan (dimutasikan) ke daerah lain. Kecuali atas permintaan sendiri, itupun syarat yang dibutuhkan cukup rumit.
  • Meskipun aku telah dimutasi atau dialihtugaskan, tapi aku tetap pada kantor yang sama, hanya aku pindah bidang saja. Sehingga pangkat, gaji dan eselonnya masih sama... belum naik. 
  • Aku berangkat ke Makasar dalam rangka mengikuti acara sosialisasi Rencana Strategis yang diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian Negara. Keberangkatanku dalam rangka dinas dan aku berangkat bersama dengan Kepala Kantorku.
  • Foto Shasa waktu pawai Rojabiyah 1431 H memang sengaja tak aku pasang di postingan, karena tak banyak foto yang bisa aku ambil pada saat itu. Penyebabnya adalah... kamera-ku rusak (entah karena apa).
  • Tambahan nih : kalau aku dinas ke luar kota, Shasa bisa di mana saja, maksudnya di rumah bersama ayahnya atau di rumah eyangnya. Dan, selama aku di Makasar selama 2 hari kemarin, Shasa berada di rumah berdua dengan ayahnya. So, selama 2 hari itu suamiku berprofesi sebagai bapak rumah tangga (yang baik). Thanks my beloved hubby.... 
Sepertinya itu saja rangkuman jawaban atas pertanyaan yang ditujukan padaku. Terima kasih ya tetap setia mampir kesini. Insya Allah besok aku akan bagi-bagi cerita tentang perjalanan dinasku ke Makasar. See you tomorrow...

Sabtu, 17 Juli 2010

Pawai Rojabiyah 1431 H

Pada hari Sabtu tanggal 10 Juli 2010 yang lalu, sekolah Shasa mengikuti pawai dalam rangka memperingati Rojabiyah 1431 H. Pesertanya antara lain adalah dari siswa-siswa sekolah TK dan SD serta beberapa TPA yang ada di Kota Madiun. Dan keikutsertaan sekolah Shasa kali ini kembali dengan mengirimkan tim drumband-nya.

Tepat pukul 06.30 kami berangkat mengantarkan Shasa ke alun-alun kota. Ternyata alun-alun sudah ramai oleh beberapa peserta pawai. Kami sempat bingung mencari kelompok drumband sekolah Shasa. Setelah mengitari alun-alun sampai 2 kali, akhirnya kami dapat menemukan guru Shasa. Rupanya, teman-teman Shasa baru 2 orang yang datang. Pantas saja, kami kesulitan menemukannya.

Ternyata peserta pawai kali ini tidak banyak. Mungkin karena bertepatan dengan liburan sekolah, sehingga banyak sekolah yang tak dapat mengikuti karena siswa-siswanya masih berlibur di luar kota. Atau mungkin juga karena kurangnya publikasi sehingga tak banyak peserta yang mendaftar. Total peserta pawai tak sampai 50 kelompok (baik dari sekolah maupun dari TPA).

Sayangnya, anggota drumband Shasa kali ini tidak hadir tepat waktu. Padahal undangan yang diberikan pihak sekolah kepada seluruh anggota drumband sudah menyebutkan bahwa peserta diharap sudah berkumpul di alun-alun pada pukul 07.00. Namun, sampai waktu yang ditentukan, yang terkumpul baru sekitar 1/3 peserta drumband.

Baru kurang lebih pukul 07.30 kelompok drumband sekolah Shasa siap untuk berpawai. Itu saja ada kurang lebih 4-5 anak yang tidak hadir, karena mungkin masih berlibur di kota lain. Akhirnya, setelah menunggu cukup lama seluruh anggota tim drumband siap dan tim drumband sekolah Shasa dapat beraksi kembali.

Sayangnya, pawai Rojabiyah  kali ini dapat dikatakan kurang sukses. Mungkin karena publikasi kepada masyarakat sangat kurang, maka sepanjang jalan yang dilewati peserta pawai, tak banyak penontonnya. Bahkan bisa dikatakan, hampir tak ada penonton yang sengaja datang untuk menonton. Seolah-olah peserta pawai itu menghibur orang-orang yang kebetulan lalu lalang di jalan yang dilewati pawai. Sepinya penonton membuat peserta pawai jadi kurang bersemangat dalam mengikuti pawai kali ini.

Selain itu, jalan-jalan yang dilewati tidak ditutup dari kendaraan umum. Sehingga, peserta pawai terganggu dengan kendaraan yang lalu lalang di jalan-jalan yang mereka lewati. Bahkan, saat hampir mencapai finish, kemacetan terjadi. Maklum saja, garis finishnya adalah di sebuah jalan protokol di kota kami dan tidak ditutup dari kendaraan umum. Berita yang aku dengar, bahwa pihak penyelenggara belum mengadakan koordinasi sebelumnya dengan pihak-pihak terkait tentang penutupan jalan-jalan itu.

Yah, setidaknya dalam pawai kali ini Shasa belajar tentang arti kebersamaan dan kekompakan dalam suatu kelompok. Karena kurang tertibnya anggota kelompok drumband sekolah Shasa mengganggu anggota lain yang telah tertib datang sesuai dengan ketentuan. Tanpa anggota yang lengkap, maka kelompok drumband itu tak akan bisa jalan. Sebagus apapun Shasa dalam memainkan alat musiknya, tapi tanpa dukungan dari anggota kelompok yang lain maka penampilan Shasa tak akan bisa dibilang bagus.

Jumat, 16 Juli 2010

Dinas dan Jalan-jalan

Semenjak kurang lebih setahun terakhir ini, aku sering melakukan perjalanan dinas ke luar kota. Baik itu dengan menggunakan kendaraan dinas, kereta api ataupun pesawat. Hal itu berbeda sekali dengan tahun-tahun sebelumnya. Dulu, bisa dikatakan aku jarang sekali  melakukan perjalanan dinas ke luar kota.

Memang di satu sisi acara dinas ke luar kota itu melelahkan, khususnya kalau dinas ke Jakarta. Sebagai gambaran, biasanya kami berangkat dari Madiun dengan menggunakan kereta api (misalkan) pada hari Selasa malam dan akan sampai ke Jakarta pada Rabu pagi. Pada hari Rabu itu, seharian kami menyelesaikan segala urusan di Jakarta. Sorenya, setelah semua pekerjaan selesai, kami langsung pulang lagi dengan menggunakan kereta api lagi. Kamis pagi, kami akan sampai kembali ke Madiun dan... pagi itu juga kami sudah masuk kantor kembali.

Kalau perjalanan dinas ke Surabaya, Malang dan sekitarnya sih tidak terlalu melelahkan, karena jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Namun, pada akhirnya aku bisa menikmati acara dinas plus jalan-jalan itu. Yah, hitung-hitung bisa sebagai sarana refreshingku. Seperti saat aku dinas ke Jakarta beberapa bulan yang lalu. Karena pekerjaan yang harus kuselesaikan di Jakarta cepat selesai, padahal jadwal kereta api-ku masih sangat lama, akhirnya aku putuskan untuk jalan-jalan ke Monas. Atau saat aku ke Surabaya dan urusan dinas juga selesai sangat cepat, maka aku dan teman-teman memutuskan untuk ke Jembatan Suramadu. Maklum, sejak jembatan itu diresmikan, kami belum pernah ke Jembatan Suramadu.

saat aku dan teman2 mampir ke Jembatan Suramadu

Sebenarnya ada keuntungan juga yang kudapatkan dari dinas ke luar kota itu. Seperti jika kota atau tempat  aku berdinas itu belum pernah aku kunjungi sebelumnya. Seperti acara dinasku ke Makasar Kamis dan Jumat ini. Bahkan, karena dinas jualah aku bisa menikmati perjalanan dengan pesawat terbang. Mungkin bila bukan karena acara dinas, sampai sekarang aku belum sempat naik pesawat terbang hehehe....

Yah begitulah, meskipun dinas keluar kota itu melelahkan... tapi aku mencoba menikmatinya dan menganggapnya sebagai sarana bagiku keluar dari rutinitas pekerjaanku sehari-hari. Dengan begitu, aku tetap bisa bahagia.. (^_^) Setuju kan...?


Kamis, 15 Juli 2010

Mutasi lagi

Beberapa waktu yang lalu, sempat tersiar kabar (yang entah dari mana sumbernya) bahwa mungkin aku akan dialihtugaskan lagi. Tentu saja mengagetkanku karena sebelumnya aku tak berpikir akan dialihtugaskan lagi secepat ini. Selain itu, kabar itu juga membuat aku sedih. Entah mengapa, rasanya aku berat banget meninggalkan teman-temanku dan kekompakan yang telah aku bangun dengan susah payah itu.

Memang aku sadari, sebagai PNS aku harus siap ditempatkan dimana saja. Aku tak akan mungkin mengelak dari tugas yang dibebankan kepadaku. Apalagi selama ini rotasi adalah hal biasa bagi PNS sepertiku. Semua itu sebenarnya sudah aku sadari, tapi yang namanya perasaan sedih tetap saja muncul di hati saat tahu bahwa aku akan dialihtugaskan.

Sementara itu di sisi lain terbersit juga rasa senang. Rasa itu muncul karena aku merasa berkesempatan untuk mengembangkan diri dan menangani tugas-tugas baru lagi. Bertemu dengan pekerjaan dan tantangan baru lagi. Tapi, yang terutama karena.... beban pekerjaan yang kabarnya akan diserahkan padaku nanti tak sekompleks pekerjaan yang sekarang aku tangani. Terus terang saja, selama ini pekerjaan yang aku tangani sangat berat beban dan resikonya. Hanya berkat dukungan keluarga dan anggota timku maka semua dapat aku jalani dengan ringan.

Semakin hari kabar itu kian santer saja terdengar. Dan yang mengejutkan aku adalah beberapa anggota tim-ku menunjukkan kegelisahan yang sama denganku. Rupanya kabar itu tak hanya mempengaruhiku namun juga anggota tim-ku. Beberapa diantaranya bahkan sempat berharap kabar itu tak benar. Hatiku pun terbagi, antara siap dan tak siap untuk dialihtugaskan lagi saat ini.

Dan, kemarin (14 Juli 2010) siang jam 14.00 WIB dilaksanakan alih tugas beberapa pegawai. Dan... ternyata kabar itu benar, aku pun termasuk salah satu yang dialihtugaskan itu. Keberangkatanku ke Makasar kali ini adalah tugas terakhir yang aku jalani di bidangku yang lama. Pulang dari Makasar nanti, mulai minggu depan aku sudah menempati posisi yang baru dan menjalani pekerjaan baru.

Ternyata alih tugasku kali ini disambut gembira oleh suami dan orang tuaku. Maklum saja, selama ini suami dan orang tuaku menilai beban dan resiko pekerjaan yang aku tangani selama ini sangat berat. Sehingga, begitu mengetahui aku dialihtugaskan mereka tampak bahagia dan lega. Walaupun selama ini mereka mendukungku, tapi ternyata diam-diam mereka mengkhawatirkan aku.

Sobat, bantu aku dengan doa ya agar aku dapat menjalankan tugas dan kewajibanku di tempat baru dengan baik. Terima kasih.

Rabu, 14 Juli 2010

Rencanaku

Beberapa hari terakhir ini, aku agak kerepotan membagi waktu. Kebetulan akhir-akhir ini aku sedang banyak acara, sehingga waktuku di rumah jadi kian pendek saja. Imbasnya tentu saja, waktuku untuk blogging jadi berkurang. Jadi, maaf jika ternyata ada sebagian sahabat-sahabat yang sudah mampir ke rumah mayaku ini tapi belum sempat aku kunjungi balik ya..? Itu semua bukan karena faktor kesengajaan dariku lho....

Salah satu penyebab aku belum sempat berkunjung balik adalah karena koneksi internet yang lola banget. Selain itu, sejak komentar-komentar menghilang beberapa waktu lalu aku repot menelusuri komentar-komentar mana yang belum aku balas. Dan yang pasti, aku akhir-akhir ini sedikit kelelahan sehingga tak kuat menahan kantuk dan memilih tidur lebih awal.

Kegiatan bloggingku selama ini tentu saja untuk menyiapkan bahan postingan dan setelah itu aku berusaha berkunjung balik kepada siapa saja yang sudah mampir kesini. Setelah itu semua beres, jika ada waktu aku akan usahakan untuk mengunjungi sahabat-sahabat yang belum sempat mampir ke rumahku. Supaya silaturahmi tetap terjaga.

Ohya, mulai hari Kamis (dan mungkin) sampai Sabtu, aku pamit tak bisa blogwalking ya. Karena Kamis dan Jumat aku mengikuti acara sosialiasi yang diselenggarakan di Makasar. Rencananya, aku akan berangkat dari Madiun ke Surabaya pada pukul 03.00 WIB karena pesawat yang akan kami tumpangi berangkat pada pukul 09.00 WIB. Acara di Makasar dimulai pada pukul 13.00 WITA siang dan akan berakhir pada pada hari Jum'at pukul 10.30 WITA. Sementara pesawat yang akan membawa kami kembali ke Surabaya pada pukul 17.15 WITA.

Sementara hari Sabtu aku seharian berada di rumah orang tuaku karena ada acara keluarga di sana. Itu sebabnya, beberapa hari ini aku menyiapkan postingan terjadwal untuk hari Kamis sampai Sabtu. Insya Allah, Sabtu malam aku baru bisa berkunjung balik ke rumah sahabat semua dan semoga aku bisa membawa cerita oleh-oleh perjalananku ke Makasar.

OK... tunggu kunjungan balasanku pada Sabtu atau Minggu depan ya...?

Selasa, 13 Juli 2010

Permulaan kelas 5

Ini adalah hari kedua Shasa duduk di kelas 5. Kemarin, di hari pertamanya masuk sekolah lagi setelah 2 minggu libur, Shasa minta diantarkan pagi-pagi. Alasannya dia ingin mendapatkan tempat duduk paling depan dan Shasa tak ingin keduluan teman lainnya. Akhirnya, jam 6 pagi kami berangkat mengantarkan Shasa ke sekolahnya.

Sesampai di sekolah, ternyata sudah lumayan ramai. Rupanya, anak-anak itu memang bersemangat mencari tempat duduk di tengah depan, karena dianggap paling strategis (padahal jaman kuliah dulu tempat duduk yang strategis tuh yang di belakang ya ? hehehe). Ternyata, dua baris bangku depan yang di tengah sudah ada yang menempati. Akhirnya, Shasa memilih duduk di baris paling kanan. Untungnya, masih dapat pada deret pertama.

Di hari pertamanya di kelas 5 itu, Shasa bersemangat sekali. Segala persiapannya untuk ke sekolah sudah ditatanya jauh-jauh hari. Hari Minggu kemarin pun aku sudah sibuk membantu Shasa menyampul semua buku-buku tulis barunya. Sedangkan buku-buku pelajaran baru akan dimiliki seminggu kemudian.

Di hari pertamanya di kelas 5 itu, pelajaran belum dimulai dan Shasa diajari baris berbaris oleh gurunya. Pulangnya pun juga sudah siang, jam 11. Padahal biasanya di minggu pertama sekolah, pulangnya lebih awal, kurang lebih jam 9. Tapi ternyata di kelas 5 ini lain....

Ya, Shasa sudah kelas 5 SD sekarang. Ya Allah, betapa cepatnya waktu berlalu. Rasanya baru beberapa tahun yang lalu Shasa aku daftarkan ke Play Group di saat usianya menjelang 4 tahun. Sekarang dia sudah duduk di kelas 5 SD. Tinggi tubuhnya sudah hampir sama denganku bahkan berat tubuhnya hanya berselisih beberapa kg saja denganku.

Putri kecilku yang dulu kutimang dengan kedua tanganku, kini sudah tumbuh dengan cepatnya. Putri kecilku sudah tumbuh makin besar sekarang. Mengamati perkembangannya aku masih sering tak percaya betapa sebenarnya masa lalu telah tertinggal jauh di belakang.

Di permulaan kelas 5 SD ini aku merindukan tingkah polah lucunya dulu. Di permulaan kelas 5 SD ini aku merindukan celotehnya yang khas kanak-kanak dan menggemaskan. Semoga di permulaan kelas 5 SD ini, Shasa dapat makin mengobarkan semangatnya dalam menuntut ilmu yang setinggi-tingginya. Semoga di permulaan kelas 5 SD ini, Shasa dapat makin merindukanNya dalam setiap langkahnya.

Ya Allah..., kutitipkan buah hatiku padaMu, karena aku tak bisa selalu mendampingi setiap langkahnya. Ku tak mampu menjaganya sepenuh hariku, seperti Engkau menjaganya. Ya Allah, berikan segala yang terbaik untuknya karena tak sepantasnya kekurangan dan keburukan kami menghalangi kebahagiaan yang menjadi haknya. Ya Allah, ku hanya mampu memberikan segala yang aku bisa untuk bekal hidupnya nanti, dan  semoga semuanya menjadi berkah baginya. Amin.