Jumat, 31 Juli 2009

Waktu tersisa

Akhir-akhir ini kurasakan waktu semakin sempit saja bagiku. Pekerjaan kantor sedang banyak-banyaknya, dalam sebulan terakhir ini banyak pekerjaan yang cukup 'besar' yang harus aku lakukan dalam waktu yang nyaris bersamaan. Full speed deh pokoknya.

Sementara itu pekerjaan di rumah juga tidak berkurang. Kebetulan aku tidak mempunyai tenaga yang membantuku untuk mengurusi rumah sehingga pekerjaan rumah dibagi-bagi. Untung saja suami dan Shasa sedikit-sedikit juga membantuku. Untuk Shasa, sejak kelas 3 SD sudah kuberi tanggung jawab untuk menyapu teras dan rumah. Hasilnya memang belum bersih, dan aku seringkali masih harus mengulanginya lagi, tapi saat ini yang penting bagiku adalah menumbuhkan rasa tanggung jawab pada Shasa.

Pulang ke kantor sudah sore dan kemudian dilanjutkan dengan peran Ibu Rumah Tangga, tentu saja cukup menyita sebagian besar waktuku. Sehingga aku hanya tinggal mempunyai sedikit waktu yang tersisa. Dan di antara sedikit waktu itulah, aku menyempatkan diri untuk blogging dan blogwalking. Jadi, maaf ya buat sahabat-sahabat semua, jika dalam keterbatasan waktuku aku belum sempat mampir setelah beberapa hari. Aku tetap berusaha untuk silaturahmi tapi dalam sehari tak banyak blog bisa aku kunjungi. Meskipun sebenarnya ada keinginan juga untuk bisa mampir dan menyapa semuanya satu persatu.

Karena keterbatasan waktu yang tersisa itulah aku jadi jadi jarang update blog ini. Sebenarnya sudah beberapa kali ada niat untuk menuliskan sesuatu, tapi tertunda terus. Aku juga kehilangan banyak waktu untuk membaca buku... Sedih deh. Jadi, intinya aku hanya ingin curhat nih tentang ketidakmampuanku untuk silaturahmi lebih sering dengan sahabat semua. Aku minta untuk dimaklumi ya....

Hari ini, Ibu Mertuaku merayakan Hari Ulang Tahunnya yang ke-69 tahun. "Selamat ulang tahun Ibu...." Semoga saja di sisa waktunya, Ibu dapat menikmati hari-harinya dalam keadaan sehat, tenang dan bahagia bersama semua anak, menantu dan cucu-cucunya. Semoga Ibu senantiasa dalam limpahan kasih-Nya dan selalu dalam lindungan-Nya. Amin. Semoga saja di sisa waktu yang ada ini kami semua dapat senantiasa menemani beliau dalam mengisi hari-harinya dalam kebahagiaan. Amin....

Waktu tersisa

Akhir-akhir ini kurasakan waktu semakin sempit saja bagiku. Pekerjaan kantor sedang banyak-banyaknya, dalam sebulan terakhir ini banyak pekerjaan yang cukup 'besar' yang harus aku lakukan dalam waktu yang nyaris bersamaan. Full speed deh pokoknya.

Sementara itu pekerjaan di rumah juga tidak berkurang. Kebetulan aku tidak mempunyai tenaga yang membantuku untuk mengurusi rumah sehingga pekerjaan rumah dibagi-bagi. Untung saja suami dan Shasa sedikit-sedikit juga membantuku. Untuk Shasa, sejak kelas 3 SD sudah kuberi tanggung jawab untuk menyapu teras dan rumah. Hasilnya memang belum bersih, dan aku seringkali masih harus mengulanginya lagi, tapi saat ini yang penting bagiku adalah menumbuhkan rasa tanggung jawab pada Shasa.

Pulang ke kantor sudah sore dan kemudian dilanjutkan dengan peran Ibu Rumah Tangga, tentu saja cukup menyita sebagian besar waktuku. Sehingga aku hanya tinggal mempunyai sedikit waktu yang tersisa. Dan di antara sedikit waktu itulah, aku menyempatkan diri untuk blogging dan blogwalking. Jadi, maaf ya buat sahabat-sahabat semua, jika dalam keterbatasan waktuku aku belum sempat mampir setelah beberapa hari. Aku tetap berusaha untuk silaturahmi tapi dalam sehari tak banyak blog bisa aku kunjungi. Meskipun sebenarnya ada keinginan juga untuk bisa mampir dan menyapa semuanya satu persatu.

Karena keterbatasan waktu yang tersisa itulah aku jadi jadi jarang update blog ini. Sebenarnya sudah beberapa kali ada niat untuk menuliskan sesuatu, tapi tertunda terus. Aku juga kehilangan banyak waktu untuk membaca buku... Sedih deh. Jadi, intinya aku hanya ingin curhat nih tentang ketidakmampuanku untuk silaturahmi lebih sering dengan sahabat semua. Aku minta untuk dimaklumi ya....

Hari ini, Ibu Mertuaku merayakan Hari Ulang Tahunnya yang ke-69 tahun. "Selamat ulang tahun Ibu...." Semoga saja di sisa waktunya, Ibu dapat menikmati hari-harinya dalam keadaan sehat, tenang dan bahagia bersama semua anak, menantu dan cucu-cucunya. Semoga Ibu senantiasa dalam limpahan kasih-Nya dan selalu dalam lindungan-Nya. Amin. Semoga saja di sisa waktu yang ada ini kami semua dapat senantiasa menemani beliau dalam mengisi hari-harinya dalam kebahagiaan. Amin....

Senin, 27 Juli 2009

Perayaan yang tertunda

Kali ini aku ingin merayakan perayaan yang tertunda. Harusnya perayaan ini aku laksanakan pada hari Sabtu, tanggal 25 Juli 2009 yang lalu. Namun karena kesibukan dan banyak hal lainnya, akhirnya perayaan ini baru bisa aku laksanakan sekarang.

Oh ya, mungkin banyak yang bertanya-tanya perayaan apa yang dari tadi aku bicarakan ya ? Kawan, kali ini ada 2 perayaan yang ingin aku rayakan sekaligus. Yang pertama adalah perayaan Hari Ulang Tahun Ayahku yang ke-69 tahun pada tanggal 25 Juli 2009 kemarin. Perayaan ulang tahun Ayahku tidak dengan memotong kue tart ataupun nasi tumpeng. Seperti tahun-tahun sebelumnya, untuk merayakan ulang tahunnya, Ayahku akan mengajak anggota Posyandu Lansia yang dipimpinnya untuk jalan sehat di Minggu pagi. Selanjutnya, setelah jalan sehat, semua peserta jalan sehat akan diajak ke rumah kedua orangtuaku dan disana sudah disediakan teh manis hangat, kue dan sepincuk nasi pecel untuk sarapan...!! Cara perayaan yang sederhana tapi sangat berkesan bagi kedua orangtuaku, khususnya ayahku.



Oleh karena acara jalan sehat itulah, maka aku sejak hari Sabtu sampai Minggu sore berada di rumah orang tuaku untuk membantu mempersiapkan acara itu. Alhamdulillah, acara berjalan lancar dan peserta jalan sehat lumayan banyak juga, karena hampir semua anggota Posyandu Lansia mengikuti acara itu. Sebelum acara jalan sehat diakhiri, ada satu orang yang memimpin doa untuk kesehatan dan kebahagiaan ayahku dalam menjalani hari tuanya.

Selamat ulang tahun, Ayah... Semoga dapat menikmati hari tua dengan sehat dan bahagia bersama anak, menantu dan cucu-cucu tercinta. Semoga Ayah senantiasa dalam lindungan-Nya. Amin....


Foto kedua orang tuaku tercinta

Yang kedua adalah untuk merayakan postinganku yang kini telah mencapai.. 200 !! Seharusnya postingan ke-200 ini aku publikasikan pada tanggal 25 Juli 2009, bertepatan dengan HUT ayahku. Tapi karena beberapa sebab, maka baru sekarang aku mempublikasikan postinganku yang ke-200.

Sungguh kawan.., hal ini jauh dari dugaanku semula saat aku mencoba membuat blog. Saat memulai blog ini, aku masih terbata-bata dalam menyusun kata dan merangkainya menjadi sebuah kalimat. Namun, lama kelamaan aku sudah mulai terbiasa mengutarakan apa isi hati dan pikiranku lewat bahasa tulisan. Memang aku tak mampu mengutarakannya dalam bahasa yang indah dan sarat makna. Aku hanya mampu mengutarakan semua secara apa adanya. Mungkin juga apa yang aku sampaikan tak semuanya enak dibaca. Namun yang jelas aku hanya ingin berbagi tentang sebagian dari hidupku, yang siapa tahu ada guna dan manfaatnya bagi orang lain.

Khusus untuk merayakan postinganku yang ke-200 ini aku telah mempersiapkan 2 hal secara khusus : yaitu 'launching' blog baru (plok.. plok... plok... Horeee....) dan aku juga telah membuat sebuah award khusus untuk kubagikan kepada semua sahabatku yang selama ini telah rajin berkunjung ke blogku ini. Oleh sebab itu, aku mengundang semua sahabat yang telah berkunjung di blog ini untuk juga datang ke blog baruku The Others.... untuk mengambil award yang telah aku persiapkan untuk aku bagikan. Oke... aku tunggu kehadiran sahabat semua di rumah baruku ya... Tapi maaf..., rumah baruku belum sepenuhnya rapi..., masih berantakan nih soalnya aku tak punya banyak waktu untuk membereskannya. Harap maklum ya....

Perayaan yang tertunda

Kali ini aku ingin merayakan perayaan yang tertunda. Harusnya perayaan ini aku laksanakan pada hari Sabtu, tanggal 25 Juli 2009 yang lalu. Namun karena kesibukan dan banyak hal lainnya, akhirnya perayaan ini baru bisa aku laksanakan sekarang.

Oh ya, mungkin banyak yang bertanya-tanya perayaan apa yang dari tadi aku bicarakan ya ? Kawan, kali ini ada 2 perayaan yang ingin aku rayakan sekaligus. Yang pertama adalah perayaan Hari Ulang Tahun Ayahku yang ke-69 tahun pada tanggal 25 Juli 2009 kemarin. Perayaan ulang tahun Ayahku tidak dengan memotong kue tart ataupun nasi tumpeng. Seperti tahun-tahun sebelumnya, untuk merayakan ulang tahunnya, Ayahku akan mengajak anggota Posyandu Lansia yang dipimpinnya untuk jalan sehat di Minggu pagi. Selanjutnya, setelah jalan sehat, semua peserta jalan sehat akan diajak ke rumah kedua orangtuaku dan disana sudah disediakan teh manis hangat, kue dan sepincuk nasi pecel untuk sarapan...!! Cara perayaan yang sederhana tapi sangat berkesan bagi kedua orangtuaku, khususnya ayahku.



Oleh karena acara jalan sehat itulah, maka aku sejak hari Sabtu sampai Minggu sore berada di rumah orang tuaku untuk membantu mempersiapkan acara itu. Alhamdulillah, acara berjalan lancar dan peserta jalan sehat lumayan banyak juga, karena hampir semua anggota Posyandu Lansia mengikuti acara itu. Sebelum acara jalan sehat diakhiri, ada satu orang yang memimpin doa untuk kesehatan dan kebahagiaan ayahku dalam menjalani hari tuanya.

Selamat ulang tahun, Ayah... Semoga dapat menikmati hari tua dengan sehat dan bahagia bersama anak, menantu dan cucu-cucu tercinta. Semoga Ayah senantiasa dalam lindungan-Nya. Amin....


Foto kedua orang tuaku tercinta

Yang kedua adalah untuk merayakan postinganku yang kini telah mencapai.. 200 !! Seharusnya postingan ke-200 ini aku publikasikan pada tanggal 25 Juli 2009, bertepatan dengan HUT ayahku. Tapi karena beberapa sebab, maka baru sekarang aku mempublikasikan postinganku yang ke-200.

Sungguh kawan.., hal ini jauh dari dugaanku semula saat aku mencoba membuat blog. Saat memulai blog ini, aku masih terbata-bata dalam menyusun kata dan merangkainya menjadi sebuah kalimat. Namun, lama kelamaan aku sudah mulai terbiasa mengutarakan apa isi hati dan pikiranku lewat bahasa tulisan. Memang aku tak mampu mengutarakannya dalam bahasa yang indah dan sarat makna. Aku hanya mampu mengutarakan semua secara apa adanya. Mungkin juga apa yang aku sampaikan tak semuanya enak dibaca. Namun yang jelas aku hanya ingin berbagi tentang sebagian dari hidupku, yang siapa tahu ada guna dan manfaatnya bagi orang lain.

Khusus untuk merayakan postinganku yang ke-200 ini aku telah mempersiapkan 2 hal secara khusus : yaitu 'launching' blog baru (plok.. plok... plok... Horeee....) dan aku juga telah membuat sebuah award khusus untuk kubagikan kepada semua sahabatku yang selama ini telah rajin berkunjung ke blogku ini. Oleh sebab itu, aku mengundang semua sahabat yang telah berkunjung di blog ini untuk juga datang ke blog baruku The Others.... untuk mengambil award yang telah aku persiapkan untuk aku bagikan. Oke... aku tunggu kehadiran sahabat semua di rumah baruku ya... Tapi maaf..., rumah baruku belum sepenuhnya rapi..., masih berantakan nih soalnya aku tak punya banyak waktu untuk membereskannya. Harap maklum ya....

Jumat, 24 Juli 2009

Usia sekolah


Suatu ketika keponakanku bercerita kepadaku bahwa tahun ajaran ini dia sudah masuk SD. Aku heran dan terkejut sekali karena seingatku umurnya belum genap 6 tahun. Ternyata memang, bulan Desember nanti umurnya baru 6 tahun.

Aku heran kenapa dia bisa masuk SD, karena setahuku untuk masuk SD ada batasan usia minimal yaitu 7 tahun. Berdasarkan ceritanya juga aku tahu bahwa untuk bisa masuk SD, dia tidak perlu menjalani tes masuk. Lantas, apa alasan yang dipakai oleh pihak sekolah menerima keponakanku ? Dilihat dari segi usia, dia masih kurang banyak. Dilihat dari kemampuan pun, pihak sekolah tak melakukan tes kepadanya.



Aku pribadi sebenarnya sangat berkeberatan kalau keponakanku itu dimasukkan ke SD pada usianya yang belum genap 6 tahun. Memang aku tahu bahwa keponakanku itu sudah pandai membaca dan menulis, tapi bagiku itu belum cukup. Keponakanku ini masih cengeng, gampang sekali menangis. Menurutku, kemampuan akademis harus ditunjang dengan kematangan emosi. Padahal, untuk masuk sekolah itu keponakanku juga tidak di tes sama sekali,

Aku pribadi sebenarnya kurang setuju kalau untuk masuk SD seorang anak sudah harus di tes. Sebegitu pentingkah 'seleksi masuk' lewat tes (tertulis dan wawancara!) bagi seorang calon siswa SD ? Apalagi yang aku tahu, beberapa tes yang dilakukan oleh sekolah-sekolah untuk menyeleksi murid-muridnya tidak menguji secara menyeluruh apakah anak itu sudah matang atau tidak.


Aku dulu memasukkan Shasa ke Playgroup pada usia 4 tahun. Setelah setahun di playgroup, kepala sekolahnya berkeinginan memasukkan Shasa langsung ke kelas B (nol besar). Namun aku menolak ide itu, dan aku tetap berkeinginan Shasa mengikuti jenjang pendidikan sebagaimana adanya. Selain itu aku tak ingin Shasa lulus Tk dan masuk SD pada usia 6 tahun. Aku tak ingin 'mengkarbit' anakku sendiri. Akhirnya kepala sekolah setuju dan memasukkan Shasa ke kelas A (nol kecil).

Shasa masuk ke SD pada usia 7 tahun kurang 2 bulan. Menurutku saat itu, Shasa sudah memiliki bekal kemampuan akademis dan kematangan emosi yang cukup. Hal itu kurasa sangat perlu, apalagi mengingat bahwa pelajaran anak-anak SD saat ini tergolong sulit. Jika Shasa belum cukup matang secara emosi, dia pasti akan gampang stress dengan 'beban' pelajarannya dan tingkat kesulitannya.

Saat ini aku melihat bahwa Shasa makin mandiri dalam urusan sekolahnya. Dia sudah mempunyai kesadaran membuat PR, belajar, menyiapkan sendiri kebutuhan sekolahnya (mulai buku sampai bekalnya), bahkan dia pun tak ingin terlambat sampai di sekolah. Untuk urusan sekolah, Shasa sudah tidak minta dilayani dan dibantu. Mungkin hal itu sulit terjadi jika Shasa sudah aku masukkan ke SD sebelum usia 7 tahun.

Kembali kepada keponakanku tadi.., aku sudah mencoba mencari tahu apa alasan kedua orang tuanya memasukkan anaknya ke SD. Aku sudah berusaha memberikan masukan, tapi ternyata mereka sudah sangat yakin dengan pilihannya. Aku coba untuk 'mempengaruhi' keponakanku untuk kembali ke TK saja dulu dan baru tahun depan masuk SD. Namun tidak berhasil...

Selama beberapa hari aku sungguh terganggu dengan hal itu. Suamiku mengatakan kepadaku agar aku tak terlalu mempermasalahkan hal itu karena bagaimanapun juga itu sudah menjadi keputusan saudaraku. Aku tak berhak ikut campur, begitu nasehat dari suamiku. Memang sih pendapat suamiku benar, tapi aku tetap tak dapat menghilangkan kegelisahanku. Seandainya saja keponakanku sudah berumur 6 tahun lebih dan tidak lagi cengeng, mungkin aku tak akan mempermasalahkan keputusan saudaraku memasukkan anaknya ke SD.

Aku jadi berpikir, sebenarnya apa motivasi kedua saudaraku mendaftarkan anaknya ke SD ? Apa dia bangga karena di usia anaknya yang belum genap 5 tahun bisa masuk SD ? Sementara sang anak yang nantinya akan menghadapi segala macam tuntutan sebagai anak SD dan bukan kedua orang tuanya. Padahal nanti anaknya yang harus belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk dan kehilangan sebagian besar waktu bermainnya.

Jadi sebenarnya untuk kepentingan siapa si anak masuk SD di usia sedini itu ? Untuk keponakanku atau untuk orang tuanya ? Mungkin benar kata suamiku, aku tak perlu terlalu memusingkan hal ini karena memang bukan hakku mengatur masa depan keponakanku. Aku kini hanya bisa berdoa agar pilihan saudaraku untuk anak mereka tidak salah. Amin.

Usia sekolah


Suatu ketika keponakanku bercerita kepadaku bahwa tahun ajaran ini dia sudah masuk SD. Aku heran dan terkejut sekali karena seingatku umurnya belum genap 6 tahun. Ternyata memang, bulan Desember nanti umurnya baru 6 tahun.

Aku heran kenapa dia bisa masuk SD, karena setahuku untuk masuk SD ada batasan usia minimal yaitu 7 tahun. Berdasarkan ceritanya juga aku tahu bahwa untuk bisa masuk SD, dia tidak perlu menjalani tes masuk. Lantas, apa alasan yang dipakai oleh pihak sekolah menerima keponakanku ? Dilihat dari segi usia, dia masih kurang banyak. Dilihat dari kemampuan pun, pihak sekolah tak melakukan tes kepadanya.



Aku pribadi sebenarnya sangat berkeberatan kalau keponakanku itu dimasukkan ke SD pada usianya yang belum genap 6 tahun. Memang aku tahu bahwa keponakanku itu sudah pandai membaca dan menulis, tapi bagiku itu belum cukup. Keponakanku ini masih cengeng, gampang sekali menangis. Menurutku, kemampuan akademis harus ditunjang dengan kematangan emosi. Padahal, untuk masuk sekolah itu keponakanku juga tidak di tes sama sekali,

Aku pribadi sebenarnya kurang setuju kalau untuk masuk SD seorang anak sudah harus di tes. Sebegitu pentingkah 'seleksi masuk' lewat tes (tertulis dan wawancara!) bagi seorang calon siswa SD ? Apalagi yang aku tahu, beberapa tes yang dilakukan oleh sekolah-sekolah untuk menyeleksi murid-muridnya tidak menguji secara menyeluruh apakah anak itu sudah matang atau tidak.


Aku dulu memasukkan Shasa ke Playgroup pada usia 4 tahun. Setelah setahun di playgroup, kepala sekolahnya berkeinginan memasukkan Shasa langsung ke kelas B (nol besar). Namun aku menolak ide itu, dan aku tetap berkeinginan Shasa mengikuti jenjang pendidikan sebagaimana adanya. Selain itu aku tak ingin Shasa lulus Tk dan masuk SD pada usia 6 tahun. Aku tak ingin 'mengkarbit' anakku sendiri. Akhirnya kepala sekolah setuju dan memasukkan Shasa ke kelas A (nol kecil).

Shasa masuk ke SD pada usia 7 tahun kurang 2 bulan. Menurutku saat itu, Shasa sudah memiliki bekal kemampuan akademis dan kematangan emosi yang cukup. Hal itu kurasa sangat perlu, apalagi mengingat bahwa pelajaran anak-anak SD saat ini tergolong sulit. Jika Shasa belum cukup matang secara emosi, dia pasti akan gampang stress dengan 'beban' pelajarannya dan tingkat kesulitannya.

Saat ini aku melihat bahwa Shasa makin mandiri dalam urusan sekolahnya. Dia sudah mempunyai kesadaran membuat PR, belajar, menyiapkan sendiri kebutuhan sekolahnya (mulai buku sampai bekalnya), bahkan dia pun tak ingin terlambat sampai di sekolah. Untuk urusan sekolah, Shasa sudah tidak minta dilayani dan dibantu. Mungkin hal itu sulit terjadi jika Shasa sudah aku masukkan ke SD sebelum usia 7 tahun.

Kembali kepada keponakanku tadi.., aku sudah mencoba mencari tahu apa alasan kedua orang tuanya memasukkan anaknya ke SD. Aku sudah berusaha memberikan masukan, tapi ternyata mereka sudah sangat yakin dengan pilihannya. Aku coba untuk 'mempengaruhi' keponakanku untuk kembali ke TK saja dulu dan baru tahun depan masuk SD. Namun tidak berhasil...

Selama beberapa hari aku sungguh terganggu dengan hal itu. Suamiku mengatakan kepadaku agar aku tak terlalu mempermasalahkan hal itu karena bagaimanapun juga itu sudah menjadi keputusan saudaraku. Aku tak berhak ikut campur, begitu nasehat dari suamiku. Memang sih pendapat suamiku benar, tapi aku tetap tak dapat menghilangkan kegelisahanku. Seandainya saja keponakanku sudah berumur 6 tahun lebih dan tidak lagi cengeng, mungkin aku tak akan mempermasalahkan keputusan saudaraku memasukkan anaknya ke SD.

Aku jadi berpikir, sebenarnya apa motivasi kedua saudaraku mendaftarkan anaknya ke SD ? Apa dia bangga karena di usia anaknya yang belum genap 5 tahun bisa masuk SD ? Sementara sang anak yang nantinya akan menghadapi segala macam tuntutan sebagai anak SD dan bukan kedua orang tuanya. Padahal nanti anaknya yang harus belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk dan kehilangan sebagian besar waktu bermainnya.

Jadi sebenarnya untuk kepentingan siapa si anak masuk SD di usia sedini itu ? Untuk keponakanku atau untuk orang tuanya ? Mungkin benar kata suamiku, aku tak perlu terlalu memusingkan hal ini karena memang bukan hakku mengatur masa depan keponakanku. Aku kini hanya bisa berdoa agar pilihan saudaraku untuk anak mereka tidak salah. Amin.

Kamis, 23 Juli 2009

Kebun Teh Njamus

Aku masih ingin melanjutkan cerita jalan-jalanku kemarin. Setelah kami meninggalkan Taman Rekreasi Tawun di Ngawi, kami pun meluncur ke Kebun Teh Njamus, di lereng Gunung Lawu. Kami sama sekali belum tahu jalan ke sana, sehingga beberapa kali kami harus menanyakan jalan kepada penduduk yang kami lewati. Tak kusangka... jalan ke Kebun Teh Njamus menanjak sekali !!

Setelah menempuh jalan yang (menurutku) cukup panjang, berkelok-kelok dan menanjak.. akhirnya kami sampai juga di Perkebunan Teh Njamus. Subhanallah...., tak kusangka... pemandangannya indah sekali...!! Lenyap sudah keindahan alam yang sebelumnya kusaksikan di Tawun, dan berganti kekaguman yang tak ada hentinya akan keindahan alam yang ada di depan mata.

Kami menyaksikan hamparan kebun teh yang menghijau diantara gunung-gunung yang menjulang. Itu semua belum cukup, karena mata kami masih dimanjakan oleh keindahan air terjun yang ada di situ. Sewaktu kami sampai di tempat yang sangat lapang, kami mencium bau yang wangi sekali. Setelah kami mencari sumbernya, ternyata bau yang wangi itu berasal dari 3 buah pohon kantil yang besar sekali, tepat di atas mobil kami diparkir !! Masya Allah..., pemandangan yang indah dengan desiran angin yang lembut disertai bau yang wangi sekali. Rasanya tak ada lagi tempat yang lebih indah daripada di sini.

Tak jauh dari situ ada bangunan putih yang menjulang, yang konon katanya merupakan pabrik teh. Namun, aku tak sempat menanyakan kebenarannya kepada penduduk sekitar, karena kalau melihat bentuk bangunannya, aku percaya saja kalau bangunan itu memang bangunan pabrik teh. Bangunan pabrik itu berdekatan dengan rumah dinas administratur perkebunan teh itu. Aku jadi membayangkan..., betapa asyiknya bisa bermalam di tempat yang seasri itu pada akhir pekan ya..?


Pemandangan kebun teh Njamus

Kiri : pabrik teh, kanan : salah satu pohon kantil yang besar itu

Puas bermain di air terjun yang airnya dingin
Diantara rimbun daun teh

Kami cukup lama juga memanjakan diri dan mata kami memandang keindahan alam itu. Setelah hari menjelang sore, barulah kami dengan malas beranjak pulang. Semoga saja lain kali kami dapat kesana lagi....

Maaf kali ini aku tak mampu berkata banyak, segala keindahan yang aku saksikan rasanya tak mampu terwakili oleh kata-kata, sehingga aku memilih memajang sebanyak mungkin foto disini. Semoga foto-foto itu lebih mampu menceritakan bagaimana keindahan yang kami saksikan.

Kebun Teh Njamus

Aku masih ingin melanjutkan cerita jalan-jalanku kemarin. Setelah kami meninggalkan Taman Rekreasi Tawun di Ngawi, kami pun meluncur ke Kebun Teh Njamus, di lereng Gunung Lawu. Kami sama sekali belum tahu jalan ke sana, sehingga beberapa kali kami harus menanyakan jalan kepada penduduk yang kami lewati. Tak kusangka... jalan ke Kebun Teh Njamus menanjak sekali !!

Setelah menempuh jalan yang (menurutku) cukup panjang, berkelok-kelok dan menanjak.. akhirnya kami sampai juga di Perkebunan Teh Njamus. Subhanallah...., tak kusangka... pemandangannya indah sekali...!! Lenyap sudah keindahan alam yang sebelumnya kusaksikan di Tawun, dan berganti kekaguman yang tak ada hentinya akan keindahan alam yang ada di depan mata.

Kami menyaksikan hamparan kebun teh yang menghijau diantara gunung-gunung yang menjulang. Itu semua belum cukup, karena mata kami masih dimanjakan oleh keindahan air terjun yang ada di situ. Sewaktu kami sampai di tempat yang sangat lapang, kami mencium bau yang wangi sekali. Setelah kami mencari sumbernya, ternyata bau yang wangi itu berasal dari 3 buah pohon kantil yang besar sekali, tepat di atas mobil kami diparkir !! Masya Allah..., pemandangan yang indah dengan desiran angin yang lembut disertai bau yang wangi sekali. Rasanya tak ada lagi tempat yang lebih indah daripada di sini.

Tak jauh dari situ ada bangunan putih yang menjulang, yang konon katanya merupakan pabrik teh. Namun, aku tak sempat menanyakan kebenarannya kepada penduduk sekitar, karena kalau melihat bentuk bangunannya, aku percaya saja kalau bangunan itu memang bangunan pabrik teh. Bangunan pabrik itu berdekatan dengan rumah dinas administratur perkebunan teh itu. Aku jadi membayangkan..., betapa asyiknya bisa bermalam di tempat yang seasri itu pada akhir pekan ya..?


Pemandangan kebun teh Njamus

Kiri : pabrik teh, kanan : salah satu pohon kantil yang besar itu

Puas bermain di air terjun yang airnya dingin
Diantara rimbun daun teh

Kami cukup lama juga memanjakan diri dan mata kami memandang keindahan alam itu. Setelah hari menjelang sore, barulah kami dengan malas beranjak pulang. Semoga saja lain kali kami dapat kesana lagi....

Maaf kali ini aku tak mampu berkata banyak, segala keindahan yang aku saksikan rasanya tak mampu terwakili oleh kata-kata, sehingga aku memilih memajang sebanyak mungkin foto disini. Semoga foto-foto itu lebih mampu menceritakan bagaimana keindahan yang kami saksikan.

Selasa, 21 Juli 2009

Jalan-jalan ke Tawun

Aku dan suami sedang seneng mengajak Shasa jalan-jalan nih. Kebetulan masih ada waktu, sebelum kami semua kembali terperangkap dalam kesibukan masing-masing. Sebelum Shasa tenggelam diantara setumpuk kegiatan dan pekerjaan rumahnya dan sebelum aku plus suami makin dikejar dengan pekerjaan, maka acara jalan-jalan pun dilanjutkan kembali.

Saat ini kami sedang senang jalan-jalan ke tempat-tempat yang tidak terlalu jauh tapi memiliki pemandangan alam yang indah. Kali ini kami mengunjungi 2 tempat sekaligus. Yang pertama adalah Taman Rekreasi Tawun yang terletak di Ngawi.

Taman Rekreasi Tawun ini memiliki kolam bulus . Di sini banyak sekali bulus, dari yang kecil sampai yang besar. Sayang sekali, sulit banget untuk mengambil foto bulus-bulus itu. Mereka sembunyi terus di dalam air, sehingga tak tampak jelas untuk bisa diambil gambarnya. Sepertinya tempat ini memang tempat berkembang biaknya bulus, sehingga dibuatkan kolam khusus untuk bulus-bulus itu. Bahkan ada patung-patung bulus juga lho.


Foto bulus paling kiri, tidak terlihat jelas ya ?
Foto tengah dan kanan, Shasa foto di depan patung bulus

Ada juga kolam ikan. Ikan-ikannya banyak sekali, dan mereka bergerak mengikuti kemanapun kaki kami melangkah. Mungkin saja mereka mengira kami akan memberikan makanan, sehingga ikan-ikan itu mengikuti kami terus.


Foto ikan yang bergerombol mengikuti kami dan teratai yang indah

Selain itu, ada taman bermain anak, kolam renang dan juga area yang sangat luas untuk melakukan berbagai aktivitas bersama. Shasa senang sekali berada di sini, karena tempatnya yang cukup rindang dan menyenangkan. Aku paling suka saat melihat tanaman bambu yang berjajar rapi. Hanya tanaman bambu... tapi aku sangat terpesona melihatnya..., karena menurutku pemandangan itu indah sekali.

Pemandangannya indah sekali, apalagi tanaman bambunya sunguh indah

Saat kami datang kesana, pengunjung taman rekreasi itu ternyata banyak juga. Mungkin karena bertepatan dengan hari libur, jadi pengunjungnya banyak. Apalagi tiket masuknya tidak mahal, sehingga taman rekreasi itu menjadi tempat pilihan bagi warga sekitarnya untuk mengisi hari liburnya.