Sabtu, 27 Februari 2010

Kepercayaan

Kudengar kau menggerutu 
rupanya kesal hatimu
karna mereka masih ragu
akan niat baikmu

Kudengar kau mengeluh
sambil mengelap peluh
rupanya kepercayaan tlah runtuh
dan mereka terlanjur jenuh


Hai kawan, tunggulah dulu.
jangan salahkan mereka tak percaya padamu
jangan salahkan mereka yang ragu
karna semua itu dulu salahmu

Ingatkah wahai kawanku
betapa dulu mereka mempercayaimu
namun kau khianati kepercayaan itu
dan kini semua menjadi beku

Jika memang kau sesali
semua yang telah terjadi
kinilah saatnya tuk memulai
memperbaiki segalanya kembali

Tapi satu hal harus kau ingat
kepercayaan tak kan mudah kau dapat
itulah makanya kau harus punya tekat
meraih kembali dengan semangat

Jika nanti kau dapatkan kembali
jagalah kepercayaan itu sepenuh hati
karna jika kau masih mengkhianati
maka tak kan ada kesempatan untukmu lagi

 
Gambar diambil dari sini

Kepercayaan

Kudengar kau menggerutu 
rupanya kesal hatimu
karna mereka masih ragu
akan niat baikmu

Kudengar kau mengeluh
sambil mengelap peluh
rupanya kepercayaan tlah runtuh
dan mereka terlanjur jenuh


Hai kawan, tunggulah dulu.
jangan salahkan mereka tak percaya padamu
jangan salahkan mereka yang ragu
karna semua itu dulu salahmu

Ingatkah wahai kawanku
betapa dulu mereka mempercayaimu
namun kau khianati kepercayaan itu
dan kini semua menjadi beku

Jika memang kau sesali
semua yang telah terjadi
kinilah saatnya tuk memulai
memperbaiki segalanya kembali

Tapi satu hal harus kau ingat
kepercayaan tak kan mudah kau dapat
itulah makanya kau harus punya tekat
meraih kembali dengan semangat

Jika nanti kau dapatkan kembali
jagalah kepercayaan itu sepenuh hati
karna jika kau masih mengkhianati
maka tak kan ada kesempatan untukmu lagi

 
Gambar diambil dari sini

Rabu, 24 Februari 2010

Masalah ganti domain

Keputusanku untuk kembali ke Blogspot ternyata mendapat tanggapan beragam dari sahabat-sahabat blogger. Ada yang menyayangkan mengapa aku meninggalkan dot com dan kembali ke blogspot. Ada yang mendukung, karena blogspot gratis. Ada yang tak mau pusing dengan apa yang aku pakai (dot com atau blogspot) yang penting masih bisa blogging.

Terus terang, keputusanku untuk kembali ke blogspot aku lakukan karena beberapa hal, yaitu :
  • Aku takut akan 'kehilangan' blog ini hanya gara-gara masa kontrakku yang hanya setahun habis, sementara aku belum sempat memindahkannya kembali ke blogspot. Sayang kan kalau kerja kerasku selama setahun membangun blog ini hilang dalam sekejap ?
  • Aku tak tahu bagaimana cara memperpanjang domain dot com, besarnya biaya yang harus aku keluarkan (karena kemarin aku dapat sbg hadiah) dan bagaimana cara pembayarannya. *jadi pengen malu*
  • Aku tak ada waktu untuk cari informasi, karena Shasa sakit sementara masa kontrakku segera berakhir.

Dalam keadaan seperti itu, yang ada dalam pikiranku hanya satu : aku tetap ingin blog ini ada, makanya dengan segera aku segera memboyong blog ini kembali ke blogspot. Apapun resikonya aku terima, asalkan masih bisa blogging. PR blog ini sampai sekarang masih tetap 3, tapi entah apakah akan turun dengan pindahnya ke blogspot ini aku belum tahu. Yang jelas Alexa-ku jadi sangat bengkak sekarang..., kalau tak salah, kemarin waktu aku lihat Alexa-ku di atas 1 juta.... Whaaa....

Ternyata pindah domain tak semudah aku sangka. Semula, aku mengira dengan memberi tahu sahabat-sahabat untuk mengganti link blog dari dot com ke blogspot maka semua urusan akan beres. Tapi ternyata ada masalah baru yang belum aku temukan jawabannya. Aku dulu pernah memajang link blog ini di blogku yang kedua (The Others...), dengan menggunakan gadget : Daftar Blog. Sejak kemarin aku sudah berulang kali mencoba mengganti alamat www.renijudhanto.com dengan renijudhanto.blogspot.com selalu saja gagal, karena yang muncul selala saja link dot com. Akibatnya, postingan terbaruku tak terbaca, dan yang muncul adalah postingan terakhirku waktu aku masih menggunakan domain dot com yaitu : Peristiwa dan Mood-ku.

Sampai malam ini pun aku tak berhasil memasang gadget Daftar Blog untuk mencantumkan link blog ini di The Others. Akhirnya, aku pasang link blog ini dengan menggunakan Daftar Link.... dan ternyata bisa, hanya saja yang muncul hanya nama blog beserta link-nya, karena memang tak ada fasilitas untuk memunculkan judul dan tanggal postingan terakhir berikut gambarnya. Mengapa bisa begitu...., aku tak tahu jawabannya. Padahal beberapa teman ternyata sukses mengganti link blog-ku di daftar blog mereka. Kok aneh ya...?

Kalau ditanya apakah aku menyesal dengan keputusan kembali ke blogspot, jawabanku adalah : tidak, karena bagiku masih bisa blogging adalah tujuanku. Tapi memang dari peristiwa kembali ke blogspot ini aku dapat pelajaran berharga, yaitu : jangan terburu-buru mengambil keputusan sebelum mendapat informasi yang cukup. Tanpa bekal yang cukup, akhirnya keputusan yang diambil akan menghadirkan masalah baru yang belum diketahui jawabannya...

Apakah sahabat semua sependapat denganku dalam hal ini...?

Masalah ganti domain

Keputusanku untuk kembali ke Blogspot ternyata mendapat tanggapan beragam dari sahabat-sahabat blogger. Ada yang menyayangkan mengapa aku meninggalkan dot com dan kembali ke blogspot. Ada yang mendukung, karena blogspot gratis. Ada yang tak mau pusing dengan apa yang aku pakai (dot com atau blogspot) yang penting masih bisa blogging.

Terus terang, keputusanku untuk kembali ke blogspot aku lakukan karena beberapa hal, yaitu :
  • Aku takut akan 'kehilangan' blog ini hanya gara-gara masa kontrakku yang hanya setahun habis, sementara aku belum sempat memindahkannya kembali ke blogspot. Sayang kan kalau kerja kerasku selama setahun membangun blog ini hilang dalam sekejap ?
  • Aku tak tahu bagaimana cara memperpanjang domain dot com, besarnya biaya yang harus aku keluarkan (karena kemarin aku dapat sbg hadiah) dan bagaimana cara pembayarannya. *jadi pengen malu*
  • Aku tak ada waktu untuk cari informasi, karena Shasa sakit sementara masa kontrakku segera berakhir.

Dalam keadaan seperti itu, yang ada dalam pikiranku hanya satu : aku tetap ingin blog ini ada, makanya dengan segera aku segera memboyong blog ini kembali ke blogspot. Apapun resikonya aku terima, asalkan masih bisa blogging. PR blog ini sampai sekarang masih tetap 3, tapi entah apakah akan turun dengan pindahnya ke blogspot ini aku belum tahu. Yang jelas Alexa-ku jadi sangat bengkak sekarang..., kalau tak salah, kemarin waktu aku lihat Alexa-ku di atas 1 juta.... Whaaa....

Ternyata pindah domain tak semudah aku sangka. Semula, aku mengira dengan memberi tahu sahabat-sahabat untuk mengganti link blog dari dot com ke blogspot maka semua urusan akan beres. Tapi ternyata ada masalah baru yang belum aku temukan jawabannya. Aku dulu pernah memajang link blog ini di blogku yang kedua (The Others...), dengan menggunakan gadget : Daftar Blog. Sejak kemarin aku sudah berulang kali mencoba mengganti alamat www.renijudhanto.com dengan renijudhanto.blogspot.com selalu saja gagal, karena yang muncul selala saja link dot com. Akibatnya, postingan terbaruku tak terbaca, dan yang muncul adalah postingan terakhirku waktu aku masih menggunakan domain dot com yaitu : Peristiwa dan Mood-ku.

Sampai malam ini pun aku tak berhasil memasang gadget Daftar Blog untuk mencantumkan link blog ini di The Others. Akhirnya, aku pasang link blog ini dengan menggunakan Daftar Link.... dan ternyata bisa, hanya saja yang muncul hanya nama blog beserta link-nya, karena memang tak ada fasilitas untuk memunculkan judul dan tanggal postingan terakhir berikut gambarnya. Mengapa bisa begitu...., aku tak tahu jawabannya. Padahal beberapa teman ternyata sukses mengganti link blog-ku di daftar blog mereka. Kok aneh ya...?

Kalau ditanya apakah aku menyesal dengan keputusan kembali ke blogspot, jawabanku adalah : tidak, karena bagiku masih bisa blogging adalah tujuanku. Tapi memang dari peristiwa kembali ke blogspot ini aku dapat pelajaran berharga, yaitu : jangan terburu-buru mengambil keputusan sebelum mendapat informasi yang cukup. Tanpa bekal yang cukup, akhirnya keputusan yang diambil akan menghadirkan masalah baru yang belum diketahui jawabannya...

Apakah sahabat semua sependapat denganku dalam hal ini...?

Selasa, 23 Februari 2010

Kembali ke Blogspot

Dulu.., aku dapat hadiah domain dari seorang sahabat blogger, yaitu Rizal Adha (hi friend.., where are you right now?) . Dia  bilang, dia membelikan aku domain dari Google selama 1 tahun. Alasannya memberikan hadiah padaku berupa domain gratis selama 1 tahun  adalah sebagai "ganti" award yang kuberikan padanya. Aku benar-benar telah  puas menikmati hadiah domain darinya selama setahun, padahal aku hanya memberinya sebuah award. Terima kasih banyak sobat.... 

Nah.., bulan Maret nanti domain hadiahnya akan genap berumur 1 tahun.  Makanya, sebelum waktunya benar-benar habis... aku segera kembali berpindah dari www.renijudhanto.com ke renijudhanto.blogspot.com. Soalnya aku takut kalau aku telat berpindah kembali ke blogspot, blogku tak lagi dapat aku buka. Tentu saja, dengan berbagai 'resiko' seperti kehilangan banyak link dan alexa-ku akan bengkak lagi. But.., it's OK.. yang penting aku masih bisa blogging.


Aku ingat, dulu ada seorang sobat blogger yang berkata bahwa aku punya 2 blog kembar. Memang, untuk akses ke Catatan Kecilku ini, dapat melalui www.renijudhanto.com atau renijudhanto.blogspot.com. Tapi kini aku sudah kembali beralih ke blogspot lagi (karena tak ada lagi yang memberikan hadiah domain untukku hehehe). Jadi bagi teman-teman yang sudah pasang link blog ini dengan menggunakan URL : www.renijudhanto.com mohon dengan sangat untuk menggantinya ke renijudhanto.blogspot.com. Terima kasih banyak ya....

Kali ini hanya itu yang ingin aku sampaikan.... dan blogwalkingnya belum bisa aku lakukan. Terima kasih banyak bagi sahabat yang telah dengan setia mampir dan menyapaku disini. I miss you all...

Kembali ke Blogspot

Dulu.., aku dapat hadiah domain dari seorang sahabat blogger, yaitu Rizal Adha (hi friend.., where are you right now?) . Dia  bilang, dia membelikan aku domain dari Google selama 1 tahun. Alasannya memberikan hadiah padaku berupa domain gratis selama 1 tahun  adalah sebagai "ganti" award yang kuberikan padanya. Aku benar-benar telah  puas menikmati hadiah domain darinya selama setahun, padahal aku hanya memberinya sebuah award. Terima kasih banyak sobat.... 

Nah.., bulan Maret nanti domain hadiahnya akan genap berumur 1 tahun.  Makanya, sebelum waktunya benar-benar habis... aku segera kembali berpindah dari www.renijudhanto.com ke renijudhanto.blogspot.com. Soalnya aku takut kalau aku telat berpindah kembali ke blogspot, blogku tak lagi dapat aku buka. Tentu saja, dengan berbagai 'resiko' seperti kehilangan banyak link dan alexa-ku akan bengkak lagi. But.., it's OK.. yang penting aku masih bisa blogging.


Aku ingat, dulu ada seorang sobat blogger yang berkata bahwa aku punya 2 blog kembar. Memang, untuk akses ke Catatan Kecilku ini, dapat melalui www.renijudhanto.com atau renijudhanto.blogspot.com. Tapi kini aku sudah kembali beralih ke blogspot lagi (karena tak ada lagi yang memberikan hadiah domain untukku hehehe). Jadi bagi teman-teman yang sudah pasang link blog ini dengan menggunakan URL : www.renijudhanto.com mohon dengan sangat untuk menggantinya ke renijudhanto.blogspot.com. Terima kasih banyak ya....

Kali ini hanya itu yang ingin aku sampaikan.... dan blogwalkingnya belum bisa aku lakukan. Terima kasih banyak bagi sahabat yang telah dengan setia mampir dan menyapaku disini. I miss you all...

Senin, 22 Februari 2010

Peristiwa dan mood-ku

 
gambar diambil dari sini

Aku kehilangan mood untuk blogging, meskipun banyak hal yang sebenarnya ingin aku tuliskan. Mood-ku melayang entah kemana semenjak Shasa sakit. Yang ada dalam pikiranku hanya tentang keadaan Shasa saja, bahkan berpikir tentang pekerjaan kantor saja rasanya malasnya bukan maen hehehe... Ohya, Shasa sampai hari ini masih dalam tahap 'observasi' untuk memastikan apakah dia terkena DB atau tidak. Jadi, aku masih rutin konsultasi pada dokter... semoga saja Shasa tak harus masuk RS karena kena DB ya...?


Ada yang ingin aku sampaikan, yaitu tentang kawanku yang baru saja melakukan syukuran karena naik pangkat (telah aku ceritakan pada postinganku sebelumnya). Sehari setelah mengadakan syukuran itu, esok harinya (Jum'at, 19 Pebruari 2010) kami menerima kabar duka bahwa kawanku itu meninggal dunia. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun....  

Betapa mudah bagiNYA membolak-balikkan kehidupan seseorang. Setelah baru saja dia berbahagia karena telah naik pangkat, tak lama kemudian Allah mengambil nyawanya. Bukan hanya keluarganya saja yang kaget dan merasa kehilangan atas kepergiannya, teman-teman kerjanya tak kalah kagetnya. Memang sebelumnya dia sudah sakit, tapi kami tak menyangka kalau dia akan pergi secepat itu. Apalagi seharusnya 4 bulan lagi dia akan memasuki masa pensiun. Ternyata SK Pensiun itu tak sempat diterimanya karena Allah telah lebih dulu memanggilnya.

Saat kami takziyah ke rumahnya, keluarganya masih sangat shock dengan kepergian orang yang mereka cintai dengan tiba-tiba. Berada dalam suasana berkabung seperti itu, kembali aku diingatkan tentang kematian. Kita tak pernah tahu kapan kita akan dipanggil menghadapNYA. Rasanya aku perlu mempersiapkan diri lebih baik untuk menghadapi saat itu. Sepertinya aku harus berusaha lebih keras lagi untuk mempersiapkan diri karena sepertinya aku masih kurang sekali dalam mempersiapkan diri selama ini. 

Peristiwa itu memberikan banyak pelajaran bagiku. Rasanya aku pun perlu mempersiapkan Shasa lebih baik lagi untuk menghadapi berbagai kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Aku hanya ingin Shasa tidak shock jika kemungkinan-kemungkinan buruk terjadi. Sedih tentu saja tak dapat dihindari, tapi aku tak ingin jika Shasa jadi terpuruk karena tak mampu menghadapi peristiwa yang tak diharapkannya.

Itu saja..., sebenarnya banyak hal yang ingin aku sampaikan, tapi moodku belum kembali... Jadi maaf aku belum bisa jalan-jalan nih....

Peristiwa dan mood-ku

 
gambar diambil dari sini

Aku kehilangan mood untuk blogging, meskipun banyak hal yang sebenarnya ingin aku tuliskan. Mood-ku melayang entah kemana semenjak Shasa sakit. Yang ada dalam pikiranku hanya tentang keadaan Shasa saja, bahkan berpikir tentang pekerjaan kantor saja rasanya malasnya bukan maen hehehe... Ohya, Shasa sampai hari ini masih dalam tahap 'observasi' untuk memastikan apakah dia terkena DB atau tidak. Jadi, aku masih rutin konsultasi pada dokter... semoga saja Shasa tak harus masuk RS karena kena DB ya...?


Ada yang ingin aku sampaikan, yaitu tentang kawanku yang baru saja melakukan syukuran karena naik pangkat (telah aku ceritakan pada postinganku sebelumnya). Sehari setelah mengadakan syukuran itu, esok harinya (Jum'at, 19 Pebruari 2010) kami menerima kabar duka bahwa kawanku itu meninggal dunia. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun....  

Betapa mudah bagiNYA membolak-balikkan kehidupan seseorang. Setelah baru saja dia berbahagia karena telah naik pangkat, tak lama kemudian Allah mengambil nyawanya. Bukan hanya keluarganya saja yang kaget dan merasa kehilangan atas kepergiannya, teman-teman kerjanya tak kalah kagetnya. Memang sebelumnya dia sudah sakit, tapi kami tak menyangka kalau dia akan pergi secepat itu. Apalagi seharusnya 4 bulan lagi dia akan memasuki masa pensiun. Ternyata SK Pensiun itu tak sempat diterimanya karena Allah telah lebih dulu memanggilnya.

Saat kami takziyah ke rumahnya, keluarganya masih sangat shock dengan kepergian orang yang mereka cintai dengan tiba-tiba. Berada dalam suasana berkabung seperti itu, kembali aku diingatkan tentang kematian. Kita tak pernah tahu kapan kita akan dipanggil menghadapNYA. Rasanya aku perlu mempersiapkan diri lebih baik untuk menghadapi saat itu. Sepertinya aku harus berusaha lebih keras lagi untuk mempersiapkan diri karena sepertinya aku masih kurang sekali dalam mempersiapkan diri selama ini. 

Peristiwa itu memberikan banyak pelajaran bagiku. Rasanya aku pun perlu mempersiapkan Shasa lebih baik lagi untuk menghadapi berbagai kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Aku hanya ingin Shasa tidak shock jika kemungkinan-kemungkinan buruk terjadi. Sedih tentu saja tak dapat dihindari, tapi aku tak ingin jika Shasa jadi terpuruk karena tak mampu menghadapi peristiwa yang tak diharapkannya.

Itu saja..., sebenarnya banyak hal yang ingin aku sampaikan, tapi moodku belum kembali... Jadi maaf aku belum bisa jalan-jalan nih....

Rabu, 17 Februari 2010

Syukuran atas nikmatNYA

Hari ini aku dapat banyak 'rejeki' nih, karena hari ini banyak orang yang syukuran di kantorku. Alhamdulillah... Pagi-pagi sudah ada yang bagi-bagi roti. Lumayan, 2 buah roti yang dapat digunakan untuk 'pengganjal perut' tuh bagi yang belum sempat sarapan hehehe. 

Berhubung aku sudah sarapan, maka kedua roti itu untuk sementara jadi penghias meja kerjaku (^_^). Namun.., tak sampai satu jam kemudian... datang kiriman kotak nasi yang lengkap dengan segala lauk pauknya. Aku senang menerimanya, karena kebetulan hari ini aku tak bawa bekal makan siang ke kantor, jadi aku tak perlu pesan makanan ke kantin untuk makan siang nih. Alhamdulillah....


Saat makan siang, aku hanya pesan segelas teh hangat dari kantin... dan aku pun menikmati nasi dalam box tadi. Enak.. apalagi cap "ratu" (baca : oRA TUku, terjemahannya : tidak beli) hehehe. Ternyata nasi itu adalah syukuran salah seorang yang berhasil pindah dari daerah lain ke kotaku. Semoga saja kepindahannya ke kota dan tempat kerjaku memberikan kebaikan untuknya dan keluarganya. Amin. Semoga sering-sering saja ada orang yang pindah ke tempatku dan syukuran... *halah*

Tak lama setelah aku menyelesaikan makan siangku (yang nikmat), temanku masuk lagi ke ruangku sambil membawa kotak nasi lagi...! Ternyata, kali ini adalah syukuran dari seorang teman sekantorku yang naik pangkat. Semoga saja Allah senantiasa memberikan limpahan rejeki baginya dan keluarganya. Amin. Semoga saja makin banyak orang yang naik pangkat dan syukuran... *kabuuurrr* 

Karena aku sudah makan, maka kotak nasi kedua aku bawa pulang saja. Lumayan.., ada oleh-oleh buat Shasa. Biasanya dia seneng sekali kalau dapat oleh-oleh (makanan) dariku. Alhamdulillah..., rupanya Allah memberikan banyak rejeki untukku dan teman-teman sekantorku hari ini. Rejeki Allah memang dapat datang dari siapa saja, dari sumber yang tak terkira. Tak perlu berupa materi/uang.., sekotak nasi pun salah satu rejeki dariNYA untukku dan teman-teman sekantorku hari ini.

Dan.., sebagaimana hari-hari kemarin, kembali aku mensyukuri sekali nikmat Allah untukku hari ini. Alhamdulillah...  

** Maaf.. untuk cerita kali ini tak sempat ngambil gambarnya... (^-^) **

Syukuran atas nikmatNYA

Hari ini aku dapat banyak 'rejeki' nih, karena hari ini banyak orang yang syukuran di kantorku. Alhamdulillah... Pagi-pagi sudah ada yang bagi-bagi roti. Lumayan, 2 buah roti yang dapat digunakan untuk 'pengganjal perut' tuh bagi yang belum sempat sarapan hehehe. 

Berhubung aku sudah sarapan, maka kedua roti itu untuk sementara jadi penghias meja kerjaku (^_^). Namun.., tak sampai satu jam kemudian... datang kiriman kotak nasi yang lengkap dengan segala lauk pauknya. Aku senang menerimanya, karena kebetulan hari ini aku tak bawa bekal makan siang ke kantor, jadi aku tak perlu pesan makanan ke kantin untuk makan siang nih. Alhamdulillah....


Saat makan siang, aku hanya pesan segelas teh hangat dari kantin... dan aku pun menikmati nasi dalam box tadi. Enak.. apalagi cap "ratu" (baca : oRA TUku, terjemahannya : tidak beli) hehehe. Ternyata nasi itu adalah syukuran salah seorang yang berhasil pindah dari daerah lain ke kotaku. Semoga saja kepindahannya ke kota dan tempat kerjaku memberikan kebaikan untuknya dan keluarganya. Amin. Semoga sering-sering saja ada orang yang pindah ke tempatku dan syukuran... *halah*

Tak lama setelah aku menyelesaikan makan siangku (yang nikmat), temanku masuk lagi ke ruangku sambil membawa kotak nasi lagi...! Ternyata, kali ini adalah syukuran dari seorang teman sekantorku yang naik pangkat. Semoga saja Allah senantiasa memberikan limpahan rejeki baginya dan keluarganya. Amin. Semoga saja makin banyak orang yang naik pangkat dan syukuran... *kabuuurrr* 

Karena aku sudah makan, maka kotak nasi kedua aku bawa pulang saja. Lumayan.., ada oleh-oleh buat Shasa. Biasanya dia seneng sekali kalau dapat oleh-oleh (makanan) dariku. Alhamdulillah..., rupanya Allah memberikan banyak rejeki untukku dan teman-teman sekantorku hari ini. Rejeki Allah memang dapat datang dari siapa saja, dari sumber yang tak terkira. Tak perlu berupa materi/uang.., sekotak nasi pun salah satu rejeki dariNYA untukku dan teman-teman sekantorku hari ini.

Dan.., sebagaimana hari-hari kemarin, kembali aku mensyukuri sekali nikmat Allah untukku hari ini. Alhamdulillah...  

** Maaf.. untuk cerita kali ini tak sempat ngambil gambarnya... (^-^) **

Selasa, 16 Februari 2010

Smoking Area

Ada yang baru di lingkungan Sekretariat Daerah Kota Madiun. Di beberapa bagian ada beberapa tambahan bangunan baru. Semula aku tak tahu bangunan-bangunan itu akan digunakan untuk apa, karena kecil-kecil. Baru hari ini aku tahu kalau bangunan-bangunan itu dimaksudkan untuk dijadikan smoking area.

Rupanya Pemerintah Kota Madiun sedang berupaya mewujudkan kawasan tanpa rokok. Hal tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Dampak Rokok bagi Kesehatan. Dengan telah diterbitkannya  tersebut, Pemerintah Daerah diwajibkan mewujudkan kawasan tanpa rokok. Sejumlah daerah sudah membuat Perda kawasan tanpa rokok. 

Meski belum memiliki Perda yang mengatur kawasan tanpa rokok, Pemkot sudah membuat kebijakan dengan mengeluarkan. Edaran Walikota Nomor : 440/401.103/2009 tentang Pengamanan Dampak Rokok bagi Kesehatan. Surat Edaran itu diterbitkan dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, tanggal 31 Mei 2009. Dalam Surat Edaran tersebut dinyatakan sejumlah kawasan tanpa rokok, seperti rumah sakit, puskemas dan sarana kesehatan lainnya, kantor, sekolah, arena kegiatan anak dan tempat ibadah.

Sayang sekali Surat Edaran itu belum tersosialisasikan secara luas kepada masyarakat jadi banyak yang belum tahu.Walikota sendiri sudah beberapa kali memergoki pegawai yang merokok di sembarang tempat dan beliau tak segan-segan langsung menegur mereka. Makanya, sekarang aku tak pernah lagi melihat orang yang jalan sambil merokok ataupun sekedar ngobrol sambil merokok di lingkungan Sekretariat Daerah Kota Madiun. Aku pribadi tentu senang sekali dengan aturan itu, karena aku tak tahan dengan asap rokok.

Bagaimana dengan kota tempat tinggal sahabat semua, apa juga sudah diberlakukan daerah bebas rokok ?

Smoking Area

Ada yang baru di lingkungan Sekretariat Daerah Kota Madiun. Di beberapa bagian ada beberapa tambahan bangunan baru. Semula aku tak tahu bangunan-bangunan itu akan digunakan untuk apa, karena kecil-kecil. Baru hari ini aku tahu kalau bangunan-bangunan itu dimaksudkan untuk dijadikan smoking area.

Rupanya Pemerintah Kota Madiun sedang berupaya mewujudkan kawasan tanpa rokok. Hal tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Dampak Rokok bagi Kesehatan. Dengan telah diterbitkannya  tersebut, Pemerintah Daerah diwajibkan mewujudkan kawasan tanpa rokok. Sejumlah daerah sudah membuat Perda kawasan tanpa rokok. 

Meski belum memiliki Perda yang mengatur kawasan tanpa rokok, Pemkot sudah membuat kebijakan dengan mengeluarkan. Edaran Walikota Nomor : 440/401.103/2009 tentang Pengamanan Dampak Rokok bagi Kesehatan. Surat Edaran itu diterbitkan dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, tanggal 31 Mei 2009. Dalam Surat Edaran tersebut dinyatakan sejumlah kawasan tanpa rokok, seperti rumah sakit, puskemas dan sarana kesehatan lainnya, kantor, sekolah, arena kegiatan anak dan tempat ibadah.

Sayang sekali Surat Edaran itu belum tersosialisasikan secara luas kepada masyarakat jadi banyak yang belum tahu.Walikota sendiri sudah beberapa kali memergoki pegawai yang merokok di sembarang tempat dan beliau tak segan-segan langsung menegur mereka. Makanya, sekarang aku tak pernah lagi melihat orang yang jalan sambil merokok ataupun sekedar ngobrol sambil merokok di lingkungan Sekretariat Daerah Kota Madiun. Aku pribadi tentu senang sekali dengan aturan itu, karena aku tak tahan dengan asap rokok.

Bagaimana dengan kota tempat tinggal sahabat semua, apa juga sudah diberlakukan daerah bebas rokok ?

Senin, 15 Februari 2010

Gubraaakkk......

Minggu kemarin aku dan Shasa berdua di rumah. Suamiku sedang menikmati hari liburnya dengan mancing bersama teman-temannya. Seperti hari-hari libur lainnya, aku mengisinya dengan aneka macam kegiatan rumah tangga (mencuci, membersihkan rumah dan memasak). Bahkan aku kemarin menyempatkan untuk menjemur bantal dan guling.

Usai mengerjakan aneka pekerjaan rumah tangga, aku asyik blogging dengan Shasa. Apalagi sewaktu Shasa berminat untuk mengikuti lomba membuat "surat cinta" yang diselenggarakan oleh mbak Idana. Dia semangat banget ngeblognya, bahkan kemudian disambung dengan blogwalking.

Yang lebih mengasyikkan sewaktu aku dan Shasa menemukan 'fasilitas' baru untuk otak-atik foto. Selama ini kami memanfaatkan fasilitas dari facebomb dan photobucket untuk otak-atik foto, dan kemarin kami menemukan photoscape. Ternyata Shasa paling suka dengan photoscape karena pengoperasiannya yang mudah.

Shasa sampai keasyikan ngotak-atik aneka macam gambar dan foto. Malah Shasa berhasil membuat 2 buah award dari hasil otak-atik foto.Tentu saja Shasa girang bukan main. Rencananya dalam waktu dekat, award itu akan dibagikannya kepada beberapa orang. Kemarin aku sempat mengintip dia membuat postingan untuk bagi-bagi award itu, tapi rencana mau dipublikasikan kapan aku belum tahu.

Aku yang merasa mengantuk dan lelah, akhirnya membiarkan Shasa asyik sendiri bermain dengan photoscape. Aku memilih untuk tidur, dan sebelum tidur aku sudah berpesan agar Shasa membangunkan aku kalau hujan mulai turun. Maklum saja cucianku masih dijemur dan juga bantal gulingnya.

Rasanya belum terlalu lama terlelap saat aku mendengar Shasa berkata bahwa hujan turun. Aku terbangun dengan kaget dan secara spontan teringat bantal guling yang masih di luar. Takut bantal guling keburu basah, maka aku langsung loncat dari tempat tidur dan lari.

Mungkin karena kesadaranku belum sepenuhnya pulih, aku lari dengan sempoyongan dan menabrak aneka macam barang. Terakhir.... gubraaakkk.... aku jatuh tertelungkup tepat di dekat kursi yang aku pakai untuk menjemur bantal guling. Alhasil, kursi itupun jatuh, dan bantal guling pun jatuh di atas genangan air. Dengan panik aku terburu-buru bangun untuk menyelamatkan bantal guling itu.

Alhamdulillah.., walaupun sedikit basah, bantal guling itu berhasil aku selamatkan. Baru selanjutnya aku mengambil cucian yang ada di jemuran. Untungnya Shasa membantuku, sehingga Shasa yang hilir mudik membawa masuk bantal guling dan semua cucian itu ke dalam rumah.

Barulah setelah semua 'teratasi' kusadari bahwa lengan kananku sakit saat digerakkan dan lututku terasa perih. Keburu basah, akhirnya aku mandi dan ganti baju sekalian karena bajuku kotor dan basah waktu jatuh tadi. Setelah itu, aku memilih untuk tiduran kembali dan melupakan acara blogging. Sayang sekali aku tak bisa langsung fisioterapi, karena jadwal fisioterapi di rumah sakit libur saat hari Minggu. Dan.., baru Senin sore aku bisa fisioterapi. Doakan ya.., semoga tanganku segera pulih kembali.

Itulah cerita 'menyedihkan' sekaligus 'menggelikan'... dan suamiku pun hanya bisa geleng-geleng kepala waktu aku cerita padanya.

Gubraaakkk......

Minggu kemarin aku dan Shasa berdua di rumah. Suamiku sedang menikmati hari liburnya dengan mancing bersama teman-temannya. Seperti hari-hari libur lainnya, aku mengisinya dengan aneka macam kegiatan rumah tangga (mencuci, membersihkan rumah dan memasak). Bahkan aku kemarin menyempatkan untuk menjemur bantal dan guling.

Usai mengerjakan aneka pekerjaan rumah tangga, aku asyik blogging dengan Shasa. Apalagi sewaktu Shasa berminat untuk mengikuti lomba membuat "surat cinta" yang diselenggarakan oleh mbak Idana. Dia semangat banget ngeblognya, bahkan kemudian disambung dengan blogwalking.

Yang lebih mengasyikkan sewaktu aku dan Shasa menemukan 'fasilitas' baru untuk otak-atik foto. Selama ini kami memanfaatkan fasilitas dari facebomb dan photobucket untuk otak-atik foto, dan kemarin kami menemukan photoscape. Ternyata Shasa paling suka dengan photoscape karena pengoperasiannya yang mudah.

Shasa sampai keasyikan ngotak-atik aneka macam gambar dan foto. Malah Shasa berhasil membuat 2 buah award dari hasil otak-atik foto.Tentu saja Shasa girang bukan main. Rencananya dalam waktu dekat, award itu akan dibagikannya kepada beberapa orang. Kemarin aku sempat mengintip dia membuat postingan untuk bagi-bagi award itu, tapi rencana mau dipublikasikan kapan aku belum tahu.

Aku yang merasa mengantuk dan lelah, akhirnya membiarkan Shasa asyik sendiri bermain dengan photoscape. Aku memilih untuk tidur, dan sebelum tidur aku sudah berpesan agar Shasa membangunkan aku kalau hujan mulai turun. Maklum saja cucianku masih dijemur dan juga bantal gulingnya.

Rasanya belum terlalu lama terlelap saat aku mendengar Shasa berkata bahwa hujan turun. Aku terbangun dengan kaget dan secara spontan teringat bantal guling yang masih di luar. Takut bantal guling keburu basah, maka aku langsung loncat dari tempat tidur dan lari.

Mungkin karena kesadaranku belum sepenuhnya pulih, aku lari dengan sempoyongan dan menabrak aneka macam barang. Terakhir.... gubraaakkk.... aku jatuh tertelungkup tepat di dekat kursi yang aku pakai untuk menjemur bantal guling. Alhasil, kursi itupun jatuh, dan bantal guling pun jatuh di atas genangan air. Dengan panik aku terburu-buru bangun untuk menyelamatkan bantal guling itu.

Alhamdulillah.., walaupun sedikit basah, bantal guling itu berhasil aku selamatkan. Baru selanjutnya aku mengambil cucian yang ada di jemuran. Untungnya Shasa membantuku, sehingga Shasa yang hilir mudik membawa masuk bantal guling dan semua cucian itu ke dalam rumah.

Barulah setelah semua 'teratasi' kusadari bahwa lengan kananku sakit saat digerakkan dan lututku terasa perih. Keburu basah, akhirnya aku mandi dan ganti baju sekalian karena bajuku kotor dan basah waktu jatuh tadi. Setelah itu, aku memilih untuk tiduran kembali dan melupakan acara blogging. Sayang sekali aku tak bisa langsung fisioterapi, karena jadwal fisioterapi di rumah sakit libur saat hari Minggu. Dan.., baru Senin sore aku bisa fisioterapi. Doakan ya.., semoga tanganku segera pulih kembali.

Itulah cerita 'menyedihkan' sekaligus 'menggelikan'... dan suamiku pun hanya bisa geleng-geleng kepala waktu aku cerita padanya.

Sabtu, 13 Februari 2010

Pengalaman Pak Darno

Seringkali seseorang menjadi lupa diri jika berada di posisi "atas". Begitu juga yang terjadi pada Pak Darno (bukan nama sebenarnya). Dahulu dia bukanlah siapa-siapa namun semenjak dia menduduki jabatan yang bagus dan dekat dengan pemegang kekuasaan, sikapnya berubah. Kepercayaan yang diberikan Sang Penguasa padanya ternyata merubahnya dalam waktu singkat.

Pak Darno menjadi sangat haus akan pujian. Dia mulai menggunakan kepercayaan dari Sang Penguasa untuk menuntaskan segala hasratnya. Jika dulu dia dipandang sebelah mata oleh sebagian orang, maka tiba-tiba saja dia bisa mempengaruhi Sang Penguasa untuk menyingkirkan mereka. Terbalas sudah sakit hatinya karena dulu dia tak diperhitungkan oleh mereka.


Itu semua belum cukup, karena dia mulai menyusun langkah untuk mewujudkan segala impiannya yang dulu terpendam. Dengan mudahnya dia memberikan masukan-masukan kepada Sang Penguasa untuk memberikan kebijakan dan keputusan yang menguntungkannya. Semuanya itu membuatnya semakin 'merajalela' dan merasa berada di atas angin.

Sayangnya Pak Darno lupa bahwa angin bisa saja tiba-tiba berubah arah dan memporak-porandakan semua. Itulah yang juga dialami Pak Darno beberapa hari yang lalu. Gara-gara terlena dalam 'kekuasaan' dia tanpa sengaja telah menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan oleh Sang Penguasa. Akibatnya... Sang Penguasa pun murka dan memberikan hukuman yang setimpal padanya. Pak Darno harus kehilangan jabatannya dan juga kepercayaan dari Sang Penguasa.

Pak Darno kini terpuruk dalam penyesalan yang dalam. Keadaannya sekarang bahkan jauh lebih buruk daripada dulu. Jika dulu dia bukanlah siapa-siapa, kini dia adalah seorang 'pecundang'. Orang-orang yang dulu telah disingkirkannya ~ lewat tangan Sang Penguasa ~ kini tersenyum penuh kelegaan. Orang-orang yang dulu pernah dibuatnya menderita kini bisa tersenyum melihat karma telah diterima Pak Darno.

Pengalaman Pak Darno memberikan pelajaran berharga bagiku, yaitu :
  • Kesombongan akan menjerumuskan kita ke lubang yang sangat dalam. 
  • Jabatan dan kekuasaan itu sifatnya hanya sementara, maka sebaiknya digunakan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada orang lain.
  • Jaga kepercayaan sebaik mungkin, karena sekali kepercayaan itu hilang akan sulit untuk mendapatkannya kembali.

* kisah ini terinspirasi oleh kejadian yang terjadi beberapa hari yang lalu, semoga bermanfaat *

Pengalaman Pak Darno

Seringkali seseorang menjadi lupa diri jika berada di posisi "atas". Begitu juga yang terjadi pada Pak Darno (bukan nama sebenarnya). Dahulu dia bukanlah siapa-siapa namun semenjak dia menduduki jabatan yang bagus dan dekat dengan pemegang kekuasaan, sikapnya berubah. Kepercayaan yang diberikan Sang Penguasa padanya ternyata merubahnya dalam waktu singkat.

Pak Darno menjadi sangat haus akan pujian. Dia mulai menggunakan kepercayaan dari Sang Penguasa untuk menuntaskan segala hasratnya. Jika dulu dia dipandang sebelah mata oleh sebagian orang, maka tiba-tiba saja dia bisa mempengaruhi Sang Penguasa untuk menyingkirkan mereka. Terbalas sudah sakit hatinya karena dulu dia tak diperhitungkan oleh mereka.


Itu semua belum cukup, karena dia mulai menyusun langkah untuk mewujudkan segala impiannya yang dulu terpendam. Dengan mudahnya dia memberikan masukan-masukan kepada Sang Penguasa untuk memberikan kebijakan dan keputusan yang menguntungkannya. Semuanya itu membuatnya semakin 'merajalela' dan merasa berada di atas angin.

Sayangnya Pak Darno lupa bahwa angin bisa saja tiba-tiba berubah arah dan memporak-porandakan semua. Itulah yang juga dialami Pak Darno beberapa hari yang lalu. Gara-gara terlena dalam 'kekuasaan' dia tanpa sengaja telah menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan oleh Sang Penguasa. Akibatnya... Sang Penguasa pun murka dan memberikan hukuman yang setimpal padanya. Pak Darno harus kehilangan jabatannya dan juga kepercayaan dari Sang Penguasa.

Pak Darno kini terpuruk dalam penyesalan yang dalam. Keadaannya sekarang bahkan jauh lebih buruk daripada dulu. Jika dulu dia bukanlah siapa-siapa, kini dia adalah seorang 'pecundang'. Orang-orang yang dulu telah disingkirkannya ~ lewat tangan Sang Penguasa ~ kini tersenyum penuh kelegaan. Orang-orang yang dulu pernah dibuatnya menderita kini bisa tersenyum melihat karma telah diterima Pak Darno.

Pengalaman Pak Darno memberikan pelajaran berharga bagiku, yaitu :
  • Kesombongan akan menjerumuskan kita ke lubang yang sangat dalam. 
  • Jabatan dan kekuasaan itu sifatnya hanya sementara, maka sebaiknya digunakan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada orang lain.
  • Jaga kepercayaan sebaik mungkin, karena sekali kepercayaan itu hilang akan sulit untuk mendapatkannya kembali.

* kisah ini terinspirasi oleh kejadian yang terjadi beberapa hari yang lalu, semoga bermanfaat *

Jumat, 12 Februari 2010

Kesetiaan seorang istri

Persidangan kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, akhirnya menghasilkan putusan berupa hukuman 18 tahun penjara kepada Antasari Azhar. Sebuah kasus besar, yang melibatkan orang-orang besar dan telah menyita perhatian sebagian besar masyarakat Indonesia.

Aku hanyalah orang awam yang tidak paham dengan hiruk pikuk politik di negeri ini. Memang sebagian orang menganggap bahwa kasus Antasari adalah sebuah rekayasa, sebuah skenario untuk menjatuhkan Antasari. Mereka menganggap Antasari sengaja dijebak oleh oknum-oknum yang tidak menyukai sepak terjangnya. Sementara sebagian orang meyakini bahwa Antasari memang bersalah dalam kasus pembunuhan itu.

Aku sendiri sampai kini tak yakin mana yang benar. Ada banyak hal yang tak dapat kupahami dalam kasus tersebut. Semuanya masih gelap di mataku. Dan, yang ada di lubuk hatiku saat ini adalah perasaan sangat sedih karena ternyata aku tak tahu lagi bisa menaruh kepercayaan kepada siapa di negeriku ini.

Kasus itu memang diluar jangkauan pikiranku, namun ada sebuah pelajaran yang menarik perhatianku. Pelajaran itu dari seorang wanita yang (di mataku) istimewa, bernama Ida Laksmiwati. Dialah istri Antasari Azhar, yang selama ini bukan hanya setia mendampingi suaminya namun juga tetap memberikan kepercayaan dan dukungan yang sedemikian besarnya kepada sang suami.


Aku sungguh salut dengan kesetiaan dan ketegarannya. Tidak mudah untuk tetap bertahan dan memberikan dukungan pada sang suami dalam menghadapi masalah yang seberat itu. Apalagi masalah itu mendapat sorotan yang sedemikian besarnya dari masyarakat. Aku bisa membayangkan betapa besarnya tekanan yang dihadapinya dari masyarakat. Belum lagi hinaan atau cercaan yang diterimanya dan kedua anaknya akibat kasus yang membelit suaminya.

Kasus Antasari memang banyak disorot media, begitu banyak komentar-komentar pedas yang disampaikan masyarakat tentang kasus itu. Betapa sering kisah 'asmara' di hotel antara Antasari Azhar dan Rani Juliani 'diekspos' ke media. Tentu saja semua itu tak bisa dihindari oleh istri dan kedua anak Antasari. Namun..., meski berat toh mereka tetap memilih bertahan di sisi Antasari.

Sudah banyak contoh kasus istri yang memilih mundur bila suaminya menghadapi masalah berat apalagi yang 'mencoreng' nama baik keluarga. Banyak istri yang tidak tahan dijadikan bahan gunjingan tetangga dan akhirnya memilih berpisah, daripada terus menerus menjadi 'korban' dari perbuatan suaminya.

Pilihan yang diambil istri Antasari sangat berat konsekuensinya. Dengan tetap berada di samping suaminya dan memberikan kepercayaan pada suaminya, maka itu berarti dia 'mengumumkan' bahwa dia ikut berjuang bersama suaminya. Dia tetap berusaha membuktikan bahwa kepercayaannya pada suaminya adalah benar adanya.

Mungkin banyak orang menganggap istri Antasari telah mengambil pilihan yang keliru dengan tetap mempercayai dan mendukung suaminya. Tapi aku justru sangat salut pada Ibu Ida. Aku sendirit tak tahu, jika saat ini aku berada di posisinya, apakah aku akan mengambil sikap dan pilihan yang sama dengannya. Aku tak tahu apakah aku akan tetap setegar dia, jika aku dihadapkan pada masalah yang sedemikian beratnya.

Kesetiaan dan ketegaran seorang istri yang bernama Ida Laksmiwati telah memberikan banyak pelajaran bagiku.

Kesetiaan seorang istri

Persidangan kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, akhirnya menghasilkan putusan berupa hukuman 18 tahun penjara kepada Antasari Azhar. Sebuah kasus besar, yang melibatkan orang-orang besar dan telah menyita perhatian sebagian besar masyarakat Indonesia.

Aku hanyalah orang awam yang tidak paham dengan hiruk pikuk politik di negeri ini. Memang sebagian orang menganggap bahwa kasus Antasari adalah sebuah rekayasa, sebuah skenario untuk menjatuhkan Antasari. Mereka menganggap Antasari sengaja dijebak oleh oknum-oknum yang tidak menyukai sepak terjangnya. Sementara sebagian orang meyakini bahwa Antasari memang bersalah dalam kasus pembunuhan itu.

Aku sendiri sampai kini tak yakin mana yang benar. Ada banyak hal yang tak dapat kupahami dalam kasus tersebut. Semuanya masih gelap di mataku. Dan, yang ada di lubuk hatiku saat ini adalah perasaan sangat sedih karena ternyata aku tak tahu lagi bisa menaruh kepercayaan kepada siapa di negeriku ini.

Kasus itu memang diluar jangkauan pikiranku, namun ada sebuah pelajaran yang menarik perhatianku. Pelajaran itu dari seorang wanita yang (di mataku) istimewa, bernama Ida Laksmiwati. Dialah istri Antasari Azhar, yang selama ini bukan hanya setia mendampingi suaminya namun juga tetap memberikan kepercayaan dan dukungan yang sedemikian besarnya kepada sang suami.


Aku sungguh salut dengan kesetiaan dan ketegarannya. Tidak mudah untuk tetap bertahan dan memberikan dukungan pada sang suami dalam menghadapi masalah yang seberat itu. Apalagi masalah itu mendapat sorotan yang sedemikian besarnya dari masyarakat. Aku bisa membayangkan betapa besarnya tekanan yang dihadapinya dari masyarakat. Belum lagi hinaan atau cercaan yang diterimanya dan kedua anaknya akibat kasus yang membelit suaminya.

Kasus Antasari memang banyak disorot media, begitu banyak komentar-komentar pedas yang disampaikan masyarakat tentang kasus itu. Betapa sering kisah 'asmara' di hotel antara Antasari Azhar dan Rani Juliani 'diekspos' ke media. Tentu saja semua itu tak bisa dihindari oleh istri dan kedua anak Antasari. Namun..., meski berat toh mereka tetap memilih bertahan di sisi Antasari.

Sudah banyak contoh kasus istri yang memilih mundur bila suaminya menghadapi masalah berat apalagi yang 'mencoreng' nama baik keluarga. Banyak istri yang tidak tahan dijadikan bahan gunjingan tetangga dan akhirnya memilih berpisah, daripada terus menerus menjadi 'korban' dari perbuatan suaminya.

Pilihan yang diambil istri Antasari sangat berat konsekuensinya. Dengan tetap berada di samping suaminya dan memberikan kepercayaan pada suaminya, maka itu berarti dia 'mengumumkan' bahwa dia ikut berjuang bersama suaminya. Dia tetap berusaha membuktikan bahwa kepercayaannya pada suaminya adalah benar adanya.

Mungkin banyak orang menganggap istri Antasari telah mengambil pilihan yang keliru dengan tetap mempercayai dan mendukung suaminya. Tapi aku justru sangat salut pada Ibu Ida. Aku sendirit tak tahu, jika saat ini aku berada di posisinya, apakah aku akan mengambil sikap dan pilihan yang sama dengannya. Aku tak tahu apakah aku akan tetap setegar dia, jika aku dihadapkan pada masalah yang sedemikian beratnya.

Kesetiaan dan ketegaran seorang istri yang bernama Ida Laksmiwati telah memberikan banyak pelajaran bagiku.

Senin, 08 Februari 2010

I'm sorry

Aku hanya ingin berucap : I'm sorry...
Berat memang mengatakannya
Tapi aku tak punya pilihan lain

Kali ini aku hanya ingin menyampaikan : I'm sorry
Jika terpaksa aku tak datang
dan bersilaturrahim ke rumahmu



Aku hanya ingin istirahat sejenak
agar batuk-ku segera mereda
dan aku kembali ceria

Ijinkan aku menikmati masa rehatku
agar kutemukan lagi kebugaranku
dan bisa segera menyapamu

Sobat..., aku akan segera kembali
karena aku merindukan pertemuan denganmu
Jadi.... doakan aku.

I'm sorry

Aku hanya ingin berucap : I'm sorry...
Berat memang mengatakannya
Tapi aku tak punya pilihan lain

Kali ini aku hanya ingin menyampaikan : I'm sorry
Jika terpaksa aku tak datang
dan bersilaturrahim ke rumahmu



Aku hanya ingin istirahat sejenak
agar batuk-ku segera mereda
dan aku kembali ceria

Ijinkan aku menikmati masa rehatku
agar kutemukan lagi kebugaranku
dan bisa segera menyapamu

Sobat..., aku akan segera kembali
karena aku merindukan pertemuan denganmu
Jadi.... doakan aku.

Minggu, 07 Februari 2010

Tabung elpiji 3kg

Entah sudah berapa kali aku mendengar berita tentang tabung elpiji 3 kg yang meledak dan memakan korban. Yang terakhir aku dengar adalah pemilik kantin kantorku juga menjadi korban ledakan tabung elpiji 3 kg itu. Untung saja, luka yang dialaminya tidak serius. Namun begitu, rasa was-was itu tetap ada. Apalagi sekarang setiap rumah (di lingkunganku) telah mempunyai tabung itu. Takutnya kalau meledak, bukan hanya satu rumah yang menjadi korbannya... tapi beberapa rumah. Namanya tinggal di komplek perumahan, rumahnya sudah gandeng semuanya. Kalau satu terbakar... maka akan dengan mudah merembet ke tetangga-tetangganya. Iih... ngeri.

Aku heran, mengapa tabung elpiji 3 kg mudah sekali meledak. Sementara tabung elpiji yang besar kok tidak ya ? Mengapa gas bisa bocor ya ? Apakah tabungnya yang tidak memenuhi standar ? Kalau hal itu ditanyakan ke pihak Pertamina, pasti jawabannya adalah Tabung Elpiji 3 kg sudah memenuhi standard Safety SNI 19-1452-2001, sehingga tidak mudah meledak. 

Pertamina meyakinkan bahwa setiap tabung Elpiji mempunyai masa edar 5 tahun sejak diproduksi dan kemudian setelah 5 tahun akan diuji ulang secara menyeluruh. Apabila kondisi tabung masih layak edar maka tabung tersebut akan diedarkan dan diisi Elpiji hingga 5 tahun mendatang. Kalau begitu.., mengapa banyak tabung elpiji 3 kg yang meledak ?

Kalau 'kesalahan' tidak terletak pada tabungnya, maka apakah regulator-nya yang bermasalah ? Padahal, regulator itu sama dengan yang dipakai untuk tabung elpiji yang lebih besar (12 kg) kok tidak mudah meledak ?.  Ada yang menyarankan agar tabung elpiji itu diberi pengaman. Walaupun tidak mahal, tapi bagi masyrakat miskin tetap sayang juga kalau harus mengeluarkan uang sendiri untuk beli pengamannya.

Aku yang sering berurusan dengan elpiji dan kompor di dapur tentu saja sering merasa was-was. Takut ada kebocoran gas, takut tabungnya meledak. Aduh.., masak di rumah sendiri kok tak merasa nyaman dan aman ya ?

Kemarin ada kejadian yang membuatku bingung. Ceritanya aku sedang memasak nasi dengan menggunakan gas dari tabung elpiji 3 kg. Kebetulan tabung elpiji yang 12 kg sedang kosong, dan aku belum sempat membeli lagi. Saat aku ke dapur untuk mengambil sesuatu, tanpa sengaja kakiku mengenai tabung elpiji yang 3 kg itu. Aku kaget.., kok tabungnya dingin banget ? Aku periksa apakah kira-kira tabungnya tadi ketumpahan air. Tapi ternyata tidak, karena sekelilingnya kering. Aku penasaran... maka dengan kakiku, aku menyenggol beberapa bagian luar tabung itu. Lho... kok semuanya dingin ?

Setelah aku cermati lagi.., tabung itu ternyata berembun di bagian luarnya. Seperti sebuah gelas yang di dalamnya diisi dengan es, maka bagian luar gelas berembun bukan ? Nah... seperti itulah keadaan tabung gas-ku kemarin. Tabung itu berembun di bagian luarnya, seakan-akan yang di dalam tabung itu adalah es. Antara bingung dan takut.., maka aku segera mematikan kompor. Selanjutnya aku minta suamiku untuk mencabut selang regulatornya.

Aku dan suami tak tahu, mengapa tiba-tiba tabung gas itu berembun. Kami juga tak tahu apakah tindakan yang kami ambil sudah benar. Kami hanya berjaga-jaga saja, karena kami takut tabung itu akan meledak. Untuk sahabat semua.., adakah yang bisa memberiku jawaban mengapa tabung elpiji itu bisa berembun di luarnya ? Apa yang menyebabkan tabung elpiji mudah sekali meledak ?

Sebelumnya terima kasih banyak bagi yang bersedia memberiku informasi yang aku butuhkan itu.

Tabung elpiji 3kg

Entah sudah berapa kali aku mendengar berita tentang tabung elpiji 3 kg yang meledak dan memakan korban. Yang terakhir aku dengar adalah pemilik kantin kantorku juga menjadi korban ledakan tabung elpiji 3 kg itu. Untung saja, luka yang dialaminya tidak serius. Namun begitu, rasa was-was itu tetap ada. Apalagi sekarang setiap rumah (di lingkunganku) telah mempunyai tabung itu. Takutnya kalau meledak, bukan hanya satu rumah yang menjadi korbannya... tapi beberapa rumah. Namanya tinggal di komplek perumahan, rumahnya sudah gandeng semuanya. Kalau satu terbakar... maka akan dengan mudah merembet ke tetangga-tetangganya. Iih... ngeri.

Aku heran, mengapa tabung elpiji 3 kg mudah sekali meledak. Sementara tabung elpiji yang besar kok tidak ya ? Mengapa gas bisa bocor ya ? Apakah tabungnya yang tidak memenuhi standar ? Kalau hal itu ditanyakan ke pihak Pertamina, pasti jawabannya adalah Tabung Elpiji 3 kg sudah memenuhi standard Safety SNI 19-1452-2001, sehingga tidak mudah meledak. 

Pertamina meyakinkan bahwa setiap tabung Elpiji mempunyai masa edar 5 tahun sejak diproduksi dan kemudian setelah 5 tahun akan diuji ulang secara menyeluruh. Apabila kondisi tabung masih layak edar maka tabung tersebut akan diedarkan dan diisi Elpiji hingga 5 tahun mendatang. Kalau begitu.., mengapa banyak tabung elpiji 3 kg yang meledak ?

Kalau 'kesalahan' tidak terletak pada tabungnya, maka apakah regulator-nya yang bermasalah ? Padahal, regulator itu sama dengan yang dipakai untuk tabung elpiji yang lebih besar (12 kg) kok tidak mudah meledak ?.  Ada yang menyarankan agar tabung elpiji itu diberi pengaman. Walaupun tidak mahal, tapi bagi masyrakat miskin tetap sayang juga kalau harus mengeluarkan uang sendiri untuk beli pengamannya.

Aku yang sering berurusan dengan elpiji dan kompor di dapur tentu saja sering merasa was-was. Takut ada kebocoran gas, takut tabungnya meledak. Aduh.., masak di rumah sendiri kok tak merasa nyaman dan aman ya ?

Kemarin ada kejadian yang membuatku bingung. Ceritanya aku sedang memasak nasi dengan menggunakan gas dari tabung elpiji 3 kg. Kebetulan tabung elpiji yang 12 kg sedang kosong, dan aku belum sempat membeli lagi. Saat aku ke dapur untuk mengambil sesuatu, tanpa sengaja kakiku mengenai tabung elpiji yang 3 kg itu. Aku kaget.., kok tabungnya dingin banget ? Aku periksa apakah kira-kira tabungnya tadi ketumpahan air. Tapi ternyata tidak, karena sekelilingnya kering. Aku penasaran... maka dengan kakiku, aku menyenggol beberapa bagian luar tabung itu. Lho... kok semuanya dingin ?

Setelah aku cermati lagi.., tabung itu ternyata berembun di bagian luarnya. Seperti sebuah gelas yang di dalamnya diisi dengan es, maka bagian luar gelas berembun bukan ? Nah... seperti itulah keadaan tabung gas-ku kemarin. Tabung itu berembun di bagian luarnya, seakan-akan yang di dalam tabung itu adalah es. Antara bingung dan takut.., maka aku segera mematikan kompor. Selanjutnya aku minta suamiku untuk mencabut selang regulatornya.

Aku dan suami tak tahu, mengapa tiba-tiba tabung gas itu berembun. Kami juga tak tahu apakah tindakan yang kami ambil sudah benar. Kami hanya berjaga-jaga saja, karena kami takut tabung itu akan meledak. Untuk sahabat semua.., adakah yang bisa memberiku jawaban mengapa tabung elpiji itu bisa berembun di luarnya ? Apa yang menyebabkan tabung elpiji mudah sekali meledak ?

Sebelumnya terima kasih banyak bagi yang bersedia memberiku informasi yang aku butuhkan itu.

Jumat, 05 Februari 2010

Bertetangga dengan stasiun radio

Sudah selama 8 tahun aku tinggal di komplek perumahan, setelah sebelumnya aku dan suami masih numpang di rumah ortu. Komplek perumahan-ku ini berdekatan dengan sebuah radio swasta yang cukup terkenal di kotaku. Kebetulan, yang paling dekat dengan stasiun radio itu adalah blok tempatku tinggal. Bahkan.., tower (pemancar) dari stasiun radio itu tak jauh dari rumahku (hanya berjarak kurang lebih 8 meter).


Pada awal-awal bertetangga dengan stasiun radio itu, ada rasa was-was dalam hatiku, terutama jika ada petir dan angin besar. Maklum saja..., tower dari stasiun radio itu tinggi sekali (kurang lebih 70 meter !). Jadi selalu ada rasa khawatir jika sewaktu-waktu tower itu ambruk terkena petir atau angin. Namun lama-lama aku mulai bisa 'cuek'... soalnya capek juga kalau terus menerus merasa khawatir dan was-was.




Aku tak tahu bagaimana proses pembangunan tower itu sebelumnya. Seingatku dulu sewaktu aku membeli kapling rumah di situ, tower dan stasiun radio itu belum berdiri. Tapi sewaktu aku mulai menempati rumah di sana... stasiun radio dan tower itu sudah berdiri dengan gagahnya. Para tetanggaku juga tidak bilang bahwa sebelumnya ada permintaan ijin dari stasiun radio itu untuk membangun tower di dekat perumahan kami.


Ternyata, "bertetangga" dengan sebuah stasiun radio itu sangat tidak enak. Beberapa kali kejadian televisi / radio di rumahku terganggu (muncul suara dari siaran di radio itu) karena ada "kebocoran" dari radio itu. Tentu saja hal itu mengganggu keasyikan kami dalam menyaksikan siaran televisi atau mendengarkan radio.


Selain itu masih ada jenis "gangguan" lainnya, yaitu keramaian. Sudah biasa terjadi, bahwa di sebuah stasiun radio pasti akan sering menyelenggarakan "keramaian" seperti membuat panggung hiburan dan sebagainya. Dan karena rumah kami sangat dekat dengan stasiun radio itu, maka keramaian itu sangat mengganggu.


Hal itu terjadi lagi, kemarin malam. Entah sedang menggelar acara apa, yang jelas stasiun radio itu membuat panggung terbuka mulai jam 8 kemarin malam. Terpaksa..., aku harus mendengarkan aneka lagu yang ditampilkan di acara itu. Dan... seperti pengalaman-pengalaman terdahulu, kemeriahan itu baru akan berakhir pada pukul 24.00 WIB.


Keramaian yang terjadi kemarin malam sempat membuatku dan Shasa sulit untuk tidur. Kejadian seperti ini sudah sering kali terjadi. Aku heran, apakah memang stasiun radio bebas menggelar keramaian seperti itu tanpa perlu minta ijin juga pada lingkungannya ya..? Apakah mereka tak menyadari bahwa warga kompleks kami sangat terganggu dengan keramaian itu ?


Dulu pernah ada kabar bahwa tower stasiun radio itu akan "dipotong" supaya tidak terlalu tinggi. Namun sampai sekarang ternyata tidak direalisasikan. Dulu pernah perwakilan RT di kompleks perumahanku melakukan dialog dengan stasiun radio itu... tapi ternyata sampai sekarang tetap saja tak ada perubahan apa-apa.


Entahlah..., aku tak tahu harus berbuat bagaimana lagi. Namun di atas semua masalah di atas, setidaknya aku masih bersyukur bahwa aku sudah memiliki rumah sendiri. Meskipun rumah itu sederhana, tidak besar dan 'bertetangga' dengan sebuah tower radio... aku masih lebih 'beruntung' dibandingkan dengan orang lain yang hingga kini belum memiliki tempat untuk berteduh.

Bertetangga dengan stasiun radio

Sudah selama 8 tahun aku tinggal di komplek perumahan, setelah sebelumnya aku dan suami masih numpang di rumah ortu. Komplek perumahan-ku ini berdekatan dengan sebuah radio swasta yang cukup terkenal di kotaku. Kebetulan, yang paling dekat dengan stasiun radio itu adalah blok tempatku tinggal. Bahkan.., tower (pemancar) dari stasiun radio itu tak jauh dari rumahku (hanya berjarak kurang lebih 8 meter).


Pada awal-awal bertetangga dengan stasiun radio itu, ada rasa was-was dalam hatiku, terutama jika ada petir dan angin besar. Maklum saja..., tower dari stasiun radio itu tinggi sekali (kurang lebih 70 meter !). Jadi selalu ada rasa khawatir jika sewaktu-waktu tower itu ambruk terkena petir atau angin. Namun lama-lama aku mulai bisa 'cuek'... soalnya capek juga kalau terus menerus merasa khawatir dan was-was.




Aku tak tahu bagaimana proses pembangunan tower itu sebelumnya. Seingatku dulu sewaktu aku membeli kapling rumah di situ, tower dan stasiun radio itu belum berdiri. Tapi sewaktu aku mulai menempati rumah di sana... stasiun radio dan tower itu sudah berdiri dengan gagahnya. Para tetanggaku juga tidak bilang bahwa sebelumnya ada permintaan ijin dari stasiun radio itu untuk membangun tower di dekat perumahan kami.


Ternyata, "bertetangga" dengan sebuah stasiun radio itu sangat tidak enak. Beberapa kali kejadian televisi / radio di rumahku terganggu (muncul suara dari siaran di radio itu) karena ada "kebocoran" dari radio itu. Tentu saja hal itu mengganggu keasyikan kami dalam menyaksikan siaran televisi atau mendengarkan radio.


Selain itu masih ada jenis "gangguan" lainnya, yaitu keramaian. Sudah biasa terjadi, bahwa di sebuah stasiun radio pasti akan sering menyelenggarakan "keramaian" seperti membuat panggung hiburan dan sebagainya. Dan karena rumah kami sangat dekat dengan stasiun radio itu, maka keramaian itu sangat mengganggu.


Hal itu terjadi lagi, kemarin malam. Entah sedang menggelar acara apa, yang jelas stasiun radio itu membuat panggung terbuka mulai jam 8 kemarin malam. Terpaksa..., aku harus mendengarkan aneka lagu yang ditampilkan di acara itu. Dan... seperti pengalaman-pengalaman terdahulu, kemeriahan itu baru akan berakhir pada pukul 24.00 WIB.


Keramaian yang terjadi kemarin malam sempat membuatku dan Shasa sulit untuk tidur. Kejadian seperti ini sudah sering kali terjadi. Aku heran, apakah memang stasiun radio bebas menggelar keramaian seperti itu tanpa perlu minta ijin juga pada lingkungannya ya..? Apakah mereka tak menyadari bahwa warga kompleks kami sangat terganggu dengan keramaian itu ?


Dulu pernah ada kabar bahwa tower stasiun radio itu akan "dipotong" supaya tidak terlalu tinggi. Namun sampai sekarang ternyata tidak direalisasikan. Dulu pernah perwakilan RT di kompleks perumahanku melakukan dialog dengan stasiun radio itu... tapi ternyata sampai sekarang tetap saja tak ada perubahan apa-apa.


Entahlah..., aku tak tahu harus berbuat bagaimana lagi. Namun di atas semua masalah di atas, setidaknya aku masih bersyukur bahwa aku sudah memiliki rumah sendiri. Meskipun rumah itu sederhana, tidak besar dan 'bertetangga' dengan sebuah tower radio... aku masih lebih 'beruntung' dibandingkan dengan orang lain yang hingga kini belum memiliki tempat untuk berteduh.

Kamis, 04 Februari 2010

Update...

Sebenarnya, aku kemarin sudah ingin sekali update blog. Namun keinginan itu terpaksa aku tunda, karena aku sibuk 'membenahi' Blog "The Others..."-ku yang tiba-tiba error. Meskipun sudah 2 hari aku otak-atik blog itu.., tapi penyakitnya belum ketemu juga sampai kemarin malam. Sampai-sampai waktuku untuk blogging pun tersita.

Setelah tadi siang ~di kantor~ aku berhasil mengganti template blog "The Others.."-ku... tapi aku belum bisa langsung update blog ini maupun blogwalking. Aku malah sibuk 'membenahi' blog baruku dan memasang kembali beberapa widget yang sempat hilang. Ternyata mengganti template blog bukan perkara sederhana bagiku... (^_^)

Meskipun akhirnya The Others.. telah 'lengkap' kembali.. ternyata aku tak bisa langsung update blog ini. Masalahnya, Shasa pun ingin ganti template. Akhirnya, sore tadi... aku dan Shasa disibukkan dengan acara memilih template...! Dari sekian banyak template yang sempat membuat Shasa jatuh hati, akhirnya pilihan jatuh pada template yang bergambar boneka kelinci yang lucu.

Membenahi blog Shasa ternyata malah lebih rumit, karena sidebar-nya ternyata lebih sempit dibanding blog yang lama. Sehingga, aku harus menyesuaikan ukuran widget dengan lebar sidebar-nya. Dan... sekali lagi, urusan update blog jadi terpinggirkan. Leganya setelah aku berhasil otak-atik blog Shasa.

Setelah dua kali berhasil ganti template dengan segala pernak-perniknya, tak bisa dipungkiri, bahwa ada rasa puas dalam hatiku. Puas karena aku akhirnya bisa juga mengotak-atik blog..., meskipun dengan terbata-bata. Puas karena apa yang semula kuanggap rumit itu bisa juga aku lakukan.

Meskipun urusan ganti template beres..., aku belum bisa menjalankan niat untuk update blog ini. Aku memilih untuk blogwalking terlebih dulu. Aku merasa tak enak hati, karena sudah 2 hari aku tak bisa blogwalking dan malah sibuk membongkar blogku. Setelah urusan blogwalking aku anggap cukup..., akhirnya aku bisa juga update blog ini.

Aku tahu.., tak ada yang 'baru' dalam update-ku kali ini. Kali ini update-ku hanya berisi cerita tentang kepuasanku karena telah berhasil mengganti template... 2 sekaligus. Sempat juga terbersit dalam pikiran untuk mengganti template blog ini sekalian. Tapi... sepertinya aku belum akan merealisasikannya dalam waktu dekat.

Alasannya.., aku sangat suka dengan template blog ini, meski kata beberapa sahabat sangat berat loadingnya. Yang kedua, aku takut kehilangan widget dan link sahabat yang telah ada dalam blog ini. Memasang link kembali satu persatu, ternyata memakan waktu juga.

Rasanya sudah tak ada lagi yang perlu aku ceritakan malam ini... dan hanya seperti inilah update blogku kali ini. Maafkan aku.., jika tulisan ini benar-benar tak penting ya...?