Ingatkah kita
pada sesosok kecil yang tak berdaya saat baru saja dilahirkan
pada sorot mata bening yang memandang kita dengan penuh tanya
pada senyum manisnya yang membuat kita bahagia luar biasa
pada celoteh riangnya yang membuat kita tersenyum bangga
pada jari-jari mungilnya yang mengharapkan bimbingan kita
pada setapak demi setapak langkahnya tertatih-tatih menuju masa depan
Apakah ingatan kita akan semua itu mampu menumbuhkan kembali rasa sayang kita pada anak-anak kita ? Apakah kenangan akan anak-anak kita mampu menggetarkan sanubari kita ? Jika jawabannya adalah YA, mengapa masih saja ada anak-anak yang terlantar dan teraniaya ?
Anak-anak itu adalah makhluk yang 'lemah'. Mereka belum memiliki kekuatan sebesar kita. Mereka belum memiliki keberanian sekuat kita. Mereka belum memiliki pengetahuan sebanyak kita. Mereka belum memiliki pengalaman sekaya kita. Dan, tanpa memiliki semua itu... anak-anak tak memiliki senjata apapun untuk melawan kita, orang-orang dewasa. Satu-satunya yang mereka miliki (dan sudah tak kita miliki lagi) adalah kepolosan mereka. Sayangnya, tak banyak lagi orang dewasa yang tergetar oleh kepolosan anak-anak itu hingga akhirnya banyak anak-anak yang menjadi korban kekejaman dan kesewenang-wenangan.
Apakah kita sebagai orang tua sering (tanpa sengaja) menggunakan otoritas kita sebagai orang tua dalam 'menekan' anak ? Dan apakah yang kita dapatkan dari hal tersebut ? Tak lain dari anak-anak yang keras kepala dan suka memberontak di masa remajanya. Mengapa tak kita gunakan saja senjata kasih sayang, perhatian dan kepedulian pada anak-anak itu ? Dengan demikian kita akan mendapatkan anak-anak yang penuh kasih dan peduli pada sesama.
Sayangnya..., pada saat ini banyak sekali orang tua yang menderita stress akibat beratnya beban kehidupan di pundak mereka. Dan, yang lebih disayangkan lagi adalah... anak-anak yang seringkali menjadi korban dan pelampiasan rasa stress itu. Anak-anak yang masih lemah itu memang merupakan sasaran empuk untuk menerima semua kekesalan dan kekecewaan kita, karena mereka tak mampu mengelak. Bisakah kita membayangkan, akan jadi apa anak-anak yang bertahun-tahun dalam hidupnya hanya menjadi tumpuan kekesalan dan kekecewaan semata ?
Anak-anak adalah masa depan kita. Mereka adalah harapan kita di masa yang akan datang. Itu sebabnya sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan masa depan yang indah bagi kita dan anak-anak kita. Kita perlu mempersiapkan anak-anak menjadi pribadi-pribadi yang pandai, peduli, penuh kasih, beriman dan tangguh dalam menghadapi segala halangan yang menghadang di depan mata. Untuk mewujudkan itu semua, cukup kita melimpahi anak-anak kita dengan kasih sayang dan kesempatan untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan sebanyak-banyaknya.
Ingatkah kita pada syair Khahlil Gibran yang bicara tentang anak ? Syair itu menurutku indah sekali dan sangat bagus jika kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Inilah syair itu.....
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
Tepat pada Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2010 ini..., marilah kita memperbaiki sikap dan perlakuan kita terhadap anak-anak. Sayangi anak-anak kita, agar hidup ini pun mencintai anak-anak kita. Sehingga anak-anak kita akan mampu memberikan lebih banyak cinta pada sesama.
Pada Hari Anak Nasional (HAN) 2010 ini, Indonesia mengambil tema “Anak Indonesia Belajar untuk Masa Depan.” Dan, dalam rangka memperingati HAN 2010 ini, para narablog kembali ingin berpartisipasi dengan membuat postingan kolaborasi yang kali ini diprakarsai oleh
Bang Iwan. Postingan ini pun dibuat untuk berpartisipasi dalam postingan kolaborasi itu. Semoga bermanfaat.
gambar diculik dari sini